BAB
I PENDAHULUAN
A.
Analisis
Situasi
Kemampuan dalam menulis surat dinas
terkadang masih sering ditemukan kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan kalimat dalam tulisan
merupakan salah satu wujud ketidaktaata terhadap kaidah-kaidah bahasa. Kerapian
atau keteraturan suatu susunan kalimat dapat mewakili pola berpikir dan tingkat
intelegensi penulisnya. Tulisan yang jelas dan terarah merupakan perwujudan
berpikir logis. Oleh karena itu, susunan kalimat harus singkat, cermat, tepat,
menggunakan kosakata, dan ejaan yang tepat agar mudah dipahami orang lain
Walaupun
membuat surat adalah sebuah kebiasaan dalam sebuah instansi, tidaklah berarti
kegiatan ini dengan sangat mudah dilakukan oleh setiap pegawai di lingkungan
instansi tertentu. Surat-surat yang dibuat kadang-kadang tidak jelas maksudnya.
Ketidakjelasan itu disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktepatan penggunaan
bahasa. Hal ini dapat terjadi karena penulis surat kurang paham terhadap
kaidah-kaidah kebahasaan atau bisa juga terjadi karena hal-hal lain yang
sifatnya manusiawi seperti kurang teliti dan lain sebagainya.
Bahasa surat
semestinya singkat, padat, dan mudah dimengerti dengan tidak lupa menghiraukan
ejaan yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia yaitu Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan.
Banyaknya
kesalahan yang terjadi pada surat dinas di kantor-kantor mendorong kami untuk
mengadakan penelitian terhadap surat-surat dinas tersebut. Kami ingin melihat
kesalahan penggunaan bahasanya dan selanjutnya kami ingin memperbaikinya.
Kesalahan-kesalahan dalam hal kebahasaan merupakan hal yang penting untuk
diperbaiki. Peneliti tidak akan mempermasalahkan bentuk surat karena masing-masing
instansi mempunyai alasan tersendiri menggunakan bentuk surat dalam kegiatan
surat-menyurat.
Uraian di atas
memunculkan permasalahan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam surat tersebut. Apakah surat yang telah disusun tersebut sudah
mengacu pada kaidah bahasa Indonesia, sehingga dapat dijadikan bahan
pembelajaran untuk peningkatan kemampuan berbahasa indonesia baik secara lisan
maupun tulis, terutama pada penulisan surat. Oleh karena itu, penulis
termotivasi mengkaji tentang analisis kesalahan bahasa surat, khususnya pada
istansi/ badan atau perkantoran oleh peneliti terdahulu. Adapun peneliti yang
relevan, sebelumnya yaitu: (1) Ramlah pada tahun 2004 dengan judul adalah
“analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas II SMA
Negeri 1 Campalagian Kabupaten Polowali Mandar”, (2) Herawati. B pada tahun
1999 yang berjudul “analisis kesalahan penggunaan bahasa pada papan reklame dan
spanduk di kota Makassar”, dan (3) Muhammad Akhir pada tahun 2007 dengan judul “analisis
kesalahan berbahasa Indonesia dalam tesis Mahasiswa program pascasarjana
Universitas Negeri Makassar”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peneliti ini dengan
peneliti sebelumnya tampak memiliki perbedaan.
Hasil
temuan di lembaga perdesaan atau Pekon di Wayakrui Banyumas Kabupaten Pringsewu
menunjukkan bahwa para aparat pekonnya banyak yang belum dapat membawakan acara
dan memberikan sambutan dengan baik, lebih-lebih dalam acara resmi.Kendala yang
dihadapi ialah (1) bagaimana mereka dapat membawakan acara secara resmi, baik
dari segi intonasi, bahasa, etika, dan penampilannya, dan (2) bagaimana mereka
dapat berpidato dengan baik dan sistematis.Berdasarkan hal tersebut ada
keinginan pada diri aparat pekon Wayakrui Banyumas Kabupaten Pringsewu untuk
dapat belajar membawakan acara dan berpidato dengan baik.
Untuk
itu, kiranya perlu dilaksanakan pelatihan mengenai kedua hal tersebut, yakni cara
membawakan acara resmi dan tidak resmi dan berpidato kepada aparat pekon
tersebut sehingga diperoleh pengetahuan dan wawasan tentang keduanya.
Dasar
pelaksanaan kegiatan ini ialah mengacu kepada: (1) Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2) Undang-Undang nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, (3) Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tantang Perguruan
Tinggi, (4) Statuta STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung mengenai Catur darma
Perguruan Tinggi, (5) Visi Misi STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, dan (6)
Visi Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pelatihan Menulis Surat
Dinas” padaSMP karya bhakti Pringsewu”
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para aparat Pekon tersebut sehingga
diperoleh kemampuan menuliskan surat dinasyang baik.
B.
Permasalahan
Berdasarkan
analisis situasi, rincian permasalahan kegiatan pengabdian masyarakat pada SMP
karya bhakti Pringsewu sebagai berikut:
1. Kesulitan
menuliskan surat dinas.
2.
Kesulitan dalam menggunakan kalimat atau
bahasa yang efektif pada surat dinas..
3.
Kesulitan menulis surat dinas secara
sistematis
Selanjutnya, pelaksana kegiatan
pengabdian merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah cara menuliskan surat dinas
di SMP karya bhakti
Pringsewu.?
2.
Bagaimanakah penggunaan kalimat atau
bahasa yang efektif dalam penulisan surat dinas di SMP karya bhakti Pringsewu?
3.
Bagaimanakah menuliskan surat dinas
secara sistematis?
C.
Solusi
yang Ditawarkan
Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah
yang telah diidentifikasi ialah dengan menetapkan prosedur kegiatan pengabdian
kepada masyarakat berikut ini.
1.
Menetapkan jumlah peserta pelatihan,
yaitu pada siswa SMP karya bhakti Pringsewu,
2.
Berdiskusi dan merencanakan persiapan
materi, bahan, dan fasilitas yang akan digunakan.
3.
Memberikan pelatihan dengan materi mengenai
penuylisan surat dinas.
4.
Memberi umpan balik di setiap sesi
pelatihan penilaian dan melalui tanya jawab, kepada siswa SMP karya bhakti Pringsewu.
BAB
II TARGET DAN LUARAN
A.
Target
yang akan Dicapai
Berdasarkan
permasalahan dan solusi yang ditawarkan, maka target yang ingin dicapai dalam
kegiatan pengabdian kepada siswa di SMP karya bhakti Pringsewu ialah “80% para siswa SMP karya bhakti Pringsewumenjadi
termotivasi dan dapat menuliskan surat dinas dengan baik.
B.
Luaran
Kegiatan
Luaran
dalam kegiatan pengabdian kepada siswa SMP karya bhakti Pringsewu ialah berupa
sertifikat kegiatan pelatihan kepada mereka sebagai tanda bahwa mereka telah
mengikuti pelatihan dan dapat menuliskan surat dinas dengan bauk Dan benar.
BAB
III METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini berupa pelatihan kepada siswa SMP karya bhakti
Pringsewu. Setelah diberikan pelatihan secara teoretis dan contoh kemudian para
aparat dipandu untuk dapat menuliskan surat dinasdengan baik.
Adapun, teknik yang digunakan dalam
kegiatan pengabdian ini ialah menggunakan teknik ceramah, tanya jawab, dan
penugasan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi tiga tahapan, yaitu: (1) tahap
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi kegiatan.Pada tahap
(1), yakni tahap persiapan, pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat
melakukan observasi pada pekon tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian,
melakukan diskusi kecil dengan aparat pekon, persiapan materi, serta fasilitas
yang akan digunakan untuk kegiatan pengabdian, di antaranya LCD.
Kemudian, pada tahap (2), yakni
tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilaksanakan berupa penyampaian materi
mengenai kepewaraan dan pidato, serta contoh performance dalam membawakan keduanya.
Selanjutnya, pada tahap (3), yakni tahap evaluasi,
hasil tugas siswa SMP karya bhakti Pringsewu dalam membawakan di evaluasi baik
dari segi bahasa, penampilan, dan etika.Penampilan dinilai secara langsung
sebagai bentuk pengayaan. Selain itu, pelaksana kegiatan pengabdian akan tetap
melakukan kunjungan di lokasi kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
pengabdian pada aparat Pekon Wayakrui Banyumas Pringsewu benar-benar memberikan
pengaruh atau manfaat yang signifikan. Skematis metode pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada SMP karya bhakti Pringsewu tergambar sebagai berikut:
Metode Pelaksanaan
|
Tahap Evaluasi
|
Tahap Pelaksanaan
|
Tahap Persiapan
|
1.
Penyampaian
materi
2.
Performance
membawakan acara
3.
Umpan
balik
|
Pelaporan Kegiatan
|
1.
Umpan
balik kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
|
1.
Diskusi
awal
2.
Penetapan
peserta pelatihan
3.
Penyiapan
materi dan fasilitas kegiatan
|
BAB
IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Kelayakan Perguruan Tinggi dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat dari keberadaan STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung sebagai lembaga yang berkompeten dari bidang
ilmu pelaksana yang akan dijelaskan sebagai berikut:
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Bidang
Keahlian
|
Alokasi Waktu
Kegiatan
|
1
|
Dra.
Hj. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
|
Ketua
Pelaksana
|
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
8
Jam
|
2
|
Izhar,
M. Pd.
|
Anggota
Pelaksana
|
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
8
Jam
|
3
|
Sholikhin,
M. Pd.
|
Anggota
Pelaksana
|
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
|
8
Jam
|
Pelaksana pengabdian sebagaimana tertera dalam tabel
di atas dipandang layak memberikan pelatihan pada siswa SMPN 2Pringsewu.Pelaksana
sering memberikan pelatihan pada sekolah-sekolah secara konsisten di setiap
semesternya.Mereka pun aktif dalam menulis penelitian dan berperan aktif dalam
pertemuan ilmiah baik berskala nasional dan skala internasional.Selain itu,
meraka sebagai dosen pengampu mata kuliah menulis.
Selanjutnya, fasilitas pendukung yang akan digunakan
dalam kegiatan pengabdian ini ialah materi-materi pada perpustakaan STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang sangat
mendukung untuk disampaikan kepada siswa SMPN 2 Pringsewu.
BAB
V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat yang di selenggarakan di SMP karya bhakti
Pringsewu berjalan dengan baik sesuai jadwal yang ditentukan.Pelaksanaan
kegiatan pengabdian tersebut mendapat sambutan baik dari semua pihak di SMP
karya bhakti Pringsewu.
Kegiatan
pengabdian masyarakat dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24 mei 2014.Acara
dimulai pukul 08.00 WIB dan di akhiri pukul 16.00.Acara dimulai dengan sambutan
dari pihak kampus dan sambutan dari kepala sekolah yang kemudian dilanjutkan
dengan penyampaian materi.
Hasil
pelatihan menunjukkan bahwa pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan
di SMP karya bhakti Pringsewu dapat memotivasi dan membantu untuk dapat melakukan penulisan surat
dinas yang sistematis dengan baik Dan benar.
B. Pembahasan
Tujuan
yang hendak dicapai dari kegiatan pengabdian ini ialah (1) jumlah peserta yang
hadir sesuai dengan yang diharapkan, yakni seluruh siswa SMPN 2 Pringsewu, (2)
80% peserta pelatihan dapat menuliskan surat dinas dengan baik, (3) adanya luaran
berupa sertifikat hasil kegiatan melakukan penulisan surat dinas tersebut.
Berdasarkan
cita-cita atau harapan dari kegiatan pengabdian yang selenggarakan pada siswa
SMP karya bhakti Pringsewu didapat bahwa (1) jumlah peserta yang hadir
mengikuti kegiatan pengabdian sesuai dengan jumlah seluruh peserta yang
diharapkan, bahkan melebihi target dari 20 peserta. Seluruh peserta antusias
mengikuti kegiatan pelatihan; (2) Para siswa kelas VIII sudah mulai memahami mengenai
menulis surat dinas(3) Para pserta sangat bangga sekali menerima sertifikat
sebagai tanda bahwa peserta sudah memperoleh pengetahuan atau wawasan tentang penulisan
surat dinas.
Secara
umum, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di SMP karya
bhakti Pringsewu berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan kegiatan
pengabdian.Selain diukur dari keantusiasan para siswa mengikuti pelatihan.
BAB
VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di SMP karya bhakti Pringsewu
terselenggara dengan baik sesuai tujuan kegiatan pengabdian. Para aparat sudah
mengetahui mengenai definisi menulis, menulis surat dinas secar sistematis yang
baik Dan benar.
Kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada siswa SMP karya bhakti
Pringsewu juga memberikan sertifikat sebagai tanda keikutsertaan mereka telah
mengikuti kegiatan pelatihan.
B. Saran
Hasil
evaluasi terhadap kegiatan pengabdian yang dilakukan memuat saran sebagai
berikut:
1.
Kepada para siswa kelas VIII karya bhakti
Pringsewu untuk dapat terus meningkatkan pengetahuan mengenai penulisan surat
dinas.
2.
Perlunya pembinaan secara menyeluruh dan
kontinyu kepada para siswa kelas VIII SMP karya bhakti pringsewu dalam
pelatihan penulisan surat dinas.
DAFTAR
PUSTAKA
Adia,
H.R..(2010). Pentingnya Kemahiran
Berbicara. Bogor: Quadra
Arief, Ermawati. 2001. “Retorika (Seni Berbahasa
Lisan dan Tulisan)”. Buku Ajar.
Padang: FBSS UNP.
Putrayasa , Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, struktur dan logika).
Bandung: PT. Refika Aditama.
Tarigan, Henry
Guntur. (2008). Berbicara: Sebagai Sebuah
Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tim
Penyusun. (2014). Buku Panduan Penelitian
dan Pengabdian Kepada
Masyarakat. STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung: Pusat penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat
Tjahjono,
Tengsoe dan Wawan Setiawan. (2001). Sanggar Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka
http://mempelajariretorika.blogspot.co.id/2015/05/pewara.html. (Dikutip Pada Tanggal 10 Desember 2016 pukul
18.05)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Surat
Resmi atau Surat Dinas
Surat dinas adalah suatu surat resmi
yang dibuat oleh sebuah instansi atau lembaga dengan tujuan untuk keperluan
dinas. Atau definisi surat dinas yaitu surat yang berisikan permasalahan
kedinasan dan biasanya surat ini dibuat oleh instansi atau lembaga. Surat dinas
isinya ditujukan untuk keperluan kedinasan, baik itu pemerintah atau swasta.
Karena fungsi kedinasan tidak hanya berlaku di pemerintahan, akan tetapi
berlaku juga di instansi atau lembaga swasta. Biasanya isinya berupa urusan
seperti penyampain pengumuman, pemberian suatu izin, pemberian tugas dan
lain-lain
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor
yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh
seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat
ini disebut juga surat jabatan.
Sebuah surat dinas dapat juga disebut surat resmi karena
dikeluarkan oleh instansi resmi pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat
resmi belum tentu dapat disebut sebagai surat dinas.
Menulis surat dinas tentu berbeda
dengan menulis kedua jenis surat yang lain yaitu surat pribadi dan surat niaga.
Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi,
dan bahasa surat.
2. Fungsi Surat Dinas
Secara umum fungsi surat dinas adalah Sebagaimana tercermin
dalam rumusan pengertiannya yaitu sebagai alat komunikasi tertulis untuk
menyamapaikan pesan atau informasi. Akan tetapi secara khusus fungsi surat
dapat disebut sebagai berikut :
- Surat
dinas sebagai duta atau wakil penuli untuk berhadapan dengan lawan
bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas
pengirimnya.
- Surat
dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipka dan dapat
dilihat lagi jika diperlukan
- Surat
dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat keputusan atau surat instruksi
- Surat
dinas sebagai bukti tertulis hitam diatas putih, terutama surat surat
perjanjian
- Surat
dinas sebagai alat bukti tentang yang dikomunikasikan, yang selanjtunya
sebagai bukti sejarah, seperti pada surat surat tentang perubahandan perkembanagan
suatu instansi, yuridis dan adminstratif.
3. Syarat Penulisan Surat Dinas:
Surat resmi yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Berdasarkan pendapat Semi (1989) dan Sudarsa (1992), dapat dikemukakan bahwa
untuk menulis surat yang baik, penulis surat harus memperhatikan hal -hal
sebagai berikut:
1. Surat resmi harus memiliki maksud
yang jelas. Setiap surat yang ditulis harus jelas bagi yang membaca.
- Surat
resmi harus memiliki bahasa yang lugas. Bahasa yang digunakan tidak
berbelit-belit. Setiap kata yang digunakan mempunyai fungsi tertentu,
tidak ada kata yang berlebih atau tidak berfungsi.
- Surat
resmi harus disusun dengan singkat. Supaya tidak menggunakan kertas yang
terlalu banyak dan tidak menggunakan waktu yang lama untuk membacanya.
- Surat
resmi harus memuat informasi yang lengkap. Informasi yang dituliskan harus
informasi yang lengkap dan tepat.
- Surat
resmi harus menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik. Dapat
memberikan kesan yang menarik dan positif kepada pembaca sehingga pembaca
termotivasi untuk menanggapinya dengan baik.
- Surat
resmi harus memiliki format yang wajar dan menarik. Artinya format yang
dipilih, ukuran kertas, margin (jarak tepi kertas), susunan alamat,
sehingga terlihat sebagai suatu surat yang terencana dan nyaman untuk
dilihat.
4. Jenis-Jenis Surat Dinas
- Surat
Permohonan
Surat permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu
kepada pihak lain. Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara
dalam suatu seminar, permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara,
Permohonan untuk menyebarluaskan suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan
mutasi/pindah tugas, dan permohonan peminjaman sesuatu.
Surat permohonan lazimnya dikirimkan kepada instansi yang
secara structural organisasi lebih tinggi. Sementara untuk instansi atau
pejabat yang lebih rendah, lebih tepat disebut sebagai surat permintaan atau
penugasan Dalam surat permohonan harus disebutkan pokok pokok sebagai berikut:
- Identitas
pemohon.
- Isi
permohonan.
- Tujuan
dan alasan memohon.
- Batas
waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
- Pernyataan
kesungguhan dalam memohon.
- Surat
Pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi suatu
pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang perlu diketahui oleh pihak lain
yang terkait. Surat ini sifatnya hanya mengabarkan suatu berita sehingga tidak
perlu untuk ditanggapi dalam bentuk surat. Secara umum, sistematika surat
pemberitahuan adalah sebagai berikut.
- Bagian
pembuka, berisi masalah pokok surat
- Bagian
isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah
pokok yang akan diberitahukan.
- Bagian
penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang
disampaikan.
- Surat
Keterangan
Surat keterangan berisi keterangan
resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang. Misalnya, surat berkelakuan baik, surat keterangan
sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan tidak mampu, dan surat keterangan
pengalaman kerja. Surat ini biasanya dibuat oleh pimpinan atau pejabat tinggi
dalam suatu institusi atas permintaan seseorang vang berkepentingan dengan isi
keterangannya. Dalam surat keterangan ini, harus disebutkan:
- data
pribadi dan jabatan pihak vang membuat keterangan;
- data
pribadi pihak vang diterangkan;
- isi
keterangan;
- keterangan
tanggal berlakunya surat; dan
- pernyataan
bahwa keterangan yang dibuat adalah benar.
- Memo
dan Nota Dinas
Memo merupakan singkatan dari kata memorandum, yang berasal
dari kata memory yang berarti ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang
berarti catatan. Memo atau nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar
pejabat di lingkungan suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan
memo pribadi.
Memo pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim
kepada siapa saja asal orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo
pribadi itu.
5. Sistematika
dan Struktur Surat Dinas
Sistematika Penulisan Surat Dinas
a.
Kepala
Surat.
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (a) nama instansi,
(b) alamat lengkap, (c) nomor telepon, (d) nomor kotak pos, (e) alamat kawat,
(f) lambing/logo. Penulisan nama instansi hendaknya jangan disingkat. Begitu
juga kata jalan, telepon, kotak pos, jangan disingkat jln.,
telp., pos., kotpos.
b.
Tanggal
Penulisan Surat.
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu ditulis
dengan angka. Bulan ditulis dengan huruf secara lengkap (November bukan Nov.),
dan tahun ditulis dengan angka, dan setelah tahun tidak diikuti tanda baca
apapun. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota/daerah karena
nama kota dan daerah sudah tercantum pada kepala surat.
c.
Nomor,
Lampiran, dan Perihal Surat.
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis
dengan huruf awal capital, dan diikuti dengan tanda titik dua.
d. Alamat Surat.
(1) Nama dari penerima surat diawali huruf kapital
pada setiap unsurnya, bukan menggunakan huruf kapital seluruhnya.
(2) Untuk menyatakan yang terhormat pada awal
nama penerima surat cukup ditulis Yth. Penggunaan kata kepada sebelum
Yth.tidak diperlukan karena kata kepadaberfungsi sebagai penghubung
antarbagian kalimat yang menyatakan arah.
(3) Jika digunakan kata sapaan Bapak pada
awal penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Bapak.
Kata saudara cukup ditulis Sdr.
(4) jika nama orang yang dituju bergelar akademik
atau memiliki pangkat sebelum namanya, maka kata sapaan Bapak, Ibu, Sdr. tidak
digunakan.
(5) jika ditunjukkan nama jabatan seseotang, kata sapaan
tidak digunakan.
- Penulisan
Salam.
Salam
pembuka yang lazim digunakan yaitu ungkapan dengan hormat, dengan
penulisan (Dengan hormat,) sedangkan salam penutupnya adalah hormat
kami, hormat saya, Wassalam, dengan ketentuan yang sama dengan salam
pembuka (Hormat kami,)
Isi Surat.
Isi surat terdiri dari tiga bagian, yaitu pembuka,
isi/inti, dan penutup surat. Usakan untuk menggunakan bahasa yang formal.
Nama Pengirim.
Nama pengirim ditulis dibawah tanda tangan di bawah salam
penutup. Penulisan nama dapat mengikut sertakan gelar/jabatan, tetapi tidak
perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tidak perlu diberi tanda kurung,
digaris bawah, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda baca apapun. Tanda tangan
diperlukan sebagai keabsahan surat.
Tembusan Surat.
Kata tembusan ditulis denmgan huruf awal huruf kapital dan
diikuti tanda titik dua, tanpa digarisbawahi.
Tembusan hanya digunakan jika surat itu memerlukan
tembusan. Tembusan adalah pihak-pihak yang mensdapat
tembusan/salinan surat selain yang dialamatkan.
Ketentuan tembusan:
(1) Jika pihak yang diberi tembusan itu lebih dari
satu, hendaknya diberi nomor urut sesuai jenjang jabatan pada instansi itu.
Jika tembusan hanya satu, tidak perlu diberi nomor.
(2) Pihak yang diberi tembusan hendaknya nama
jabatan atau nama orang dan bukanm nama kantos/instansi.
(3)Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada
Yth. atau Yth.
(4) Dibelakang nama yang diberi tembusan tidak perlu
diberi ungkapan untuk perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai
laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
(5) Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan
tulisan Arsip atau Tertinggal karena
setiap surat resmi/dinas itu harus memiliki arsip.
Inisial.
Inisial sandi ditempatkan pada bagian bawah kiri dibawah
tembusan (kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang merupakan singkatan
nama pengonsep dan pengetiksurat.
Contoh: AB/CD
AB singkatan nama pengonsep: Arjuna Bayu, CD singkatan nama
pengetik surat: Choirul Dimas.
unsur unsur surat dinas
- Kepala
surat
Kepala surat biasanya diketik di sebelah kiri atas atau di tengah-tengah. Kepala suratmenyebutkan
(1) nama kantor/jawatan/perusahaan/ organisasi;
(2) alamat;
(3) nomor telepon;
(4) nomor kotak pos, faksimile, alamat kawat, atau e-mail
(jika ada).
2. Nama Tempat dan Tanggal
Nama tempat menunjukkan tempat surat
tersebut ditulis. Nama tempat ini tidak ditulis jika tempat pembuatan surat
sama dengan alamat yang dimuat pada kepala surat.
Tanggal surat diketik di sebelah kiri atas (bentuk lurus penuh) atau kanan atas (bentuk setengah lurus dan Indonesia), atau di sebelah kanan bawah. Tanggal ditulis dengan tidak disingkat tetapi dengan huruf secara lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Tanggal surat diketik di sebelah kiri atas (bentuk lurus penuh) atau kanan atas (bentuk setengah lurus dan Indonesia), atau di sebelah kanan bawah. Tanggal ditulis dengan tidak disingkat tetapi dengan huruf secara lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
3.
Nomor
(1) nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar);
(2) kode/inisial.
(3) bulan
(4) tahun. Misalnya No.: 200/Diklat -1/X/2004
(3) bulan
(4) tahun. Misalnya No.: 200/Diklat -1/X/2004
4. Hal/Perihal
Hal/perihal menunjukkan isi atau
inti surat secara singkat. Oleh karena itu pembaca surat dapat mengetahui
masalah apa yang dituliskan dalam surat itu. Misalnya: jadwal diklat.
Selain nomor, lampiran, dan hal, kadang-kadang dicantumkan
pula sifat surat yang dikirimkan itu. Dalam hal demikian, sifat surat biasanya
dicantumkan di bawah nomor atau di bawah hal.
5. Lampiran
Lampiran menunjukkan sesuatu yang disertakan bersama dengan surat itu, misalnyasurat keputusan, surat keterangan kesehatan dari dokter.
Penulisan kata “Nomor” dan “Lampiran” boleh disingkat,
tetapi harus dilakukan dengan taat asas. Jika “Nomor” disingkat “No.”,
“Lampiran” juga harus disingkat “Lamp.” Jika hendak ditulis lengkap, keduanya
harus ditulis lengkap.Penulisan jumlah lampiran ditulis dengan huruf jika
bilangan hanya satu atau dua kata.Akan tetapi, jika bilangan lebih dari dua
kata, gunakan angka. Misalnya: Lamp.: Empat lembar, bukan 4 (empat) lembar atau
25 lembar
Jika tidak ada yang dilampirkan, kata “Lampiran”
tidak perlu dituliskan.
6. Alamat surat
Diawali dengan Yang terhormat atau Yth.diikuti nama
atau jabatan dan alamat. Jabatan tidak diawali sapaan Bpk./Ibu. Demikian juga
dengan nama orang yang bertitel. Alamat surat tidak diakhiri tanda titik.
7. Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia “berbicara” secaratertulis. Dalam surat resmi salam pembuka yang biasa digunakan ialah “Denganhormat,”. Penulisannya diakhiri dengan tanda koma dan ditulis dengan tidak disingkat.
8. Isi surat (tubuh)
Isi surat pada umumnya terdiri atas tiga hal , yaitu alinea pembuka, isi, dan penutup.Alinea pembuka berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadappokok surat. Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang diberi tahukan atau yangdisampaikan kepada penerima surat. Penutup surat merupakan simpulan yang berfungsisebagai kunci isi surat. Pada umumnya, penutup berisi ucapan terima kasih terhadapsemua hal yang dikemukakan dalam isi surat atau harapan penulis surat.
9. Salam Penutup
Penulisan salam penutup diawali huruf kapital dan diakhiri tanda koma.
Penulisan salam penutup diawali huruf kapital dan diakhiri tanda koma.
10.Salam penutup diikuti tanda tangan pembuat surat, nama terang, dan jabatan; ataujabatan, tanda tangan, dan nama terang.
11. Tembusan
Tembusan dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yangdituju (asli) perlu diketahui oleh pihak-pihak lain
yang berhubungan dengan surat itu.
Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan nomor, hal, dan lampiran.Jika tembusan lebih dari satu, diberikan nomor urut tembusan.
Penulisan-Penulisan Surat Dinas yang Baik dan Benar
Surat yang baik dan benar adalah surat yang disusun dan
ditulis mengikuti syarat-syarat,yaitu :
- Tidak
mengandung makna ganda.
- Antara
penerima dan pengirim memiliki maksud yang sama
- Sederhana
- Tepat
menggunakan kata dalam pemakaiannya
- Tulisannya
tersusun rapi dan berurutan
Beberapa Contoh Surat Dinas
Contoh 1 surat dinas :
Badan
Kepegawaian Daerah
Pemerintah
Kota Bukit Barisan Indah
Jalan
Sumpah Pemuda, No 3, Tanjung Ujung, Bukit Barisan Indah
No
telp : 123456789
16 Agustus 2015
No : 123/23/2015
Perihal : Pemberitahuan
Lampiran : –
Kepada Yth.
Seluruh Pegawai Negeri Sipil
di pemerintah daerah
Dengan hormat,
Sehubungan dengan dilaksanakannya perayaan hari ulang tahun
kemerdekaan Indonesia yang ke – 70 tahun, maka Bapak Walikota akan mengadakan
upacara bendera, yang akan dilaksanakan pada :
hari/tanggal : 17 agustus 1945
tempat : Lapangan Merdeka
jam : 08. 00 Wib
Maka seluruh pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah
daerah diwajibkan untuk melaksanakan upacara bendera ini dengan menggunkan
seragam korpri.
Demikianlah surat pemberitahuan ini, atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
Kepala Kepegawaian Daerah
ttd
Dr. Amir Sarifudin, S. Pd
NIP. 987654321101918
Tembusan
: Bapak Walikota
Contoh 2 :
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah
Kota Bangun Bersama
Jalan
Proklamasi, No. 9, Suka Damai, Bukit Indah, Bangun Bersama
Telp.
091234567
No : 98/12/2015
3 Juli 2015
Perihal : Undangan
Lampiran : 2 lembar
Kepada Yth.
Seluruh Kepala Sekolah
di Kota Bangun Indah Bersama
Dengan hormat,
Berhubung dengan akan diadakannya program pemerintah dalam
penggantian kurikulum, maka dengan ini kami mengundang Bapak / Ibu kepala
sekolah di Kota Bangun Bersama untuk dapat menghadiri seminar dalam rangka
sosialisasi kurikulum baru yang akan segera diterapkan. Seminar ini akan
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 6 Juli 2015
Pukul : 09.
00 wib
Tempat : Aula
Kantor Dinas pendidikan dan Kebudayaan
Demi tercapainya program pemerintah ini, Kami sangat
mengharapkan kehadiran Bapak / Ibu kepala sekolah.
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian
Bapak / Ibu kami ucapkan terimakasih.
Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Kota Bangun Bersama
ttd
Andri Rizal. M, Pd.
NIP. 12345678901234
Contoh 3
Pengadilan
Tinggi Tanjung Harapan
Jl.
K.H. Dewantara No 4 Telp : 0987654321 Bandar Negeri
Bangun
Bersama
Nomor : D9-U/2345/2015
22 September 2015
Lampiran : –
Yth. Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Bangun Bersama
di
Bandar Negeri
Sehubungan dengan surat yang saudara sampaikan pada tanggal
15 September 2015 perihal izin penelitian, dengan ini kami memberikan izin
kepada :
Nama
: Riki Kurniawan
NPM
: 11178930008
Semester/Tahun : 7 (tujuh) / 2014
Bagian Hukum : Hukum Pidana
Alamat
: Jl. Jendral Ahmad Yani, No 9, Bandar Negeri
Untuk mengadakan Penelitian di Pengadilan Negeri Tanjung
Indah dalam rangka menyusun Skripsi dengan judul : Analisis kriminologi
Kejahatan Terhadap Anak – anak.
Demikianlah surat ini kami sampaikan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Panitera/sekretaris
ttd
ttd
Ahmad Taqim,SH.
NIP.123456789012123
Tembusan :
- Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Indah
- Yth.
Sdr. Riki Kurniawan
DAFTAR
PUSTAKA
Ritonga, Parlaungan, 2010. Bahasa Indonesia
Praktis, Medan : Bartong Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar