Tampilkan postingan dengan label LAIN LAIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LAIN LAIN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 31 Juli 2020

Sejarah Berdirinya Desa Payung Rejo

Sejarah Berdirinya Desa Payung Rejo

Pada tahun 1959 rombongan dari Banyuwangi Jawa Timur datang ke desa Negeri Kepayungan yang kelurahannya Susukan dengan di ketuai oleh mbah Kasmiran untuk memperbaiki kehidupan mereka. Dan pada waktu itu lurahnya yaitu Penimbang Asal meski beliau suku asli beliau sangat bijaksana. Dan mengijinkan rombongan mbah Kasmiran tersebut mendirikan bangunan dan mengelola lahan di Negeri Kepayungan. Lalu pada tahun 1961 terjadi masa sulit (hambatan) yaitu paceklik panjang yang mengakibatkan banyak orang kelaparan. Tahun 1963 terjadi bencana penyakit yang tidak selayaknya yaitu kegebluk (pagi sakit sore mati) yang mengakibatkan banyak orang panik dan ketakutan. Tahun 1964 terjadi wabah tikus yang luar biasa sehingga mengakibatkan tanaman dan manusia yang jadi korbannya. Di tambah lagi bencana angin puting beliung yang banyak merusak rumah warga dan tanaman warga pada waktu itu. Tahun 1965 saat mbah kasmiran di angkat menjadi kepala desa Payung Rejo (walaupun hanya sebagai wakil dari Negeri Ratu belum resmi berdiri sendiri) waktu itu membuat pasar untuk keperluan perdagangan karena Payung Rejo mempunyai letak yang paling aman dan strategis untuk didirikannya pasar. Belum genap satu tahun kepemimpinan mbah Kasmiran beliau di jemput sang kuasa karena sudah cukup tua. Dan di angkatlah bapak Sukri pubian oleh ayahnya untuk menjadi kepala desa di desa Payung Rejo karena ayahnya adalah seorang camat dan mutlak menjadikan Payung Rejo menjadi desa yang mutlak bukan wakil dan di beri wewenang mengelola sendiri tidak ada ikut campur Negeri Kepayungan. Lalu tahun 1965 meletusnya G30SPKI. Tahun 1967 mengalami paceklik panjang kembali (bersamaan meletusnya gunung Agung di Jawa). Kemudian tahun 1971 terjadi paceklik lagi untuk yang kesekian kalinya sejak berdiri desa Payung Rejo. Lalu tahun 1999 terjadi kerusuhan di pasar sehingga memicu perang suku antara suku asli dan jawa yang mengakibatkan banyak anak dan keluarga suku asli mati dan kelaparan karena tidak adanya pasokan bahan makanan dari manapun untuk suku asli dan untuk orang jawa hanya sedikit yang meninggal karena terkena senjata saat perang, sehingga waktu itu suku asli mundur dan mengajak berdamai karena mereka sudah kalah. Dan dengan mutlak terjadilah pembangunan secara besar besaran sampai sekarang sehingga ramai.  

Narasumber : Bapak Karbun (Tokoh Masyarakat)

Postingan Lama Beranda