KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA UMUM DAN KATA KHUSUS DALAM
MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP BAHRUL MAGFIROH PAGELARAN
TAHUN PELAJARAN 2017-2018
JURNAL
Oleh
Nanang Arifin
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP MPL)
2018
HALAMAN
PERSETUJUAN
Judul Jurnal :
|
KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA UMUM DAN KATA KHUSUS DALAM
MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP BAHRUL
MAGHFIROH PAGELARAN TAHUN 2017-2018
|
Nama Mahasiswa :
|
Nanang Arifin
|
Nomor Pokok Mahasiswa :
|
14040072
|
Program Studi :
|
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
|
MENGETAHUI
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
Dra. Hj. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
NIP 19630424 198903 2 001
ABSTRACT
ABILITY TO USE GENERAL AND SPECIAL WRITTEN IN WRITING DESCRIPTION TEXT IN STUDENTS CLASS VII SEMESTER I SMP BAHRUL MAGFIROH PAGELARAN
LESSON YEAR 2017-2018
By
Nanang Arifin
In the Indonesian language learning on the curriculum of 2013 students are emphasized to be able to have the ability to write text properly and correctly and attention to diction is one of the material that is quite difficult. This ability is an ability to do something. As well as writing skills in the Curriculum 2013 for Junior High School (SMP) grade VII semester 1 is 4.2 presents data, ideas, impressions in the form of text description of the form object (school, tourist attractions, historic place and or local art scene) written and oral with regard to the structure, language both orally and in writing. Writing is a process of delivering messages conveyed through written language as a process of communication indirectly. Without the ability to write well in understanding the text description of the learning mastery standard will never be achieved. Writing is indispensable in the presentation of data to be submitted to others in the form of information or messages. This study aims to determine the ability to write text descriptions by using the word general and the special word class VII students in the first semester of SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran year 2017-2018. The research method used in this research is descriptive method that describes the ability to write text description using the common word and the special word of class VII students in the first semester of SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran year 2017-2018. The population in this study were 31 samples of 31 students in one class. To obtain the data of writing text description capability using common word and special word through test in the form of description consists of one item, then the data is analyzed by using the calculation of score and percentage of ability. Based on the results of the analysis of the ability to write text description using common words and special words obtained a percentage score of 81.5 from the average ability of students of class VII semester 1 SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran lesson year 2017-2018. These capabilities include both categories.
Keywords: Ability, Writing, Description Text, Common Word and Special Word.
1.
PENDAHULUAN
Bahasa
begitu penting dalam kehidupan manusia. Bahasa sebagai media berkomunikasi dalam berbagai
hal. Bahasa oleh setiap orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, ide, dan
berbagai maksud lainnya. Dengan demikian, tampak nyata kepada kita bahwa
peranan bahasa sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa
merupakan sarana yang digunakan untuk berkomunikasi, berbagi pengalaman,
mendapat informasi dan untuk meningkatkan intelektual seseorang. Peranan bahasa
di atas sebagai alat komunikasi yang digunakan bagi masyarakat sangat penting
karena dengan bahasa manusia dapat menyampaikan semua yang dirasakan, pikirkan,
dan kita ketahui kepada orang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia pada
hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya.
Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia di SD, SMP atau SMA untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik agar terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
karya sastra Indonesia dan terampil berkomunikasi. Hal ini berorientasi pada
hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, dan sastra untuk
menghargai manusia. Bahasa memegang peranan penting untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Tarigan (2010: 1) keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada
dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal.
Keterampilan menulis
perlu kita ajarkan secara sungguh-sungguh agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Hal ini penting dilaksanakan mengingat menulis
merupakan sarana terpenting yang digunakan untuk berkomunikasi, berbagi
pengalaman, mendapat informasi dan untuk meningkatkan intelektual seseorang.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang dapat menunjang
keterampilan berbahasa. Menurut Marwoto (dalam Dalman, 2016: 4) bahwa menulis
adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan menggunakan kata umum dan kata khusus dalam
menulis teks deskripsi pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Bahrul
Maghfiroh Pagelaran tahun 2017-2018.
Pengertian
Kemampuan
Dalam KBBI
(2010: 979) pengertian dari kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti
kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta
berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dapat dikatakan mampu apabila dia
bisa melakukan sesuatu yang harus dia lakukan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menghasilkan atau melakukan sesuatu
yang harus dia lakukan.
Pengertian Teks Deskripsi
Karangan deskripsi atau
teks deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa.
Menurut Finoza (dalam
Dalman 2016: 93), deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas
pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang
sebenarnya. Deskipsi ini berasal dari kata “descreb
” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang karang
mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digunakan penulis
untuk memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya,
dan disajikan kepada para pembaca.
Keraf 2010: 25, deskripsi
atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha
penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
dibicarakan.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan
yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut
merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnuya.
Kata Umum dan Kata Khusus
a.
Kata
Umum
Arifin dan Tasai (2010: 20 ) kata yang cakupannya lebih
luas adalah kata umum. Kata umum disebut juga subordinat bersifat generik.
Misalnya, sapi, kerbau, kuda, dan keledai adalah hewan-hewan yang termasuk segolongan, yaitu golongan
mamalia.
Keraf (2010: 89-93) “Bila sebuah kata mengacu kepada
suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum”.
1) Gradasi Kata Umum
Bila kita beralih dari nama diri kepada kata benda
misalnya, maka kesulitan itu meningkat. Semakin umum sebuah kata, semakin sulit pula tercapai titik pertemuan
antara penulis dan pembaca. Sebuahkata benda seperti anjing misalnya akan menimbulkan daya khayal yang berbenda antara
penulis dan pembaca. Kita tidak
tahu bagaimana tepatnya pengertian dan ciri-ciri anjing itu. Mungkin penulis
membayangkan anjing itu dari keturunan herder, sebaliknya pembaca yang membaca
kata anjing itu membayangkan seekor anjing kampung.
Walaupun kata anjing oleh kebanyakan orang dianggap tidak
akan membawa perbedaan interpretasi namun lainlah kenyataannya. Setiap orang
mendengar kata itu akan teringat pada sesuatu yang pernah dikenalnya. Bila
penulis menyebut Nero, nama anjing tetangganya dari jenis
herder, maka disini pasti tidak akan ada
atau sangat sedikit perbedaan interpretasi. Mana yang lebih jelas: Nero, herder, anjing atau binatang? Mungkin tiap kata tadi
dipergunakan oleh penulis untuk menyebut hal yang sama, seekor anjing dari
jenis herder yang bernama Nero. Namun pada saat ia meninggalkan nama Nero dan
berturut-turut menggunakan kata herder,
anjing dan binatang, maka tiap kata berikutnya akan semakin kabur, karena
semakin luas cakupannya.
Sesungguhnya perbedaan antara yang khusus dan umum,
bagaimanapun juga akan bersifat relatif.
Sebuah istilah atau kata mungkin dianggap khusus bila bertentangan dengan
istilah yang lain, tetapi akan dianggap umum bila harus dibandingkan dengan kata
yang lain.
2) Kata-kata
Abstrak
Kesulitan yang kita hadapi lagi pada waktu mendengar atau
membaca kata-kata yang abstrak dan kata yang menyatakan generalisasi. Banyak
kosa kata yang terbentuk sebagai akibat dari konsep yang tumbuh dalam pikiran
kita, bukan mengacu kepada hal yang konkret.
Kata-kata seperti kepahlawanan,
kebajikan, keluhuran, kepercayaan, kebahagiaan, keadilan, dan sebagainya,
akan menimbulkan gagasan yang berlainan pada tiap orang, sesuai dengan
pengalaman dan pengertiannya mengenai kata-kata itu. Hal yang diwakilinya sukar
digambarkan karena referensinya itu tidak bisa diserap oleh pancaindra manusia.
Paling tinggi seseorang hanya bisa mengatakan bahwa dengan kata-kata ini saya
maksudkan sekian dan sekian, dan tidak bermaksud demikian.
Menurut
Harsiati, dkk., (2016: 26) “Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya
dan dapat mencakup banyak hal. Kata-kata termasuk dalam kata umum disebut juga
hipernim”. Misalnya, dengan menumpang kapal perang milik TNI Angkatan Laut,
para siswa diajak mengelilingi
kawasan Kepulauan Seribu. Kata siswa tersebut bersifat umum karena belum jelas
penggolongannya.
b.
Kata
Khusus
Arifin dan Tasai (2010: 20 ) kata yang cakupannya lebih
khusus disebut kata khusus. Kata khusus disebut juga hiponim bersifat spesifik.
Misalnya, sapi, kerbau, kuda, dan keledai adalah kata khusus yang bersifat spesifik.
Menurut Keraf (2010: 90) “Bila mengacu kepada
pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkret maka kata-kata itu disebut kata khusus”.
1) Nama Diri
Pada umumnya kita sepakat bahwa nama diri adalah istilah
yang paling khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan
menimbulkan salah paham. Bahwa nama diri ini merupakan kata khusus, tidak boleh
disamakan dengan makna denotatif. Kata khusus memang pada dasarnya memiliki
denotasi yang tinggi tingkatnya. Seorang yang bernama Mat Bagong misalnya, yang
dilahirkan tanggal sekian, bulan sekian, dan tahun sekian, pada dasarnya hanya
memiliki denotasi, dan tidak akan menimbulkan konotasi lain selain dari
menyebut kata itu.
Dalam perkembangan waktu, nama diri juga dapat juga menimbulkan konotasi
tertentu. Konotasi itu timbul dari perkembangan yang dialami orang yang
menggunakan nama itu. Bagi ibunya, Mat Bagong yang berumur satu tahun adlah
anak yang dimanjakan, sedangkan pada usia delapan belas tahun ia merupakan anak
yang banyak menimbulkan duka dan mencucurkan air mata, karena sering berkenalan
dengan petugas keamanan. Pada usia tiga puluh lima tahun ia adalah bapak rumah
tangga yang tidak bisa bertanggung jawar terhadap pembinaan hidup keluarganya.
Pada saat bersamaan, pada waktu Mat Bagong berusia delapan belas tahun,
penilaian dari pihak ibu dan petugas keamanan akan berlainan. Disini tampak
bahwa kata yang paling khusus itu tidak dapat menimbulkan salah paham dalam
pengarahannya, tetapi kata itu sudah menimbulkan konotasi yang berlainan dalam
perkembangan waktu. Jadi, kata khusus dapat bersifat
denotatif maupun bersifat konotatif.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini hanya
menggunakan satu variabel yaitu kemampuan menulis teks deskripsi dengan
menggunakan kata umum dan kata khusus.
Peneliti menggunakan
beberapa metode instrumen yaitu:
1.
Observasi
Teknik
ini digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Teknik ini untuk lebih
mengamati observasi dengan teknik tes secara langsung objek/siswa yang diteliti
dan mencatat penilaian siswa serta kemampuannya dalam menulis teks deskripsi.
2. Studi
Kepustakaan
Metode
ini digunakan untuk memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan-permasalahan penelitian sehingga penelitian ini memiliki landasan
yang kuat.
2. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes
(tes uraian).
Arikunto (2013: 193) tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam membicarakan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang
sifatnya terstandar (standardized).
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah tes selesai,
hasil tes disajikan dan diberi skor berdasarkan rumus penelitian yang telah
ditentukan yaitu N = .
Setelah tes selesai,
hasil tes diperiksa dan diberi skor berdasarkan rumus penilaian yang telah
ditentukan. Selanjutnya nilai-nilai yang diperoleh siswa kemudian dimasukkan ke
dalam tabel. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada tabel
rekapitulasi hasil tes kemampuan siswa menulis teks deskripsi ekspositoris
menggunakan kata umum dan kata khusus
Berdasarkan data hasil
rekapitulasi skor kemampuan menulis teks deskripsi menggunakan kata umum dan
kata khusus (pada penyajian data) diperoleh 31 sampel terdapat 1 sampel
(sekitar 3, 3 %) yang dikategorikan kurang, 4 sampel (sekitar 13 %)
dikategorikan cukup, 6 sampel (sekitar 19, 4 %)
dikategorikan baik, dan 20 sampel (sekitar 74, 2 %) dikategorikan sangat
baik. Tidak ada sampel dikategorikan gagal.
Analisis kemampuan
siswa dalam menulis teks deskripsi ekspositoris menggunakan kata umum dan kata
khusus siswa kelas VII semester 1 SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran tahun
pelajaran 2017-2018 yaitu:
1.
Kategori Sangat Baik
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik
(85-100) sebanyak 20 siswa.
2.
Kategori Baik
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik (75-84)
berjumlah 6 siswa.
3.
Kategori Cukup
Siswa
yang memperoleh nilai dengan kategori cukup (60-74) berjumlah 4 siswa.
4.
Kategori Kurang
Siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori kurang
(40-59) berjumlah 1 siswa.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis kemampuan
menulis teks deskripsi ekspositoris menggunakan kata umum dan kata khusus pada
siswa kelas VII semester I SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran yaitu diperoleh 31
sampel terdapat 1 sampel (sekitar 3, 3 %) yang dikategorikan kurang, 4 sampel (sekitar 13 %)
dikategorikan cukup, 6 sampel
(sekitar 19, 4 %) dikategorikan baik, dan 20 sampel (sekitar 74, 2 %)
dikategorikan sangat baik.
Berdasarkan penjelasan
setiap indikator tersebut, diketahui kemampuan rata-rata dalam menulis teks
deskripsi menggunakan kata umum dan kata khusus pada siswa kelas VII Semester I
SMP SMP Bahrul Maghfiroh Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran
2017-2018 yaitu: 81, 5 % dikategorikan baik.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Dalman. (2012). Keterampilan
Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. (2010). Diksi
dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tarigan, H.G. (2010). Menulis. Bandung: Angkasa.
Titik Harsiati, Agus Trianto, E. Kosasih. (2016). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Qonita Aliya. (2010). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indah Jaya Adipratama.
Zaenal Arifin dan Amran Tasai. (2010). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
AKADEMIKA PRESSINDO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar