Kamis, 16 Juli 2020

LEMBAR KERJA SISWA PEKAN II TEKS LAPORAN OBSERVASI KD. 4.1 DAN 4.2

 

 

LEMBAR KERJA SISWA

II

 

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

 

 

GURU MATA PELAJARAN

NANANG ARIFIN, S.Pd.

 

 

 

 

KOMPETENSI DASAR

3.1 Mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis.

3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaandari minimal dua teks laporan hasil observasi.

4.1 Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis.

4.2 Mengkonstruksikan teks laporan dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulis.

MATERI PEMBAHASAN

C. Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

a. Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina

Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).

a.    Verba (Kata Kerja)

Kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan (biasanya menjadi predikat dalam kalimat)

 

Cirri-ciri:

Dapat berkombinasi dengan kata (belum, sedang, akan, hendak dan telah)

 

Contoh:


Belum                                                          Belum Pergi


PERGI

                           Sedang                                                         Sedang Pergi
                           Akan                                                            Akan Pergi

Hendak                                                        Hendak Pergi

Telah                                                            Telah Pergi

 

Jenis Verba:

1.      Material

Kata kerja berimbuhan yang mengacu perbuatan fisik

Contoh: melihat, menulis, menangkap, membajak,dll

 

2.      Tingkah Laku

Suatu tindakan yang dilakukan dengan ungkapan

Contoh: memahami, yakin, ingin, dll.

 

3.      Kejadian

Mengungkapkan suatu peristiwa yang menimpa Subjek dimana verba tersebut menjadi predikat dalam klausa.

 

b.   Nomina (Kata Benda)

Menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang dibendakan, bisa berupa kata dasar (rumah, mobil,dll.) bisa berupa kata turunan (kata berimbukan, kata ulang, kata majemuk. dll.).

 

Ciri-ciri dapat berkombinasi dengan kata Bukan.


Contoh:

                                 Guru                             Bukan Guru

Bukan                       Perintah                       Bukan Perintah

                                               Diskusi                        Bukan Diskusi

2. Afiksasi
Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan. Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan
pemajemukan ketika digunakan.

Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berubah jenis. Misalnya, kata berjenis verba dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. Contoh, kata “minum” (verba) mendapat imbuhan “– an” menjadi “minuman” (nomina).

Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an.

 

Contoh Afiksasi :

No

kata

jenis

imbuhan

Kata dasar

 

 

 

 

 

 

No

kata

jenis

imbuhan

Kata dasar

 

1

 

disebut

 

verba

 

di-

 

sebut

1

pertunjukan

nomina

pe(R)-an

tunjuk

verba

2

 

menakutkan

 

verba

 

me(N)-kan

 

takut

2

menguasai

verba

meN-i

kuasa

verba

3

 

kemampuan

 

nomina

 

ke-an

 

mampu

3

berbeda

verba

ber-

beda

verba

4

 

getaran

 

nomina

 

-an

 

getar

4

bereproduksi

verba

ber-

reproduksi

verba

5

 

menyusui

 

verba

 

me(N)-i

 

susu

5

dikenal

verba

di-i

kenal

verba

5

 

berasal

 

verba

 

be(R)-

 

asal

6

membantu

verba

me-an

bantu

verba

7

 

mengisap

 

verba

 

me(N)-

 

isap

7

menjauhkan

verba

meN-k

jauh

adjektiva

8

 

menggigit

 

verba

 

me(N)-

 

gigit

8

menunjukkan

verba

meN-kan

tunjuk

verba

9

 

gigitan

 

nomina

 

-an

 

gigit

9

mengobati

verba

meN-i

obat

nomina

10

 

penelitian

 

nomina

 

pe(N)-an

 

teliti

10

disaring

verba

di-

saring

verba



3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

kalimat definisi, yaitu kalimat yang menggunakan verba definitif dan kalimat deskripsi, yaitu kalimat yang menggunakan verba sebagai deskriptif. 

 

Contoh kalimat definisi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi berjudul Wayang adalah sebagai berikut.

a.            Wayang adalah  seni pertunjukan  yang telah ditetapkan  sebagai warisan budaya asli Indonesia.

b. Wayang  golek adalah  wayang yang  menggunakan  boneka  kayu  sebagai pemeran tokoh.

c.            Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang.

d. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket).

 

Kalimat deskripsi yang terdapat dalam teks tersebut adalah sebagai berikut.

a. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah  pulasan  wayang pendalangan,  diberi  tangkai  dari  bahan  tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.

b. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya.

c.            Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng.

d. Selain wayang golek Sunda yang terbuat dari kayu ada juga wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek.

 

4. Kalimat Simpleks dan Kompleks

Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat yang memiliki subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya memiliki satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.

 

Berikut adalah contoh kalimat simpleks dengan bermacam pola:

a. Ada beragam jenis topeng di museum ini.

P                S                              K

b. Kelelawar merupa kan hewan unik.

 S               P                Pel

c. Wayang tersebut berbentu k pipih seperti wayang ku lit.

S                           P           O                       K        

 

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau majemuk setara dan kalimat kompleks atau majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara memiliki dua atau klausa ganda yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat majemuk  bertingkat  memiliki klausa ganda  yang tidak sama atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi utama dalam  dalam  kalimat majemuk  setara membentuk  induk  kalimat atau  klausa atasan. Fungsi-fungsi yang membentuk tingkat, yaitu yang mengikuti konjungsi subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat. Kalimat majemuk setara biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif (setara), sedangkan kalimat majemuk  bertingkat  biasanya ditandai  dengan  penggunaan  konjungsi subordinatif (bertingkat).

Cermatilah contoh kalimat kompleks di bawah ini!

Kalimat kompleks setara

 

a. Da lam budaya modern, wayang berf ungsi menghibur dan

                    K                                       S                P                 Pel          Konjungsi Koordinatif

mendidik.

Pel

 

b.  Kelelawar a ktif pada malam hari, tetapi   tidur pada siang hari.

              S                P                     K                   Konjungsi     P                   K

                                                                              Koordinatif

 

      Kalimat kompleks bertingkat

 

a.   Keberadaan Dtopeng tida k dapat dipisa hkan

Klausa Atasan

                                    S                                       P


 

dengan Museum Angkut


K

 

karena / kedua tempat ini / berada / di satu tempat yang sama.

                                                                            K                                                    Klausa Bawahan

Konjungsi

Subordinatif                      S                        P                   K

 


b.   Selanjutnya, jenis wayang yang lain ada la h


                                                    Konjungsi                               S                             P

    Antar Kalimat


wayang golek / yang / mempertunju k kan / boneka kay u.


O

 

wayang golek  / yang  / mempertunjukkan / boneka kayu.

                                                        Inti O             Konjungsi                        P                             O

    Perluasan

 

 

 

D.  Mengonstruksikan Teks Laporan Hasil Observasi

1. Melengkapi Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas

Perhatikanlah contoh rangkaian gagasan pokok berikut.

1. Merpati sering disamakan dengan dara karena termasuk dalam ordo yang sama.

2. Merpati dan dara adalah burung yang berbadan gempal dengan leher pendek, paruh ramping pendek, dan cere berair.

3. Merpati dan dara memiliki spesies yang bermacam.

4. Berbagai spesies merpati dan dara dimanfaatkan sebagai burung hias.

 

Contoh pengerjaan  rangkaian gagasan pokok

 

No.

 

Gagasan Pokok

 

Gagasan Penjelas

1.

Merpati dan dara adalah burung  yang berbadan gempal dengan leher pendek, paruh ramping pendek, dan cere berair.

Merpati dan dara pada umumnya membentuk sarangnya dari               ranting-ranting     yang       di tempatkan di pepohonan.

Merpati dan dara mengerami satu atau dua telurnya dan selalu menjaga anak-anaknya dengan  ketat  sebelum mereka  dapat  mencari makan sendiri.

Anak dari merpati dan dara akan meninggalkan sarangnya jika telah berusia 7-28 hari

Merpati dan dara adalah burung pemakan biji-bijian.

2.

Merpati dan dara memiliki spesies yang bermacam.

Dalam praktik   ornitologi, terdapat suatu kecenderungan “dara”  digunakan untuk spesies yang lebih kecil dan “merpati” untuk yang lebih besar.

Burung merpati  digolongkan menjadi  dua jenis yakni merpati lokal dan merpati impor.

Merpati lokal adalah merpati yang sering disebut dengan “merpati balap”, sedangkan merpati import sering disebut dengan “merpati hias.

Merpati   balap  hanya   akan   kita   temukan   di Indonesia saja.

3.

Berbagai spesies merpati dan dara dimanfaatkan sebagai burung hias.

Beberapa jenis burung  merpati  memiliki bentuk tubuh  yang unik  serta warna tubuh  yang indah sehingga seringkali digunakan sebagai burung hias.

Warna  yang  cantik  dan  bentuk  tubuh  yang unik menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi burung merpati dan dara ini.

Jenis dari  burung  merpati  hias  ini  meliputi homer, tumbler, cumulet dan flight.

Merpati hias ini memiliki banyak sekali peminat dan memiliki harga yang lumayan mahal.

 

 

 

 

 

 

 

Sumber Materi:

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

 

 

 

 

 

 

Latihan LKS Pekan 2

1.      Buatlah Kalimat

a.       Membuat 1 kalimat kalimat definisi dan kalimat deskripsi.

b.      Membuat 1 kalimat  Simpleks dan Kompleks.

 

2.      Membuat Teks Laporan Observasi disesuaikan dengan lingkungan sekitar dengan melihat contoh pada teks wayang dan merpati.

 

Kerjakan dikertas folio bergaris atau di word atau dikertas biasa


Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda