Selasa, 20 Maret 2018

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKTRINSIK DALAM NOVEL “SINAR DI MATA MALAIKAT KU”


ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKTRINSIK DALAM NOVEL
 “SINAR DI MATA MALAIKAT KU”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Menulis Prosa Fiksi
Dosen Pengampu Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.

Oleh Kelompok 6




















SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016


A.    Hasil Analisis Unsur Intrinsik dalam Novel “Sinar diMata Malaikat Ku”

1.      Tema
Tema dari novel Sinar diMata Malaikat Ku yaitu sebuah tekad yang bulat untuk dapat mewujudkan cita-cita mulia meskipun dengan keterbatasan ekonomi keluarga.
Seperti dalam kutipan berikut ini:
Ia melihat perekonomian keluarganya yang sangat miris, untuk bisa makan pun sudah bersyukur. Namun tekadnya sudah bulat sehingga ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada ayah dan ibunya, dengan gemetar dan perasaan was-was, ia mengungkapkan keinginannya.” (hal.7)

2.      Penokohan
Penokihan dalam novel Sinar diMata Malaikat Ku yaitu
Anisa         : Memiliki sifat yang baik, tegar, ambisius, dan sederhana.
Pak Yusuf : Memiliki sifat yang baik, bertanggung jawab, penyayang, dan penyabar.
Bu Fatimah:Memiliki sifat yang baik, keibuan, penyayang, dan penyabar.
Azam         : Memilki sifat yang baik, dan penolong.

3.      Setting
a.       Setting tempat :
Ø  di ruang tamu, seperti dalam kutipan “tekadnya sudah bulat sehingga ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada ayah dan ibunya yang sedang duduk diruang tamu rumahnya”. (hal.4)
Ø  didalam kamar, seperti dalam kutipan “bu Fatimah dengan besar hati meninggalkan Anisa yang sedang dirundung kesedihan di dalam kamarnya sendirian.”(hal.18)
Ø  Didepan rumah, seperti dalam kutipan “tak sabar menghampiri Ayah dan Ibunya yang saat itu sedang berbincang-bincang di depan rumah.”(hal.4)
Ø  di Universitas, seperti dalam kutipan “Dengan penuh semangat Ia pun bergegas menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar di Universitas impiannya itu.”(hal.38)
Ø  di ruang kesehatan, seperti dalam kutipan “Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka pun sampai di ruang kesehatan.” (hal.34)
Ø  di ruang II A, seperti dalam kutipan “Waktu yang ditunggu-tunggu disaat hari pertama mulai masuk mata kuliah di ruang II A, matanya bergantian melihat temansatu kelasnya.” (hal.36 )

b.      Setting waktu
Ø  Di pagi yang masih gelap, seperti dalam kutipan ”doa-doa selalu kupanjatkan dipagi yang masih gelap ini kepada sang pencipta.” (hal.19)
Ø  pukul 05.00 pagi, seperti dalam kutipan “Segera kutengok wekerku yang sudah menunjukan pukul 05.00 pagi.” (hal.23)
Ø  Empat tahun telah berlalu, seperti dalam kutipan  Empat tahun telah berlalu, Semua rasa telah dirasakan Anisa dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Mahasiswi di Fakultas Kedokteran.” (hal. 48)

c.       Setting perasaan
Ø  Bersyukur, seperti dalam kutipan  Membaca surat keputusan itu, Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, sujud syukur kupersembahkan kepada Allah SWT, atas nikmat dan karunianya lah Aku bisa mendapatkan kebahagian luar biasa.” (hal. 20)
Ø  Gelisah, seperti dalam kutipan  dan ibunya yang sedang duduk diruang tamu rumahnya, dengan gemetar dan perasaan was-was, ia mengungkapkan keinginannya.” (hal. 4)
Ø  Sedih, seperti dalam kutipan  Dengan sesegukan dan air mata yang masih menetes, Nisa pun kembali menanyakan kejelasan Ayah dan Ibunya.” (hal. 7)
Ø  Bahagia, seperti dalam kutipan  Oh Tuhan terima kasih untuk segala kebahagiaan yang telah engkau berikan kepada hamba mu ini, tiada henti Aku mengumandangkan pujian agung untukmu Tuhan.” (hal.29)
Ø  Bingung, seperti dalam kutipan “Dengan wajah polos dan diselimuti rasa kebingungan ia pun memandang wajah ibu Fatimah dan menjawab pertanyaan nya.” (hal. 9)
Ø  Malas, seperti dalam kutipan “Dengan rasa malas yang menyelimuti, Ia berjalan ke kamar mandi dengan mata masih setengah tertutup.”(hal.27)
Ø  Bahagia, seperti dalam kutipan ”Azam yang mndengar jawaban Anisa yang mau menjadi pendamping hidupnya merasa sangat bahagia. Dengan spontan Ia memeluk Anisa untuk mengungkapkan rasa bahagianya.” (hal. 60)


4.      Alur
Alur yang digunakan dalam novel Sinar diMata Malaikat Ku yaitu menggunakan alur campuran, karena diawal cerita menceritakan masa sekarang yang sedang dijalaninya, namun ditengah cerita kembali mengenang masa lalu, kemudian kembali lagi kemasa sekarang.

5.      Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Sinar diMata Malaikat Ku yaitu sudut pandang orang ketiga, karena didalam cerita menggunakan nama sebagai panggilan untuk tokoh yang ada didalam cerita.

6.      Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Sinar diMata Malaikat Ku yaitu
a.       Hiperbola yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan. seperti dalam kutipan :
“Air mata yang sedari tadi dibendung oleh Nisa kini bercucuran membanjiri pipinya, ia tak dapat menahan rasa sedihnya.” (hal. 7)
”Taarrrrr.... Bagaikan petir yang menyambar dirinya, hatinya hancur berkeping-keping serasa ia langsung kehilangan semangat untuk hidup.” (hal. 17)


b.      Majas Asidenton Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa menggunakan kata penghubung.seperti dalam kutipan :
“Sedih, kecewa, marah, kesal, lelah, letih, bosan dan bahagia itu lah yang Aku rasakan selama 4 tahun aku menimba ilmu di Fakulkas Kedokteran.” (hal. 52)

c.       Majas Personifikasi Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti manusia.seperti dalam kutipan :
“Mentari yang indah membangunkan dari nyenyaknya tidurku malam ini, doa-doa selalu kupanjatkan dipagi yang masih gelap ini kepada sang pencipta.” (hal.19)
Kriiing...kriiing, jam weker kelinciku menjerit-jerit memecah kesunyian pagi.” (hal. 23)

d.      Amanat
Tetaplah yakin akan tujuan kita untuk dapat mewujudkan cita-cita kita  selagi itu masih dalam hal yang positif  karena orang tua akan selalu mendukung anaknya dan tidak akan pernah membiarkan anaknya sendirian, serta Allah swt pun akan memberikan jalan terbaik bagi kita untuk mewujudkan cita-cita kita dengan diiringi usaha dan doa, karena proses tak akan menghianati hasil.

Seperti dalam kutipan berikut ini :
“Dengan berlinang air mata pak Yusuf, bu Fatimah dan Anisa pun berpelukan dengan penuh kehangatan. Terlihat sinar kebahagiaan dimata malaikatku. Malaikat yang selama ini menjaga dan mencintaiku sepenuh hati, hingga Aku dapat mewujudkan cita-citaku sebagai Dokter. Dia lah Ayahku, pak Yusuf  dan Ibuku, bu Fatimah.Sujud syukurlah yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat yang telah Allah berikan.” (hal. 58)





B.     Unsur Ekstrinsik dalam novel “Sinar diMata Malaikatku”
1.      Nilai pendidikan
Nilai pendidikan didalam novel ini terdapat dalam kutipan “Hari ini Aku harus semangat, semangat mewujudkan cita-citaku, walau pun Ayah dan Ibu tidak mengizinkan untuk kesalah satu Universitas ternama di Lampung. Namun Aku harus tetap semangat, apa pun caranya akan aku lakukan demi mewujudkan cita-citaku, sekalipun Aku harus merendahkan gengsiku. Jika ada niat pasti semua bisa dicapai asalkan aku berusaha sungguh-sungguh. Aku tidak boleh mengatakan aku tidak bisa, sebelum aku mencobanya. Pasti nanti jika Aku sudah mencobanya Aku pasti bisa.” (hal. 28)
Nilai pendidikan yang terkandung pada kutipan cerita di atas adalah gadis yang mempunyai semangat untuk mewujudkan cita-citanya dengan niat dan keyakinan dalam dirinya. Hal ini merupakan nilai pendidikan yang perlu diteladani.

2.      Nilai moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Seperti dalam kutipan :
“Oh Tuhan terima kasih untuk segala kebahagiaan yang telah engkau berikan kepada hamba mu ini, tiada henti Aku mengumandangkan pujian agung untukmu Tuhan, aku bagaikan wanita yang paling beruntung diantara berbagai wanita yang hanya bisa menghabiskan waktunya untuk bekerja serabutan, tapi aku beruntung masih bisa melanjutkan sekolah dan meraih cita-citaku sebagai seorang dokter nantinya, bisa menyembuhkan pasien-pasienku yang membutuhkan bantuanku itulah keinginanku.” (hal. 29-30)
Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah nilai moral yang baik, yaitu seorang gadis yang tak pernah lupa untuk bersyukur akan Allah swt yang telah memberikan kebahagiaan kepadanya.

3.      Nilai sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.
Seperti dalam kutipan berikut ini :

“Hmm... gini aja Nis, Alhamdulillah Aku masih ada tabungan. Kamu minjem sama Aku aja dulu buat daftar ulang besok!” Ucap Azam dengan penuh iba melihat Anisa.
“Beneran Zam? Tapi kamu nggak takut apa kalo Aku nggak balikin uang kamu?” Tanya Anisa
“Itu sih urusan kamu sama yang di atas, tapi aku percaya kok sama kamu kalo kamu orangnya bisa bertanggung jawab walau kita baru bertemu tadi pagi” Ucap Azam dengan penuh kebijaksanaan.
“Ya ampu, makasih banyak ya Zam, kamu udah mau bantuin Aku! Sekali lagi terima kasih banyak ya Zam, kamu udah mau bantuin Aku.” Lanjut Nisa (hal. 39-40)

Nilai sosial yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah seorang teman yang berbaik hati membantu temannya yang sedang kesusahan  dengan meminjamkan uangnya kepada temannya yang sedang membutuhkan nya.

4.      Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
Seperti dalam kutipan :
“Dengan segera kulemparkan selimutku dengan bergegas kekamar mandi untuk segeramengambil air wudhu dan segera kembali ke kamarku untuk melakukan kewajiban sebagai hamba Allah yaitu sholat subuh, dalam sholatku kuselipkan ucapan rasa syukur atas nikmat dan kebahagiaan yang tercurah kepadaku, hingga tak terasa air mataku menetes membasahi pipi ini.” (hal.23)
Nilai agama yang terkandung dalam penggalan cerita di atas adalah ucapan rasa syukur atas nikmat dan kebahagiaan yang telah diberikan oleh Allah SWT.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Tidak ad cerita novel nya kah?

NANANG ARIFIN mengatakan...

ADA TAPI BERUPA BUKA

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda