Selasa, 20 Maret 2018

PEMBAWA ACARA


PEMBAWA ACARA
1.       Pengertian  Pewara
Pewara merupakan salah satu jenis kegiatan berbicara, dan termasuk materi ajar dalam kurikulum pengajaran bahasa Indonedsia. Tujuan akhir dari pengajaran pewara ini adalah menampilkan anak didik membacakan suatu acara. Secara leksikal, pewara artinya pembaca berita, sedangkan menurut singkatan adalah pembawa acara. Jadi pewara merupakan tugas yang dibebankan kepada seseorang oleh protokoler untuk membawakan atau membacakan skenario acara yang telah disusun berdasarkan susunan acara.
B. Jenis Pewara
      Pembawa acara sebagai suatu profesi banyak macamnya sesuai dengan jenis atau bentuk acara yang dibawakan. Kalau acara yang dibawakan oleh seorang pewara bersifat resmi/seremonial, maka pewaranya disebut MC, jika acara yang dibawakan membawakan produk dagang, pewaranya diistilahkan dengan CM. Sedangkan kalau pewara menyuguhkan acara hiburan, pewaranya disebut EM. Disamping itu ada pula pewara yang memimpin acara kuis, maka pewaranya QM.
C. Syarat Pewara
Syarat-syarat untuk bisa menjadi pewara:
1.      Syarat fisik dan penampilan:
a.       memiliki suara yang nyaman (pleasing)
b.      memiliki vocal bersih, nyaring, bening, dan lembut
c.       sehat agar terlihat bergairah dan bersemangat
d.      tidak cacat fisik untuk menghindari kesan tak baik.


2.      Syarat Ilmiah
a.       Memiliki pengetahuan kebahasaan
b.      Memiliki pengetahuan umum yang cukup
c.       Lebih sempurna jika pewara pernah mengikuti/memperoleh teori tentang pewara

      3.      Syarat Kepribadian
      a.       Mampu berfikir cepat dan tepat
      b.      Antusias
      c.       Rendah hati
      d.      Cepat tanggap.
D. Teknik-teknik Pewara
              Ada yang perlu diperhatikan sebelum dan disaat hari pelaksanaan bembawakan/ membacakan acara antara lain:
1. Sebelum hari pelaksanaan
      a.       Pastikan bahwa memang anda sebagai pewara pada acara itu
      b.      Pastikan ada gladi bersih atau tidak
      c.       Pastikan susunan acara sudah diterima dua hari sebelum tampil
      d.      Pastikan apa anda memerlukan scenario acara, atau tidak.
2. Pada hari pelaksana
      a.       Pewara sudah berada ditempat acara satu jam sebelunya
      b.      Mulut harus dibebaskan dari segala rasa, tiga puluh menit sebelumnya
      c.       Melakukan gerakan-gerakan pada mulut sebelumnya
      d.      Mengendalikan emosi, agar debar jantung anda terasa normal
3. Sesaat akan tampil
      a)      Duduk/ tempatilah tempat pewara
      b)      Bersikap sempurna
      c)      Selama berbicara tidak mendehem atau batuk
      d)     Jangan berkomentar banyak
      e)      Menyebut nama, pangkat, jabatan, dan gelar harus dengan konsisten dan benat.
      f)       Tampakkan seulas senyum waktu mengakhiri acara
E. Susunan Acara dan Skenario Acara
           Susunan acara adalah susunan materi acara yang akan mengisi suatu acara. Materi  ini biasanya dirancang oleh protokoler, lalu diserahkan kepada pewara. Materi acara disusun sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni logis, dan pantas sesuai dengan bentuk acara. Untuk materi acara pidato atau pembicaraan, seperti laporan, dan sambutan maka disusun dengan urutan yang berjabatan terendah dulu.
           Skenario acara adalah gambaran utuh dari aba-aba pelaksanaan acara yang dibawakan/dibacakan oleh pewara, mulai dari awal sampai akhir acara. Skenario acara ditulis oleh pewara dengan tujuan melancarkan pelaksanaan acara, karena skenario ini boleh dibacakan saja lagi oleh pewara sewaktu acara berlangsung. Pewara hanya tinggal menyesuaikan saja lagi dengan intonasi, temapo, dan nada, serta mimik dan  ekspresi.
2. Retorika Dalam Menulis
Proses retorika dalam komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan tulis. Kita dapat memilih salah satu dari dua cara  tersebut. Bahasa tulis mempunyai kekurangan-kekurangan dalam mempresentasikan aspek-aspek prosodi dan aspek-aspek fisik dalam bahasa lisan, namun bahasa tulis juga mempunyai kelebihan-kelebihan dalam berbagai hal jika disbanding dengan bahasa lisan.

1. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh Seorang Penulis
a.       Penulis harus mampu menemukan dan memahami masalah yang akan ditulisnya
b.      Kepekaan terhadap kondisi pembaca
c.       Menyusun perencanaan penulisan
d.      Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
e.       Memulai menulis
f.       Memeriksa naskah karangan sendiri
Beberapa pertanyaan yang dapat menambah dan membantu penulis dalam penulisannya:
a.       Apakah yang telah selesai saya tulis?
b.      Apakah keseluruhan tulisan saya ini cukup jelas?
c.       Apakah cukup lancar penyajian tulisan saya itu?
d.      Apakah kata-kata yang saya gunakan dalam penulisan ini jelas maksudnya dalam mendukung maksud kalimat?
e.       Apakah kalimat-kalimat yang saya gunakan dalam penulisan saya ini jelas maksudnya dalam mendukung wacana?
f.       Apakah paragraf dalam penulisan saya ini jelas artinya dalam mendukung maksud karangan?
g.      Apakah keseluruhan tulisan saya ini sesuai dengan kemampuan pemahaman pembaca yang saya pikirkan?
h.      Apakah pemakaian ejaan dan tanda baca dalam penulisan sya ini sudah benar?
2. memilih masalah yang akan ditulis
Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai arahan untuk menentukan perihal pokok dalam menulis, yaitu:
a.       Bidang apakah yang menarik perhatian saya?
b.      Apakah saya menguasia bidang serta perihal pokok yang saya pilih?
c.       Apakah tujuan penulisan yang saya inginkan?
d.      Siapa pembaca tulisan yang akan disusun itu?
e.       Bagaimana kesempatan yang saya punyai dalam menulis yang akan saya kerjakan?
3. Tujuan, Tesis, dan Topik
Tujuan penulisan tesis, topik yang relevan:
a.       Tujuan penulisan
1.      Mengubah keyakinan pembaca.
2.      Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu pada pembaca
3.      Merangsang atau menghibur pembaca
4.      Memberitahu pembaca
5.      Memotifasi pembaca
b.      Tesis penulisan
Menurut Imam Syafe’i (1988:52)” tesis penulisan adalah gagasan sentral mengenai perihal pokok tulisan yang merupakan landasan bagi seluruh kegiatan penulisan karangan”
c.       Topik
Dalam retorika kata topik berarti wilayah dalam dinia mental kita, tempat kita menarik argument untuk menunjang apa yang akan kita lakukan.
4.      apa yang akan ditulis mengenai perihal pokok tulis
5.       mengumpulkan bahan-bahan penulisan
Cara mengumpulkannya antara lain:
1.      Observasi
2.      Interview
3.      Questionare
4.      Membaca
5.      Inferensi
6. gaya dalam penulisan
7. nada dalam penulisan
Nada penulisan ada tiga macam:
a)      Penulisan dengan sikap pengarang sebagai orang yang diatas pembaca
b)      Nada penulisan dengan sikap pengarang menganngap pembaca sama dengannya
c)      Nada penulisan dalam sikap pengarang beranggapan berada dibawah pembaca







Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda