Minggu, 25 Maret 2018

Naskah Drama hasil Bedahan













LAKON
BILA MALAM BERTAMBAH MALAM
KARYA PUTU WIJAYA

(Adaptasi)























Adegan I
ADEGAN DIMULAI DENGAN SUARA TERIAKAN NDORO RATIH MEMANGGIL HONO (penjaga rumah).
DI RUANG DEPAN ADA KURSI  TAMU DAN KURSI KECIL TEMPAT DUDUK NDORO RATIH UNTUK MENGANYAM. NDORO RATIHN GOMEL TERUS KARNA KESULITAN MEMASUKAN BENANG KELUBANG JARUM.

NDORO RATIH 
Halah halah suash betu ini lubangnya  terlalu  kecil atau   Benangnya  terlalu  besar. Payah  memang serba repot kalau usia sudah  tua begini. Sejak  kemarin  aku  tidak  berhasil memasukkan  benang  ini.  Sekarang  mataku berkunang-kunang.  Oh,  barangkali  toko  itu  sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya? Ah tidak dasar payah Hooooo Nooooo hono.... hono!.

Muncul Sari (Anak Asuh Ndoro Ratih) dengan membawa Obat dan air minum di tampan.

SARI
Ada apa Ndoro Ratih memanggil manggil Pak Hono, sepertinya sedang bersih gudang. Oh ia ini sudah waktunya Ndoro minum obat dan setelah itu Ndoro istirahat.

NDORO RATIH 
Barang kali saja ini bukan Jarum tapi kawat yang menyerupai jarum. Hono…. Hono……

SARI
Sudah Ndoro sudah dilanjutkan besok lagi ya. Mana jarum saya bantu masukan benang kedalam nya supaya besok Ndoro tidak kesusahan. (Mengambil dan Jarum dari tangan Ndoro Ratih)

NDORO RATIH 
Ular ular ….

SARI
Ini Sari Ndoro bukan ular. Aaa…. Ini pasti karna Ndoro tidak mau minum obat dari kemarin.

NDORO RATIH 
O… kamu ini bikin kaget buat jantung sakit saja.
 
SARI
Sepertinya Ndoro Ratih ini takut sekali dengan ular.

NDORO RATIH 
Ular itukan panjang dan menjijikan

SARI
Tapi kan tidak semua ular itu berbahaya. Seperti Penyakit Jantung Ndoro Ratih.

NDORO RATIH 
Tidak mau,  ya tidak mau.

SARI
Tapi kan sekarang sudah waktuya minum obat.

NDORO RATIH 
Tidak ya tidak

SARI
Ya sudah kalau begitu saya bantu masukan benang kejarum ini ya Ndoro.

NDORO RATIH 
Kamu itu sudah tidak diperlukan lagi disini.

SARI
Nah lihat Ndoro ini sama sekali tidak sulit.

NDORO RATIH 
Nyindir kamu ya, kamu pikir saya tidak apa masukin benang itu sendiri. Lagi pula lubang di jarum itu terlalu kecil.

SARI
Loh bukannya lubang dijarum itu memang kecil Ndoro.

NDORO RATIH 
Tapi itu tidak ada lubang nya saa sekali.

SARI
Nah jadi… (hendak mengambil Sulaman Ndoro Ratih).

NDORO RATIH 
Heeeeehhh… Mau apa kamu nanti jadi kotor. Sudah pergi saja kamu.

SARI
Wah kelihatannya tangan Ndoro mulai gemetar. Pasti karna tidak mau minum obat dari kemarin.

NDORO RATIH 
Hah apa iya. Kamu ini dasar penipu mau mengelabui saya kamu ya.

SARI
Sudah Ndoro dilanjutkan besok saja.(Mengambil Sulaman)

NDORO RATIH 
Heh heh heh lancang kamu ya. Saya panggilkan Hono nanti nanti kamu. Biar dikurung dalam gudang. Hono…. Hono…..

SARI
Hemmm.. sulaman Ndoro masih saja rapi sekali. Tapi mengapa warna benangnya merah harusnya kan biru muda warna kesukaan Ndoro Ratih.


NDORO RATIH 
Mau kamu apakan sulaman saya, segara letakkan nanti malah jadi rusak dan kotor karna tangan mu itu.

SARI
Subahanallah, kenapa Sari baru tersadar ya kalau hari ini Ndoro Ratih tampak lebih cantik dari hari biasanya. Mana kainnya Kembang- kembang baunya harum. Saya jadi ingat Sepuluh Tahun lalu ketika Ndoro masih agak tua dan Sari masih kecil. Ndoro Ratih masih saja awet muda sampai sekarang.

NDORO RATIH 
Tidak usah merayu, saya tidak mau bicara denganmu

SARI
Benar,Sari tidak sedang merayu coba saja lihat bayangan Ndoro di gelas itu. Sudah cantik, anggun, kaya raya pandai menyulam lagi. Nah sekarang Ndoro mau ya minum obat?

NDORO RATIH 
TIDAK !

SARI
Obat nya kali ini manis dan gurih ndoro Ratih tidak seperti obat tempo hari yang memang rasanya pahit dan sedikit basin.

NDORO RATIH 
Tidak tidak

SARI
Kalau tidak percaya saya cicip ya. (Mencicip Obat) tu kan manis rasa buah sejuk.

NDORO RATIH
Sedikit pun saya tidak mau minum obat itu.

SARI
Kalau mau cepat sembuh Ndoro harus minum tiga macam obat ada yang tablet, cair dan serbuk. Oh ya ada lagi satu lagi obat mencret. Kata pak Hono Kan dari kemarin Ndoro Mencret terus. Semua obatnya enak Ndoro tidak ada yang pahit.

NDORO RATIH
Kamu pikir saya ini bisa dikelabui apa.

SARI
Ndoro akan kembali muda kalau rajin minum obat biar sakit kapala hilang, radah tinggi hilang asam urat hilang bahkan nanti jantung Ndoro juga hilang sakitnya.

NDORO RATIH
Keras kepala ! justru karna sering minum obat dari dari kamu itu kepala saya sering pusing, tulang saya tambah sakit dan lama lama saya bisa mati karna itu. Kemudian kamu bisa ambil semua harta saya ia kan. Halah sudah sudah lah akui saja.

SARI
begini saya obatnya segera diminum lalu Ndoro Istirahat. Nanti saya buatkan teh hangat supaya Ndoro tenang. Nah ini Sari bawa kan pisang kalau Ndoro bisa menelan obatnya.

NDORO RATIH
Hono…hono…

SARI
Dan kalau ndoro masih kesulitan, tutup mata tahan nafasnya lalu telan obatnya tidak usah ragu-ragu.

NDORO RATIH
(Marah) Tidak!! Kalau mau racunlah dirimu sendiri. Urus lah dirimu sendiri, kenapa harus memikirkan kondisi orang lain. Kalau saya mau apa apa saya tinggal panggil Wahono. Tidak butuh kamu yang sok cantik, sok perhatian sok merayu tukang tipu. Enyah lah kamu sekarang. Pergi sana pergi ! (mendorong Sari)


SARI
(berdiri dan mendekati Ndoro Ratih lalu berbisik) Ndoro akan di operasi kalau tidak mau minum obat.

NDORO RATIH 
Kurang ngajar sekarang berani mengancam ya.

SARI
Dokter bilang Ndoro harus rajin rajin minum obat, waktu putra Ndoro pergi Enam tahun lalu dia berpesan supaya saya merawat serta menjaga Ndoro Ratih supaya selalu sehat. Sekarang diminum obatnya ya. Nanti kalau tidak mau minum obat penyakit nya akan kambuh sakit kelapa, darah tinggi asam urat kematik pikun pula.  
NDORO RATIH
Ular ular ular

SARI
Mana Tidak ada ular Ndoro

NDORO RATIH 
Kau lah Ular nya perempuan cilik, pergi kamu. (Berdiri mengancam)

SARI
Tapi Ndoro

NDORO RATIH
Pergi (merebut dan membuang Bungkusan obat dari Sari)

SARI
Masa’allah


NDORO RATIH
Sekarng sudah berani mengatur hidup ku kamu ya. Minggat kamu dari rumah saya! pulang sana ke kampung kumuh sekarang juga.    

SARI
Dasar tua bangga, tak tau diri. Tau begini ku biarkan supaya kamu cepat mati. Kamu pikir aku senang merawatmu.

NDORO RATIH 
Kurang ajar dasar setan

SARI
Kalau aku setan apa

NDORO RATIH
Binatang jalang

SARI
Kalau aku binatang kamu juga binatang, aku juga sudah tidak tahan menjadi budak mu.

NDORO RATIH
Dasar bedabah

SARI
Kamu lebih dari bedebah.

NDORO RATIH 
Memang anak setan kamu, binatang perempuan jalang tak tau diuntung kutu busuk kuntilanak ular.

HONO
Astaq’firrullah hal Azim, ada apa ini ndoro Ratih ada apa?

NDORO RATIH
Astaq’firrullah hal Azim lahaulawalakuata illabila. Dari mana saja kamu kakek tua!
HONO
Maaf Ndoro saya ketiduran digudang.

NDORO RATIH
Usir perempuan itu. Potong saja leher perempuan hina itu.

HONO                                                            
Perempuan yang mana Ndoro Ratih?

NDORO RATIH
Siapa lagi kalau bukan anak asuh tak tau diri itu.

HONO
Maksud Ndoro Sari

NDORO RATIH
Lantas kamu kira siapa lagi.

HONO
Ya memang salah dia apa, sehingga saya harus menghukumnya Ndoro.

NDORO RATIH
Dia itu mau membunuh saya Hono.

HONO
(mendekat) hah membunuh, ah Ndoro sedang ngelindur barang kali. Mana mungkin Sari mau membunuh Ndoro ini.

NDORO RATIH
Memang semua orang dirumah ini sudah kena racun nya.

HONO
Racun bagaimana? Saya yakin Itu Cuma prasangka buruk Ndoro saja. Ndoro ini kan sudah lanjut usia. Tidak baik jika sering marah marah apa lagi sekarang sudah penyakitan yak an.

NDORO RATIH
Heh kamu itu yang penyakitan besi tua. Minggat juga kamu dari rumah ini sekarang bela sana ular itu. paling juga mati kelaparan kamu nanti dipinggir jalan.

HONO
baik ndoro, usir saja besi tua ini. Tapi ndoro jangan suka berbuat kasar dengan orang yang baik dengan Ndoro. Orang tua sudah tak pantas lagilah membuat gara gara. Sekarang sudah saat nya kita yang tua ini banyak banyak bertobat.

NDORO RATIH
Tobat sendiri kamu sana. Sok menasehati kamu ini. Mau jadi Ular juga rupanya?

HONO
Ular  itu kelihatannya  saja  berbahaya,  tapi sebenarnya  binatang  yang  paling  pemalu  dan  lucu. Saya  sendiri sering menyimpan ular sawah dalam saku untuk dibelai pada waktu senggang,  ...Oh mana ya? (Merogoh kantongnya) ular sawah itu tidak berbahaya jadi Ndoro tidak perlu takut.. Ah, ini dia.  

NDORO RATIH
Ulaaaarrrrr ular. Mau bikin jantung saya copot kamu ini tua bangga. (Lari ketakutan masuk kamarnya)

HONO
Ndoro ndoro sama tali begini saja takut. Rupanya masih punya rasa takut juga Ndoro Ratih
( Tertawa). Eh ini kok berantakan sekali ya.





BABAK II

HONO YANG SEDANG MEMBERSIHKAN OBAT YANG BERSERAKAN KEMUDIAN MELIHAT SARI MEMBAWA KOPER KARNA HENDAK PERGI DARI RUMAH NDORO PUN LALU MENGHAMPIRI.

HONO
Loh loh Mau ke mana Sari ?

SARI 
Pulang ke desa.

HONO
Malam-malam begini?

SARI 
Apa salahnya?

HONO
Kau akan kemalaman di jalan.

SARI
Saya  tidak takut.

HONO
Banyak orang jahat sekarang sekarang ini.

SARI
Biar saja, daripada saya sakit tinggal di sini.

HONO
Besok sajalah pagi-pagi, bapak  akan mengantarmu keterminal
bus. Oh ya, memang kamu sudah pamit dengan Ndoro?

SARI
Tidak sudi saya minta izin dengan Perempuantua itu pak.

HONO
Pasti kamu habis dimarahi ya sama Ndoro Ratih. Sudahlah Sari tak usah dihiraukan perkataannya, itu hanya rasa kesal sesaat. Bapak juga diusirnya tadi. Tapi buat apalah kita yang sehat ini mendengar omongan yang tidak tentu itu. Besok pagi juga pasti dia sudah lupa.

SARI
Saya sudah bosan tinggal disini


HONO
Ya memang mau dimana pun kalau sudah lama pasti akan membosankan. Sudahlah tidak perlu dirisaukan.
SARI
Tapi disini saya selalu dicaci dimaki diperlakukan layaknya budak. Saya ini sudah besar pak saya juga punya perasaan kalau terus menerus direndahkan seperti ini saya juga tidak tahan.
                                      
HONO
Sabar Sari Ndoro Ratih memang orangnya seperti itu. bukan kepada kamu saja tapi kepada semua orang. Jadi lapang lapangkan hati mu Sari.

SARI
Tidak saya sudah tidak sanggup berada disini! Memang,  saya  banyak  berhutang  budi, dikasih makan, disekolahkan, dibelikan baju, tapi  kalau  tiap  hari disalah-salahkan  terus?  Bisa  mati  berdiri pak
.
HONO
Ia bapak mengerti, tapi sebentar lagi Tuan Bowo akan pulang. Bila kamu pergi lantas apa yang harus Bapak ucapkan bila Tuan Bowo menanyakan Sari ?

SARI 
Katakana saja sejujur nya kepadanya pak. Lagipula dia pasti sudah lupa sama Sari.

HONO
Tidak, dia tidak begitu bapak kenal betul seperti apa Tuan Bowo itu?

SARI
Laki laki itu hanya pandai mengumbar janji apa yang bisa saya harapkan?

HONO
Jangan bilang seperti itu Tuan Bowo bukan pria pendusta seperti kebanyakan pria diluar sana. Ah sudah lah lebih baik kamu jangan nekat pergi.
SARI 
Akan saya tunggu dia didesa saja. Itu pun jika dia bukan Pria Pendusta.

HONO
Sudahlah sduah jangan  cuma perkataan orang  tua itu kamu ingin pergi dari sini. Lebih baik lupakan saja.

SARI
Saya tetap akan  pergi,  tidak  bisa  tahan.

NDORO RATIH
Eh eh eh Jangan biarkan dia membawa tas itu! Tahan dia Hono. Ayo Pergi sana

HONO
Tentu  tentu Ndoro Ratih siap siap. (pergi kebekalang)

NDORO RATIH
Lohh bukan kamu bodoh. (memarahi Hono)


HONO
Oh ya siap Ndoro saya lupa.

NDORO RATIH
Usir dia dari sini, tapi  jangan biarkan dia membawa atas itu..

HONO
Tapi isi tas itu pakaiannya sendiri Ndoro.

NDORO RATIH
Dulu  ketika  kesinii,  dia  cuma  pakai  satu setel kain rombeng. Ambil segera Hono!

SARI 
Baik, ambil saja ini Pak Hono. Saya pamit

NDORO RATIH
Eh Nanti dulu.

SARI
Apa lagi?

NDORO RATIH
Tunggu kamu boleh pergi, tapi lunasi dulu hutang- hutangmu.

SARI
Apa hutang ? hutang macam apa lgi ini.

NDORO RATIH
Hono ambilkan buku besar, catatan keluar masuk, dari dalam lemari,

HONO
Ah,  catatan  keluar masuk?  Baru  sekali  ini  saya  mendengarnya .....

NDORO RATIH
Ambil cepat ini kuncinya. Cepat!

HONO
Tapi buku besar yang mana Gusti?

NDORO RATIH
Tolol  kamu  ini!  Buku  besar  di  dalam  lemari  yang berwarna hijau.

HONO
Oh.  Ndoro Ratih Ayo cepat!



NDORO RATIH
Heh heh heh Mau kemana kamu

SARI
Pulang

HONO
Mau ambil buku

NDORO RATIH
Bukan kamu oy.

HONO
Oh ya Ndoro Buku besar nya itu sebesar apa ya.

NDORO RATIH
Kebanyakan minum air tajin jadi tambah bodoh kamu ini . Nama nya buku besar ya paling besar.

HONO
Oh ya Ndoro hanya memastikan

NDORO RATIH
Cepat sedikit Hono, nanti keburu kabur tidak membayar hutang siluman betina ini

SARI
Apa yang mesti saya bayar!

NDORO RATIH
Hono cepat bawa Buku nya kesini Hono. Dasar  tak  tahu  balas  budi.  Tidak  tahu berterima  kasih,  sok kecantikan jari kelingking kaki saya ini saja lebih cantik dari pada kamu. Hitung pesek, hitam pesek pula sudah sok mau melawan saya kamu ini. Coba kalau kamu sudah tua pasti seperti saya. LAYU.  Gigi saya saja lebih putih dari pada gigi kamu. Pemalas, suka menghasut tukang tipu. Eh eh eh mau ngapain kamu berdiri saja. Cantik dari mana gak ada baik baik nya kamu ini. Saya didik saya pelihara tapi sekarang malah jadi pencuri kamu mau merampas harta warisan saya kamu kan. Pura pura manis bermain mata dengan anak saja. Sudah sudahlah mau sampai mati pun gak bakalan enggak saya setuju sama kamu. Memang saya tidak tau apa. Kenapa diam karna kamu salah kan. Heh mau kemana

SARI
Pulang

NDORO RATIH
Oh pulang sana. Kamu pikir bakal nahan nahan kamu disini apa. Malah bila kamu pergi gak ada lagi yang memperkosa saya untuk minum racun. Pergi sana merusak pemandangan saja kamu

SARI
Katakan apa saja

NDORO RATIH
Kurang rayu tukang tipu,,
SARI
Benar  apa lagi

NDORO RATIH
Setan licik memedi alas bocah kurang ajar

SARI
Biar saja lalu mau tau kamu itu apa

NDORO RATIH
Apa apa

SARI
DERAKULA.!

NDORO RATIH
Kelewatan, memang diadab tau tau balas tak bisa menghormati orang tua. Dasar begenggek pelacur ketengan

SARI
 Saya sudah tahan lagi ( berjalan keluar)

NDORO RATIH
Heh heh heh mau kemana kamu urusan kita belum selesai. Hono hono…. Lama sekali kamu. Awas kamu ya Hono cepat sedikit hono.. hono… cepat..

HONO
Ia ndoro ini yang ini kan buka nya.

NDORO RATIH
Iya itu, heh kamu jangan kemana mana awas kamu ya.

HONO
Benar sari sebaiknya jangan pergi.

SARI
Tidak saya akan tetap pergi dan saya bersumpah tidak sudi mengijak rumah ini lagi.

NDORO RATIH
Tentu kamu boleh pergi setelah kamu lunasi hutang kamu.

SARI
Hutang apa!

NDORO RATIH
Bacakan  Hono dengan lantang semua yang ditulis dengan tinta merah. Dengarkan baik baik wanita picik. Disitu dicatat semua hutang semalam bertahun tahun.

HONO (Masih  bingung,  mendekatkan  lampu) 
Tulisannya kurang terang Ndoro

NDORO RATIH
Bacakan Cepat Hono!

HONO
Nah udah keliatan hufut tapi dia ini gak mau bunyi. Kira kira apa ini bacaannya ya Ndoro

NDORO RATIH
Ealaah ia lupa kamu kan Buta Huruf.

HONO
 Apa Ndoro Ratih ?

NDORO RATIH
 kamu kan Buta Huruf.

HONO
Betul Ndoro.

NDORO RATIH
Sini Buku nya sini, dasar lambat. Mana kacamata saya.

HONO
Hem hem (Mennggunakan Isyarat )

NDORO RATIH
Ham hem ham hem apa. Astaqfirullah. ( membuka buku)
Nah ini dia, dengarkan ini Gendis Amis. Catatan Hutang Piutang nama Sari Asih asal pekon PUJODADI. Waktu kedatangan Rabu kliwon 22 Juli 1967, umur kira kira 11 tahun tanda tanda (merilik kearah Sari) biasa saja. Bau busuk korenagan dimana mana kudisan ingusan ngompolan pula mirip kebo.

HONO
Prasaan gak separah itu Ndoro.

SARI
Saya tidak punya Hutang

NDORO RATIH
Eh eh tahun 1967 waktu kamu saya bawa kesini lansung saya kasih 3 setel pakaian 2 seragam sekolah, alat tulis, mukena, uang bayar sekolah. Tahun 68, 5 ekor ayam 15 kilo beras bumbu bumbu 1 kotak telur.

HONO
Tunggu tunggu yang itu kan untuk selamatan Tuan Baskoro, itu kan pengeluaran Ndoro Sendiri,

NDORO RATIH
Eh diam kamu. Tahun 69 minggat 1 minggu dari rumah denda 20 ribu.

HONO
Mahal betul itu Ndoro

NDORO RATIH
Tahun 70 (membuka buku) loh kq ini kosong astaqfirullah hal azim. Lupa saya catat rugi saya setahun. Nah nah apa ini dicoret coret digambar gambal wewegombel kurang ajar ini pasti kerjaan kamu kan. Dasar tolol denda lagi 20 ribu karna kamu tolol.

HONO
Ada ada saja Ndoro Ratih ini.

NDORO RATIH
Oh ya saya ingat tahun 72 waktu itu saya belikan lagi kamu rok baru kan yang kembang kembang tambah lagi hutang 20 persen karna waktu itu harga kain lagi mahal.

HONO
Saya ingat waktu itu Ndoro juga belikan saya baju koko juga ya ya ya persis 8 tahun lalu. Sudah lama sekali ya Ndoro.

NDORO RATIH
Ya ialah udah lama dia itu dipelihara disini. Tahun 73 ini yang paling banyak 1 karung beras 5 potong baju 1 lusin Kutang 1 pack celana dalam. Alat alat mandi macam macam jajan 2 lusin pembalut. Alat alat dapur 3 ekor anak ayam

HONO
Tapi semua itu apa benar Ndoro

NDORO RATIH
Kalau sudah dicatat disini sudah pasti benar. Kamu ini ikut campur saja

HONO
Tapi itu tidak adil jika semua pengeluaran Ndoro dianggap Hutang Sari. Kalau begitu lebih baik saya sajalah yang menanggung itu semua tapi dikorting ya Ndoro.

NDORO RATIH
Apa  kamu ini, hutang mu sendiri saja banyak sok jadi pahlawan

HONO
La saja juga punya hutang Ndoro

NDORO RATIH
Kamu kira ini panti sosial apa semua mua gratis. Ini cacatan Hutang Wahono dari tahun 58 samapek tahun 80. Total nya 37 juta tujuh ratus lima puluh lima ribu empat ratus tiga rupiah. Tauhun ini blm saya rinci..

HONO
Masallah Ndoro kepala saya saja tidak ada segitu harganya.



NDORO RATIH
Dasar miskin, nah kamu dengarkan Gendis Amis. Kalau sudah tinggal bayar lalu kalau mau pergi, pergilah sana. Gak perlu lunas juga bisa dicicil  10 bulan bunganya 10 persen kalau telat bayar kena dengan 5 persen mudahkan. Ini Hono simpan lagi buku ini di lemari.

HONO
Nah kenapa ya setelah dibaca buku ini tambah berat ya haduh haduh.

NDORO RATIH
Heh bayar!

SARI
Bayar apa

NDORO RATIH
Kurang jelas apa lagi Bayar! Berani hutang ya berani bayar.

SARI
Hutang mu juga harus dibayar

NDORO RATIH
nah ngomong sembarangan kamu ya. Berani macam macam tongkat ini lama lama masuk kemulut kamu nanti. Saya tak mau tau Bayar

SARI
Bayar

NDORO RATIH
Saya bayar, bayar apa hah kapan saya pernah punya hutang sama kamu. Lihat kamu saja sudah buat mata saya sakit kayak. ( Meludah)

SARI
12 Tahun saya dihina, 12 tahun saya dikekang, 12 tahun saya dicaci dimaki direndahkan diperintah dianggap binatang diperbudak dan difitnah. 12 tahun saya dipenjara disini, 12 tahun saya tidak dibayar, 12 tahun saya bersabar 12 tahun saya menangis menahan sakit hati dan 12 tahun saya sia siakan hidup saya disini. Semua nya 10 kali 10 kali 12 kali seratus ribu. AMBIL semua itu! (pergi dari rumah).

NDORO RATIH
Nah Kuntilanak Gendis amis mau kemana kamu anak setan dasar kutu busuk perempuan hina… jangan lari kamu ! Asataga Masaalaah

HONO
Loh ada apa lagi ini Ndoro ratih. Kemana perginya tadi Sari Ndoro

NDORO RATIH
jangan Sebut sebut namanya lagi disini.

HONO
(bingung)
NDORO RATIH
Badan saya gemeteran jadinya, hono coba buatkan saya teh anget dulu.

HONO
Tehnya dimana Ndoro?

NDORO RATIH
Kamu jangan buat saja tambah stress sih. Makin tua kq tambah bodoh sih kamu ini. Teh  ya didapur  hono. Tehnya jangan banyak banak jangan lupa kasih air anget gula stengah sendok . paham belum.

HONO
Oh ya ya sebentar Ndoro.

NDORO RATIH
Kenapa begini betul hidup saya ini. Haduh ( nahan rasa sakit karna gemetar sambil menghisap aroma terapi). Astaqfirullah Hal azim……

HONO
(Membawa teh dan meletakkan dimeja)  ini Ndoro tehnya.

NDORO RATIH
(meninum tipis tipis teh itu)

HONO
Setelah ini bakalan susah, kenapa juga Ndoro Ratih ini mengusirnya malam malam begini kasihan dia bagaimana kalau nanti diajaln bertemu dengan para serigala jalanan . Lalu ada mengapa Ndoro selalu saja marah dengan Sari. Padahal itu baik dan sabar sekali.

NDORO RATIH
Kapala ku, pinggang ku badan ku semuanya sakit. Mana kaca mata ku.

HONO
Hem.. (melirik kacamata)

NDORO RATIH
Apa kamu ini. Oh Astaqfirullah Hal Azim, dalam keadaan sakit seperti ini kenapa putra kebanggaan ku belum juga pilang.

HONO
Ndoro Ndoro bukannya tuan bowo itu akan pulang

NDORO RATIH
Darimana Kamu tau dia akan pulang

HONO
Lo kan tempo hari saya menyerahkan surat dari Tuan Bowo sama Ndoro. Dan didalam surat itu Tuan memberi kabar bahwa dia akan pulang dan ingin berterus terang dengan Ndoro Ratih.

NDORO RATIH
Apa ia, saya rasa kq akhir akhir ini sering lupa.

HONO
Lantas bagaimana nanti bila Tuan Bowo menanyakan Sari. Saya harus jawab apa, dia pasti marah bila tau Ndoro mengusirnya.

NDORO RATIH
Bowo putra ku, kenapa dia marah.

HONO
Ya jelas akan marah karna Ndoro sudah mengusir Sari. Gadis yang dicintai Tuan bowo
                                                                                                                        
NDORO RATIH
Sari, kamu bilang putra saya cinta dengan Sari. Apa sudah gila dunia sekarang ini Hono. Apa yang bisa disukai dari si Gendis Amis itu. Sudah buta mata anak itu apa

HONO
Masak Ndoro tidak tau bahwa Sari Asih itu kekasih putra Ndoro Taun Muda WiBowo Baskoro.

NDORO RATIH
Alangkah banyaknya gadis dikota sana yang lebih beribu- ribu lebih segala nya dari anak kurang ajar itu

HONO
 Memang Ndoro benar, banyak diluar sana yang lebih beribu- ribu segalanya dari sari. Tapikan Tuan Bowo sudah lama jatuh Hati dengan Sari.

NDORO RATIH
Halah persetan dengan cinta. Apa kamu itu tidak berpikir putra ku itu adalah keturunan ningrat. Anak dari orang terpandang yang kaya raya, jauh jauh dikuliah kan ke ibukota sana hanya untuk gadis desa tak tau diri itu. heh sampai mati pun gak akan rela tau kamu,

HONO
Tapi tuan bowo akan pulang untuk meminta restu kepada Ndoro mengenai hubungannya dengan Sari.

NDORO RATIH
Tidak ! tidak akan. Putra ku itu gagah dan tampan idaman para gais bahkan janda janda jadi dia tidak boleh mencintai perempuan itu. kamu kamu pasti sudah menghasutnya kan.

HONO
Tidak saja tidak menghasut tidak

NDORO RATIH
Ia Atau jangan jangan ini mau balas dendam dengan Almarhum sebab almarhum sudah membuat mu gagal.


HONO
Almarhum itu sejatinya tak lebih dari sebelah tangan ku ini

NDORO RATIH
Berani kamu menghina pahlawan.

HONO
Siapa yang mengatakan dia pahlawan

NDORO RATIH
dia adalah pahlawan yang ditembak mati tentara sekutu.

HONO
Itu adalah kekelirusn sejarah.

NDORO RATIH
 Apa kamu bilang, pergi kamu perkakas tua pergi..

HONO
Kekeliruan yang terkutuk karna orang kasihan

NDORO RATIH
Sudah gak ada takut takut lagi kamu ya, ceapt minggat dari rumah saya kamu cepat

HONO
baik baik saya akan pergi

NDORO RATIH
Pergi pergi kalian semua tinggalkan saya sendiri dan jangan pernah ganggu saja lagi. Kalian memang tak ada yang diutung. (kembali duduk dan termenung sambil mengambil foto Raden Agung Baskoro Waseso).
Semua nya jadi pembangkang, putra mu sudah dihasutnya bahkan sudah kamu sudah dihina nya dan saya sudah tidak ada wibawanya sama sekali semua orang sudah tidak ada sopan santunnya dengan saya.

MEMANDANG  SEKELILING  LALU DUDUK  DI  KURSI. UNTUK  BEBERAPA  SAAT  IA  TERTIDUR  DI KURSI ITU









BABAK III

NDORO RATIH
(tertidur ketika WIBOWO saat pulang.)

WIBOWO 
ibu ...  ibu ( memandang sosok Ndoro Ratih.)

NDORO RATIH
(kaget) Siapa kamu ?

WIBOWO 
Saya BOWO bu, putra ibu Wibowo Baskoro  ....

NDORO RATIH
WIBOWO?

WIBOWO 
Yah! saya,bu..  

NDORO RATIH
(Mengusap  mata membenarkan kaca matanya  tak  percaya  terbelalak sambil  tersenyum) 
WIBOWO  ..  WIBOWO apa tidak salah ini putraku,

WIBOWO
Tidak ibu ini betul Putra ibu ( mencium tangan ibunya)

NDORO RATIH
Bowo putra ku, akhirnya pulang juga kamu. Baik kan sehat kan (Memastikan)

WIBOWO
Alhamdulillah bu Bowo baik baik saja. Tapi ya tadi dijalan pulang sempat macet jadi pulangnya agak kemalaman.

NDORO RATIH
gak apa apa nak kamu sampai rumah dengan selamat sehat saja Ibu sudah senang betul.

WIBOWO
Saya bisa pulang juga saja sudah seneng bu.

NDORO RATIH
Alhamdulilah ( tengak tengok)

WIBOWO
Ada apa bu ?

NDORO RATIH
oleh oleh buat ibu ?

WIBOWO
Oh oleh oleh ..Lupa saya bu.

NDORO RATIH
Halah tidak berubah gak ada perhatian nya sedikit pun sama Ibu mu ini.

WIBOWO
Bagaimana keadaan ibu sehatkan

NDORO RATIH
Siapa bilang Ibu kamu yang tua ini sehat. Kelihatannya saja sehat tapi yang di dalam sini ni ni sudah bonyok.

WIBOWO
Ibu sakit ?

NDORO RATIH
Bukan sakit lagi, barusan dirumah ini sudah terjadi perang.( hendak berdiri tapi asam urat kambuh)
Aduh duh Ya Allah gusti

WIBOWO
Apa nya yang sakit bu

NDORO RATIH
Semua. Kepala pundak lutut kaki semuanya sakit.

WIBOWO
Ya udah udah Ibu senderan dulu dikursi ini. Nah kenapa foto ayah ada diatas meja. (berjalan memeriksa rumah)
Pada kemana ini kq sepi, kemana yang lain Pak Hono sama Sari bu.

NDORO RATIH
perang perang

WIBOWO
Perang apa bu.. jangan jangan ibu ini masih ngelindur. (mendekati Ibu nya)

NDORO RATIH
Tidak terasa sudah lama kamu pergi meninggalkan ibu.  Tapi Sekarang ibu perhatikan kamu tambuh hitam dan kurus. Kurang makan apa kamu nak hidup di kota sana

WIBOWO
Tidak bu, saya ini sering sakit makanya seperti ini.

NDORO RATIH
Kalau kamu sering sakit kenapa kamu pulang ?

WIBOWO
 Saya sudah tahan bu
NDORO RATIH
Ibu lebih lebih gak bisa tahan lagi.

WIBOWO
Gak tahan apanya bu

NDORO RATIH
Halah jangan jangan kamu ini pulang karna ingin kawin dengan peremuan hina itu kan.

WIBOWO
Perempuan hina apanya bu.

NDORO RATIH
Kalau kamu berani kawin dengan perempuan hina itu, jangan panggil saya ibu lagi.

WIBOWO
Sudahlah, kita bicarakan nanti saja ya bu.

NDORO RATIH
Ibu mu ini sudah terlalu lelah dengan persoalan ini. Tidak usah ditunda tunda lagi kita selesaikan urusan ini sekarang juga.

WIBOWO
Ia tapi ibu kan masih sakit, lebih baik istirahat saja dulu besok lagi dibicarakannya.

NDORO RATIH
Sekarang! Ibu tidak bisa istirahat kalau masalah ini belum selesai. Bisa saja dia itu meracuni pikiranmu itu

WIBOWO
Meracuni apa bu. Masalah itu harus dikelarkan dengan tenang bu jangan dengan….

NDORO RATIH
Tidak usah berbelit belit langsung saja.

WIBOWO
 Ia tapi ibu itu harus …

NDORO RATIH
Cepat apa yang mau kamu katakan Bowo

WIBOWO
 Ini bukan hanya masalah iya atau tidak. Masalah ini bukan hanya butuh pikiran tapi juga perasaan, Bowo belum siap untuk itu.

NDORO RATIH
Pikiran siapa! Pikiram apa!

WIBOWO
Pikiran dan perasaan kita semua bu.
NDORO RATIH
 Itu semua hanya ada dipikiran mu.! (membentak)

WIBOWO
Ia tapi kan pikiran Bowo ini juga pikiran IBu juga. Kita ini kan keluarga bu.

NDORO RATIH
Kamu itu pasti sudah diguna guna sama perempuan hina itu.

WIBOWO
Ibu jangan bicara seperti itu Pada Sari.

NDORO RATIH
Pokok nya kamu boleh cari perempuan siapa saja dimana saja berapa saja asal kamu KUAT. Tapi kamu tidak boleh kawin dengan perempuan itu.

WIBOWO
Memang kenapa dengan Sari bu,  apa yang salah  dari dia. Apa karna kita ini orang Kaya turunan Ningrat, gengsi kalau dapet mantu orang biasa orang gak punya rakyat jelata ia. Toh Sari itu perempuan yang baik tidak seperti perempuan kota kebanyakan yang gila harta mengumbar tubuh meraka demi mengejar status sosial. Memang tadinya saya mau minta restu sama ibu tapi jika ibu tidak merestui karna alasan yang tidak bisa diterima dengan akal sehat ya apa boleh buat bu saya tetap akan perjuangan…

NDORO RATIH
Kurang ajar, saya tidak mau memandang wajah mu lagi DURHAKA. Saya akan tetap menjaga martabat keluarga ini sendiri sampai mati. Pergi saja kamu

WIBOWO
Tapi bu.

NDORO RATIH
 Pergi kamu.. pergi ( Masuk Kamar)

WIBOWO
Bu … ibu…

NDORO RATIH
minggat kamu dari rumah saya pergi

WIBOWO
(duduk termenung di kursi)








BABAK IV

TERLIHAT WIBOWO YANG SEDANG MENENAGKAN DIRI TERDIAM  DIKURSI. DAN TIDAK LAMA SETELAH ITU MUNCUL DARI PINTU DAPUR PAK HONO DENGAN MEMBAWA TAS DAN SENAPAN HENDAK PERGI LANTARAN DI USIR JUGA OALH NDORO RATIH.

WIBOWO 
Pak Hono

HONO
( terkejut) Nah tuan Bowo, akhirnya pulang juga kamu.

WIBOWO
 Nah Pak hono sendiri mau kemana ini.

HONO
Mau pulang.

WIBOWO 
Pulang kemana malam malam begini

HONO
Ia mau pulang kedesa, ada sodara yang sakit disana.

“Ndoro Ratih keluar dari kamarnya karna mendengan percakapan Bowo dan Pak Hono”

HONO
Bapak pulang dulu ya

WIBOWO 
Kok Buru buru gitu pak

NDORO RATIH
Apa yang kamu bawa itu

HONO
Pakaian pakaian tua .

NDORO RATIH
Bedil siapa itu ?

HONO
Jelas bedil saya, ini milik saya.

NDORO RATIH
Itu bedil yang disimpan digudang. Itu milik saya kembalikan lepaskan Bedil itu cepat lepaskan. (memaksa)


HONO
Tidak tidak ini punya saya

NDORO RATIH
Ini pusaka saya milik saya. Bowo jangan diam saja rebut bedil itu


WIBOWO 
Sudah berikan saja dulu bedilnya pak

HONO
Tapi ini betil saya Bowo

NDORO RATIH
Kamu liat, kamu lihat sendiri sekarang semua orang sudah berani melawan dan mencuri dirumha kita. Dasar rampok

HONO
Tapi ini benar milik saya Bowo

WIBOWO
Kalau memang itu punya Pak Hono apa buktinya

HONO
(diam sejanak) Tidak Ada.

WIBOWO  (Tertarik kepada bentuk bedil  itu)
Kalau begitu boleh saya lihat pak. Sebentar saja nanti saya kembalikan.

HONO
( memberikan bedilnya pada Bowo)

WIBOWO 
Apa bedil ini masih berfungsi ?

NDORO RATIH
Dasar pencuri, bertahun tahun saya simpan edil ini untuk mengenang Almarhum. Asal kamu bedil ini ditemukan tidak jauh dari jasat Ayah mu nak. Dan bedil ini lah yang sudah membunuh ayahmu. Ibu simpan sebagai kenangan karna ayah mu mati saat agresi militer melawan penjajah.

WIBOWO 
Apa benar itu Pak hono ?

HONO
Benar

WIBOWO 
Nah berarti ini bedil saya pak.

HONO
Bukan itu bedil saya, saya sendirilah yang membawa bedil itu kesini dulu.

NDORO RATIH
Bohong bohong
.
HONO
Saya berani bersumpah Bedil itu punya saya.

NDORO RATIH
Semua Pencuri juga berani bersumpah untuk menutupi kebohongannya. Bedil inilah yang sudah membunuh ayah mu, kalau saja Ayah mu masih Hidup pasti dia sudah diangkat menjadi jendral karna sudah banyak jasa jasa nya untuk bangsa dan Negara. Kalau bukan karna bedil ini ibu tidak akan menderita menjadi janda. Ambil ambil bedil ini perkakas tua jika ini yang kamu inginkan dan segara minggat dari rumah ku dasar bedebah kamu.


HONO
(mengambil Bedil yang sudah dilempar Ndoro Ratih kelantai)
Bedil ini menjadi saksi kejadian kejadian buruk, bedil ini sudah banyak membunuh makanya bedil ini disembunyikan tapi sekarang tak ada lagi yang perlu disembunyikan.

NDORO RATIH
Pergi !!!!

HONO
Biar Tuan Bowo saja yang menyimpannya.

WIBOWO 
Saya tidak mau menyimpan bedil yang telah membunuh ayah saya.

HONO
Bukan orangnya yang dibunuh tapi kelakuannya….

NDORO RATIH
Pergi kamu pergi….Setan tua.

HONO
Sebelum saya pergi saya harus berterus terang sekarang

WIBOWO
Apa maksud bapak

HONO
Bapak ini memang orang miskin orang desa yang tidak pernah makan sekolahan. Bapak tidak pernah dicatat sebagai pejuang tapi bapak selalu bertempur melawan penjajah secara diam diam. Sampai ketika para pejuang diabawah komando Letnan Joko Santoso banyak pejuang hebat gugur yang berani melawan penjajah tanpa pamrih apapun hanya untuk kemerdekaan
(Dengan  tegas)
NDORO RATIH
Pergi kurang ajar…

HONO
Saya akan pergi tapi Bowo harus tau ini

NDORO RATIH
Diam !

HONO
Saya sudah terlalu lama diam. Sudah waktunya saya untuk bicara

NDORO RATIH
Usir dia Bowo usir dia sekarang !

HONO
DIAM !

WIBOWO
Pak Hono

HONO
Bowo

WIBOWO
jangan kasar sama ibu saya. Wajar saja kalau akhir akhir ini ibu sering marah ternyata orang orang disini sudah tidak ada sopan santun nya. Saya tidak terima jika pak Hono membentak ibu saya ini.

HONO
Para pejuang terkepung di Desa Marga, meraka berjuang dengan gagah berani. Kapal perang Penjajah menderu deru memuntahkan peluru, Desa Marga menjadi saksi bapak kehilangan teman dan pemimpin yang tak ternilai harganya. Pengorbanan sebesar itu harus nya tidak perlu terjadi kalau tidak  ada Ular berkepala dua dan penghianatan diantara kami.
Bapak sendiri yang tau siapa penghianatnya.

NDORO RATIH
Bohong…

HONO
DIAM!

WIBOWO
Pak Hono!

HONO
Bowo! Bapak tidak buta huruf seperti yang orang sangka, bapak bisa membaca document document dimeja Alamarhum bapak tau sekali siapa penghianat itu. dia dia lah penghianatnya (menunjuk Foto Raden Baskoro Waseso)

WIBOWO
Dia siapa maksud bapak !

HONO
Almarhum..!

NDORO RATIH
Pembohong besar ! Almarhum seorang pahlawan dia berjuang bersama rakyat untuk kemerdekaan.

HONO
Pahlawan, itu kekeliruan sejarah

NDORO RATIH
Pembual, mana buktinya !

HONO
Orang tua inilah buktinya

WIBOWO
Bukti dalam bentuk apa !

HONO
Tangan ini tangan ini yang telah membidik bedil ini kejantung nya

NDORO RATIH
APA ! jadi benar kamu, kamu yang sudah membunuh Almarhum… (lepas hampir pingsan)

HONO
Iya! Sudah waktunya menerangkan ini sekarang. Almarhum bukan pahlawan dial ah yang menjadi mata mata sekutu dan menjebak pasukan pejuang Letnan Kolonel Joko Santoso yang sedang berada di Desa Marga. Almarhum itu seoarng penjilat hanya karna orang orang segan kepadanya berkat jasa jasa leluhurnya. Almarhum dibiarkan hidup dan dianggap pahlawan olah rakyat. Kebohongan itu kini jadi kebenaran sebagian dari salah kaprah dan akan di akhiri sekarang.

NDORO RATIH
Bowo Bunuh, bunuh setan tua itu sekarang.

WIBOWO
Pak HONO ! keluar dari rumah ini sekarang dan berhenti menghina Ayah saya.

HONO
Menghina Ayahmu

WIBOWO
Iya!


HONO
Sama sekali bukan, Alamarhumadalah seoarang penhianat. Tuan Bowo kira Almarhum itu ayah sejati mu lantaran Dia Adalah Suami sah Ndoro Ratih dan 13 orang istri lainnya. Tapi semua itu hanyalah sandiwara untuk menutupi Ketidak mampuannya Sebagai LELAKI. Mana mungkin Lelaki yang mati kejantanan nya bisa menggauli seorang Istri. Kalau beliau harus melaksanakan tugas nya sebagai suami, Bapak lah yang mengerjakan semua Bowo. Itu menjadi rahasia kami kalau kau tak percaya tanyakan lah pada ibu mu Ratih Ayuningsih siapa ayah Bowo sebenarnya.


WIBOWO TAK PERCAYA DAN MENGHAMPIRI IBUNYA YANG MULAI MENANGIS

HONO
Dia  pura-pura  saja  tidak  tahu  siapa  laki-laki  yang selalu  tidur  dengan  dia.  Sebab  sesungguhnya  kami saling mencintai sejak kecil, sampai  tua ini. Hanya  kesombongannya  terhadap  martabat kekeluarganya dia  menolakku, lalu  dia  kawin  dengan  bangsawan,  penghianat  itu, semata-mata hanya soal gensi belaka. Meninggalkan saya yang  tetap  mengharapkannya.  Sementara semakin lama cinta  itu  semakin mendalam.

WIBOWO  (Berdiri dan bertanya dengan tolol)
Betulkah itu Ibu?

HONO
Tanyakan sendiri kepada dia.

NDORO RATIHTERUS MENANGIS SEMENTARA WIBOWO TERUS BERTANYA SAMBIL BERTERIAK

HONO
Saya  menghamba  di  sini  karena  cinta  saya kepadanya.  Seperti  cinta  BOWO  kepada  SARI. Saya  tidak  pernah  kawin  seumur  hidup  dan  orang-orang  menganggap  bapak ini  gila,  pikun dan bodoh. Biar saja semua itu bapak lakukan untuk melupakan kesedihan,  kehilangan  masa  muda  yang  tak  bisa diulang  lagi.  Bowo tidak boleh sepeti bapak kejarlah Sari pasti dia belum begitu jauh. Dia perempuan yang teguh pendirian pasti dia akan menjadi istri yang baik. Kejar dia sebelum terslambat.

KEDUA  LAKI-LAKI  ITU  SALING MEMANDANG, NDORO RATIH TERPAKU DAN MERASA MALU SEKALI.  HONO KASIHAN  DAN  MENDEKATI  NDORO RATIH. WIBOWO PUN PERGI MENGEJAR SARI. DAN HONO DUDUK MENDEKAT NDORO RATIH.

NDORO RATIH
Mengapa mengapa kamu lakukan ini semua.

HONO
Menang sudah waktunya. Waktu dimana semua harus tau yang sebenarnya.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda