Minggu, 25 Maret 2018

Puisi KAKI MUNGIL


KAKI MUNGIL
Aku memang anak usang
Tubuhku ku terbungkus kain tipis
Melawan dinginnya angin malam
Hanya kardus alas mewah ku
Kaki mungil berjalan kesana kemari
Demi kaleng kosong di pinggir jalan
Hanya untuk menyumpal mulut
Kaki mungil kepanasan
Demi mengembara , semangat belum surut

                                                                                     
 Nanang Arifin


ANALISIS PUISI KAKI MUNGIL
1.     Unsur batin puisi
1)    Tema
Tentang kemanusiaan. Menceritakan  seorang anak kecil yang hidup dijalanan, bekerja sebagai pemulung yang kehidupan kesehariannya hanya dipinggir jalan, tidur hanya beralaskan kardus bekas. Dengan kaki mungilnya ia mengitari dari semua sudut kota yang ada demi mendapatkan barang bekas dan akhirnya mendapatkan uang.
2)   Rasa (feeling)
Perasaan penulis dalam puisi tersebut adalah merasa kasihan dan empati kepada anak kecil yang berjuang hidup di pinggir jalan sebagai pemulung. Rasa haru pun timbul karena melihat anak-anak jalanan yang berjuang sendiri di tengah kota.
3)   Nada dan suasana
Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut adalah rasa semangat yang membara karena mengisahkan anak kecil yang tidak kenal lelah dalam bekerja walaupun berjalan tanpa kenal waktu demi mencari kaleng bekas. Adapun suasana sedih, yaitu sang anak hanya memakai baju tipis dan harus melawan dinginnya angin malam dipinggir kota dan hanya beralas kardus bekas. 
4)   Amanat
Amanat nya adalah jangan putus asa walaupun kita tidak berdaya. Hanya rasa semangat yang mampu membangkitkan kita dalam berusaha mencapai tujuan tertentu. Kita harus menjadi manusia mandiri di tengah kejamnya dunia.

2.    Struktur fisik puisi
1)    Diksi atau pemilihan kata
Dalam memilih kata, sang penulis sangat mendukung tentang kisah seorang anak yang berjuang bekerja keras demi mendapatkan sesuap nasi.


2)   Pengimajian
Dalam puisi tersebut ada beberapa kalimat yang mengandung imaji yaitu perasaan dilihat dalam kata “melawan dinginnya angin malam” berarti si anak kecil tersebut merasakan udara dingin malam yang terasa sampai tulangnya.
3)   Kata konkret
Dalam kata “demi kaleng kosong di pinggir jalan” mengkonkret kan bahwa ia memamng anak kecil yang bekerja sebagai pemulung.
4)   Bahasa figuratif
Bahasa figuratif yang digunakan adalah kata “kaleng kosong” melambangkan benda bekas yang sudah tidak terpakai yang dianggap sampah bagi sebagian orang.

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda