PENGAJARAN MENYIMAK
(Makalah)
Disusun sebagai tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu: Izhar, M.Pd.
Disusun Oleh:

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini tersusun dengan judul “Pengajaran
Menyimak” Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas semester
ganjil mata kuliah Metode Pembalajaran Bahasa indonesia pada Sekoah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta
sebagai media untuk mengimpletasikan apa yang penulis peroleh selama di bangku
kuliah.
Meskipun makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang
ada, namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena kemampuan dan
terbatasnya pengetahuan dari penulis, oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis dari semua pihak demi kebaikan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak akan dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah memberikan dukungan serta motivasinya.
Semoga Allah swt., senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberikan balasan amal baik yang telah mereka berikan dan
kita selalu dalam lindungan-Nya.
Semoga penyusuanan makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terima kasih. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wb. wb.
Pringsewu, September 2015
Penulis
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Manfaat dan Tujuan Pembahasan................................................. 2
E. Sistematika
Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengretian Menyimak................................................................... 3
B. Tujuan Menyimak ........................................................................
C. Jenis-Jenis Menyimak....................................................................
B. Tahapan Proses
Menyimak............................................................ 3
E. Teknik-Teknik
Menyimak.............................................................
C. Faktor-Faktor Menyimak.............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengajaran bahasa
Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu
menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada
dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara
baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan
berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),
dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat
keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya
keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada
umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang
mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui tatap
muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu,
pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi
awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari pengajaran menyimak?
2.
Apa saja tujuan dari proses menyimak?
3.
Apa saja jenis menyimak?
4.
Apa saja tahapan-tahapan dari proses menyimak?
5.
Apa teknik-teknik dari proses pengajaran menyimak?
6.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses
menyimak?
C. Manfaat dan
tujuan
a.
Mengetahui pengertian dari pengajaran menyimak
b.
Dapat menjelaskan teknik-teknik menyimak
c.
Mengetahui jenis-jenis menyimak
d.
Mengetahui proses-proses menyimak
D. Sistematika Penulisan.
Sistematika
penulisan dalam penyusunan makalah ini, ialah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menyimak
Menyimak
sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita
pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar
didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa
banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses
mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu.
Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar
belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening
comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Jika
keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain,
seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan
erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya
terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi
lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan,
keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,
memahami makna komunikasi.
Menurut
Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai berikut: menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara
melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas, maka dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa
yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi
dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan
berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengar
bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami,
menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus
menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah
terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang
dikehendaki pembicara dan bisa pula tidak sama.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan
proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan
hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan
hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
B.
Tujuan Menyimak
1.
Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujan
agar ia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2.
Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak
dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan
atau diperdengarkan atau dipagelarkan (teruatama sekali dalam bidang seni.
3.
Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak
dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk,
indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain)
4.
Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang
menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya:
pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan)
5.
Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang
yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6.
Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang
yang menyimak bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan
tepat; mana bunyi yang membedaskan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak
membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar
bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)
7.
Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang
menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan
analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan
berharga.
8.
Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak
untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
dia ragukan.
C.
Jenis - Jenis Menyimak
Adapun
jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47)
adalah sebagai berikut:
- Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebasterhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya.
2. Menyimak intensif (intensive
listening)
Menyimak
intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi,
dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu
pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas
bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh
para murid.
a.
Menyimak sosial (social listening) atau
menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak
sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi
sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang mrenarik perhatian semua
orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-repons yang
pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan perhatian yang
wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.Dengan
perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup
dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian
percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam
proses komunikasi tersebut.
b.
Menyimak sekunder (secondary listening)adalah
sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif (casual
listening dan extensive listening) misalnya, menyimak pada musik
yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita
menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik sementara ikut berpartisipasi
dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan
tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan tangan.
c.
Menyimak estetik (aesthetic listening)disebut
juga menyimak apresiatif (apreciational listening) adalah fase terakhir
dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak
ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca
bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua
menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan
oleh guru atau murid-murid.
d.
Menyimak kritis (critical listening)adalah
sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya atau
tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang akan
diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis
untuk memperoleh kebenaran.
e.
Menyimak konsentratif (consentrative listening)
sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan
jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara
lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan
ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.
f.
Menyimak kreatif (Creative listening) adalah
jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang
anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh
apa-apa didengarnya.
g.
Menyimak introgatif (introgative listening) adalah
sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau
mengenai jalur khusus.
h.
Menyimak penyelidikan (exploratory listening)
adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat.
Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
i.
Menyimak pasif (passive listening) adalah
penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala,
berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif
adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan
karena mereka hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan
memberikan kesempatan yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
j.
Menyimak selektif (selective listening)berhubungan
erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi
biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu
menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak
menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan
kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural
kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk
menginterpretasikan.
D.
Tahap - Tahap Menyimak
·
Isolasi : Pada tahap ini sang penyimak mencatat
aspek-aspek individual kata lisan dan memisah-memisahkan atau mengisolasikan
bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula
stimulus-stimulus lainnya.
·
Identifikasi : Sekali stimulus tertentu telah
dapat dikenal maka suatu makna, atau identifikasi pun diberikan kepada
setiap butir yang berdikari itu.
·
Integrasi: Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan
apa yang kita dengar informasi lain yang telah kita simpan dan rekam dalam otak
kita. Oleh karena itulah maka pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini.
Karena kalau proses menyimak berlangsung, kita harus terlebih dahulu harus
mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan
tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat dipergunakan
untuk mengintegrasikan informasi yang baru itu, maka jelas kegiatan menyimak
itu akan menemui kesulitan atau kendala.
·
Inspeksi: Pada tahap ini, informasi baru yang telah
kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah
kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah
berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau atau
prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan dengan
ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, maka kita harus mencari serta memilih
hal-hal mana dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.
·
Interprestasi: Pada tahap ini, kita secara aktif
mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua
itu. Kita pun mulailah menolak dan menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan
informasi tersebut berikut sumber-sumbernya.
E. TEKNIK
Teknik pembelajaran adalah
cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik
pembelajaran juga dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
1.
Simak – Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat.
Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan, semboyan, dan puisi
pendek. Model tersebut dapat dibacakan oleh guru atau berupa rekaman suara guru
atau suara orang lain. Model ini disimak dan ditiru siswa.
2.
Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi
kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk
perbuatan.
3.
Simak - Terka
Guru
mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi
itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama
benda itu.
4. Simak -
Berantai
Guru
membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan
itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga.
Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas
di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa
terakhir atau tidak.
F.
Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak
1. Faktor Fisik
Kondisi
fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan faktor yang penting dalam
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
2. Faktor Psikologis
Faktor
psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor
psikologis dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup
masalah-masalah:
1) Prasangka
dan kurangnyasimpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan
alasan
2) Keegosentrisan
dan keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah
pribadi
3) Kepicikan
yang menyebabkan pandangan yang kurang luas
4) Kebosanan
dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada
pokok pembicaraan
5) Sikap
yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok
pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
Sebagian
atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah
yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti
inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta
mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga
harus mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang
tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan
mencoba untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat
merangsang minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan
bagi menyimak responsif.
Sebaliknya
faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa
lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan
pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain- lainnya, kalau
dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik
bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau dan menarik hati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa teknik
pembelajaran adalah cara-cara atau siasat yang di lakukan oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mendapat hasil yang optimal. Teknik
pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang digunakan menurut pendekatan
yang dianut. Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik pembelajaran bahasa
lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil
penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil
penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.Tujuan menyimak
yaitu agar orang yang mendengarkan dapat memperoleh pengetahuan atau informasi
mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang di dengar.
Hakekat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang
mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
B. Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan
Henry Guntur. 2008. Menyimak. Bandung:Angkasa.
http://conaxe.com/v1/page-1286-makalah-tentang-pembelajaran-menyimak--mata-kuliah-pbsi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar