Kamis, 13 Juni 2019

Pengertian Tema, Amanat, Penokohan, Latar (setting), Alur, dan Sudut pandang Menurut Para Ahli dalam Buku.


Pengertian Tema, Amanat, Penokohan, Latar (setting), Alur, dan Sudut pandang Menurut Para Ahli dalam Buku.

Tema
Hartoko dan Rahmanto (1986:142) mendefinisikan tema sebagai gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
Menurut Stanton (2007:36) tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.
Menurut Sudjiman (1988:51) merupakan sebuah gagasan yang mendasari karya sastra. Tema kadang-kadang didukung oleh pelukisan latar, dalam karya yang lain tersirat dalam lakukan j tokoh, atau dalam penokohan. Tema bahkan menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa dalam satu alur.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin (1987:91), tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.
Menurut Tarigan (1993:125)
Tema adalah pandangan dunia tertentu atau perasaan tertentu tentang kehidupan atau satu set tertentu dari nilai-nilai yang membentuk atau membangun / gagasan utama utama dari karya sastra.
6. Menurut Rusyana (1988:67)
Tema adalah dasar atau makna dari sebuah cerita, tema adalah cara hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk dasar dari gagasan utama atau membangun sebuah karya sastra, dan semua fiksi harus memiliki tema dasar atau yang menargetkan tujuan.
Amanat
Amanat menurut Siswandarti (2009: 44) adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat maupun tersirat. 
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).
Penokohan
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44). 
oleh Jones (1968: 33), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
Nurgiyantoro (2007:165) mengemukakan penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, yakni menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.

Latar (setting)
Latar memberikan pijakan cerita secara nyata dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca dan menciptakan suasana tertentu sehingga seolah-olah peristiwa yang diceritakan benar-benar terjadi (Nurgiantoro, 2007:217).
Latar atau setting adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinertaksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35).
Menurut Abrams (1981:157), setting sebuah cerita adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa secara umum yang berhubungan dengan peristiwa yang diceritakan.
 Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya suatu peristiwa.

Alur
1. Suminto (1997 : 18) mengemukakan bahwa plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian kepada pembaca atau tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan secara tertentu.
2.Seumardjo dan Saini (1988 : 48) menjelaskan contoh popular untuk menerangkan arti plot ialah raja mati disebut jalan cerita, tetapi raja mati karena sakit hati adalah plot. 
3. Abrams (dalam Nurgiayantoro: 113)  menyetujui adanya perbedaan antara jalan cerita dengan plot seperti yang dikemukakan Sumardjo dan Saini, ia mengemukakan bahwa plot sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu.
4. Stanton dalam Nurgiyantoro (2007 : 113) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.
5. Kenny dalam Nurgiyantoro (2007 : 113) berpendapat bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.
6. foster dalam Nurgiyantoro (2007 : 113) bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas.

Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam karya fiksi kepada pembaca ( Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:248)

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda