Selasa, 20 Maret 2018

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM Pada MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN


ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM
Pada  MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN

LAPORAN PENELITIAN


Disusun Oleh :















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita lakukan sekarang, artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi membawa pergesesaran peran guru dalam pembelajaran, semula guru merupakan satu-satunya sumber belajar  utama bagi peserta didiknya  menjadi berbagi peran dengan sumber belajar lain untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik baik yang didesain maupun yang non desain belum banyak dimanfaatkan dalam pembelAjaran.  Terdapat kecenderungan dalam pembelajaran selama ini lebih banyak memanfaatkan guru dan buku teks sebagai sumber belajar utama.  Di sisi lain dalam pembelajaran ke depan dihadapkan pada tuntutan kebutuhan belajar yang semakin komplek.
Matakuliah Media Pembelajaranmerupakan mata kuliah yang dikembangkan dan diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia yang kelak menjadi pendidik dalam mendesain pesan dalam proses komunikasi agar terjadi pembelajaran yang efektif, efisien dan berarah tujuan. Untuk itu sangat diperlukan kapasitas untuk mendesain pesan melalui media pembelajaran agar terjadi proses dan hasil belajar yang optimal. Taksomi Variabel dalam pembelajaran, pola-pola instruksional dan Prinsip-prinsip pemanfaatan media pembelajaran. Fungsi dan peran media dalam pembelajaran, jenis-jenis dan karakteristik media pembelajaran. Kreteria pemilihan media pembelajaran dan evaluasi pemanfaatan media pembelajaran. Analisis kasus pemanfaatan media  dalam praktek pembelajaran, praktek mendesain media untuk pembelajaran dan pemanfaatannya.



Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa selalu memberi solusi.

Guru dalam pembelajaran menggunakkan model pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan berarti guru menggunakan strategi pembelajaran terpadu menggunakan strategi, metode, pendekatan dan teknik pengajaran baik prosedur maupun tujuan pembelajaran.Pembelajaran berbasis PAIKEM ini juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis, asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh mahasiswa sendiri.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu. Model mengajar adalah cara yang digunakan pendidik dalam berhubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan model pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dengan model ini diharapkan tumbuh motivasi belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini pendidik berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik jikalau peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan pendidik.
Namun kenyataannya di lapangan bahwa setiap model pembelajaran tidak selalu tepat dan efisien dalam kondisi kegiatan belajar mengajar. Penggunaan modelPAIKEM dapat diterapkan di berbagai macam mata kuliah, tak terkecuali dalam mata kuliah media pembelajaran. Banyak mahasiswa yang kurang begitu antusias mengikuti mata kuliah media pembelajaran, mereka menggangap mata kuliah media pembelajaran membingungkan karena merupakan mata kuliah yang harus bisa menggunakan dan memanfaatkan media yang tepat ketika nanti menjadi seorang guru, metode yang diterapkan kurang begitu menarik dan bervariasi, sehingga tidak bisa membawa mereka untuk ikut berpartisipasi secara langsung atau aktif dalam pembelajaran dikelas. Pada umumnya guru dalam menyampaikan materi mata kuliah media pembelajaran selama ini menggunakan cara atau metode yang kurang bervariasi dan cenderung monoton, sehingga mahasiswa mudah merasa jenuh serta kurang bersemangat. Kepekaan dan kejelian dalam membaca situasi oleh dosen sangat diharapkan untuk merubah pandangan mahasiswa yang selama ini mata kuliah media pmbelajaran dianggap sebagai mata kuliah yang membosankan dirubah menjadi pelajaran yang menyenangkan, sehingga motivasi dalam diri mahasiswa dapat muncul kembali. Oleh karena itu penggunaan model pakem dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang baik, sebab dalam model pakem, Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran dosen harus dapat menciptakan suasanan dimana mahasiswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan/ide yang cemerlang. Proses aktif dalam belajar dari si pembelajar sangat penting bagi usaha meningkatkan pengetahuan, bukan seperti proses pasif yang selama ini berkembang, karena siswa hanya dicekoki materi melalui metode ceramah saja sehingga siswa tidak dapat ikut terlibat secara langsung atau aktif, hal ini sangat bertentangan dengan hakekat belajar. Bertolak dari latar belakang permasalahan-permasalahan diatas, maka dilakukanlah penelitian terhadap “Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata kuliah media pembelajaran)”. Mengingat hal yang demikian pendidik harus mampu mempergunakan model yang tepat, agar tidak membingungkan bagi mahasiswa. Sejalan dengan konsep di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan menganalisapenerapan model pembelajaran PAIKEM dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata kuliah media pembelajaran, serta lokasi penelitian yang paling strategis sebagai obyek dalam penelitian ini.


B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimanakah penerapan model pembelajaran PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V?
2.       Apa faktor yang mendorong diterapkannya model PAIKEM padamata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI
 semester V?
3.       Apa faktor yang dapat menghambat penerapan model PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V?
4.      Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM padamata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSIsemester V?     

C.    RUANG LINGKUP MASALAH
Ruang lingkup dalam penelitian ini penulis batasi sebagai berikut :
1.      Objek Penelitian
Objek yang dimaksud dengan model pembelajaran PAIKEM  dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran serta dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).

2.      Subjek penelitian
Subjek penelitian adalahmahasiswa semester 5 prodi PBSI STKIP MPL.

3.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di STKIP MPL.

4.      Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun 2016/2017.
D.    TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :

a.       Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada
Mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V.
                                             
b.      Untuk mendeskripsikanfaktor yang mendorong diterapkannya model PAIKEM padamata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI  semester V?

c.       Untuk mendeskripsikanfaktor yang dapat menghambat penerapan model PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI  semester V?

d.      Untuk mendeskripsikanupaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM padamata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSIsemester V?       

2.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menguraikan konsep pembelajaran PAIKEM pada Mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V tahun 2016/2017.
b.  Dapat menerapkan manfaat PAIKEM pada Mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V tahun 2016/2017.

c. Dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi kendala dalam Mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V tahun 2016/2017.

2. Manfaat Praktis:
a. Bagi pendidik
Penelitian ini dapat membantu pendidik dalam mengevaluasipembalajaran. Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah cara pendidikmengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untukmemilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.

b. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat belajar secara aktif dan mandiri
2) Mahasiswa dapat belajar serta suasana hati yang senang.

c. Bagi Kampus
1) Dapat dijadikan konsep dan juga dapat dijadikan pedoman olehpendidik dalam pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran maupunmata kuliah yang lain.
2) Dapat dijadikan contoh dalam menyusun perangkat pembelajaranyang menyenangkan.








BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.KAJIAN PUSTAKA
Ditinjau dari judul penelitian yang peneliti lakukan, di bawah ini terdapatBeberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain dan buku-buku yangrelevan dengan judul penelitian di atas, yaitu :
Pada contoh jurnal skripsi yaitu: “Studi Tentang ImplementasiPembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada MataPelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pasuruan 02 MertoyudanMagelang”.Penelitian tersebut dilakukan oleh Khusnul Khotimah, Nim 3101401pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Implementasipembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan di SD Pasuruan 02mertoyudan magelang. (2) Dampak pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif,efektif, menyenangkan pada peningkatan mutu pembelajaran pendidikanagama islam di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun untukmemperoleh data-data yang dipaparkan dalam penelitian ini, penulismenggunakan metode observasi, intervieu, dokumentasi. Kemudian dianalisisdengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis data yang diwujudkanbukan dalam bentuk angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian yangberusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada dalamlapangan, baik itu berupa kondisi atau hubungan yang ada pada pelaksanaanPAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan).Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat lebih berprestasidalam setiap pembelajaran dan diberikan kesempatan agar tetap aktif, efektif,dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar, baik hubungan siswa denganguru, maupun siswa dengan sesama siswa. Metode ceramah bukanlah satu-
satunya metode dalam setiap pembelajaran di dalam kelas. ImplementasiPAIKEM terhadap pelajaran PAI sudah dapat dilaksanakan oleh guru, danperencanaan pembelajaran telah mengalami perubahan atau inovasi dalamsetiap penyampaian isi materi, sehingga dalam setiap penyampaian materilainya berbeda dan guru juga dituntut untuk aktif, inovatif, kreatif dalamsetiap berfikir, namun tetap efektif dan menyenangkan dalam kegiatan belajarmengajar.
Dampak pelaksanaan PAIKEM pada peningkatan mutu PAI antara lainguru dapat merancang dan mengelola pembelajaran sesuai dengan materi danmetode yang digunakan, sehingga siswa dapat aktif, inovatif, kreatif, efektif,menyenangkan dalam belajar mengajar. Guru juga dapat lebih variatif dalammenggunakan beberapa metode dalam belajar mengajar, dan guru juga dapatmerubah kelas menjadi tempat belajar yang menyenangkan, hingga padasaatnya akhir pelajaran siswa tenang, dan aktif serta kreatif, dengan demikianguru dapat mengembangkan keterampilan atau bakat serta minat yang adapada diri siswa.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1.      Model Pembelajaran PAIKEM
a.       Pengertian Pembelajaran
Suatu sistem pembelajaran mungkin didefinisikan sebagai suatusumber dan prosedur yang telah digunakan untuk memajukanpembelajaran. Sistem pembelajaran memiliki variasi bentuk khusus yangterjadi dalam banyak institusi termasuk dalam institusi pendidikan.
Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asaspendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilanpendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,mengajar dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pengajar, sedangkanbelajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Dengan demikianpembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh pendidik untukmembantu seorang untuk mempelajari suatu kemampuan dan nilai yangbaru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaranyang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didikdalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai sumber belajar, penentumodel belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidikuntuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapaitujuan pembelajaran itu sendiri.
b.       Model-model Pembelajaran
Model pembelajaran baik yang bersifat instruksional maupunnon-instruksional, akan dapat dicapai bila dapat diciptakan dandipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam setiap pembelajaran dikelas, pendidik diharapkan mampu merencanakandan mengusahakan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secaramaksimal dan aman dari kondisi yang dapat merugikan peserta didik,baik yang timbul dari peserta didik itu sendiri maupun dari lingkunganpeserta didik belajar. Adapun macam-macam model pembelajaran itudibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Model pemrosesan informasi pendidik menjelaskan bagaimana pesert didik selaku individu memberi respons yang datang darilingkungannya.
2) Model pribadi, diorientasikan kepada perkembangan diri peserta didikselaku individu, penekanannya diarahkan kepada pembentukanrealitas yang unik.
3) Model interaksi sosial, menekankan hubungan peserta didik denganlingkungannya disekolah, terutama di dalam kelas. Pada model inipeserta didik dihadapkan oleh tuntutan situasi yang lebih bersikapdemokratis.
4) Model prilaku, peserta didik diarahkan kepada suatu pola belajar yangterfokus pada hal-hal yang spesifik.

c.       Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah suatu akronim yang digunakan dalam konteks pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK yang berarti Aktif, Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal dengan sebutan PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Tetapi seiring dengan perkembangannya ditambah dengan pengembangan dari pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang inovatif. Dan sekarang lebih dikenal dengan PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Menurut  Syah dan Kariadinata (2009: 1) PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.Adapun maksud dari masing-masing kata PAIKEM menurut Suparlan dkk, (2008: 70) yaitu :
1) Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan memecahkan masalah. 2) Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai tuntutan dan perkembangan pendidikan. 3) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. 4) Efektif yaitu menghasilkan apa yang harus Adikuasai siswa setelah proses pembelajaran yakni mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan. 5) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajarmengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya tinggi.
Berdasarkan pengertian tersebut menunjukkan bahwa Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa selalu memberi solusi.
Secara garis besar Suparlan, dkk (2008: 71) menggambarkan PAIKEM sebagai berikut :
1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa PAIKEM diantara guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin koordinasipembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru.

d.      Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis, dan berpikir kreatif (critical and creative thinking). Berpikir adalah suatu kecakapan nalar secara beratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, member keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir creative adalah suatu kegiatan mental untuk mental untuk meningkatkan kemurnian (originality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri.
e. Jenis-jenis Penerapan PAIKEM
Peserta didik atau siswa-siswi dalam suatu pembelajaran biasanyamemiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kepandaianyang tinggi, sedang, bahkan ada yang kurang. Menurut pandanganpsikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandaiatau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuanlambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi pesertadidik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya,namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan dalammenyerapnya.karena itu, pendidik perlu mengatur kapan peserta didik bekerjasecara perseorangan, berpasangan, atau klasikal. Jika harus dibentukkelompok, kapan peserta didik dikelompokkan berdasarkankemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didikyang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuranberbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer theaching).
Ada setidaknya 10 macam formasi kelas dalam kerangkamendukung penerapan pembelajaran aktif . Setting atauformasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataanruang kelas. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada diruang kelasdapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkinmenggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisiyang diinginkan pendidik. Adapun beberapa formasi tersebut adalahsebagai berikut:

1. Formasi huruf U
Formasi ini dapat berbagai tujuan. Para peserta didik melihat pendidikatau media visualnya dengan mudah dan mereka juga dapat salingberhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karenapendidik dapat masuk kedalam huruf U dan berjalan ke berbagai arahdengan seperangkat materi.
2. Formasi Corak Tim
Pendidik mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran diruangkelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksitim. Pendidik dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-mejauntuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapapeserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap kedepan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau media lainnya.
3. Meja Konferensi
Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegipanjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting peserta didik.
4. Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa atau denganmeja kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan langsung.
5. Kelompok Untuk Kelompok
Susunan ini memungkinkan pendidik untuk melakukan diskusi atauuntuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi darikreatifitas kelompok. Pendidik dapat meletakkan meja pertemuan ditengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luarnya.


6. Tempat kerja (workstation).
Susunan ini tepatnya untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas.
7. Pengelompokan Terpisah (breakrout groupings).
Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, pendidikdapat meletakkan meja dan kursi dimana kelompok kecil dapatmelakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Pendidik dapatmenempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhansehingga tim-tim itu tidk saling mengganggu. Tetapi hendaknyadihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauhdari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulitdijaga.
8. Susunan Chevron.
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untukmelakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (30 ataulebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali pendidik perlumenyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara peserta didik, pandangan lebih baik dan lebihmemungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus.
9. Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yangberupa meja-kursi, pendidik dapat mencoba mengelompokkan kursidalam pasangan-pasangan yang menmungkinkan menggunakan temanbelajar. Pendidik dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris ruangan yang cukup diantara mereka semua.
10. Auditorium/Aula
Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalammenyusun ruangan kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakanlingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal inidapat dicoba untuk dilakukan pendidik guna mengurangi kebosananpeserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional(tradisional).

Berikut akan disajikan model dan strategi pembelajaran PAIKEMsebagai alternatif yang digunakan pendidik untuk dapat mengaktifkanpeserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Pendidikdiharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improfisasi ataumencari strategi atau model lain yang dipandang lebih tepat. Berikut iniadalah beberapa contoh model PAIKEM yang akan digunakan dalam
pembelajaran adalah:
1.      Every One Is Teacher Here (Setiap murid menjadi guru) tujuan daripenerapan model ini adalah membiasakan peserta didik untuk belajaraktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidakminder, dan tidak takut salah.
2.      Writing In Here And Now (Menulis pengalaman secara langsung)menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami.
3.      READING ALOUD (Strategi membaca dengan keras) membacasesuatu teks dengan keras dapat membantu peserta didikmemfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan merangsang diskusi dalam kelas.
4.      THE POWER OF TWO AND FOUR (Menggabung dua dan empatkekuatan) tujuan dari penerapan model ini adalah membiasakanbelajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnyalebih berkesan).
5.      Information Search (Mencari informasi) tujuan dari penerapan modelini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan suatuilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.
6.      Point-Counterpoint (Beradu pandangan sesuai perspektif) tujuan daripenerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencariargumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktualdi masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan.
7.      Reading Guide (Bacaan terbimbing) tujuan dari penerapan model iniadalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalammemahami sesuatu materi pokok.
8.      Active Debate (Debat aktif) tujuan dari penerapan model ini adalahuntuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuatdalam memecahkan sesuatu masalah yang kontroversial sertamemiliki sifat demokratis dan slaing menghormati terhadap perbedaanpendapat.
9.      Index Card Mact (Mencari jodoh kartu tanya jawab) tujuan daripenerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebihcermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
10.  Jigsaw Learning (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok)tujuan penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agarterbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untukmembantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada temansekelasnya.
11.  Role Play (Bermain peran) tujuan dari penerapan model ini adalahmemberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari pembelajaran. Menumbuhkankepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial. Menyiapkandan menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit. Menumbuhkanminat dan motifasi belajar peserta didik. Menyediakan sarana untukmengekplorasiakan perasaan yang tersembunyi dibalik suatukeinginan.
12.  Debat Berantai, tujuan dari penerapan model ini adalah untukmenggali kemapuan peserta didik agar dapat memberikan argumentasi(reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya tidakberfikir ekstrim dalam menyikapi suatu permasalahan.
13.  Listening Team (Kelompok pendengar) tujuan dari penerapanstrategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajarkelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebihefektif.
14.  Team Quiz (Pertanyaan kelompok) tujuan dari penerapan model iniadalah dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didiktentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkandan tidak menakutkan.
15.  Small Goup Discussion (Diskusi kelompok kecil) tujuan daripenerapan model ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilanmemecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yangdihadapi sehari-hari.
16.  Card Sort (Menyortir kartu) tujuan dari penerapan model ini adalahmengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperativelearning) dalam belajar.
17.  Gallery Walk (Pameran berjalan) tujuan dari penerapan model iniadalah membangun kerjasama kelompok (cooperative learning) dansaling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.
f. Teknik Pemilihan PAIKEM
Jika suatu negara sudah berani memutuskan untuk berperang dengan negara lain, misalnya, maka sang panglima perang harus sudah mempunyai gambaran terlebih dahulu tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dan dijalankan oleh pasukannya agar kemenangan bisa berpihak kepada mereka. Begitu pula seorang petani, sebelum terjun ke sawah untuk menaburkan benih, dia harus sudah punya cara-cara yangkhusus dan jitu agar hasil panen nantinya bisa melimpah sesuai yang diharapkan. Cara-cara khusus dan rencana langkah-langkah itulah yangdisebut teknik atau strategi.
Jadi seorang pendidik di samping harus menguasai berbagai model pembelajaran dia juga harus menguasai teknik dan strategi agar model yang telah dikuasai pendidik itu bisa diterapkan dengan tepatdalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu pembelajaran bagi anak didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan lancar, efektif, efisien. Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran tidak lain adalah untuk menanamkan sejumlah norma komponen kedalam jiwa peserta didik. Semua norma yang diyakini mengandung kebaikan yang perlu ditanamkan kedalam jiwa anak didik melalui peranan pendidik dalam pembelajaran. Interaksi antara pendidik dan peserta didik terjadi karena saling membutuhkan. Seorang pendidik dituntut untuk dapat mengembangkan programpembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh peserta didik, karena tanpa adanya hasil belajar yangmemadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat. Suatu model atau strategi dalam pembelajaran bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan model yang tepat dan berguna. Maksudnya dengan memakai model tertentu tetapi dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik hendaklah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata, akan tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah untuk diukur.


2.      Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAIKEM
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Suparlan, dkk (2008: 74) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu :
1) Memahami sifat yang dimiliki anak. Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur bagi perkembangan kedua sifat tersebut.
2) Mengenal anak secara perorangan. Masing-masing siswa/anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, guru dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal.
3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar. Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugasnya.
4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk dapat memberi motivasi siswa bekerja lebih baik lagi dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika membahas suatu masalah.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) sebagai bahan dan sumber belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, agar anak menjadi lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat gambar dan lainnya.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Umpan balik merupakan interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa dan diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri. Guru harus konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa.
8) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental. Aktif mental lebih diutamakan daripada aktif secara fisikal. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan keberanian dari siswa. Guru hendaknya mampu menghilangkan perasaan penyebab rasa takut tersebut.

Hal-hal di atas jika diperhatikan dengan baik maka akan member peluang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) akan berhasil. Ciri-ciri PAIKEM berhasil, Menurut Suparlan, dkk (2008: 95) adalah “aktif, kritis, kreatif, kematangan emosional-sosial meningkat, produktif dan siap menghadapi perubahan”. Dan tidak diragukan lagi jika PAIKEM benar-benar dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya maka tujuan pendidikan seperti apa yang diharapkan dalam Undang-Undang yakni membentuk watak dan mengembangkan potensi anak didik akan tercapai.


3.      Pembelajaran pada Media Pembelajaran
Pengertian Mata Kuliah Media Pembelajaran
Mata kuliah media pembelajaran ini dikembangkan dan diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia yang kelak menjadi teknolog dalam mendesain pesan dalam proses komunikasi agar terjadi pembelajaran yang efektif, efisien dan berarah tujuan. Untuk itu sangat diperlukan kapasitas untuk mendesain pesan melalui media pembelajaran agar terjadi proses dan hasil belajar yang optimal. Taksomi Variabel dalam pembelajaran, pola-pola instruksional dan Prinsip-prinsip pemanfaatan media pembelajaran. Fungsi dan peran media dalam pembelajaran, jenis-jenis dan karakteristik media pembelajaran. Kreteria pemilihan media pembelajaran dan evaluasi pemanfaatan media pembelajaran. Analisis kasus pemanfaatan media  dalam praktek pembelajaran, praktek mendesain media untuk pembelajaran dan pemanfaatannya.
Dosen dalam pembelajaran menggunakkan model pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan berarti guru menggunakan strategi pembelajaran terpadu menggunakan strategi, metode, pendekatan dan teknik pengajaran baik prosedur maupun tujuan pembelajaran.

4. PAIKEM dalam Media Pembelajaran
a. Pemilihan Model PAIKEM untuk Pembelajaran Media Pembelajaran
Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu pendidik yang tidak mengenal model dalam mengajar, jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Hal yang penting dalam model pembelajaran ialah bahwa setiap model pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan masalah-masalah dalam belajarnya, serta memerlukan model yang lain pula, bila tujuannya adalah mengumpulkan informasi. Oleh karena itu untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar,pendidik seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah pelaksanaan model mengajar.
b. Penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran Media Pembelajaran
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan pendidik seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, meneliti,bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh, dan bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya. Dalam penerapan model PAIKEM terhadap pembelajaran media pembelajaran itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah peserta didik serta kondisi kesehatannya agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model pembelajarannya juga dapat berjalan dengan yang diharapkan tujuan pembelajaran. Disamping itu pendidik sebagai ujung tombak pembelajaran perlu memperhatikan beberapa prinsip dalam rangka meningkatkan motivasi belajar dan prestasi peserta didik, yaitu:
1) Keseimbangan reward dan punishment
2) Kebermaknaan (meaningful)
3) Penguasaan ketrampilan prasyarat
4) Penggunaan model
5) Komunikasi yang bersifat terbuka
6) Pemberian tugas yang menantang
7) Latihan yang tepat
8) Penilaian tugas
9) Penciptaan kondisi yang menyenangkan
10) Keragaman pendekatan
11) Mengembangkan beragam kemampuan
12) Melibatkan indera sebanyak-banyaknya
Langkah-langkah penerapan model PAIKEM pada pelajaranMedia pembelajaran yaitu: menyiapkan SK-KD, Silabus, Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum melakukan pembelajaran dalamkegiatan belajar mengajar. Setelah pendidik menguraikan masalah SK-KD maka seorang pendidik harus mempersiapkan diri untuk menguraikan dan memaparkan tentang langkah-langkah penerapan model apa yang akan digunakan. Adapun uraian dalam langkah-langkah penerapan model PAIKEM adalah:
a) SK
b) KD
c) Indikator
d) Tujuan pembelajaran
e) Materi pembelajaran
f) Metode/strategi dalam pembelajaran
g) Langkah-langkah pembelajaran
h) Media pembelajaran
i) Sumber belajar
j) Evaluasi
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan PAIKEM dalamMata Kuliah Media Pembelajaran
faktor pendorong dan penghambat dalam penerapan modelPAIKEM adalah: PAIKEM merupakan strategi pembelajaran yangmemberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model PAIKEM, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada model ceramah saja. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Belum dipahaminya model PAIKEM oleh pendidik. Kurangnya memperoleh kesempatan memahami inovasi dalam pendidikan, termasuk penerapan model PAIKEM. Kecenderungan diterapkannya model pembelajaran konvensional yang dipandang lebih mudah dan murah, dan karena kemampuan tingkat berfikir peserta didik yang beragam, jadi pendidik masih belum optimal dalam menerapkan PAIKEM. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah:
1.      Pendidik berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh peserta didik
2.      Memotivasi peserta didik agar tidak takut dalammengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan daripendidik serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah.
3.      Pendidik membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model PAIKEM agar pembelajaran lebih efektif
4.      Pendidik terus berupaya memotivasi peserta didik dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi peserta didik yang aktif memberikan pendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat temannya.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan, termasuk keberhasilanpendidikan didalam sekolah formal dapat dicapai sesuai dengan tujuanpendidikan yang telah direncanakan apabila prestasi belajar anak didikmenunjukkan peningkatan secara kuantitatif atau nilai belajar pesertadidik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar secarakeseluruhan sangat banyak, akan tetapi dalam hal ini penulis cobamemaparkan kedalam dua jenis yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Pertama Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari dalam diripeserta didik itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari minat, motifasi belajar,ketekunan dan tentunya juga kemampuan daya fikir yang dimiliki pesertadidik. Kedua faktor Ekstern yaitu factor yang ada di luar kondisi individuitu sendiri.
Faktor ekstern yang sangat mempengaruhi dalamkeberhasilan belajar adalah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
1). Faktorkeluarga
2). faktor sekolah dan yang ke
3). faktor masyarakat.

Melihat keterangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasebesar apapun kemampuan daya pikir, minat dan motivasi peserta didiktetapi tidak didukung oleh faktor lain, maka proses belajar yangdilakukan tidak akan tercapai hasil yang memuaskan dan optimal.
Demikian pula sebaliknya. Artinya segala tindakan yang mendukungkeberhasilan belajar harus saling menunjang dan saling mendukung demi terlaksananya proses penbelajaran yang efektif dan efisien.Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam keberhasilanbelajar merupakan suatu harapan setiap instansi atau lembaga yangmengelola kegiatan belajar mengajar. Namun keberhasilan tersebutmerupakan pekerjaaan yang sangat membutuhkan perhatian serius.Betapapun perencanaan yang dianggap baik, tetapi dalampelaksanaannya sudah barang tentu akan menemui gejala-gejala danhambatan. Dalam realitas pendidikan hal semacam itu akan munculdengan saling mendorong dan saling mendukung sehingga akanmemberikan pengaruh yang kompleks, di antaranya adalah keluarga danmasyarakat.Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih jugabergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajaryang dicapai.
Oleh sebab itu hasil belajar peserta didik di sekolahdipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran.Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (theory of schoolteori belajar disekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar. Sedangkan Carrol berpendapat lain bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni:
a) Bakat pelajar
b) Waktu yang tersedia untuk belajar
c) Waktu yang diperlukan peserta didik untuk menjelaskan pelajaran
d) Kualitas pengajaran
e) Kemampuan individu.
Dari kelima faktor tersebut dapat diuraikan antara lain adalah (a b c e) merupakan faktor yang berkenaan dengan individu (factor intern)sedangkan (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan).

C.   KERANGKA PIKIR
Matakuliah Media Pembelajaran adalah mata kuliah yang dikembangkan dan diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia semester V STKIP MPL yang kelak menjadi pendidik dalam mendesain pesan dalam proses komunikasi agar terjadi pembelajaran yang efektif, efisien dan berarah tujuan. Namun kenyataannya di lapangan bahwa setiap model pembelajaran tidak selalu tepat dan efisien dalam kondisi kegiatan belajar mengajar. Penggunaan model PAIKEM dapat diterapkan di berbagai macam mata kuliah, tak terkecuali dalam mata kuliah media pembelajaran. Banyak mahasiswa yang kurang begitu antusias mengikuti mata kuliah media pembelajaran, mereka menggangap mata kuliah media pembelajaran membingungkan karena merupakan mata kuliah yang harus bisa menggunakan dan memanfaatkan media yang tepat ketika nanti menjadi seorang guru, metode yang diterapkan kurang begitu menarik dan bervariasi, sehingga tidak bisa membawa mereka untuk ikut berpartisipasi secara langsung atau aktif dalam pembelajaran dikelas. Pada umumnya guru dalam menyampaikan materi mata kuliah media pembelajaran selama ini menggunakan cara atau metode yang kurang bervariasi dan cenderung monoton, sehingga mahasiswa mudah merasa jenuh serta kurang bersemangat. Hal ini akan mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat mahasiswa terhadap pelajaran menurun. Oleh karena itu penggunaan model pakem dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang baik, sebab dalam model pakem, Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran dosen harus dapat menciptakan suasanan dimana mahasiswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan/ide yang cemerlang. Dari permasalah tersebut dapat dirumuskan Bagaimanakah penerapan model pembelajaran PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran, Apa faktor yang mendorong diterapkannya model PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran, Apa faktor yang dapat menghambat penerapan model PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran,dan Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSISemester V. Sehingga untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat diukur dengan Indikator pembelajaran PAIKEM yaitu :
1.      Siswa dapat  mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2.      Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).




BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (fieldresearch), yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala. Di sini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Penelitian kualitatif cenderung mengarah pada metode penelitian secara deskriptif karena mencoba menafsirkan fenomena yang ada dan terjadi, sehingga arah dan latar belakangnya mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif”. Dalam penelitian ini penulis mengamati dan mengkaji suatu fenomena tertentu, menganalisis serta mendeskripsikan hasil dari pengamatan tersebut dengan kata-kata, gambar dan bukan angka sehingga laporan penelitiannya berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2005:11). Oleh karena itu, pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif.. Alasan mengapa digunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut: pertama bahwa penelitian ini mengarah pada pengkajian suatu kegiatan belajar mengajar di kelas. Kedua, digunakannya pendekatan deskriptif dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan fenomena apa yang terjadi saat ini, menganalisis kondisi-kondisi tertentu yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar menyangkut bagaimana perencanaan yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas, sehingga efektif sehingga tetap menyenangkan dan bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas, apakah dari semua yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik serta bagaimana juga evaluasinya. Ketiga, karena sesuai dengan apa yang telah dicantumkan di dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka untuk memperoleh data harus berhubungan langsung dengan subjek penelitian dan waktu mengumpulkan data di lapangan harus terlibat secara aktif karena memang manusialah alat pengumpul data yang utama serta yang mampu memahami kaitan antara kenyataan-kenyataan di lapangan (Moleong, 2005:9).


B.  TEMPAT  DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di STKIP MPLProdi PBSI semester Vyang terletak di jalan Makam KH.Ghalib No 112 Prinsewu, Lampung.yang dilaksanakandi STKIP MPL Prodi PBSI semester V Tahun 2016 Pringsewu, Lampung  pada tanggal 7 November sampai dengan 21 Desember 2016.
C.    SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah dosen  sebagai tenaga pendidik, dalam hal ini Bapak Izhar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah media pembelajaran disemester V di STKIP MPL, tentang bagaimana upaya yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan model paikem dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, apa saja yang direncanakan dan diwujudkan melalui apakah perencanaan tadi, setelah itu sesuaikah apa yang telah direncanakan tadi dengan apa yang diterapkan sewaktu kegiatan belajar berlangsung, dan mahasiswa semester V sebagai sasaran didiknya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menerapkan model paikem, apakah upaya yang dilakukan oleh dosen dapat diterima dan dipahami oleh mahasiswanya terkait dengan pengetahuan, pemahaman materi serta hasil belajar.
D.    FOKUS PENELITIAN
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa, maka penelitian ini akan difokuskan pada : ”Model pembelajaran PAIKEM pada Mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V”.Model pembelajaran PAIKEM pada
Jenis dan Sumber Data
1.      Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.
a.       Data primer adalah Data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Data ini diperoleh dari pengamatan langsung di STKIP MPL, wawancara dengan dosen mata kuliah dan mahasiswa, serta diperoleh dari dokumentasi yang berkaitan dengan perencanaan model pakem dalam mata pelajaran PKn, penerapan model pakem pada mata pelajaran PKn, faktor penghambat dan pendorong pelaksanaan model pakem serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pelaksanaan model pakem.
b.      Data sekunder 41 Data sekunder merupakan data yang dapat memperkuat data primer. Data ini berkaitan dengan perangkat pembelajaran, kondisi sekolah, jumlah kelas, fotofoto kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan arsip lain yang masih ada kaitannya dengan pakem.

2.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ialah merupakan subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah kata-kata hasil dari wawancara yang dilakukan kepada dosen mata kuliah media pembelajaransemester V prodi PBSI di STKIP MPL, dalam hal ini pak Izhar, M.Pd. dan mahasiswa semester V tentang pelaksanaan paikem, serta tindakan guru dalam melaksanakan paikem di kelas. Dosen dan mahasiswa merupakan subjek penelitian atau orang yang paling banyak memberikan informasi karena mereka merupakan informan yang berkecimpung secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping sumber data berupa orang atau informan, terdapat juga sumber data pendukung yang berupa peristiwa. Peristiwa disini berkaitan dengan perencanaan model paikem pada mata kuliah media pembelajaran yang dilakukan oleh dosen sebelum melaksanakan KBM di kelas, yaitu dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari Rencana Program Pembelajaran (RPP), Program Semester, Rencana Program Efektif, dan Silabus serta Sistem Penilaian.  Data lain yang juga dapat digunakan sebagai data pendukung yang relevan dan berkaitan dengan masalah penelitian adalah data tentang sekolah, jumlah siswa, jumlah kelas, gambaran umum lokasi penelitian.
E.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Guna memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka teknikyang digunakan dalam menggali data tersebut adalah dengan beberapa metodedi antaranya adalah :

1. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan terhadap pokok permasalahanyang diselidiki. Yang diamati atau yang diobservasi adalah suatuproses/kegiatan pembelajaran. Nasution (1988) menyatakan bahwa,observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapatbekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yangdiperoleh melalui observasi.Metode observasi ini digunakan untukmenganalisa PAIKEM yang di terapkan di model pembelajaranPAIKEM pada mata kuliah media pembelajaran yang diterapkan di STKIP MPL Prodi PBSI semester V.

2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapanitu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yangmengajukan pertanyaan dan terwawancara (intrviewee) yang memberikanjawaban.Wawancara yang digunakan adalah wawancara secara terbukaantara penulis dan nara sumber. Metode ini digunakan untukmengumpulkan data yang tidak bisa diperoleh melalui jalan observasi.Adapun prosedur wawancara adalah penulis memberikan beberapapertanyaan kepada nara sumber yang penulis anggap dapat memberikaninformasi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran mata kuliah media pembelajarandenganmodel pembelajaran PAIKEM.Wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung artinyabahwa pewawancara langsung memberikan pertanyaan-pertanyaan yangberkaitan dengan pokok permasalahan. Sedangkan interview yangdigunakan adalah interview terstruktur yaitu peneliti memberikanpertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan narasumber tinggalmenjawab dengan argumen.

3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah barang-barang tertulis yang digunakandalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,notulen rapat.Metode dokumentasi akan digunakan peneliti untukmemperjelas dan melengkapi tujuan dari penelitian yaitu implementasi PAIKEM yang di terapkan di di STKIP MPL Prodi PBSI semester V.

F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam menganalisa data, peneliti akan menggunakan teknik deskriptif analitik, yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai kenyataan realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti maknanya.
Jadi analisis ini akan peneliti gunakan untuk menganalisa tentang “ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN SEMESTER V PRODI PBSI DI SYKIP MPL TAHUN 2016”.
Adapun langkah-langkah analisis yang peneliti lakukan selama di lapangan adalah:

1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang cukup jelas.

2.  Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalahmendisplaykan data, sehingga data dapat terorganisasikan dan dapatsemakin mudah dipahami.

3. Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akanberubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung padatahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yangdikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dankonsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


DAFTAR PUSTAKA

Khotimah khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Pasuruan02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2007) hlm.


Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2003) hlm. 61
 Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, hlm. 65

Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),hlm. 12

Suparlan, Dasim, dan Danny. 2008. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Bandung : PT Genesindo.

Syah ,Muhibbin dan  Kariadinata, Rahayu. 2009 Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)


Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 9.
4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,, hlm. 11.

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda