Minggu, 25 Maret 2018

Puisi KAMU


KAMU
Siapa sangka engkau rembulan
Diam-diam memiliki cahaya
Ditengah hati yang gundah
Engkau datang membawa kedamaian
          Kamu adalah matahari malam
          Selalu bersinar di dalam kelam
          Menampik segala cerita buram
          Itulah kamu...
                                                                                                                  


Nanang Arifin


ANALISIS PUISI KAMU
1.     Struktur batin puisi
1)    tema
Tentang penyemangat hati. Dalam puisi tersebut menceritakan tentang keadaan seseorang yang sedang buntu dalam berfikir, namun tiba-tiba ada seseorang yang dianggap sebagai pencerah pemikirannya yang awalnya dianggap sebagai manusia yang tak tahu apa-apa tapi siapa sangka dia lah yang memberikan solusi dari segala masalahnya. Setelah kedatangannya masalah seakan-akan menjauh.
2)   Rasa (feeling)
Dalam puisi tersebut mengungkapkan perasaan penyair tentang kebahagiaannya, ada seseorang yang datang memberi solusi terhadap semua masalahnya.
3)   Nada dan suasana
Suasananya adalah kebahagiaan yang dirasakan karena telah datang seseorang yang membawa kedamaian bagi hidupnya, dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
4)   Amanat
Amanatnya adalah jangan menganggap remeh seseorang, siapa tahu dia adalah penyelamat abgi kehidupanmu yang tiada kau duga-duga.

2.    Struktur fisik puisi
1)    Diksi atau pilihan kata
Dalam pemilihan katanya sangat mewakili tentang perasaan kegembiraannya yaitu “engkau adalah matahari malam” ketika tiada seseorang tidak bisa memberi solusi, ternyata dia datang seperti penerang dalam hidupnya.
2)   Pengimajian
Dalam kata “siapa sangka engakau rembulan” mengimajikan bahwa dia melihat seseorang itu sebagai rembulan malam yang menyinari kegelapan.


3)   Kata konkret
Kata konkret dalam puisi ini yaitu “menampik segala cerita buram” berarti bahwa mengkonkretkan dia benar-benar telah merasa bahagia ketika seseorang datang, dan membuang semua kesedihan dan masalah yang dihadapi.
4)   Bahasa figuratif
Dalam puisi tersebut ada bahasa figuratif, yaitu “diam-diam memiliki cahaya” dengan cara yang tidak biasa, penyair menyebut seseorang itu dengan bahasa memiliki cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda