Minggu, 25 Maret 2018

Pengertian kisi-kisi, manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi dan teknik penyusunan kisi-kisi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada prinsipnya pelaksanaan suatu tes diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Perencanaan yang teliti serta terkonsep akan memberikan jaminan bahwa guru akan dapat mengukur penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representativ.
Kisi-kisi merupakan rencana dalam penyusunan tes. Dengan adanya kisi-kisi akan mempermudah dalam menyiapkan tes sesuai dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses pembelajaran. Tabel kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk item yang digunakan dan juga dikaitkan dengan jenjang kemampuan yang ingin diukur.

1.2  Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya, yaitu:
1.  Apa pengertian kisi-kisi?
2.  Apa fungsi kisi-kisi?
3.  Apa saja Syarat-syarat kisi-kisi?
4.  Apa manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi?
5.  Apa Jenis Prilaku yang dapat diukur ?
6.  Apa Penentu Perilaku yang akan diukur ?
7.  Bagaimana teknik penyusunan kisi-kisi?

1.3  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selanjutnya untuk memaparkan pengertian kisi-kisi, manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi dan teknik penyusunan kisi-kisi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau    yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat informasi yang dijadikan pedoman untuk  menulis soal atau merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.

2.2  Fungsi Kisi-Kisi
Ada pun fungsi dari kisi-kisi antara lain:
1.  Panduan/pedoman dalam penulisan soal  yang hendak disusun
Pedoman penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak memberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.

2.  Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevalusi peserta didik akan memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan pencapaian evalusi terhadap pembelajaran tertenu. Dalam pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.

3.  Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan.
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.

2.3  Syarat Kisi-Kisi
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.   Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan  secara tepat dan proporsional.
2.   Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3.   Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

2.4  Manfaat Kisi-Kisi
Manfaat kisi-kisi yaitu sebagai pedoman dalam penulisan soal atau dalam merakit soal menjadi suatu tes. Manfaat lain dari kisi-kisi ialah untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok bahasan secara proporsional. Agar item-item atau butir-butir tes mencakup keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok bahasan) secara proporsional, maka sebelum menulis butir-butir tes terlebih dahulu kita harus membuat kisi-kisi sebagai pedoman. Sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasab serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur.

2.5  Jenis Perilaku Yang Dapat Diukur
Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J. Mazano dkk, Robert M. Gagne, David Krathwohl, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay, Linn dan Gronlund.

1.  Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti: membedakan, mengubah, memberi contoh, memperkirakan, mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya seperti: menggunakan, menerapkan; (4) Analisis di antaranya seperti: membandingkan, mengklasifikasikan, mengkategorikan, menganalisis; (5) Sintesis antaranya seperti: menghubungkan, mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun; (6) Evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan, menilai, memutuskan.

2. Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2) analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.

3.  Jenis perilaku yang dikembangkan R. J. Mazano dkk. adalah: (1) keterampilan memusat (focusing skills), seperti: mendefinisikan, merumuskan tujuan, (2) keterampilan mengumpulkan informasi, seperti: mengamati, merumuskan pertanyaan, (3) keterampilan mengingat, seperti: merekam, mengingat, (4) keterampilan mengorganisasi, seperti: membandingkan, mengelompokkan, menata/mengurutkan, menyajikan; (5) keterampilan menganalisis, seperti mengenali: sifat dari komponen, hubungan dan pola, ide pokok, kesalahan; (6) keterampilan menghasilkan keterampilan baru, seperti: menyimpulkan, memprediksi, mengupas atau mengurai; (7) keterampilan memadu (integreting skills), seperti: meringkas, menyusun kembali; (8) keterampilan menilai, seperti: menetapkan kriteria, membenarkan pembuktian.

4.  Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne adalah: (1) kemampuan intelektual: diskriminasi, identifikasi/konsep yang nyata, klasifikasi, demonstrasi, generalisasi/menghasilkan sesuatu; (2) strategi kognitif: menghasilkan suatu pemecahan; (3) informasi verbal: menyatakan sesuatu secara oral; (4) keterampilan motorist melaksanakan/menjalankan sesuatu; (5) sikap: kemampuan untuk memilih sesuatu. Domain afektif yang dikembangkan David Krathwohl adalah: (1) menerima, (2) menjawab, (3) menilai.

5.  Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terpimpin, (4) mekanisme; (5) respon yang kompleks, (6) organisasi, (7) karakterisasi dari nilai.


2.6  Penentuan Perilaku yang Akan Diukur
Setelah kegiatan penentuan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan, maka kegiatan berikutnya adalah menentukan secara tepat perilaku yang akan diukur. Perilaku yang akan diukur, pada Kurikulum 2013 tergantung pada tuntutan kompetensi, baik Kompetensi inti maupun Kompetensi dasar. Setiap kompetensi di dalam kurikulum memiliki tingkat keluasan dan kedalaman kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi kemampuan/perilaku yang diukur sesuai dengan target kompetensi, maka semakin sulit soal dan semakin sulit pula menyusunnya. Dalam Standar Isi, perilaku yang akan diukur dapat dilihat pada "perilaku yang terdapat pada rumusan kompetensi dasar atau pada standar kompetensi". Bila ingin mengukur perilaku yang lebih tinggi, guru dapat mendaftar terlebih dahulu semua perilaku yang dapat diukur, mulai dari perilaku yang sangat sederhana/mudah sampai dengan perilaku yang paling sulit/tinggi, berdasarkan rumusan kompetensinya (baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar). Dari susunan perilaku itu, dipilih satu perilaku yang tepat diujikan kepada peserta didik, yaitu perilaku yang sesuai dengan kemampuan peserta didik di kelas.

2.7  Penulisan Kisi-kisi Soal
Penulisan kisi-kis soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-soal evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru dalam menyusun soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan tujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi penulisan soal. Guru hanya mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal yang dimaksudkan. Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya. Ini merupakan identitas sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan pendidikan ini  misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester
Kelas/semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan menyantumkan kelas atau semsester ini, maka kita semakin tahu batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalnya Kurikulum 2013.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan seseorang dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti menunjukan kondisi standar yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak didik dapat mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk mengevaluasi tingkat pencapaiannya.


11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang  diberkan untuk proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator soal
Indikator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran yang diterapkan disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus menentukan bentuk tes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dalam hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan. guru dapat menulis secara acak. Misalnya,  Kompetensi Inti A dan kompetensi Dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensir dasar pertama harus diurutkan di nomor satu.

2.8  Penentuan dan Penyebaran Soal
Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal, perlu ditentukan jumlah soal setiap kompetensi Dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh penilaian akhir semester berikut ini:





Contoh penyebaran butir soal untuk penilaian akhir semester ganjil
No
Kompetensi Dasar
Materi
Jumlah Soal Tes Tertulis
Jumlah Soal Praktik
PG
Uraian
1
1.1.............................
.......................
6
-
-
2
1.2.............................
.......................
3
1
-
3
1.3.............................
.......................
4
-
1
4
2.1.............................
.......................
5
1
-
5
2.2.............................
.......................
8
1
-
6
3.1.............................
.......................
6
-
1
7
3.2.............................
.......................
-
2
-
8
3.3.............................
.......................
8
-
-
Jumlah Soal
40
5
2


2.9. Format Penulisan Kisi-kisi Soal

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Sekolah                       :                                                                                              
Jumlah Soal                 :                                              
Mata Pelajaran            :                                                                                              
Bentuk Soal/tes           :                                              
Kurikulum                   :                                                                                              
Penyusun                     : 1.                   Dst
Alokasi Waktu            :                                                                                                



No
(1)
Kompetensi Inti
(2)
Kompetensi Dasar
(3)
Kelas/ Smt
(4)
Materi Pokok
(5)
Indikator Soal
(6)
Nomor Soal
(7)









Keterangan:
Pada Kolom nomor 2,3,5,6 diisi sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam silabus atau kurikulum. penulisan kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada kolom 7.
















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahsan diatas, antara lain:
1.      Setiap pelajaran memerlukan tes untuk mengukur segimana jauh kemampuan siswa.
2.      Dalam tes yang akan diberikan seorang guru kepada siswa memerlukan standar kelulusan dan pencapaian atau indikator yang harus dimiliki siswa agar proses belajar mengajar sesuai apa yang diinginkan
3.      Dalam penyususnan tes atau evalusi pembelajaran diperlukan kisi-kisi sebagai targetan yang hendak dicapak dalam proses pembalajaran

3.1  Saran
Saran dari penyusun makalan ini agar kiranya suatu kisi-kisi penyusunan soal mengacu bukan hanya pada silabus dan kurikulum yang berlaku akan tetapi melihat juga aspek lingkungan sekitar dan perilaku siswa (situasi dan kondisi keadaan sekitar)


DAFTAR PUSTAKA

Djaali Prof, Dr, Mulyono Puji, Dr, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2008,
Penyusunan Kisi-Kisi” dalam http://victoryforpbi-a.blogspot.com/2012/04/kelompok-4-penyusunan-kisi-kisi.html , diakses pada tanggal 2 Mei 2016 pukul 13:34 WIB

10 komentar:

ULIL AZMI BAGINDO mengatakan...

Terimakasih, memperkaya pengetahuan tenaga pendidik

Tafsir Ibnu Katsir qs al Baqoroh 27 mengatakan...

syukron atas informasinya semoga dapat membuka wacana dan kompetensi guru

Unknown mengatakan...

syukron
mohon izin saya mengambil pendapat dari makalah ini untuk tugas kuliah

NANANG ARIFIN mengatakan...

iya sama sama bapak

magnesiumbenzoate mengatakan...

Thanks for sharing :)

NANANG ARIFIN mengatakan...

thanks

Unknown mengatakan...

Ribet ya...apakah dari dulu memang seperti ini,terus adakah pengaruhnya terhadap kemajuan prestasi pendidikan siswa jaman sekarang.Apakah semua pendidik merasakan manfaatnya atau malah tambah bingung . Boleh saran atau komen balik bagaimana menurut saudara sekalian...

Unknown mengatakan...

Trumaksih

Adderd mengatakan...

artikel yang bagus gan, sangat bermanfaat...

Absensi Online
Solusi Sales

Maca Kahirupan mengatakan...

Terimakasih artikelnya, menjadi referensi bagi saya dalam membuat artikel juga

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda