Selasa, 20 Maret 2018

diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi masalah dalam novel “Perempuan Pemuja Ketampanan” Rina Ratih.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan rekonstrusi yang harus dipahami dengan memanfaatkan mediasi. Karya sastra membangun dunia melalui energi kata-kata. Melalui kualitas hubungan paradigmatik, sistem tanda dan sistem simbol, kata-kata menunjuk sesuatu yang lain di luar dirinya. Bahasa mengikat keseluruhan aspek kehidupan, untuk kemudian disajikan dengan cara yang khas dan unik agar peristiwa yang sesungguhnya dipahami secara lebih bermakna. Lebih intens, dan dengan sendirinya lebih luas dan lebih mendalam (Ratna, 2005 : 16)

Novel merupakan salah satu bentuk dari ekspresi karya sastra yang mampu membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi dan memberi pandangan lain terhadap kehidupan di masyarakat. Karya sastra senantiasa menarik untuk dikaji, terlebih lagi novel. Novel ialah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan biasanya ditulis dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu "novella" yang artinya sebuah kisah atau sepotong cerita. Penulis novel disebut dengan novelis. Isi novel lebih panjang dan lebih kompleks dari isi novel, serta tidak ada batasan struktural dan sajak. Pada umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari beserta semua sifat, watak dan tabiatnya.

Untuk mengetahui isinya, pembaca tidak perlu membutuhkan waktu yang lama karenan isi dan alur atau konflik dalam novel cukup sederhana. Kesederhanaan novel menjadikan ketertarikan sendiri pada pembaca. Namun, apakah hanya sebatas tertarik dan senang pada isi novel saja?

Kesenangan yang diperoleh melalui pembacaan karya sastra bukanlah kesenangan ragawi, melainkan kesenangan yang ebih tinggi, yaitu kesenangan kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Sedangkan manfaatnya adalah keseriusan yang menyenangkan, keseriusan estetis, dan keseriusan persepsi. Selain itu sastra juga memiliki fungsi katarsis, yaitu membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspresikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu, sehingga terciptalah rasa lepas dan ketenangan pikiran (Welleck & Warren, 1990 : 34-35). Jadi, sastra berfungsi untuk meningkatkan kehidupan. Fungsi yang sama juga diemban oleh kebudayaan.
Yang dimaksud dengan kebudayaan menurut Marvin Haris adalah seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku (Ratna, 2005 : 5).

Dari definisi tersebut terlihat bahwa kebudayaan mengkaji aktivitas manusia, sebuah wilayah kajian yang juga dimiliki oleh sastra. Karya sastra dibangun atas dasar rekaan, dienergisasikan oleh imajinasi, sehingga dapat mengevokasikan kenyataan-kenyataan, sedangkan kebudayaan memberi isi, sehingga kenyataan yang ada dalam karya sastra dapat dipahami secara komprehensif. Makna suatu karya sastra dapat berubah-ubah tergantung pada pembacanya. Setiap pembaca dapat memberikan penafsiran yang berbeda-beda. Di sinilah letaknya kekayaan makna suatu karya sastra. Karya sastrapun dikatakan bersifat terbuka, karena tema, latar, tokoh, plot, dan keseluruhan penafsiran merupakan sistem yang terbuka, berubah sesuai dengan situasi dan kondisi pembaca. Setiap aktivitas pemahaman melahirkan makna yang baru sebab tidak ada wacana yang pertama maupun terkahir, setiap wacana merayakan kelahirannya (Ratna, 2005 : 145).

“Perempuan Pemuja ketampanan” merupakan salah satu dari kumpulan novel karya Rina Ratih, terbitan Masyarakat Poetika Indonesia dan Pustaka Pelajar pada tahun 2015.

Pengantar kumpulan novel Perempuan Pemuja Ketampanan ini secara garis besar. Dalam pemaknaan lebih lanjut, kumpulan novel ini dapat dimaknai dari berbagai pendekatan. Pendekatan yang penulis pilih untuk memaknai novel tersebut adalah kritik sastra feminis karena lewat tetanda, novel mendominasi novel keperempuanan.

B.  Pembatasan Masalah.
Mengingat kompleksitas permasalahan yang ada dalam kritik sastra feminis, maka makalah ini dibatasi pada diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi permasalah dalam novel “Perempuan Pemuja Ketampanan”.

C.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalahnya. Rumusan masalah dalam makalah ini mengenai bagaimanakah diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi masalah dalam novel “Perempuan Pemuja Ketampanan” Rina Ratih.

D.  Tujuan Penelitian
Pembaca dapat mengetahui diskriminasi tokoh utama dan cara tokoh utama mengatasi masalah dalam novel “Perempuan Pengambil Hati” Rina Ratih.













BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Kajian Teori
Novel ialah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif dan biasanya ditulis dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu "novella" yang artinya sebuah kisah atau sepotong cerita. Penulis novel disebut dengan novelis. Isi novel lebih panjang dan lebih kompleks dari isi novel, serta tidak ada batasan struktural dan sajak. Pada umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari beserta semua sifat, watak dan tabiatnya.

Teori sastra feminis, yaitu teori yang berhubungan dengan gerakan perempuan adalah salah satu aliran yang banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan studi kultural. Sastra feminis berakar dari pemahaman mengenai inferioritas perempuan. Konsep kunci feminis adalah kesetaraan antara martabat perempuan dan laki-laki. Teori feminis muncul seiring dengan bangkitnya kesadaran bahwa sebagai manusia, perempuan juga selayaknya memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki.

John Stuart Mill dan Harriet Taylor menyatakan bahwa untuk memaksimalkan kegunaan yang total (kebahagiaan/ kenikmatan) adalah dengan membiarkan setiap individu mengejar apa yang mereka inginkan, selama mereka tidak saling membatasi atau menghalangi di dalam proses pencapaian tersebut. Mill dan Taylor yakin bahwa jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual atau keadilan gender, maka masyarakat harus memberi perempuan hak politik dan kesempatan, serta pendidikan yang sama dengan yang dinikmati oleh laki-laki (Tong dalam Enggar, 1998 : 23).

Teori feminism menfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenai persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang. Teori ini berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya konflik kelas, konflik ras, dan, terutama, karena adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk mendekonstruksi sistem yang menimbulkan kelompok yang mendominasi dan didominasi, serta sistem hegemoni di mana kelompok subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa. Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat. Lebih jauh lagi, feminisme menolak ketidakadilan sebagai akibat masyarakat patriarki, menolak sejarah dan filsafat sebagai disiplin yang berpusat pada laki-laki (Ratna, 2005 : 186).





















BAB III
PEMBAHASAN

A.  Plot ( Alur cerita)
Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah cerita yang sambung menyambung berdasarkan hubungan sebab-akibat. Salah satu  yang mendukung terbentuknya sebuah cerita adalah plot. Mengenai arti Plot ini telah muncul dalam berbagai definisi para ahli sastra. Umumnya definisi tersebut menuju pada pengertian yang sama cara  bagaimana menjalin sebuah kejadian dalam sebuah cerita, sehingga melalui kejadian itu akhirnya dapat dikemukakan maksud pengarang.

Alur bukan sekedar urutan cerita, melainkan merupakan hubungan sebab akibat peristiwa  yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah cerita. Plot merupakan jalan cerita yang bergerak dari suatu permulaan (beginning), melalui suatu tengahan (meddle) menuju suatu akhir (ending). ‘ Plot adalah struktur gerak atau laku yang terdapat dalam fiksi atau drama.’ (Brooks dan warren dalam Tarigan, 2002 :126).

B.  Menurut Pendapat Para Ahli.
Demikian pula Tjahjono (1997: 107) menyadur beberapa pendapat.
Ø  Rene wellek berpendapat bahwa plot itu merupakan setruktur penceritaan.
Ø  Hudson berpendapat bahwa plot itu merupakan rangkaan kejadian dan perbuatan, rangkaian hal yang dikerjakan diderita oleh tokoh dalam cerita.
Ø  Putu Arya Tirtawirya berpendapat bahwa plot itu, semacam selokan yang otomatis tergali dalam benak pengarang tempat menyalurkan peristiwa-peristiwa yang membanjir selaku imajinasi pengarang dikala memperoleh karunia inspirasi.
Ø  M. Saleh Saad  mengatakan bahwa plot itu adalah sambung sinambungnya peristiwa berdasarkan hukum sebab akibat atau kausalitas, plot tidak hanya mengemukakan  apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting ialah  menjelaskan mengapa hal itu  terjadi.
C.  Unsur Intrinsik
Ialah  unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur intrinsik karya sastra ada 6, meliputi:
1.      Tema
Adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya
2.      Amanat
Adalah kesan dan pesan yang dapat memberi tambahan masukan pengetahuan, pendidikan, yang bisa bermakna dalam hidup, juga memberikan hiburan, kepuasan dan kekayaan batin didalam hidup kita.

D.  Plot atau Alur
Adalah suatu jalan cerita yang menceritakan rangkaian peristiwa dari awal hingga akhir cerita.
Tahap-Tahap Alur:
1.         Tahap Perkenalan atau Ekposisi
ialah tahap permualaan cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tapi belum ada ketegangan bisa di artikan perkenalan para tokoh, penggambaran tempat, fisik pelaku, dan reaksi antar pelaku.
2.         Tahap pertentangan atau konflik
ialah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku, bisa juga disebut titik pijak untuk menuju kepertentangan selanjutnya.
Konflik sendiri ada 2, yaitu :
- Konflik Internal
adalah konflik yang terjadi pada diri tokoh itu sendiri.
- Konflik Eksternal
adalah konflik yang terjadi diluar tokoh, seperti konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan tuhan, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, dll.
3.         Tahap penanjakan konflik atau komplikasi. 
ialah tahap dimana ketegangan mulai berkembang dan terasa rumit, bisa diartikan nasib tokoh sulit ditebak dan samar-samar.
4.         Tahap Klimaks
ialah dimana tahap ketegangan mulai memuncak dan nasib pelaku mulai dapat diduga dan kadang dugaan itu tidak terbukti diakhir cerita.
5.   Tahap Penyelesaian
ialah tahap dari akhir cerita, pada bagian ini berisi tentang penjelasan nasib-nasib tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Ada juga penyelesaiannya yang diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya tanpa penyelesaian dan menggantung.

Ø  Alur Maju: Tahapan peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan, menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.
Ø  Alur Mundur: Tahapan peristiwa dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang terjadinya konflik.
Ø  Alur Campuran: Alur jenis ini merupakan gabungan antara alur maju dengan alur mundur. Satu saat cerita berjalan maju namun pada saat yang lain cerita berjalan mundur. Alur jenis ini memang tidak mudah untuk dipahami karena tahapan peristiwa dalam cerita melompat-lompat. Cerita jenis ini membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya.

F.   Tahapan Alur
Ø  Alur  maju atau progresif
Pengkapan cerita lebih dari sudut pristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang.
Ø  Sorot balik atau regesif
Pengkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.
Ø  Alur campuran
Pengkapan cerita kadang-kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini atau masa lampau.
Ø  Alur erat
Hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya organik sekalian.tidak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
Ø  Alur longgar
Dalam alur longgar hubungan antara peristiwa tidak sepadu sehingga ada kemungkinan untuk menghilangkan salah satu peristiwa, tanpa merusak keutuhan cerita.
Ø  Alur tunggal
Hanya menceritakan satu episode kehidupan.
Ø  Alur menanjak
Jalan cerita terus menaik tanpa turun, tanpa ada peleraian sampai puncak penyelesaian cerita.

G. Tahap Alur
Ø  Alur Maju (progresif)
Kutipan dari novel perempuan pemuja ketampanan (ekposisi) didalam novel perempuan pemuja ketampanan yang menjadi tokoh utama adalah Sakti Kinasih yang menjalin hubungan laki-laki tampan, kasih selalu putus cinta tapi selalu tegar dalam menjalani langkah hidupnya dan selalu berfikir positif, kasih menjalin hubungan dengan yang bernama Yopi, Hendro, Aris, dan Gunawan.
Contoh alur maju:
Ø  Tampan,itu kesan pertama.
Tubuh tinggi tegap, rambut hitam agak ikal, wajah bersih dengan kumis manis bertengger atas bibirnya.
            “Yopi,”uluran tangannya hangat.
            “ kasih,” aku menyambutnya.
            “Siapa?” katanya sambil mendekatkan telingannya kewajahku.deru bis kota di siang hari menutupi pendengarannya. Aroma tubuhnya menawarkan kehangatan, memacu jatungku lebih cepat berdekat ketika wajah tampan yang bersih itu hampir menyentuh wajahku.
Ø  Yopi, mahasiswa tehnik, teman sekampisku itu adalah laki-lakitampan yang jadi kekasihku di yogya. Bersamanyaaku damai. Sampai, sore itu di belakang kantin ketika kampus sepi, aku memergoki yopi berciuman dengan purwanti, mahasiswa semester satu.
Ø  Laki-laki tampan kedua, Hendro, lulusan arsitek asal madiun. Hati yang luka karena pengkhianatan yopi memudahkan kepalaku bersandar di dada bidangnya. Hendro tampan dan dewasa. Berjalan berdua dengannya di malioboro atau jalan solo adalah bahagia. Gadis lain akan memandangku iri karena Hendro adalah kekasih yang romantis. Pantai adalah tempat kesukaannya. Beberapa pantai jogya telah kami kunjungi. Ia selalu melarangku menulis namanya di pasir pantai.
Ø  Laki-laki tampan ketiga yang jadi kekasaihku adalah aris, anak solo, lengkapnya aris subagyo. Sikapnya halus. Yang paling kusukai darinya adalah senyumnya. Manis, menggoda dan menggetarkan hati! Gadis pemuja ketampanan seperti diriku, akan bahagia jika duduk dan berjalan berdua dengan laki-laki tampan. Sejak berpacaran dengannya, aku semangat balajar. Ujian-ujianku lulus dengan nilai bagus, bahkan nilai ujian skripsiku juga memuaskan.
Ø  Suatu sore, ibu memperkenalkan padaku seorang yang tampan. Memang tidak muda, mungkin beberapa tahun di atas usiaku. Gunawan namanya. Laki-laki itu memang mengaku duda dengan anak dua. Melihat laki-laki tampan, seperti bbiasa, darahku terkesiap dan jantungku seakan berhenti berdetak. Laki-laki tampan itu melamarku langsung pada ibu. Tanpa banyak komentar, demi kebahagiaan ibu yang selalu gelisah memikirkan jodohku, aku setuju. Bukankah darah yang terkesiap dan jantung yang berhenti berdetak itu ketika berkenalan pertanda aku bakal jatuh cinta kepadanya? Jadi untuk apa kutolak.
Kumpulan novel Perempuan Pemuja Ketampanan karya Rena Ratih  merupakan pemahaman dari sebuah ekspresi pengalaman hidup yang berliku liku selalu optimis dalam menjalani hidup. Tokoh Sakti Kinasih yang mengalami gejolak psikologis karena dia mencintai beberapa pria yang mempunyai karakter berbeda-beda. Tokoh itu bernama Yopi, Aris dan Gunawan.

H.  Diskriminasi tokoh utama pada kutipan novel:
Ø  Yopi, mahasiswa tehnik, teman sekampusku itu adalah laki-laki tampan yang jadi kekasihku di yogya. Bersamanyaaku damai. Sampai, sore itu di belakang kantin ketika kampus sepi, aku memergoki yopi berciuman dengan purwanti, mahasiswa semester satu. Berciuman . Lama. Dipojok kantin, dibawah perdu yang rimbun, aku menatap mereka. Betapa nelangsa, jika hati di khianati. Maka, tanpa ampun, aku putuskan. Tus!!. Dan kucoret namanya dengan spidol merah di dalam kehidupanku. Sreeettt!!
Ø  Hendro, lulusan arsitek asal madiun. Hati yang luka karena pengkhianatan yopi memudahkan kepalaku bersandar di dada bidangnya. Hendro, benarkah dia kekasihmu? Tanya ibunya. Hendro hanya bisa diam seperti jiwa banci. Sudahlah bu. Tidak usah ditanya. Saya juga tidak akan mempertahnkan hubungan dengan hendro lagi. Kita putus!! Kata ku sambil menatap laki-laki berdiri dibelakangibunya seperti anak kucing.
Ø  Laki-laki tampan ketiga yang jadi kekasaihku adalah aris, anak solo, lengkapnya aris subagyo. Sikapnya halus. Yang paling kusukai darinya adalah senyumnya. Manis, menggoda dan menggetarkan hati! Gadis pemuja ketampanan seperti diriku, akan bahagia jika duduk dan berjalan berdua dengan laki-laki tampan. Sejak berpacaran dengannya, aku semangat balajar. Ujian-ujianku lulus dengan nilai bagus, bahkan nilai ujian skripsiku juga memuaskan. Oh gusti, laki-laki tampan ini adalah harapan terakhir. Aku ingin seperti perempuan lain, menikah setelah lulus kuliah tapi aku ingin menikah dengan laki-laki tampan seperti ari kini aris telah menghianatiku.
Ø  Suatu sore, ibu memperkenalkan padaku seorang yang tampan. Memang tidak muda, mungkin beberapa tahun di atas usiaku. Gunawan namanya. Laki-laki itu memang mengaku duda dengan anak dua. Melihat laki-laki tampan, seperti biasa, darahku terkesiap dan jantungku seakan berhenti berdetak. Laki-laki tampan itu melamarku langsung pada ibu. Tanpa banyak komentar, demi kebahagiaan ibu yang selalu gelisah memikirkan jodohku, aku setuju. Bukankah darah yang terkesiap dan jantung yang berhenti berdetak itu ketika berkenalan pertanda aku bakal jatuh cinta kepadanya? Jadi untuk apa kutolak.

Dapat dilihat dalam beberapa kutipan di atas, adanya diskriminasi sosial. Tokoh utama tetap tegar dalam mengatasi masalahnya sakti kinasih adalah perempuan yang selalu menjadikan motivasi dalam dirinya walaupun selalu tersakiti. Tokoh sakti kinasih mencintai empat laki-laki yang berbeda watak dan karakteristiknya. Dasar penguatan diskriminasi terdapat dalam potongan kalimat yang diatas Perempuan atau tokoh utama di dalam novel ini mendapat pujian dari teman-temannya karena dia adalah seorang yang tangguh dan selalu sabar dalam menjalani hidup. Ia juga mendapatkan diskriminasi sosial karena dia harus menjalani hidupnya tidak seperti adik-adiknya yang bisa menikah muda.            











BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan :
Diskriminasi atau ketidakadilan yang menimpa tokoh utama adalah diskriminasi sosial. Cara Ratih Kinasih (tokoh utama) mengatasi masalah adalah dengan membuktikan bahwa dirinya sekarang dapat hidup lebih baik lagi, dia ingin selalu tegar dalam mengatasi masalah percintaan yang mungkin kurang beruntung karena dia selalu dibohongi oleh laki-laki.

B.  Saran:
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dan rekan-rekan mahasiswa agar pembaca dan rekan-rekan mahasiswa dapat menangani siswa yang berkesulitan belajar dalam bahasa dengan baik dan benar. Demi penyempurnaan makalah, penulis membuka kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca.
















 
DAFTAR PUSTAKA

file://pengertian-macam-macam-alur-dan-contohnya.html.


 

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda