LAKON
BILA MALAM BERTAMBAH MALAM
KARYA PUTU WIJAYA
(Adaptasi)
Adegan
I
ADEGAN DIMULAI
DENGAN SUARA TERIAKAN NDORO RATIH MEMANGGIL HONO (penjaga rumah).
DI RUANG DEPAN
ADA KURSI TAMU DAN KURSI KECIL TEMPAT
DUDUK NDORO RATIH UNTUK MENGANYAM. NDORO RATIHN GOMEL TERUS KARNA KESULITAN
MEMASUKAN BENANG KELUBANG JARUM.
NDORO
RATIH
Halah halah
suash betu ini lubangnya terlalu kecil atau
Benangnya terlalu besar. Payah memang serba repot kalau usia sudah tua begini. Sejak kemarin
aku tidak berhasil memasukkan benang
ini. Sekarang mataku berkunang-kunang. Oh,
barangkali toko itu
sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya? Ah tidak dasar
payah Hooooo Nooooo hono.... hono!.
Muncul
Sari (Anak Asuh Ndoro Ratih) dengan membawa Obat dan air minum di tampan.
SARI
Ada apa Ndoro
Ratih memanggil manggil Pak Hono, sepertinya sedang bersih gudang. Oh ia ini
sudah waktunya Ndoro minum obat dan setelah itu Ndoro istirahat.
NDORO
RATIH
Barang kali saja
ini bukan Jarum tapi kawat yang menyerupai jarum. Hono…. Hono……
SARI
Sudah Ndoro
sudah dilanjutkan besok lagi ya. Mana jarum saya bantu masukan benang kedalam
nya supaya besok Ndoro tidak kesusahan. (Mengambil dan Jarum dari tangan Ndoro
Ratih)
NDORO
RATIH
Ular ular ….
SARI
Ini Sari Ndoro
bukan ular. Aaa…. Ini pasti karna Ndoro tidak mau minum obat dari kemarin.
NDORO
RATIH
O… kamu ini
bikin kaget buat jantung sakit saja.
SARI
Sepertinya Ndoro
Ratih ini takut sekali dengan ular.
NDORO
RATIH
Ular itukan
panjang dan menjijikan
SARI
Tapi kan tidak
semua ular itu berbahaya. Seperti Penyakit Jantung Ndoro Ratih.
NDORO
RATIH
Tidak mau, ya tidak mau.
SARI
Tapi kan
sekarang sudah waktuya minum obat.
NDORO
RATIH
Tidak ya tidak
SARI
Ya sudah kalau
begitu saya bantu masukan benang kejarum ini ya Ndoro.
NDORO
RATIH
Kamu itu sudah
tidak diperlukan lagi disini.
SARI
Nah lihat Ndoro
ini sama sekali tidak sulit.
NDORO
RATIH
Nyindir kamu ya,
kamu pikir saya tidak apa masukin benang itu sendiri. Lagi pula lubang di jarum
itu terlalu kecil.
SARI
Loh bukannya
lubang dijarum itu memang kecil Ndoro.
NDORO
RATIH
Tapi itu tidak
ada lubang nya saa sekali.
SARI
Nah jadi…
(hendak mengambil Sulaman Ndoro Ratih).
NDORO
RATIH
Heeeeehhh… Mau
apa kamu nanti jadi kotor. Sudah pergi saja kamu.
SARI
Wah kelihatannya
tangan Ndoro mulai gemetar. Pasti karna tidak mau minum obat dari kemarin.
NDORO
RATIH
Hah apa iya.
Kamu ini dasar penipu mau mengelabui saya kamu ya.
SARI
Sudah Ndoro
dilanjutkan besok saja.(Mengambil Sulaman)
NDORO
RATIH
Heh heh heh
lancang kamu ya. Saya panggilkan Hono nanti nanti kamu. Biar dikurung dalam
gudang. Hono…. Hono…..
SARI
Hemmm.. sulaman
Ndoro masih saja rapi sekali. Tapi mengapa warna benangnya merah harusnya kan
biru muda warna kesukaan Ndoro Ratih.
NDORO
RATIH
Mau kamu apakan
sulaman saya, segara letakkan nanti malah jadi rusak dan kotor karna tangan mu
itu.
SARI
Subahanallah,
kenapa Sari baru tersadar ya kalau hari ini Ndoro Ratih tampak lebih cantik
dari hari biasanya. Mana kainnya Kembang- kembang baunya harum. Saya jadi ingat
Sepuluh Tahun lalu ketika Ndoro masih agak tua dan Sari masih kecil. Ndoro
Ratih masih saja awet muda sampai sekarang.
NDORO
RATIH
Tidak usah
merayu, saya tidak mau bicara denganmu
SARI
Benar,Sari tidak
sedang merayu coba saja lihat bayangan Ndoro di gelas itu. Sudah cantik,
anggun, kaya raya pandai menyulam lagi. Nah sekarang Ndoro mau ya minum obat?
NDORO
RATIH
TIDAK !
SARI
Obat nya kali
ini manis dan gurih ndoro Ratih tidak seperti obat tempo hari yang memang
rasanya pahit dan sedikit basin.
NDORO
RATIH
Tidak tidak
SARI
Kalau tidak
percaya saya cicip ya. (Mencicip Obat) tu kan manis rasa buah sejuk.
NDORO
RATIH
Sedikit pun saya
tidak mau minum obat itu.
SARI
Kalau mau cepat
sembuh Ndoro harus minum tiga macam obat ada yang tablet, cair dan serbuk. Oh
ya ada lagi satu lagi obat mencret. Kata pak Hono Kan dari kemarin Ndoro
Mencret terus. Semua obatnya enak Ndoro tidak ada yang pahit.
NDORO
RATIH
Kamu pikir saya
ini bisa dikelabui apa.
SARI
Ndoro akan
kembali muda kalau rajin minum obat biar sakit kapala hilang, radah tinggi
hilang asam urat hilang bahkan nanti jantung Ndoro juga hilang sakitnya.
NDORO
RATIH
Keras kepala !
justru karna sering minum obat dari dari kamu itu kepala saya sering pusing,
tulang saya tambah sakit dan lama lama saya bisa mati karna itu. Kemudian kamu
bisa ambil semua harta saya ia kan. Halah sudah sudah lah akui saja.
SARI
begini saya
obatnya segera diminum lalu Ndoro Istirahat. Nanti saya buatkan teh hangat
supaya Ndoro tenang. Nah ini Sari bawa kan pisang kalau Ndoro bisa menelan
obatnya.
NDORO
RATIH
Hono…hono…
SARI
Dan kalau ndoro
masih kesulitan, tutup mata tahan nafasnya lalu telan obatnya tidak usah
ragu-ragu.
NDORO
RATIH
(Marah) Tidak!!
Kalau mau racunlah dirimu sendiri. Urus lah dirimu sendiri, kenapa harus
memikirkan kondisi orang lain. Kalau saya mau apa apa saya tinggal panggil
Wahono. Tidak butuh kamu yang sok cantik, sok perhatian sok merayu tukang tipu.
Enyah lah kamu sekarang. Pergi sana pergi ! (mendorong Sari)
SARI
(berdiri dan
mendekati Ndoro Ratih lalu berbisik) Ndoro akan di operasi kalau tidak mau
minum obat.
NDORO
RATIH
Kurang ngajar
sekarang berani mengancam ya.
SARI
Dokter bilang Ndoro harus rajin rajin minum obat,
waktu putra Ndoro pergi Enam tahun lalu dia berpesan supaya saya merawat serta
menjaga Ndoro Ratih supaya selalu sehat. Sekarang diminum obatnya ya. Nanti
kalau tidak mau minum obat penyakit nya akan kambuh sakit kelapa, darah tinggi
asam urat kematik pikun pula.
NDORO
RATIH
Ular ular ular
SARI
Mana Tidak ada
ular Ndoro
NDORO
RATIH
Kau lah Ular nya
perempuan cilik, pergi kamu. (Berdiri mengancam)
SARI
Tapi Ndoro
NDORO
RATIH
Pergi (merebut
dan membuang Bungkusan obat dari Sari)
SARI
Masa’allah
NDORO
RATIH
Sekarng sudah
berani mengatur hidup ku kamu ya. Minggat kamu dari rumah saya! pulang sana ke
kampung kumuh sekarang juga.
SARI
Dasar tua
bangga, tak tau diri. Tau begini ku biarkan supaya kamu cepat mati. Kamu pikir
aku senang merawatmu.
NDORO
RATIH
Kurang ajar
dasar setan
SARI
Kalau aku setan
apa
NDORO
RATIH
Binatang jalang
SARI
Kalau aku
binatang kamu juga binatang, aku juga sudah tidak tahan menjadi budak mu.
NDORO
RATIH
Dasar bedabah
SARI
Kamu lebih dari bedebah.
NDORO
RATIH
Memang anak
setan kamu, binatang perempuan jalang tak tau diuntung kutu busuk kuntilanak
ular.
HONO
Astaq’firrullah hal Azim, ada apa ini
ndoro Ratih ada apa?
NDORO
RATIH
Astaq’firrullah
hal Azim lahaulawalakuata illabila. Dari mana saja kamu kakek tua!
HONO
Maaf Ndoro saya ketiduran digudang.
NDORO
RATIH
Usir perempuan itu. Potong saja leher
perempuan hina itu.
HONO
Perempuan yang
mana Ndoro Ratih?
NDORO
RATIH
Siapa lagi kalau
bukan anak asuh tak tau diri itu.
HONO
Maksud Ndoro
Sari
NDORO
RATIH
Lantas kamu kira
siapa lagi.
HONO
Ya memang salah
dia apa, sehingga saya harus menghukumnya Ndoro.
NDORO
RATIH
Dia itu mau
membunuh saya Hono.
HONO
(mendekat) hah
membunuh, ah Ndoro sedang ngelindur barang kali. Mana mungkin Sari mau membunuh
Ndoro ini.
NDORO
RATIH
Memang semua
orang dirumah ini sudah kena racun nya.
HONO
Racun bagaimana?
Saya yakin Itu Cuma prasangka buruk Ndoro saja. Ndoro ini kan sudah lanjut usia.
Tidak baik jika sering marah marah apa lagi sekarang sudah penyakitan yak an.
NDORO
RATIH
Heh kamu itu
yang penyakitan besi tua. Minggat juga kamu dari rumah ini sekarang bela sana
ular itu. paling juga mati kelaparan
kamu nanti dipinggir jalan.
HONO
baik ndoro, usir
saja besi tua ini. Tapi ndoro jangan suka berbuat kasar dengan orang yang baik
dengan Ndoro. Orang tua sudah tak pantas lagilah membuat gara gara. Sekarang
sudah saat nya kita yang tua ini banyak banyak bertobat.
NDORO
RATIH
Tobat sendiri
kamu sana. Sok menasehati kamu ini. Mau jadi Ular juga rupanya?
HONO
Ular itu kelihatannya saja
berbahaya, tapi sebenarnya binatang
yang paling pemalu
dan lucu. Saya sendiri sering menyimpan ular sawah dalam saku
untuk dibelai pada waktu senggang, ...Oh
mana ya? (Merogoh kantongnya) ular
sawah itu tidak berbahaya jadi Ndoro tidak perlu takut.. Ah, ini dia.
NDORO
RATIH
Ulaaaarrrrr
ular. Mau bikin jantung saya copot kamu ini tua bangga. (Lari ketakutan masuk kamarnya)
HONO
Ndoro ndoro sama
tali begini saja takut. Rupanya masih punya rasa takut juga Ndoro Ratih
(
Tertawa).
Eh ini kok berantakan sekali ya.
BABAK
II
HONO YANG SEDANG
MEMBERSIHKAN OBAT YANG BERSERAKAN KEMUDIAN MELIHAT SARI MEMBAWA KOPER KARNA
HENDAK PERGI DARI RUMAH NDORO PUN LALU MENGHAMPIRI.
HONO
Loh loh Mau ke
mana Sari ?
SARI
Pulang ke desa.
HONO
Malam-malam
begini?
SARI
Apa salahnya?
HONO
Kau akan
kemalaman di jalan.
SARI
Saya tidak takut.
HONO
Banyak orang
jahat sekarang sekarang ini.
SARI
Biar saja,
daripada saya sakit tinggal di sini.
HONO
Besok sajalah
pagi-pagi, bapak akan mengantarmu keterminal
bus. Oh ya, memang
kamu sudah pamit dengan Ndoro?
SARI
Tidak sudi saya
minta izin dengan Perempuantua itu pak.
HONO
Pasti kamu habis
dimarahi ya sama Ndoro Ratih. Sudahlah Sari tak usah dihiraukan perkataannya,
itu hanya rasa kesal sesaat. Bapak juga diusirnya tadi. Tapi buat apalah kita
yang sehat ini mendengar omongan yang tidak tentu itu. Besok pagi juga pasti dia
sudah lupa.
SARI
Saya sudah bosan
tinggal disini
HONO
Ya memang mau
dimana pun kalau sudah lama pasti akan membosankan. Sudahlah tidak perlu
dirisaukan.
SARI
Tapi disini saya
selalu dicaci dimaki diperlakukan layaknya budak. Saya ini sudah besar pak saya
juga punya perasaan kalau terus menerus direndahkan seperti ini saya juga tidak
tahan.
HONO
Sabar Sari Ndoro
Ratih memang orangnya seperti itu. bukan kepada kamu saja tapi kepada semua
orang. Jadi lapang lapangkan hati mu Sari.
SARI
Tidak saya sudah
tidak sanggup berada disini! Memang,
saya banyak berhutang
budi, dikasih makan, disekolahkan, dibelikan baju, tapi kalau
tiap hari disalah-salahkan terus?
Bisa mati berdiri pak
.
HONO
Ia bapak
mengerti, tapi sebentar lagi Tuan Bowo akan pulang. Bila kamu pergi lantas apa
yang harus Bapak ucapkan bila Tuan Bowo menanyakan Sari ?
SARI
Katakana saja
sejujur nya kepadanya pak. Lagipula dia pasti sudah lupa sama Sari.
HONO
Tidak, dia tidak
begitu bapak kenal betul seperti apa Tuan Bowo itu?
SARI
Laki laki itu
hanya pandai mengumbar janji apa yang bisa saya harapkan?
HONO
Jangan bilang
seperti itu Tuan Bowo bukan pria pendusta seperti kebanyakan pria diluar sana.
Ah sudah lah lebih baik kamu jangan nekat pergi.
SARI
Akan saya tunggu
dia didesa saja. Itu pun jika dia bukan Pria Pendusta.
HONO
Sudahlah sduah
jangan cuma perkataan orang tua itu kamu ingin pergi dari sini. Lebih
baik lupakan saja.
SARI
Saya tetap akan pergi,
tidak bisa tahan.
NDORO
RATIH
Eh eh eh Jangan
biarkan dia membawa tas itu! Tahan dia Hono. Ayo Pergi sana
HONO
Tentu tentu Ndoro Ratih siap siap. (pergi
kebekalang)
NDORO
RATIH
Lohh bukan kamu
bodoh. (memarahi Hono)
HONO
Oh ya siap Ndoro
saya lupa.
NDORO
RATIH
Usir dia dari
sini, tapi jangan biarkan dia membawa atas
itu..
HONO
Tapi isi tas itu
pakaiannya sendiri Ndoro.
NDORO
RATIH
Dulu ketika kesinii,
dia cuma pakai satu
setel kain rombeng. Ambil segera Hono!
SARI
Baik, ambil saja
ini Pak Hono. Saya pamit
NDORO
RATIH
Eh Nanti dulu.
SARI
Apa lagi?
NDORO
RATIH
Tunggu kamu
boleh pergi, tapi lunasi dulu hutang- hutangmu.
SARI
Apa hutang ?
hutang macam apa lgi ini.
NDORO
RATIH
Hono ambilkan
buku besar, catatan keluar masuk, dari dalam lemari,
HONO
Ah, catatan
keluar masuk? Baru sekali
ini saya mendengarnya .....
NDORO
RATIH
Ambil cepat ini
kuncinya. Cepat!
HONO
Tapi buku besar
yang mana Gusti?
NDORO
RATIH
Tolol kamu
ini! Buku besar
di dalam lemari
yang berwarna hijau.
HONO
Oh. Ndoro Ratih Ayo cepat!
NDORO
RATIH
Heh heh heh Mau
kemana kamu
SARI
Pulang
HONO
Mau ambil buku
NDORO
RATIH
Bukan kamu oy.
HONO
Oh ya Ndoro Buku
besar nya itu sebesar apa ya.
NDORO
RATIH
Kebanyakan minum
air tajin jadi tambah bodoh kamu ini . Nama nya buku besar ya paling besar.
HONO
Oh ya Ndoro
hanya memastikan
NDORO
RATIH
Cepat sedikit
Hono, nanti keburu kabur tidak membayar hutang siluman betina ini
SARI
Apa yang mesti
saya bayar!
NDORO
RATIH
Hono cepat bawa
Buku nya kesini Hono. Dasar tak tahu
balas budi. Tidak
tahu berterima kasih, sok kecantikan jari kelingking kaki saya ini
saja lebih cantik dari pada kamu. Hitung pesek, hitam pesek pula sudah sok mau
melawan saya kamu ini. Coba kalau kamu sudah tua pasti seperti saya. LAYU. Gigi saya saja lebih putih dari pada gigi
kamu. Pemalas, suka menghasut tukang tipu. Eh eh eh mau ngapain kamu berdiri
saja. Cantik dari mana gak ada baik baik nya kamu ini. Saya didik saya pelihara
tapi sekarang malah jadi pencuri kamu mau merampas harta warisan saya kamu kan.
Pura pura manis bermain mata dengan anak saja. Sudah sudahlah mau sampai mati
pun gak bakalan enggak saya setuju sama kamu. Memang saya tidak tau apa. Kenapa
diam karna kamu salah kan. Heh mau kemana
SARI
Pulang
NDORO
RATIH
Oh pulang sana.
Kamu pikir bakal nahan nahan kamu disini apa. Malah bila kamu pergi gak ada
lagi yang memperkosa saya untuk minum racun. Pergi sana merusak pemandangan
saja kamu
SARI
Katakan apa saja
NDORO
RATIH
Kurang rayu
tukang tipu,,
SARI
Benar apa lagi
NDORO
RATIH
Setan licik
memedi alas bocah kurang ajar
SARI
Biar saja lalu
mau tau kamu itu apa
NDORO
RATIH
Apa apa
SARI
DERAKULA.!
NDORO
RATIH
Kelewatan,
memang diadab tau tau balas tak bisa menghormati orang tua. Dasar begenggek
pelacur ketengan
SARI
Saya sudah tahan lagi ( berjalan keluar)
NDORO
RATIH
Heh heh heh mau
kemana kamu urusan kita belum selesai. Hono hono…. Lama sekali kamu. Awas kamu
ya Hono cepat sedikit hono.. hono… cepat..
HONO
Ia ndoro ini
yang ini kan buka nya.
NDORO
RATIH
Iya itu, heh
kamu jangan kemana mana awas kamu ya.
HONO
Benar sari
sebaiknya jangan pergi.
SARI
Tidak saya akan
tetap pergi dan saya bersumpah tidak sudi mengijak rumah ini lagi.
NDORO
RATIH
Tentu kamu boleh
pergi setelah kamu lunasi hutang kamu.
SARI
Hutang apa!
NDORO
RATIH
Bacakan Hono dengan lantang semua yang ditulis dengan
tinta merah. Dengarkan baik baik wanita picik. Disitu dicatat semua hutang
semalam bertahun tahun.
HONO
(Masih
bingung, mendekatkan lampu)
Tulisannya
kurang terang Ndoro
NDORO
RATIH
Bacakan Cepat
Hono!
HONO
Nah udah
keliatan hufut tapi dia ini gak mau bunyi. Kira kira apa ini bacaannya ya Ndoro
NDORO
RATIH
Ealaah ia lupa
kamu kan Buta Huruf.
HONO
Apa Ndoro Ratih ?
NDORO
RATIH
kamu kan Buta Huruf.
HONO
Betul Ndoro.
NDORO
RATIH
Sini Buku nya
sini, dasar lambat. Mana kacamata saya.
HONO
Hem hem
(Mennggunakan Isyarat )
NDORO
RATIH
Ham hem ham hem
apa. Astaqfirullah. ( membuka buku)
Nah ini dia,
dengarkan ini Gendis Amis. Catatan Hutang Piutang nama Sari Asih asal pekon
PUJODADI. Waktu kedatangan Rabu kliwon 22 Juli 1967, umur kira kira 11 tahun
tanda tanda (merilik kearah Sari) biasa saja. Bau busuk korenagan dimana mana
kudisan ingusan ngompolan pula mirip kebo.
HONO
Prasaan gak
separah itu Ndoro.
SARI
Saya tidak punya
Hutang
NDORO
RATIH
Eh eh tahun 1967
waktu kamu saya bawa kesini lansung saya kasih 3 setel pakaian 2 seragam
sekolah, alat tulis, mukena, uang bayar sekolah. Tahun 68, 5 ekor ayam 15 kilo
beras bumbu bumbu 1 kotak telur.
HONO
Tunggu tunggu
yang itu kan untuk selamatan Tuan Baskoro, itu kan pengeluaran Ndoro Sendiri,
NDORO
RATIH
Eh diam kamu.
Tahun 69 minggat 1 minggu dari rumah denda 20 ribu.
HONO
Mahal betul itu
Ndoro
NDORO
RATIH
Tahun 70
(membuka buku) loh kq ini kosong astaqfirullah hal azim. Lupa saya catat rugi
saya setahun. Nah nah apa ini dicoret coret digambar gambal wewegombel kurang
ajar ini pasti kerjaan kamu kan. Dasar tolol denda lagi 20 ribu karna kamu
tolol.
HONO
Ada ada saja
Ndoro Ratih ini.
NDORO
RATIH
Oh ya saya ingat
tahun 72 waktu itu saya belikan lagi kamu rok baru kan yang kembang kembang
tambah lagi hutang 20 persen karna waktu itu harga kain lagi mahal.
HONO
Saya ingat waktu
itu Ndoro juga belikan saya baju koko juga ya ya ya persis 8 tahun lalu. Sudah
lama sekali ya Ndoro.
NDORO
RATIH
Ya ialah udah
lama dia itu dipelihara disini. Tahun 73 ini yang paling banyak 1 karung beras
5 potong baju 1 lusin Kutang 1 pack celana dalam. Alat alat mandi macam macam
jajan 2 lusin pembalut. Alat alat dapur 3 ekor anak ayam
HONO
Tapi semua itu
apa benar Ndoro
NDORO
RATIH
Kalau sudah
dicatat disini sudah pasti benar. Kamu ini ikut campur saja
HONO
Tapi itu tidak
adil jika semua pengeluaran Ndoro dianggap Hutang Sari. Kalau begitu lebih baik
saya sajalah yang menanggung itu semua tapi dikorting ya Ndoro.
NDORO
RATIH
Apa kamu ini, hutang mu sendiri saja banyak sok
jadi pahlawan
HONO
La saja juga
punya hutang Ndoro
NDORO
RATIH
Kamu kira ini
panti sosial apa semua mua gratis. Ini cacatan Hutang Wahono dari tahun 58
samapek tahun 80. Total nya 37 juta tujuh ratus lima puluh lima ribu empat
ratus tiga rupiah. Tauhun ini blm saya rinci..
HONO
Masallah Ndoro
kepala saya saja tidak ada segitu harganya.
NDORO
RATIH
Dasar miskin,
nah kamu dengarkan Gendis Amis. Kalau sudah tinggal bayar lalu kalau mau pergi,
pergilah sana. Gak perlu lunas juga bisa dicicil 10 bulan bunganya 10 persen kalau telat bayar
kena dengan 5 persen mudahkan. Ini Hono simpan lagi buku ini di lemari.
HONO
Nah kenapa ya
setelah dibaca buku ini tambah berat ya haduh haduh.
NDORO
RATIH
Heh bayar!
SARI
Bayar apa
NDORO
RATIH
Kurang jelas apa
lagi Bayar! Berani hutang ya berani bayar.
SARI
Hutang mu juga
harus dibayar
NDORO
RATIH
nah ngomong
sembarangan kamu ya. Berani macam macam tongkat ini lama lama masuk kemulut
kamu nanti. Saya tak mau tau Bayar
SARI
Bayar
NDORO
RATIH
Saya bayar,
bayar apa hah kapan saya pernah punya hutang sama kamu. Lihat kamu saja sudah
buat mata saya sakit kayak. ( Meludah)
SARI
12 Tahun saya dihina,
12 tahun saya dikekang, 12 tahun saya dicaci dimaki direndahkan diperintah
dianggap binatang diperbudak dan difitnah. 12 tahun saya dipenjara disini, 12
tahun saya tidak dibayar, 12 tahun saya bersabar 12 tahun saya menangis menahan
sakit hati dan 12 tahun saya sia siakan hidup saya disini. Semua nya 10 kali 10
kali 12 kali seratus ribu. AMBIL semua itu! (pergi dari rumah).
NDORO
RATIH
Nah Kuntilanak
Gendis amis mau kemana kamu anak setan dasar kutu busuk perempuan hina… jangan
lari kamu ! Asataga Masaalaah
HONO
Loh ada apa lagi
ini Ndoro ratih. Kemana perginya tadi Sari Ndoro
NDORO
RATIH
jangan Sebut
sebut namanya lagi disini.
HONO
(bingung)
NDORO
RATIH
Badan saya
gemeteran jadinya, hono coba buatkan saya teh anget dulu.
HONO
Tehnya dimana Ndoro?
NDORO
RATIH
Kamu jangan buat
saja tambah stress sih. Makin tua kq tambah bodoh sih kamu ini. Teh ya didapur
hono. Tehnya jangan banyak banak jangan lupa kasih air anget gula
stengah sendok . paham belum.
HONO
Oh ya ya
sebentar Ndoro.
NDORO
RATIH
Kenapa begini
betul hidup saya ini. Haduh ( nahan rasa sakit karna gemetar sambil menghisap
aroma terapi). Astaqfirullah Hal azim……
HONO
(Membawa teh dan
meletakkan dimeja) ini Ndoro tehnya.
NDORO
RATIH
(meninum tipis
tipis teh itu)
HONO
Setelah ini
bakalan susah, kenapa juga Ndoro Ratih ini mengusirnya malam malam begini
kasihan dia bagaimana kalau nanti diajaln bertemu dengan para serigala jalanan
. Lalu ada mengapa Ndoro selalu saja marah dengan Sari. Padahal itu baik dan
sabar sekali.
NDORO
RATIH
Kapala ku,
pinggang ku badan ku semuanya sakit. Mana kaca mata ku.
HONO
Hem.. (melirik
kacamata)
NDORO
RATIH
Apa kamu ini. Oh
Astaqfirullah Hal Azim, dalam keadaan sakit seperti ini kenapa putra kebanggaan
ku belum juga pilang.
HONO
Ndoro Ndoro bukannya
tuan bowo itu akan pulang
NDORO
RATIH
Darimana Kamu
tau dia akan pulang
HONO
Lo kan tempo
hari saya menyerahkan surat dari Tuan Bowo sama Ndoro. Dan didalam surat itu
Tuan memberi kabar bahwa dia akan pulang dan ingin berterus terang dengan Ndoro
Ratih.
NDORO
RATIH
Apa ia, saya
rasa kq akhir akhir ini sering lupa.
HONO
Lantas bagaimana
nanti bila Tuan Bowo menanyakan Sari. Saya harus jawab apa, dia pasti marah
bila tau Ndoro mengusirnya.
NDORO
RATIH
Bowo putra ku, kenapa
dia marah.
HONO
Ya jelas akan
marah karna Ndoro sudah mengusir Sari. Gadis yang dicintai Tuan bowo
NDORO
RATIH
Sari, kamu
bilang putra saya cinta dengan Sari. Apa sudah gila dunia sekarang ini Hono.
Apa yang bisa disukai dari si Gendis Amis itu. Sudah buta mata anak itu apa
HONO
Masak Ndoro
tidak tau bahwa Sari Asih itu kekasih putra Ndoro Taun Muda WiBowo Baskoro.
NDORO
RATIH
Alangkah
banyaknya gadis dikota sana yang lebih beribu- ribu lebih segala nya dari anak
kurang ajar itu
HONO
Memang Ndoro benar, banyak diluar sana yang
lebih beribu- ribu segalanya dari sari. Tapikan Tuan Bowo sudah lama jatuh Hati
dengan Sari.
NDORO
RATIH
Halah persetan
dengan cinta. Apa kamu itu tidak berpikir putra ku itu adalah keturunan
ningrat. Anak dari orang terpandang yang kaya raya, jauh jauh dikuliah kan ke ibukota
sana hanya untuk gadis desa tak tau diri itu. heh sampai mati pun gak akan rela
tau kamu,
HONO
Tapi tuan bowo
akan pulang untuk meminta restu kepada Ndoro mengenai hubungannya dengan Sari.
NDORO
RATIH
Tidak ! tidak
akan. Putra ku itu gagah dan tampan idaman para gais bahkan janda janda jadi
dia tidak boleh mencintai perempuan itu. kamu kamu pasti sudah menghasutnya
kan.
HONO
Tidak saja tidak
menghasut tidak
NDORO
RATIH
Ia Atau jangan
jangan ini mau balas dendam dengan Almarhum sebab almarhum sudah membuat mu
gagal.
HONO
Almarhum itu
sejatinya tak lebih dari sebelah tangan ku ini
NDORO
RATIH
Berani kamu
menghina pahlawan.
HONO
Siapa yang
mengatakan dia pahlawan
NDORO
RATIH
dia adalah
pahlawan yang ditembak mati tentara sekutu.
HONO
Itu adalah
kekelirusn sejarah.
NDORO
RATIH
Apa kamu bilang, pergi kamu perkakas tua
pergi..
HONO
Kekeliruan yang
terkutuk karna orang kasihan
NDORO
RATIH
Sudah gak ada
takut takut lagi kamu ya, ceapt minggat dari rumah saya kamu cepat
HONO
baik baik saya
akan pergi
NDORO
RATIH
Pergi pergi
kalian semua tinggalkan saya sendiri dan jangan pernah ganggu saja lagi. Kalian
memang tak ada yang diutung. (kembali duduk dan termenung sambil mengambil foto
Raden Agung Baskoro Waseso).
Semua nya jadi
pembangkang, putra mu sudah dihasutnya bahkan sudah kamu sudah dihina nya dan
saya sudah tidak ada wibawanya sama sekali semua orang sudah tidak ada sopan
santunnya dengan saya.
MEMANDANG SEKELILING
LALU DUDUK DI KURSI. UNTUK
BEBERAPA SAAT IA
TERTIDUR DI KURSI ITU
BABAK
III
NDORO
RATIH
(tertidur ketika
WIBOWO saat pulang.)
WIBOWO
ibu ... ibu ( memandang sosok Ndoro Ratih.)
NDORO
RATIH
(kaget) Siapa
kamu ?
WIBOWO
Saya BOWO bu, putra
ibu Wibowo Baskoro ....
NDORO
RATIH
WIBOWO?
WIBOWO
Yah! saya,bu..
NDORO
RATIH
(Mengusap mata membenarkan kaca matanya tak
percaya terbelalak sambil tersenyum)
WIBOWO .. WIBOWO
apa tidak salah ini putraku,
WIBOWO
Tidak ibu ini
betul Putra ibu ( mencium tangan ibunya)
NDORO
RATIH
Bowo putra ku,
akhirnya pulang juga kamu. Baik kan sehat kan (Memastikan)
WIBOWO
Alhamdulillah bu
Bowo baik baik saja. Tapi ya tadi dijalan pulang sempat macet jadi pulangnya
agak kemalaman.
NDORO
RATIH
gak apa apa nak
kamu sampai rumah dengan selamat sehat saja Ibu sudah senang betul.
WIBOWO
Saya bisa pulang
juga saja sudah seneng bu.
NDORO
RATIH
Alhamdulilah (
tengak tengok)
WIBOWO
Ada apa bu ?
NDORO
RATIH
oleh oleh buat
ibu ?
WIBOWO
Oh oleh oleh
..Lupa saya bu.
NDORO
RATIH
Halah tidak
berubah gak ada perhatian nya sedikit pun sama Ibu mu ini.
WIBOWO
Bagaimana keadaan ibu sehatkan
NDORO
RATIH
Siapa bilang Ibu kamu yang tua ini sehat.
Kelihatannya saja sehat tapi yang di dalam sini ni ni sudah bonyok.
WIBOWO
Ibu sakit ?
NDORO
RATIH
Bukan sakit lagi, barusan dirumah ini
sudah terjadi perang.( hendak berdiri tapi asam urat kambuh)
Aduh duh Ya Allah gusti
WIBOWO
Apa nya yang sakit bu
NDORO
RATIH
Semua. Kepala
pundak lutut kaki semuanya sakit.
WIBOWO
Ya udah udah Ibu senderan dulu dikursi
ini. Nah kenapa foto ayah ada diatas meja. (berjalan memeriksa rumah)
Pada kemana ini kq sepi, kemana yang
lain Pak Hono sama Sari bu.
NDORO
RATIH
perang perang
WIBOWO
Perang apa bu.. jangan jangan ibu ini
masih ngelindur. (mendekati Ibu nya)
NDORO
RATIH
Tidak terasa sudah lama kamu pergi
meninggalkan ibu. Tapi Sekarang ibu
perhatikan kamu tambuh hitam dan kurus. Kurang makan apa kamu nak hidup di kota
sana
WIBOWO
Tidak bu, saya ini sering sakit makanya
seperti ini.
NDORO
RATIH
Kalau kamu sering sakit kenapa kamu
pulang ?
WIBOWO
Saya sudah tahan bu
NDORO
RATIH
Ibu lebih lebih
gak bisa tahan lagi.
WIBOWO
Gak tahan apanya bu
NDORO
RATIH
Halah jangan jangan kamu ini pulang karna
ingin kawin dengan peremuan hina itu kan.
WIBOWO
Perempuan hina apanya bu.
NDORO
RATIH
Kalau kamu
berani kawin dengan perempuan hina itu, jangan panggil saya ibu lagi.
WIBOWO
Sudahlah, kita
bicarakan nanti saja ya bu.
NDORO
RATIH
Ibu mu ini sudah
terlalu lelah dengan persoalan ini. Tidak usah ditunda tunda lagi kita
selesaikan urusan ini sekarang juga.
WIBOWO
Ia tapi ibu kan masih sakit, lebih baik
istirahat saja dulu besok lagi dibicarakannya.
NDORO
RATIH
Sekarang! Ibu
tidak bisa istirahat kalau masalah ini belum selesai. Bisa saja dia itu
meracuni pikiranmu itu
WIBOWO
Meracuni apa bu.
Masalah itu harus dikelarkan dengan tenang bu jangan dengan….
NDORO
RATIH
Tidak usah
berbelit belit langsung saja.
WIBOWO
Ia tapi ibu itu harus …
NDORO
RATIH
Cepat apa yang
mau kamu katakan Bowo
WIBOWO
Ini bukan hanya masalah iya atau tidak.
Masalah ini bukan hanya butuh pikiran tapi juga perasaan, Bowo belum siap untuk
itu.
NDORO
RATIH
Pikiran siapa!
Pikiram apa!
WIBOWO
Pikiran dan
perasaan kita semua bu.
NDORO
RATIH
Itu semua hanya ada dipikiran mu.! (membentak)
WIBOWO
Ia tapi kan pikiran Bowo ini juga
pikiran IBu juga. Kita ini kan keluarga bu.
NDORO
RATIH
Kamu itu pasti
sudah diguna guna sama perempuan hina itu.
WIBOWO
Ibu jangan
bicara seperti itu Pada Sari.
NDORO
RATIH
Pokok nya kamu
boleh cari perempuan siapa saja dimana saja berapa saja asal kamu KUAT. Tapi
kamu tidak boleh kawin dengan perempuan itu.
WIBOWO
Memang kenapa
dengan Sari bu, apa yang salah dari dia. Apa karna kita ini orang Kaya
turunan Ningrat, gengsi kalau dapet mantu orang biasa orang gak punya rakyat
jelata ia. Toh Sari itu perempuan yang baik tidak seperti perempuan kota
kebanyakan yang gila harta mengumbar tubuh meraka demi mengejar status sosial.
Memang tadinya saya mau minta restu sama ibu tapi jika ibu tidak merestui karna
alasan yang tidak bisa diterima dengan akal sehat ya apa boleh buat bu saya
tetap akan perjuangan…
NDORO
RATIH
Kurang ajar,
saya tidak mau memandang wajah mu lagi DURHAKA. Saya akan tetap menjaga
martabat keluarga ini sendiri sampai mati. Pergi saja kamu
WIBOWO
Tapi bu.
NDORO
RATIH
Pergi kamu.. pergi ( Masuk Kamar)
WIBOWO
Bu … ibu…
NDORO
RATIH
minggat kamu
dari rumah saya pergi
WIBOWO
(duduk termenung di kursi)
BABAK
IV
TERLIHAT WIBOWO
YANG SEDANG MENENAGKAN DIRI TERDIAM
DIKURSI. DAN TIDAK LAMA SETELAH ITU MUNCUL DARI PINTU DAPUR PAK HONO
DENGAN MEMBAWA TAS DAN SENAPAN HENDAK PERGI LANTARAN DI USIR JUGA OALH NDORO
RATIH.
WIBOWO
Pak Hono
HONO
( terkejut) Nah
tuan Bowo, akhirnya pulang juga kamu.
WIBOWO
Nah Pak hono sendiri mau kemana ini.
HONO
Mau pulang.
WIBOWO
Pulang kemana
malam malam begini
HONO
Ia mau pulang
kedesa, ada sodara yang sakit disana.
“Ndoro
Ratih keluar dari kamarnya karna mendengan percakapan Bowo dan Pak Hono”
HONO
Bapak pulang
dulu ya
WIBOWO
Kok Buru buru
gitu pak
NDORO
RATIH
Apa yang kamu
bawa itu
HONO
Pakaian pakaian
tua .
NDORO
RATIH
Bedil siapa itu
?
HONO
Jelas bedil saya,
ini milik saya.
NDORO
RATIH
Itu bedil yang
disimpan digudang. Itu milik saya kembalikan lepaskan Bedil itu cepat lepaskan.
(memaksa)
HONO
Tidak tidak ini
punya saya
NDORO
RATIH
Ini pusaka saya
milik saya. Bowo jangan diam saja rebut bedil itu
WIBOWO
Sudah berikan
saja dulu bedilnya pak
HONO
Tapi ini betil
saya Bowo
NDORO
RATIH
Kamu liat, kamu
lihat sendiri sekarang semua orang sudah berani melawan dan mencuri dirumha
kita. Dasar rampok
HONO
Tapi ini benar
milik saya Bowo
WIBOWO
Kalau memang itu
punya Pak Hono apa buktinya
HONO
(diam
sejanak) Tidak
Ada.
WIBOWO (Tertarik
kepada bentuk bedil itu)
Kalau begitu
boleh saya lihat pak. Sebentar saja nanti saya kembalikan.
HONO
(
memberikan bedilnya pada Bowo)
WIBOWO
Apa bedil ini
masih berfungsi ?
NDORO
RATIH
Dasar pencuri,
bertahun tahun saya simpan edil ini untuk mengenang Almarhum. Asal kamu bedil
ini ditemukan tidak jauh dari jasat Ayah mu nak. Dan bedil ini lah yang sudah
membunuh ayahmu. Ibu simpan sebagai kenangan karna ayah mu mati saat agresi
militer melawan penjajah.
WIBOWO
Apa benar itu
Pak hono ?
HONO
Benar
WIBOWO
Nah berarti ini
bedil saya pak.
HONO
Bukan itu bedil
saya, saya sendirilah yang membawa bedil itu kesini dulu.
NDORO
RATIH
Bohong bohong
.
HONO
Saya berani
bersumpah Bedil itu punya saya.
NDORO
RATIH
Semua Pencuri
juga berani bersumpah untuk menutupi kebohongannya. Bedil inilah yang sudah
membunuh ayah mu, kalau saja Ayah mu masih Hidup pasti dia sudah diangkat
menjadi jendral karna sudah banyak jasa jasa nya untuk bangsa dan Negara. Kalau
bukan karna bedil ini ibu tidak akan menderita menjadi janda. Ambil ambil bedil
ini perkakas tua jika ini yang kamu inginkan dan segara minggat dari rumah ku
dasar bedebah kamu.
HONO
(mengambil
Bedil yang sudah dilempar Ndoro Ratih kelantai)
Bedil ini
menjadi saksi kejadian kejadian buruk, bedil ini sudah banyak membunuh makanya
bedil ini disembunyikan tapi sekarang tak ada lagi yang perlu disembunyikan.
NDORO
RATIH
Pergi !!!!
HONO
Biar Tuan Bowo
saja yang menyimpannya.
WIBOWO
Saya tidak mau
menyimpan bedil yang telah membunuh ayah saya.
HONO
Bukan orangnya
yang dibunuh tapi kelakuannya….
NDORO
RATIH
Pergi kamu
pergi….Setan tua.
HONO
Sebelum saya
pergi saya harus berterus terang sekarang
WIBOWO
Apa maksud bapak
HONO
Bapak ini memang
orang miskin orang desa yang tidak pernah makan sekolahan. Bapak tidak pernah
dicatat sebagai pejuang tapi bapak selalu bertempur melawan penjajah secara
diam diam. Sampai ketika para pejuang diabawah komando Letnan Joko Santoso
banyak pejuang hebat gugur yang berani melawan penjajah tanpa pamrih apapun
hanya untuk kemerdekaan
(Dengan
tegas)
NDORO
RATIH
Pergi kurang
ajar…
HONO
Saya akan pergi
tapi Bowo harus tau ini
NDORO
RATIH
Diam !
HONO
Saya sudah
terlalu lama diam. Sudah waktunya saya untuk bicara
NDORO
RATIH
Usir dia Bowo
usir dia sekarang !
HONO
DIAM !
WIBOWO
Pak Hono
HONO
Bowo
WIBOWO
jangan kasar
sama ibu saya. Wajar saja kalau akhir akhir ini ibu sering marah ternyata orang
orang disini sudah tidak ada sopan santun nya. Saya tidak terima jika pak Hono
membentak ibu saya ini.
HONO
Para pejuang
terkepung di Desa Marga, meraka berjuang dengan gagah berani. Kapal perang
Penjajah menderu deru memuntahkan peluru, Desa Marga menjadi saksi bapak
kehilangan teman dan pemimpin yang tak ternilai harganya. Pengorbanan sebesar
itu harus nya tidak perlu terjadi kalau tidak
ada Ular berkepala dua dan penghianatan diantara kami.
Bapak sendiri
yang tau siapa penghianatnya.
NDORO
RATIH
Bohong…
HONO
DIAM!
WIBOWO
Pak Hono!
HONO
Bowo! Bapak
tidak buta huruf seperti yang orang sangka, bapak bisa membaca document
document dimeja Alamarhum bapak tau sekali siapa penghianat itu. dia dia lah
penghianatnya (menunjuk Foto Raden
Baskoro Waseso)
WIBOWO
Dia siapa maksud
bapak !
HONO
Almarhum..!
NDORO
RATIH
Pembohong besar
! Almarhum seorang pahlawan dia berjuang bersama rakyat untuk kemerdekaan.
HONO
Pahlawan, itu
kekeliruan sejarah
NDORO
RATIH
Pembual, mana
buktinya !
HONO
Orang tua inilah
buktinya
WIBOWO
Bukti dalam
bentuk apa !
HONO
Tangan ini
tangan ini yang telah membidik bedil ini kejantung nya
NDORO
RATIH
APA ! jadi benar
kamu, kamu yang sudah membunuh Almarhum… (lepas
hampir pingsan)
HONO
Iya! Sudah
waktunya menerangkan ini sekarang. Almarhum bukan pahlawan dial ah yang menjadi
mata mata sekutu dan menjebak pasukan pejuang Letnan Kolonel Joko Santoso yang
sedang berada di Desa Marga. Almarhum itu seoarng penjilat hanya karna orang
orang segan kepadanya berkat jasa jasa leluhurnya. Almarhum dibiarkan hidup dan
dianggap pahlawan olah rakyat. Kebohongan itu kini jadi kebenaran sebagian dari
salah kaprah dan akan di akhiri sekarang.
NDORO
RATIH
Bowo Bunuh,
bunuh setan tua itu sekarang.
WIBOWO
Pak HONO !
keluar dari rumah ini sekarang dan berhenti menghina Ayah saya.
HONO
Menghina Ayahmu
WIBOWO
Iya!
HONO
Sama sekali
bukan, Alamarhumadalah seoarang penhianat. Tuan Bowo kira Almarhum itu ayah
sejati mu lantaran Dia Adalah Suami sah Ndoro Ratih dan 13 orang istri lainnya.
Tapi semua itu hanyalah sandiwara untuk menutupi Ketidak mampuannya Sebagai
LELAKI. Mana mungkin Lelaki yang mati kejantanan nya bisa menggauli seorang
Istri. Kalau beliau harus melaksanakan tugas nya sebagai suami, Bapak lah yang
mengerjakan semua Bowo. Itu menjadi rahasia kami kalau kau tak percaya tanyakan
lah pada ibu mu Ratih Ayuningsih siapa ayah Bowo sebenarnya.
WIBOWO
TAK PERCAYA DAN MENGHAMPIRI IBUNYA YANG MULAI MENANGIS
HONO
Dia pura-pura
saja tidak tahu
siapa laki-laki yang selalu
tidur dengan dia.
Sebab sesungguhnya kami saling mencintai sejak kecil,
sampai tua ini. Hanya kesombongannya terhadap
martabat kekeluarganya dia
menolakku, lalu dia kawin
dengan bangsawan, penghianat
itu, semata-mata hanya soal gensi belaka. Meninggalkan saya yang tetap
mengharapkannya. Sementara
semakin lama cinta itu semakin mendalam.
WIBOWO
(Berdiri
dan bertanya dengan tolol)
Betulkah itu
Ibu?
HONO
Tanyakan sendiri
kepada dia.
NDORO
RATIHTERUS MENANGIS SEMENTARA WIBOWO TERUS BERTANYA SAMBIL BERTERIAK
HONO
Saya menghamba
di sini karena
cinta saya kepadanya. Seperti
cinta BOWO kepada
SARI. Saya tidak pernah
kawin seumur hidup
dan orang-orang menganggap
bapak ini gila, pikun dan bodoh. Biar saja semua itu bapak
lakukan untuk melupakan kesedihan,
kehilangan masa muda
yang tak bisa diulang
lagi. Bowo tidak boleh sepeti
bapak kejarlah Sari pasti dia belum begitu jauh. Dia perempuan yang teguh
pendirian pasti dia akan menjadi istri yang baik. Kejar dia sebelum terslambat.
KEDUA LAKI-LAKI
ITU SALING MEMANDANG, NDORO RATIH
TERPAKU DAN MERASA MALU SEKALI. HONO KASIHAN DAN
MENDEKATI NDORO RATIH. WIBOWO PUN
PERGI MENGEJAR SARI. DAN HONO DUDUK MENDEKAT NDORO RATIH.
NDORO
RATIH
Mengapa mengapa
kamu lakukan ini semua.
HONO
Menang sudah
waktunya. Waktu dimana semua harus tau yang sebenarnya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar