KONVENSI NASKAH
KARANGAN ILMIAH
3.1 Pengantar
Walaupun tiap-tiap
perguruan tinggi merniliki ketentuan
masing-masing tentang prosedur pembuatan karangan ilmiah, pada
dasarnya konvensi penulisannya
sama Konvensi
penulisan karangan ilmiah itu menyangkut (I) bentuk karangan ilmiah dan (2) bagian-bagian karangan
ilmiah. Permbicaraan
bentuk karangan ilmiah
mencakupi (a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan, dan (c) penomoran halaman. Pembicaraan bagian-bagian
karangan ilmiah
mencakupi (a) judul karangan
ilmiah, (b) judul
bab-bab dalam karangan ilmiah, (c) judul anak bab, (d) judul tabel, grafik, bagan, gambar, (e) daftar
pustaka, dan (f) larnpiran.
3.2 Bahan dan Jumlah Halaman
|
|
|
|
Jumlah halaman makalah untuk melengkapi ujian semester dalam mata kuliah tertentu, misalnya, berkisar antara 10-15
halaman, termasuk prakata, daftar isi, dan daftar
pustaka. Jumlah halaman skripsi untuk mcmenuhi syarat ujian diploma atau sarjana tidak kurang dari 30 hulaman. Untuk karangan ilmiah
yang ditulis dalam rangka mengikuti suatu sayernbara, jumlah halaman disesuaikan dengan ketentuan panitia.
3.3 Perwajahan
Yang dimaksud dengan
perwajahan adalah tata
letak unsur-unsur karangan ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur
tersebut,
yang dikaitkan dengan
segi keindahan dan
estetika naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur karangan ilmiah harus diusahakan sebaik-baiknya agar karangan ilmiah tarnpak rapi dan menarik. Periksalah kulit Iuar naskah, hatarnan, judul, daftar isi, daftar pustaka. Sudah lengkapkah bagian-bagian di dalamnya? Dalam pembicaraan tentang
perwajahan akan dibahas a) kertas pola ukuran dun b) penomoran.
3.3.1 Kertas Pola Ukuran
Supaya setiap halaman ketikan tarnpak rapi, sebaiknya ketika Anda mengetik, gunakan kertas pola ukuran. Kertas pola ukuran itu dipasang setiap kali mengganti halaman dan kertas pola ukuran itu harus ditaati agar hasil ketikan tampak rapi. Namun, jika Anda menggunakan komputer,
program-program tertentu
harus dikuasai dahulu
agar format yang dikehendaki terwujud.
Buatlah garis-garis pembatas pada kertas pola ukuran itu
dengan ukuran
a. pias atas 4 cm
b. pias bawah 3 cm
c. pias kiri 4 cm, dan
d. pias kanan 2,5 cm.
Pada halaman berikut
dicantumkan format pola ukuran halaman ketikan.
Dalam mengetik halaman judul, jika pola ukuran akan
digunakan sistem pengetikan yang simetris, jarak bagian yang kosong kiri-kanan dan atas-bawah harus diatur.
FORMAT HAI.AMAN KARANGAN ILMIAH
Pias
alas dikosongkan 6 cm
PRAKATA
Pias
bawah dikosongkan 3 cm
Bagian yang dikosongkan
di sebelah kanan kertas adalah 2,5 cm. Maksudnya, Anda
harus mengetik naskah itu lurus. Namun, batas itu sekadar
mengingatkan Anda agar pengetikan naskah sebelah kanan jangan terlalu ke tepi.
Dalam kaitan ini,
perhatikan kaidah penyukuan kata dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Tajuk "Prakata" atau
"Ucapan Terima Kasih", "DaftarIsi", "Bab I Pendahuluan", "Bab
II Analisis"
atau "Uraian Masalah" "Bab III Sirnpulan", "Daftar
Pustaka". Dan "Lampiran" harus dituliskan dengan huruf kapital,
terletak di tengah-tengah dan sekitar 7cm dari pinggir atas kertas (seperempat) bagian
kertas dikosongkan, serta tidak diberi tanda baca apa pun.
3.4 Penomoran
a. Angka yang Digunakan
Penomoran yang lazim digunakan dalam karangan ilmiah adalah dengan angka Rornawi kecil, angka Rornawi besar, dan angka Arab. Angka
Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai untuk menomori halaman judul, halaman
yang bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik (jika ada),
daftar bagan (jika ada), daftar skema (jika ada), daftar singkatan dan Iambang. Angka Romawi besar (I, II,
III, IV, V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis, dan tajuk bab simpulan. Angka Arab (l, 2, 3, 4, 5) digunakan untuk
menomori halaman-halarnan
naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik, bagan, dan skema.
b. Letak Penomoran
Halaman judul, daftar
isi, daftar label, daftar grafik, daftar bagan, daftar skerna. daftar singkatan dan lambang menggunakan angka romawi kecil yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab analisis,
bab simpulan, daftar pustaka, indeks, dan lampiran menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian bawah, tepat di tengah tengah. Halaman-halaman naskah lanjutan menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian alas,
tepat di tengah-tengah.
c. Penomoran Anak Bab
Anak bab dan sub anak bab dinomori dengan angka Arab sistem digital. Angka terakhir dalam digital ini
tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2. I, 2.2, 2.2.1, 2.2.2, 3.1, 3.2). Dalarn hubungan ini, angka digital tidak
lebih dari tiga angka,
sedangkan penomoran
selanjutnya menggunakan a, b, c, kemudian I), 2), 3), selanjutnya a), b), c), dan seterusnya.
Perhatikan contoh
penomoran selengkapnya
CONTOH PENOMORAN DENGAN
SISTEM DIGITAL BAB I
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB II
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
a.
b.
1)
2)
a)
b)
(1)
(2)
(a)
(b)
BAB III
3.1
3.2
|
3.5 Penyajian
Dalam bagian ini akan
dibicarakan cara-cara pengartuan hasil studi pustaka, penampilan bahan kutipan, pengintegrasian kutipan ke dalam teks, dan penulisan
catatan kaki.
3.4.1 Pengartuan
Hasil Studi Pustaka
Sebelum mulai menulis
karangan ilmiah, tentu Anda sudah memilih dan menentukan bahan bacaan yang membahas masalah yang akan Anda tulis atau sekurang-kurangnya berkaitan dengan masalah tersebut. Sumber bacaan itu dapat berupa buku
yang sudah diterbitkan, naskah yang belum diterbitkan, tabloid, majalah, surat kabar, atau antologi.
Pada waktu membaca sumber
bacaan itu, Anda akan menernukan isi pernyataan atau keterangan yang menurut Anda sendiri pantas untuk dijadikan kutipan. Segala keterangan
yang relevan dan mendukung karangan ilmiah yang akan digarap hendaknya dicatat pada kartu hasil studi pustaka. Keterangan itu dapat
berupa rumus, definisi, atau perincian yang berhubungan erat dengan pokok garapan dan dituliskan dalam kartu hasil studi
pustaka, yang berukuran
sekitar 14 x10 cm". Segala isi pernyataan atau keterangan yang menurut pendapat Anda
sangat relevan dengan
karangan ilmiah yang akan ditulis, isi pernyataan itu segera Anda pindahkan
ke dalam kartu hasil studi pustaka yang sudah Anda siapkan. Tuliskan pokok masalah pada sudut kanan sebelah atas. Di bawah pokok
masalah, Anda mencantumkan data ke-pustakaan (pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit, nama penerbit, dan nomor halarnan). Data kepustakaan ini akan Anda gunakan nanti pada waktu akan
merujuknya. Di bawah data kepustakaan, Anda mengutip isi pernyataan atau keterangan
yang Anda perlukan. Lihatlah contoh-contoh berikut.
Cara penca.atannya
adalah sebagai berikut.
pokok masalah
sumber 10 cm
kepustakaan
14 cm
isi pernyataan, rumus, atau
definisi yang dikutip
Kartu hasil studi
yang berisi isi
pernyataan dari buku
Kartu hasil studi
yang berisi keterangan
dari majalah.
3.4.2 Penampilan Kutipan
Isi pernyataan atau
keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut Penampilan kutipan, sebagai pertanggungjawaban
moral penulis dalam hubungan- nya dengan kelaziman dalam karang-mengarang, mengikuti ketentuan-ketentuan
berikut.
a. Istilah-istilah
seperti ibid, op cit, dan Joe cit tidak perlu digunakan dalam karangan ilmiah karena pembaca tidak
akan langsung mengetahui siapa yang membuat isi pernyataan itu. Dalam karangan ilmiah pada masa lalu istilah-istilah itu digunakan dan berarti
sebagai berikut: (ibid = ibidem berarti 'kuupan diambil dari sumber yang sama tanpa disela oleh sumher lain; op cit = opere
citato berarti kutipan diarnbil dari sumber yang telah disebut sebelumnya
pada halaman yang berbeda dan telah diselingi sumber lain; loe cit = loco citato berati 'kutipan
diambil dari sumber dan halarnan yang sama yang Lelah disela oleh sumber lain).
b. Jika nama pengarang dituliskan sebelum bunyi kutipan, ketentuannya sebagai berikut. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, kemudian tulislah-nama akhir pengarang, berikutnya-cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, baru kutipan ditampilkan, baik
dengan kalimat
langsung maupun dengan
kalirnat tidak langsung.
Contoh:
Dalam hal pengasapan ini, Suhadi
(2003:34) mengatakan, pengasapan ikan
dengan menaikkan suhu semaksimal mungkin
akan mendapatkan ikan yang lebih
baik dan lebih enak rasanya. Selain itu, waktu bias dihemat.
c. Jika nama pengarang
dicantumkan setelah bunyi kutipan, ketentuan nya sebagai berikut. Buatlah dahulu-pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,-- tampilkan, kutipan, kemudian-sebutkan nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam
kurung,
dan akhirnya diberi titik.
Contoh:
Lebih tegas lagi,
dikatakan bahwa amoniak dikirimkan secara kontinu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia
Gresik dan diekspor ke Filipina,
India, Thailand, Korea Selatan, dan jepang (Subandi, 2002:40).
d. Ketentuan b) dan c)
berlaku Juga bagi
kutipan yang berasal dari suatu sumber yang pengaragnya dua orang.
Contoh:
Selanjutnya, Eman dan Fauzi (2002: 18) mengatakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia.
Oleh sebab
itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula.
Pilihan lain
sebagai berikut. Dalam
bagian lain dikemukakannya bahwa tenaga
mesin itu dapat rnengatasi sr-kian
tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan rnenjadi masalah yang serius pula
(Ernan dan Fauzi,
2002:18).
e. Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan untuk
kepentingan pendapat
tersebut dan buku-buku itu membicarakan hal yang sama pemanpilan
kutipannya sebagai brikut. Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetika diperlukan unsur-unsur
yang menjadi penunjang
bentuk-bentuk arsitektur (Ali, 2000:5; Gani, 2001: 17; Wawan, 2002: 54). Lihatlah penggunaan titik koma di antara surnber-sumber kutipan tersebut.
f. Jika nama
pengarang lebih dari dua orang, yang di sebutkan hanya pengarang pertama dengan mernberikan
et al. atau dkk. (berarti dan kawan-kawan) di belakang nama tersebut.
Contoh:
Jika dirumuskan bagaimana
hubungan arsitektur dan arsitek, Sulardo
dkk. (2003: l0-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ilmu dan
seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga. melahirkan bentuk-bentuk arsitektur
yang beraneka ragam.
g. Jika kutipan hanya lima baris atau kurang dari lima baris, penampilannya seperti dicontohkan di atas, yaitu kutipan
dicantumkan di dalam teks dengan jarak dua spasi baik
dengan kutipan langsung maupun dengan kutipan
tidak langsung. sedangkan kutipan yang lebih dari lima baris dicantumkan di
bawah teks dengan jarak satu spasi, dan menjorok sekitar lima pukulan mesin tik, baik di sebelah kiri
maupun di sebelah kanan, tanpa diberi tanda petik. Perhatikan contoh berikut. Ternyata, ular itu banyak sekali jenisnya serta memiliki ciri yang bermacam-macam, seperti dikatakan oleh Suhono 2003:43) sebagai berikut.
Di pulau jawa
dikenal 110 jenis ular, baik yang berbisa maupun yang
tidak berbisa dengan taring di muka berjumlah 30
jenis, 18 jenis di antaranya
terdiri atas ular-ular laut. Hingga
kini didapatkan 12 jenis ular berbisa
yang hidup di darat. Ke-12 jenis ular berbisa yang
hidup di darat Pulau Jawa ini 4 jenis ular termasuk
ke dalam keluarga viperidae dan 8 jenis ular termasuk ke dalam
keluarga elapidae. Ular-ular lainnya (80 jenis) termasuk ular-ular yang tidak berbisa.
3.4.3 Pengintegrasian Kutipan ke dalam Teks
Walaupun sudah diberikan dengan jelas cara-cara menampilkan
kutipan, bagian ini akan memberikan
petunjuk bagaimana kutipan ini diintegrasikan
ke dalam teks. Jika kutipan dari kartu hasil studi pustaka akan ditampilkan dalam suatu paragraf,
usahakan agar koherensi paragraf tetap utuh tidak sampai timbul kesan, kutipan itu muncul tiba-tiba yang
tidak ada relevansinya dengan
pembicaraan dalam
paragraf yang bersangkutan. Contoh pengintegrasian kutipan berikut ke dalam teks cukup memadai. Amoniak selain digunakan sebagai
bahan pembuat urea, juga merupa- kan barang komoditas yang sampai saat ini merupakan
komoditas dalam negeri dan komoditas ekspor seperti dikatakan
oleh subandi (2002:40), "Amoniak di kirimkan secara kontinu untuk memenuhi keperluan PT Petro
Kimia Gresik dan diekspor ke Filipina, India, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang".
|
|
|
Catatan kaki di letakkan di bagian bawah halaman dengan dibatasi oleh garis sepanjang sepuluh
pukulan dari pias kiri jarak
dari garis pembatas kecatatan kaki dua spasi. Nomor catatan kaki dinaikkan setengah spasi
di depan penjelasannya
dan diberi kurung tutup.
Perhatikan contoh catatan kaki bcrikut ini.
|
|
|
|
1. Praperadilan adalah lembaga yang akan merneriksa atau menuntut sah atau tidaknya suatu penangkapan dan
penahanan terhadap seseorang.
2. Penjeiasan A.
Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI hari Selasa. 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WlB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar