Pengertian Tema, Amanat, Penokohan, Latar (setting), Alur, dan Sudut pandang Menurut
Para Ahli dalam Buku.
Tema
Hartoko dan Rahmanto (1986:142)
mendefinisikan tema sebagai gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya
sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
Menurut Stanton (2007:36) tema merupakan
aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang
menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.
Menurut Sudjiman (1988:51) merupakan sebuah
gagasan yang mendasari karya sastra. Tema kadang-kadang didukung oleh pelukisan
latar, dalam karya yang lain tersirat dalam lakukan j tokoh, atau dalam
penokohan. Tema bahkan menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa dalam
satu alur.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin (1987:91),
tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai
pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.
Menurut Tarigan (1993:125)
Tema adalah pandangan dunia tertentu atau
perasaan tertentu tentang kehidupan atau satu set tertentu dari nilai-nilai
yang membentuk atau membangun / gagasan utama utama dari karya sastra.
6. Menurut Rusyana (1988:67)
Tema adalah dasar atau makna dari sebuah
cerita, tema adalah cara hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk
dasar dari gagasan utama atau membangun sebuah karya sastra, dan semua fiksi
harus memiliki tema dasar atau yang menargetkan tujuan.
Amanat
Amanat menurut Siswandarti (2009: 44) adalah
pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat
maupun tersirat.
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi
dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan
santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya
(Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).
Penokohan
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau
sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44).
oleh Jones (1968: 33), penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita
Nurgiyantoro (2007:165) mengemukakan
penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan
perwatakan, yakni menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan
watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Latar (setting)
Latar memberikan pijakan cerita secara nyata
dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca dan
menciptakan suasana tertentu sehingga seolah-olah peristiwa yang diceritakan
benar-benar terjadi (Nurgiantoro, 2007:217).
Latar atau setting adalah lingkungan yang
melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinertaksi dengan
peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35).
Menurut Abrams (1981:157), setting sebuah
cerita adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa secara umum yang
berhubungan dengan peristiwa yang diceritakan.
Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan
bahwa latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya
suatu peristiwa.
Alur
1. Suminto (1997 : 18) mengemukakan bahwa
plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian kepada pembaca atau tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau
temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-hubungan yang sudah diperhitungkan
secara tertentu.
2.Seumardjo dan Saini (1988 : 48) menjelaskan
contoh popular untuk menerangkan arti plot ialah raja mati disebut jalan
cerita, tetapi raja mati karena sakit hati adalah plot.
3. Abrams (dalam Nurgiayantoro: 113)
menyetujui adanya perbedaan antara jalan cerita dengan plot seperti yang
dikemukakan Sumardjo dan Saini, ia mengemukakan bahwa plot sebuah karya fiksi
merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam
pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek
emosional dan efek artistik tertentu.
4. Stanton dalam Nurgiyantoro (2007 : 113)
mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.
5. Kenny dalam Nurgiyantoro (2007 : 113)
berpendapat bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita
yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa
itu berdasarkan kaitan sebab akibat.
6. foster dalam Nurgiyantoro (2007 : 113)
bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada
adanya hubungan kausalitas.
Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara pandang yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam karya fiksi kepada pembaca (
Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:248)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar