BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan rekonstrusi
yang harus dipahami dengan memanfaatkan mediasi. Karya sastra membangun dunia
melalui energi kata-kata. Melalui kualitas hubungan paradigmatik, sistem tanda
dan sistem simbol, kata-kata menunjuk sesuatu yang lain di luar dirinya. Bahasa
mengikat keseluruhan aspek kehidupan, untuk kemudian disajikan dengan cara yang
khas dan unik agar peristiwa yang sesungguhnya dipahami secara lebih bermakna.
Lebih intens, dan dengan sendirinya lebih luas dan lebih mendalam (Ratna, 2005
: 16)
Novel merupakan salah satu bentuk dari ekspresi karya sastra yang mampu
membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi dan memberi pandangan lain
terhadap kehidupan di masyarakat. Karya sastra senantiasa menarik untuk dikaji,
terlebih lagi novel. Novel
ialah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan biasanya ditulis
dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu "novella"
yang artinya sebuah kisah atau sepotong cerita. Penulis novel disebut
dengan novelis. Isi novel lebih panjang dan lebih kompleks dari isi novel,
serta tidak ada batasan struktural dan sajak. Pada umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari beserta semua sifat,
watak dan tabiatnya.
Untuk
mengetahui isinya, pembaca tidak perlu membutuhkan waktu yang lama karenan isi
dan alur atau konflik dalam novel cukup sederhana. Kesederhanaan novel menjadikan ketertarikan sendiri pada pembaca. Namun, apakah hanya
sebatas tertarik dan senang pada isi novel saja?

Yang dimaksud dengan kebudayaan menurut
Marvin Haris adalah seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang
diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku (Ratna, 2005 :
5).
Dari definisi tersebut terlihat
bahwa kebudayaan mengkaji aktivitas manusia, sebuah wilayah kajian yang juga
dimiliki oleh sastra. Karya sastra dibangun atas dasar rekaan, dienergisasikan
oleh imajinasi, sehingga dapat mengevokasikan kenyataan-kenyataan, sedangkan
kebudayaan memberi isi, sehingga kenyataan yang ada dalam karya sastra dapat
dipahami secara komprehensif. Makna suatu karya sastra dapat berubah-ubah
tergantung pada pembacanya. Setiap pembaca dapat memberikan penafsiran yang
berbeda-beda. Di sinilah letaknya kekayaan makna suatu karya sastra. Karya
sastrapun dikatakan bersifat terbuka, karena tema, latar, tokoh, plot, dan
keseluruhan penafsiran merupakan sistem yang terbuka, berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi pembaca. Setiap aktivitas pemahaman melahirkan makna yang
baru sebab tidak ada wacana yang pertama maupun terkahir, setiap wacana
merayakan kelahirannya (Ratna, 2005 : 145).
“Perempuan Pemuja ketampanan”
merupakan salah satu dari kumpulan novel karya Rina Ratih, terbitan Masyarakat
Poetika Indonesia dan Pustaka Pelajar pada tahun 2015.
Pengantar kumpulan novel Perempuan Pemuja
Ketampanan ini secara garis besar. Dalam pemaknaan lebih lanjut, kumpulan novel ini dapat dimaknai dari berbagai pendekatan.
Pendekatan yang penulis pilih untuk memaknai novel tersebut
adalah kritik sastra feminis karena lewat tetanda, novel mendominasi novel
keperempuanan.
B. Pembatasan
Masalah.
Mengingat kompleksitas permasalahan
yang ada dalam kritik sastra feminis, maka makalah ini dibatasi pada
diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi permasalah dalam novel
“Perempuan Pemuja Ketampanan”.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan
masalah, dapat dirumuskan masalahnya. Rumusan masalah dalam makalah ini
mengenai bagaimanakah diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi
masalah dalam novel “Perempuan Pemuja Ketampanan” Rina Ratih.
D. Tujuan Penelitian
Pembaca dapat mengetahui diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama
mengatasi masalah dalam novel “Perempuan
Pengambil Hati” Rina Ratih.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Novel ialah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis
secara naratif dan biasanya ditulis dalam bentuk cerita. Kata novel berasal
dari bahasa Italia yaitu "novella" yang artinya sebuah kisah
atau sepotong cerita. Penulis novel disebut dengan novelis. Isi novel
lebih panjang dan lebih kompleks dari isi novel, serta tidak ada batasan
struktural dan sajak. Pada umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh
dalam kehidupan sehari-hari beserta semua sifat, watak dan tabiatnya.
Teori sastra feminis, yaitu teori
yang berhubungan dengan gerakan perempuan adalah salah satu aliran yang banyak
memberikan sumbangan dalam perkembangan studi kultural. Sastra feminis berakar
dari pemahaman mengenai inferioritas perempuan. Konsep kunci feminis adalah
kesetaraan antara martabat perempuan dan laki-laki. Teori feminis muncul
seiring dengan bangkitnya kesadaran bahwa sebagai manusia, perempuan juga
selayaknya memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki.
John Stuart Mill dan Harriet Taylor
menyatakan bahwa untuk memaksimalkan kegunaan yang total (kebahagiaan/
kenikmatan) adalah dengan membiarkan setiap individu mengejar apa yang mereka
inginkan, selama mereka tidak saling membatasi atau menghalangi di dalam proses
pencapaian tersebut. Mill dan Taylor yakin bahwa jika masyarakat ingin mencapai
kesetaraan seksual atau keadilan gender, maka masyarakat harus memberi
perempuan hak politik dan kesempatan, serta pendidikan yang sama dengan yang
dinikmati oleh laki-laki (Tong dalam Enggar, 1998 : 23).

BAB III
PEMBAHASAN
A. Plot ( Alur
cerita)
Alur adalah
urutan peristiwa dalam sebuah cerita yang sambung menyambung berdasarkan
hubungan sebab-akibat. Salah satu yang mendukung
terbentuknya sebuah cerita adalah plot. Mengenai arti Plot ini telah muncul
dalam berbagai definisi para ahli sastra. Umumnya definisi tersebut menuju pada
pengertian yang sama cara bagaimana menjalin sebuah kejadian dalam sebuah
cerita, sehingga melalui kejadian itu akhirnya dapat dikemukakan maksud
pengarang.
Alur bukan
sekedar urutan cerita, melainkan merupakan hubungan sebab akibat
peristiwa yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah cerita. Plot
merupakan jalan cerita yang bergerak dari suatu permulaan (beginning), melalui
suatu tengahan (meddle) menuju suatu akhir (ending). ‘ Plot adalah struktur
gerak atau laku yang terdapat dalam fiksi atau drama.’ (Brooks dan warren dalam
Tarigan, 2002 :126).
B. Menurut Pendapat Para Ahli.
Demikian pula Tjahjono (1997: 107) menyadur beberapa
pendapat.
Ø Rene wellek
berpendapat bahwa plot itu merupakan setruktur penceritaan.
Ø Hudson
berpendapat bahwa plot itu merupakan rangkaan kejadian dan perbuatan, rangkaian
hal yang dikerjakan diderita oleh tokoh dalam cerita.
Ø Putu Arya
Tirtawirya berpendapat bahwa plot itu, semacam selokan yang otomatis tergali
dalam benak pengarang tempat menyalurkan peristiwa-peristiwa yang membanjir
selaku imajinasi pengarang dikala memperoleh karunia inspirasi.
Ø
M. Saleh Saad
mengatakan bahwa plot itu adalah sambung sinambungnya peristiwa berdasarkan
hukum sebab akibat atau kausalitas, plot tidak hanya mengemukakan apa
yang terjadi, tetapi yang lebih penting ialah menjelaskan mengapa hal
itu terjadi.

C.
Unsur Intrinsik
Ialah
unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur intrinsik karya
sastra ada 6, meliputi:
1.
Tema
Adalah sesuatu
yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan
dalam karangannya
2.
Amanat
Adalah kesan
dan pesan yang dapat memberi tambahan masukan pengetahuan, pendidikan, yang
bisa bermakna dalam hidup, juga memberikan hiburan, kepuasan dan kekayaan batin
didalam hidup kita.
D.
Plot atau Alur
Adalah suatu
jalan cerita yang menceritakan rangkaian peristiwa dari awal hingga akhir
cerita.
Tahap-Tahap
Alur:
1.
Tahap
Perkenalan atau Ekposisi
ialah tahap
permualaan cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tapi belum ada ketegangan
bisa di artikan perkenalan para tokoh, penggambaran tempat, fisik pelaku, dan
reaksi antar pelaku.
2.
Tahap
pertentangan atau konflik
ialah tahap
dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku, bisa juga disebut titik
pijak untuk menuju kepertentangan selanjutnya.
Konflik sendiri ada 2, yaitu :
Konflik sendiri ada 2, yaitu :
- Konflik
Internal
adalah konflik
yang terjadi pada diri tokoh itu sendiri.
- Konflik Eksternal
- Konflik Eksternal
adalah konflik
yang terjadi diluar tokoh, seperti konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh
dengan tuhan, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, dll.
3.
Tahap
penanjakan konflik atau komplikasi.
ialah tahap
dimana ketegangan mulai berkembang dan terasa rumit, bisa diartikan nasib tokoh
sulit ditebak dan samar-samar.
4.
Tahap Klimaks
ialah dimana
tahap ketegangan mulai memuncak dan nasib pelaku mulai dapat diduga dan kadang
dugaan itu tidak terbukti diakhir cerita.
5. Tahap Penyelesaian
ialah tahap
dari akhir cerita, pada bagian ini berisi tentang penjelasan nasib-nasib tokoh
setelah mengalami peristiwa puncak. Ada juga penyelesaiannya yang diserahkan
kepada pembaca, jadi akhir ceritanya tanpa penyelesaian dan menggantung.
Ø Alur Maju: Tahapan
peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan,
menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.
Ø Alur Mundur: Tahapan
peristiwa dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang
terjadinya konflik.
Ø Alur
Campuran: Alur jenis ini merupakan gabungan antara alur maju dengan alur mundur.
Satu saat cerita berjalan maju namun pada saat yang lain cerita berjalan
mundur. Alur jenis ini memang tidak mudah untuk dipahami karena tahapan
peristiwa dalam cerita melompat-lompat. Cerita jenis ini membutuhkan
konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya.
F. Tahapan Alur
Ø Alur maju atau progresif
Pengkapan
cerita lebih dari sudut pristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa
yang akan datang.
Ø Sorot balik atau regesif
Pengkapan
cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau
ke masa kini.
Ø Alur campuran
Pengkapan
cerita kadang-kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini atau
masa lampau.
Ø Alur erat
Hubungan
antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya organik sekalian.tidak ada satu
peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
Ø Alur longgar
Dalam
alur longgar hubungan antara peristiwa tidak sepadu sehingga ada kemungkinan
untuk menghilangkan salah satu peristiwa, tanpa merusak keutuhan cerita.
Ø Alur tunggal
Hanya
menceritakan satu episode kehidupan.
Ø Alur menanjak
Jalan
cerita terus menaik tanpa turun, tanpa ada peleraian sampai puncak penyelesaian
cerita.
G. Tahap Alur
Ø Alur Maju (progresif)
Kutipan dari novel perempuan pemuja
ketampanan (ekposisi) didalam novel perempuan pemuja ketampanan yang menjadi
tokoh utama adalah Sakti Kinasih yang menjalin hubungan laki-laki tampan, kasih
selalu putus cinta tapi selalu tegar dalam menjalani langkah hidupnya dan
selalu berfikir positif, kasih menjalin hubungan dengan yang bernama Yopi,
Hendro, Aris, dan Gunawan.
Contoh alur maju:
Ø Tampan,itu kesan pertama.
Tubuh tinggi tegap, rambut hitam
agak ikal, wajah bersih dengan kumis manis bertengger atas bibirnya.
“Yopi,”uluran
tangannya hangat.
“
kasih,” aku menyambutnya.
“Siapa?”
katanya sambil mendekatkan telingannya kewajahku.deru bis kota di siang hari
menutupi pendengarannya. Aroma tubuhnya menawarkan kehangatan, memacu jatungku
lebih cepat berdekat ketika wajah tampan yang bersih itu hampir menyentuh
wajahku.
Ø Yopi, mahasiswa tehnik, teman
sekampisku itu adalah laki-lakitampan yang jadi kekasihku di yogya. Bersamanyaaku
damai. Sampai, sore itu di belakang kantin ketika kampus sepi, aku memergoki
yopi berciuman dengan purwanti, mahasiswa semester satu.
Ø Laki-laki tampan kedua, Hendro,
lulusan arsitek asal madiun. Hati yang luka karena pengkhianatan yopi memudahkan
kepalaku bersandar di dada bidangnya. Hendro tampan dan dewasa. Berjalan berdua
dengannya di malioboro atau jalan solo adalah bahagia. Gadis lain akan
memandangku iri karena Hendro adalah kekasih yang romantis. Pantai adalah
tempat kesukaannya. Beberapa pantai jogya telah kami kunjungi. Ia selalu
melarangku menulis namanya di pasir pantai.
Ø Laki-laki tampan ketiga yang jadi
kekasaihku adalah aris, anak solo, lengkapnya aris subagyo. Sikapnya halus.
Yang paling kusukai darinya adalah senyumnya. Manis, menggoda dan menggetarkan
hati! Gadis pemuja ketampanan seperti diriku, akan bahagia jika duduk dan
berjalan berdua dengan laki-laki tampan. Sejak berpacaran dengannya, aku
semangat balajar. Ujian-ujianku lulus dengan nilai bagus, bahkan nilai ujian
skripsiku juga memuaskan.
Ø Suatu sore, ibu memperkenalkan
padaku seorang yang tampan. Memang tidak muda, mungkin beberapa tahun di atas
usiaku. Gunawan namanya. Laki-laki itu memang mengaku duda dengan anak dua.
Melihat laki-laki tampan, seperti bbiasa, darahku terkesiap dan jantungku
seakan berhenti berdetak. Laki-laki tampan itu melamarku langsung pada ibu.
Tanpa banyak komentar, demi kebahagiaan ibu yang selalu gelisah memikirkan
jodohku, aku setuju. Bukankah darah yang terkesiap dan jantung yang berhenti
berdetak itu ketika berkenalan pertanda aku bakal jatuh cinta kepadanya? Jadi
untuk apa kutolak.
Kumpulan novel Perempuan Pemuja
Ketampanan karya Rena Ratih merupakan
pemahaman dari sebuah ekspresi pengalaman hidup yang berliku liku selalu
optimis dalam menjalani hidup. Tokoh Sakti Kinasih yang mengalami gejolak
psikologis karena dia mencintai beberapa pria yang mempunyai karakter
berbeda-beda. Tokoh itu bernama Yopi, Aris dan Gunawan.
H. Diskriminasi tokoh utama pada kutipan novel:
Ø Yopi, mahasiswa tehnik, teman
sekampusku itu adalah laki-laki tampan yang jadi kekasihku di yogya.
Bersamanyaaku damai. Sampai, sore itu di belakang kantin ketika kampus sepi,
aku memergoki yopi berciuman dengan purwanti, mahasiswa semester satu.
Berciuman . Lama. Dipojok kantin, dibawah perdu yang rimbun, aku menatap
mereka. Betapa nelangsa, jika hati di khianati. Maka, tanpa ampun, aku
putuskan. Tus!!. Dan kucoret namanya dengan spidol merah di dalam kehidupanku.
Sreeettt!!
Ø Hendro, lulusan arsitek asal madiun.
Hati yang luka karena pengkhianatan yopi memudahkan kepalaku bersandar di dada
bidangnya. Hendro, benarkah dia kekasihmu? Tanya ibunya. Hendro hanya bisa diam
seperti jiwa banci. Sudahlah bu. Tidak usah ditanya. Saya juga tidak akan
mempertahnkan hubungan dengan hendro lagi. Kita putus!! Kata ku sambil menatap
laki-laki berdiri dibelakangibunya seperti anak kucing.
Ø Laki-laki tampan ketiga yang jadi
kekasaihku adalah aris, anak solo, lengkapnya aris subagyo. Sikapnya halus.
Yang paling kusukai darinya adalah senyumnya. Manis, menggoda dan menggetarkan
hati! Gadis pemuja ketampanan seperti diriku, akan bahagia jika duduk dan
berjalan berdua dengan laki-laki tampan. Sejak berpacaran dengannya, aku
semangat balajar. Ujian-ujianku lulus dengan nilai bagus, bahkan nilai ujian
skripsiku juga memuaskan. Oh gusti, laki-laki tampan ini adalah harapan
terakhir. Aku ingin seperti perempuan lain, menikah setelah lulus kuliah tapi
aku ingin menikah dengan laki-laki tampan seperti ari kini aris telah
menghianatiku.
Ø Suatu sore, ibu memperkenalkan
padaku seorang yang tampan. Memang tidak muda, mungkin beberapa tahun di atas
usiaku. Gunawan namanya. Laki-laki itu memang mengaku duda dengan anak dua.
Melihat laki-laki tampan, seperti biasa, darahku terkesiap dan jantungku seakan
berhenti berdetak. Laki-laki tampan itu melamarku langsung pada ibu. Tanpa
banyak komentar, demi kebahagiaan ibu yang selalu gelisah memikirkan jodohku,
aku setuju. Bukankah darah yang terkesiap dan jantung yang berhenti berdetak
itu ketika berkenalan pertanda aku bakal jatuh cinta kepadanya? Jadi untuk apa
kutolak.
Dapat dilihat dalam beberapa kutipan di atas, adanya
diskriminasi sosial. Tokoh utama tetap tegar dalam mengatasi masalahnya sakti
kinasih adalah perempuan yang selalu menjadikan motivasi dalam dirinya walaupun
selalu tersakiti. Tokoh sakti kinasih mencintai empat laki-laki yang berbeda
watak dan karakteristiknya. Dasar penguatan diskriminasi terdapat dalam
potongan kalimat yang diatas Perempuan atau tokoh utama di dalam novel ini mendapat
pujian dari teman-temannya karena dia adalah seorang yang tangguh dan selalu
sabar dalam menjalani hidup. Ia juga mendapatkan diskriminasi sosial karena dia
harus menjalani hidupnya tidak seperti adik-adiknya yang bisa menikah muda.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan :
Diskriminasi atau ketidakadilan yang
menimpa tokoh utama adalah diskriminasi sosial. Cara Ratih Kinasih (tokoh
utama) mengatasi masalah adalah dengan membuktikan bahwa dirinya sekarang dapat
hidup lebih baik lagi, dia ingin selalu tegar dalam mengatasi masalah
percintaan yang mungkin kurang beruntung karena dia selalu dibohongi oleh
laki-laki.
B. Saran:
Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dan rekan-rekan mahasiswa agar pembaca dan
rekan-rekan mahasiswa dapat menangani siswa yang berkesulitan belajar dalam
bahasa dengan baik dan benar. Demi penyempurnaan makalah, penulis membuka
kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca.
![]() |
DAFTAR
PUSTAKA
file://pengertian-macam-macam-alur-dan-contohnya.html.
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar