Selasa, 20 Maret 2018

praanggapan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai pengertian praanggapan dan jenis praanggapan. Beberapa definisi tentang praanggapan di antaranya menurut George Yule (2006:43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat. Sedangkan Louise Cummings (1999: 42) menyatakan bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam ungkapan-ungkapan linguistik tertentu. Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. Jadi yang dimaksud dengan praanggapan adalah suatu penafsiran  atau asumsi oleh sang penutur pada saat berdiolog dengan pendengarnya. Makin tepat praanggapan yang dihipotesiskan, makin tinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian praanggapan?
2.      Apasaja jenis-jenis praanggapan ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami bisa menuliskan tujuan dari masalah tersebut sebagai berikut:
1.      Siswa mampu  mengetahui pengertian praanggapan.
2.      Siswa mampu mengetahui dan mempelajari jenis-jenis praanggapan
3.      Siswa mampu mengetahui contoh-contoh  praanggapan

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Praanggapan
    Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau hal yang dibicarakan. Selain definisi tersebut, beberapa definisi lain tentang praanggapan di antaranya adalah George Yule (2006:43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat.
    Louise Cummings (1999: 42) menyatakan bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam ungkapan-ungkapan linguistik tertentu. Nababan (1987:46), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa) yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.
     Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur.
Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh berikut :
a : “Aku sudah membeli bukunya Pak Udin kemarin”
b : “Dapat potongan 30 persen kan?”
             
Contoh percakapan di atas menunjukkan bahwa sebelum bertutur (a) memiliki praanggapan bahwa (b) mengetahui maksudnya yaitu terdapat sebuah buku yang ditulis oleh Pak Pranowo.
Kesalahan membuat praanggapan efek dalam ujaran manusia. Dengan kata lain, praanggapan yang tepat dapat mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Makin tepat praanggapan yang dihipotesiskan, makin tinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan.

Contoh:
(a) “Ayah saya datang dari Surabaya”.
(b) “Minuman nya sudah selesai”.

 Dari contoh (a) praanggapan adalah:
(1) saya mempunyai ayah;
 (2) Ayah ada disurabaya.
Pada contoh (b) praanggapannya adalah silahkan diminum. Oleh karena itu, fungsi praanggapan ialah membantu mengurangi hambatan respons orang terhadap penafsiran suatu ujaran.

B.     Ciri Praanggapan
Ciri praanggapan yang mendasar adalah sifat keajegan di bawah penyangkalan (Yule,2006:45). Hal ini memiliki maksud bahwa praanggapan (presuposisi) suatu pernyataan akan tetap ajeg (tetap benar) walaupun kalimat itu dijadikan kalimat negatif atau dinegasikan. Sebagai contoh perhatikan beberapa kalimat berikut :
 A :  “Gitar Budi itu baru”.             
 B :  “Gitar Budi tidak baru”.
Kalimat (b) merupakan bentuk negatif dari kaliamt (4a). Praanggapan dalam kalimat (4a) adalah Budi mempunyai gitar. Dalam kalimat (b), ternyata praanggapan itu tidak berubah meski kalimat (b) mengandung penyangkalan tehadap kalimat (4a), yaitu memiliki praanggapan yang sama bahwa Budi mempunyai gitar.
Wijana (dikutif, 2009:64) menyatakan bahwa sebuah kalimat dinyatakan mempresuposisikan kalimat yang lain jika ketidakbenaran kalimat yang kedua (kalimat yang diprosuposisikan) mengakibatkan kalimat pertama (kalimat yang memprosuposisikan) tidak dapat dikatakan benar atau salah. Untuk memperjelas pernyataan tersebut perhatikan contoh berikut.
a. “Istri pejabat itu cantik sekali”.
            b. “Pejabat itu mempunyai istri”.
Kalimat (b) merupakan praanggapan (presuposisi) dari kalimat (5a). Kalimat tersebut dapat dinyatakan benar atau salahnya bila pejabat tersebut mempunyai istri. Namun, bila berkebalikan dengan kenyataan yang ada (pejabat tersebut tidak mempunyai istri), kalimat tersebut tidak dapat ditentukan kebenarannya.
C.    Jenis-jenis Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006:46). Selanjutnya Gorge Yule mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis praanggapan,  yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.
1.      Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah preaanggapan yang menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit.
a.       Orang itu berjalan
b.      Ada orang berjalan
  
2.      Presuposisi Faktif
Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di mana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai suatu kenyataan.
a.       Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
b.      Dia sakit
                 
3.      Presuposisi Leksikal
Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai bentuk praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami.
a.       Dia berhenti merokok
b.      Dulu dia biasa merokok

4.      Presuposisi Non-faktif
Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar.
a.       Saya membayangkan berada di Hawai
b.      Saya tidak berada di Hawai

5.      Presuposisi Struktural
Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
a.       Kapan dia pergi?
b.      Dia pergi

6.      Presuposisi konterfaktual
Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.
a.       Seandainya ibu kota Jawa Barat ada di Sumedang.
b.      Ibu kota Jawa Barat bukan di Sumedang.















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur, jenis praanggapan yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.

B.     Saran
Penulis menyarankan dalam pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan tentang praanggapan, ciri-ciri praanggapan, dan jenis-jenis praanggapan.Penulis mengharapkan  kepada semua pembaca untuk mempelajari praanggapan  agar dapat menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas .  Dengan mempelajari hal di atas diharapkan  pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan praanggapan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA
http://edisuryadimaranaicindo. Wordpress.com/2016/03/03/Aspek-Aspek- Pragmatik-Praanggapan.html













Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda