Selasa, 20 Maret 2018

Frase dalam Sintaksis


FRASE
Pengantar
            Pemahaman akan frase sebagai salah satu satuan sintaksis, memberikan dasar yang lebih mendalam tentang pemahaman seluk-beluk kalimat. Sebagai suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih memiliki ciri tertentu baik struktur internalnya maupun jenisnya sangat penting untuk dikenali lebih mendalam.
            Dengan mempelajari frase diharapkan diperoleh pemahaman yang memadai tentang konsep frase, dan jenis frase.
1. Hakikat Frase
            Pada bagian pertama studi sintaksis telah dijelaskan bahwa satuan-satuan sintaksis terdiri atas kata, frase, klausa, dan kalimat. Satuan-satuan sintaksis tersebut bertugas sebagai pengisi fungsi-fungsi sintaksis, yaitu fungsi Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan. Untuk lebih mendalami hakikat, konsep atau pengertian frase, dapat dicermati contoh berikut:
            “Seorang dokter sedang memeriksa pasien itu di kamar”.
Ujaran di atas, merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari sebuah klausa.
Fungsi-fungsi sintaksis ujaran di atas adalah:
Subjek           : seorang dokter
Predikat        : sedang memeriksa
Objek             : pasien itu
Keterangan  : di kamar
            Keempat fungsi di atas, yaitu S, P, O dan K masing-masing diisi oleh satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, yaitu:
-         Seorang dokter
-         Sedang memeriksa
-         Pasien itu
-         Di kamar
Seorang dokter, menduduki fungsi S, sedang memeriksa, menduduki fungsi P, pasien itu, menduduki fungsi O, dan di kamar, menduduki fungsi K.
Satuan-satuan sintaksis di atas, tampaklah terdiri dari dua kata, dan mengisi fungsi-fungsi tertentu, serta tidak melampaui fungsi yang lain. Demikianlah satuan sintaksis, yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (yang ditempatinya) merupakan satuan gramatikal yang disebut frase. Jika diperhatikan lebih lanjut, konstruksi frase itu tidak memiliki unsur predikat. Oleh karena itu frase dapat pula dikatakan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikat.
            Dari uraian singkat di atas dapatlah disimpulkan hakikat tentang frase, yaitu:
1)    Frase merupakan satuan gramatikal yang merupakan gabungan dua kata atau lebih.
2)    Frase merupakan satuan yang mengisi salah satu fungsi.
3)    Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi.
4)    Frase merupakan gabungan kata yang bersifat nonpredikat.

2. Jenis Frase
Sebagai suatu konstruksi frase dibentuk oleh konstituennya. Hubungan antara konstituen dengan konstituen yang lain memperlihatkan kesejajaran dan tidak kesejajaran. Sebagai suatu satuan sintaksis, frase berposisi mengisi fungsi-fungsi sintaksis. Demikian pula halnya kita dapat melihat kategori, kelas kata yang membentuk frase.
Dengan demikian frase dapat dikelompokkan atas unsur-unsur pembentuknya, distribusinya dalam kalimat, serta kelas kata unsur pembentuknya.
2.1 Penjenisan Frase Berdasarkan Unsur Pembentuknya
Berdasarkan unsur pembentuknya frase dibedakan atas frase yang unsurnya berupa kata, dan frase yang unsurnya frase, dan frase merupakan gabungan keduanya.
a.     Frase yang unsurnya berupa kata
Salah satu ciri frase sebagaimana sudah dijelaskan bahwa frase merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan dua kata atau lebih. Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat frase yang unsur-unsur pembentuknya atau konstituennya berupa kata dan ada pula gabungan dari gabungan kata.
Perhatikan contoh berikut:
(1) gedung itu
(2) sekolah itu
(3) perpustakaan itu
(4) bangunan itu
(5) rumah itu
(6) kantor itu
(7) perumahan itu
(8) pasar itu
(9) gedung sekolah
(10) gedung perpustakaan
(11) bangunan rumah
(12) bangunan kantor
(13) bangunan perumahan
(14) bangunan pasar
            Contoh frase (1) sampai dengan (4) tersebut dengan mudah kita kenali sebagai satuan gramatik yang unsur-unsur pembentuknya atau konstituennya berupa kata. Konstruksi (1) konstituennya adalah gedung dan itu, konstituennya (2) adalah sekolah dan itu, konstituennya (3) adalah perpustakaan dan itu. Demikian juga konstruksi (4), (5), (6), (7) dan (8) berturut-turut konstituennya adalah bangunan, rumah, kantor, perumahan, pasar dan kata itu yang merupakan salah satu konstituen konstruksi (4), (5), (6), (7) dan (8).
            Untuk konstruksi (9) dan (10) konstituennya adalah gedung dan sekolah serta perpustakaan, sedang konstituen untuk konstruksi (11), (12), (13) dan (14), adalah bangunan dan berturut-turut rumah, kantor, perumahan, dan pasar.
            Konstruksi dan konstituen pembentukan frase (1) sampai dengan (14) secara diagram digambarkan sebagai berikut:
frase
konstituen
kata
kata
(1) gedung itu
(2) sekolah itu
(3) perpustakaan itu
(4) bangunan itu
(5) rumah itu
(6) kantor itu
(7) perumahan itu
(8) pasar itu
(9) gedung sekolah
(10) gedung perpustakaan
(11) bangunan rumah
(12) bangunan kantor
(13) bangunan perumahan
(14) bangunan pasar
gedung
sekolah
perpustakaan
bangunan
rumah
kantor
perumahan
Pasar
gedung
gedung
bangunan
bangunan
bangunan
bangunan
itu
itu
itu
itu
itu
itu
itu
itu
sekolah
perpustakaan
rumah
kantor
perumahan
pasar
            Dari diagram di atas tampaklah dengan jelas konstituen atau unsur yang membentuk frase tersebut adalah kata.

b.     Frase yang unsurnya berupa frase
Sebagai suatu satuan gramatikal frase dapat pula disusun oleh satuan yang lebih besar dari kata. Secara hirarki memang kata adalah satuan gramatikal setingkat di bawah frase. Sebagaimana diketahui proses gramatikal tidak selamanya berlangsung normal. Artinya kadang terjadi penyimpangan, apakah itu pelompatan, pelapisan maupun penurunan tingkat.
Dalam hal pelapisan misalnya proses gramatikal terjadi pada tataran yang sama. Pada contoh (15), (16), (17), (18), (19) dan (20) berikut, memperlihatkan proses gramatikalisasi pelapisan kata menjadi kata.
(15) lari dalam pelarian
(16) ladang dalam perladangan
(17) kebun dalam berkebun
(18) lepas dalam terlepas
(19) rumah dalam perumahan
(20) ambil dalam diambil
            Hal yang sama , yaitu proses gramatikal pelapisan terdapat juga pada tataran frase. Contoh (21), (22), (23), (24), (25), (26), (27), (28), (29), dan (30) berikut ini memperlihatkan gramatikal frase menjadi frase.
(21) baju baru dan anak itu dalam baju baru anak itu
(22) rumah sewa dan ayah Ali dalam rumah sewa ayah Ali
(23) kamar belajar dan siswa SMU dalam kamar belajar siswa SMU
(24) Perpustakaan sekolah dan sekolah itu dalam perpustakaan sekolah itu
(25) Jembatan layang dan kota itu dalam jembatan layang kota itu
(26) jalan tembus dan kampung itu dalam jalan tembus kampung itu
(27) Sawah ladang dan penduduk itu dalam sawah ladang penduduk itu
(28) Dokter baru dan puskesmas itu dalam dokter baru puskesmas itu
(29) Peralatan baru dan sekolah Ani dalam peralatan baru sekolah Ani
(30) Sepeda baru dan anak itu dalam sepeda baru anak itu
            Frase baju baru anak itu pada frase (21), unsurnya atau konstituennya berupa frase semua, yaitu baju baru dan anak itu selanjutnya frase baju baru terdiri dari unsur yaitu berupa kata semua, yaitu kata baju dan baru, dan frase anak itu terdiri dari dua unsur yang berupa kata sama, ialah anak dan itu.
            Diagram proses gramatikalisasinya sebagai berikut:
                                    Baju baru anak itu

           
            Baju baru                                          anak itu

Baju                            baru               anak                           itu

            Pada (22) frase rumah sewa ayah Ali, unsurnya adalah frase rumah sewa dan ayah Ali. Jadi kedua unsurnya berupa frase. Selanjutnya frase rumah sewa,terdiri dari dua unsur yang berupa kata , yaitu rumah dan sewa, sedangkan frase ayah Ali, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu ayah dan Ali.
Proses gramatikal frase (21) digambarkan sebagai berikut:



(22)
                                                Rumah sewa ayah Ali

            Rumah sewa                                                ayah Ali


 
Rumah                       sewa                          ayah                           Ali
            Frase (23) kamar belajar siswa SMU dibentuk oleh dua unsur yang semua berupa frase yaitu kamar belajar dan siswa SMU. Selanjutnya frase kamar belajar, terdiri dari dua unsur yang berupa kata , yaitu kamar dan belajar, sedangkan frase siswa SMU, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu siswa dan SMU. Proses gramatikal frase (23) digambarkan sebagai berikut:
(23)                                        kamar belajar siswa SMU
           
                                    Kamar belajar                     siswa SMU

            Kamar                                    belajar           siswa              SMU
            Frase (24) yaitu perpustakaan sekolah . Sekolah itu, terdiri dari konstituen frase yaitu perpustakaan sekolah dan sekolah itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase perpustakaan sekolah, oleh kata, yaitu perpustakaan dan sekolah, sedangkan frase sekolah itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu sekolah dan itu. Proses gramatikalisasi frase (24) di gambarkan sebagai berikut:
(24)                                        perpustakaan sekolah itu

            Perpustakaan sekolah                              sekolah itu
Perpustakaan                      sekolah                      sekolah          itu
            Frase (25) yaitu jembatan layang kota itu, terdiri dari konstituen frase yaitu jembatan layang dan kota itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase jembatan layang, oleh kata, yaitu jembatan dan layang, sedangkan frase kota itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu kota dan itu. Proses gramatikal frase (25) digambarkan sebagai berikut:
(25)                                        jembatan layang kota itu

                        Jembatan layang                            kota itu

Jembatan                              layang                        kota                itu
            Frase (26) yaitu jalan tembus kampung itu terdiri dari konstituen frase yaitu jalan tembus dan kampung itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase jalan tembus, oleh kata, yaitu jalan dan tembus, sedangkan frase kampung itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu kampung dan itu. Proses gramatikal frase (26)  digambarkan sebagai berikut:
(26)                                                    jalan tembus kampung itu

                                    Jalan tembus                                   kampung itu

            Jalan                           tembus                      kampung                  itu
            Frase (27) yaitu sawah ladang penduduk itu, terdiri dari konstituen frase yaitu sawah ladang dan penduduk itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase sawah ladang, oleh kata, yaitu sawah dan ladang, sedangkan frase penduduk itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu penduduk dan itu. Proses gramatikal frase (27) digambarkan sebagai berikut:

                                                Sawah ladang penduduk itu

                        Sawah ladang                                  penduduk itu

Sawah                                   ladang           penduduk                 itu
            Frase (28) yaitu dokter baru puskesmas itu, terdiri dari konstituen frase yaitu dokter baru dan puskesmas itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase dokter baru, oleh kata, yaitu dokter dan baru, sedangkan frase puskesmas itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu puskesmas dan itu.
Proses gramatikal frase (28) digambarkan sebagai berikut:
(28)                                        dokter baru puskesmas itu

                        Dokter baru                                     puskesmas itu

Dokter                                   baru               puskesmas                           itu
            Frase (29) yaitu peralatan baru sekolah Ani, terdiri dari konstituen frase yaitu peralatan baru dan sekolah Ani. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase peralatan baru, oleh kata, yaitu peralatan dan baru, sedangkan frase sekolah Ani, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu sekolah dan Ani. Proses gramatikal frase (29) digambarkan sebagai berikut:
(29)                                        peralatan baru sekolah Ani        

                                    Peralatan baru                    sekolah Ani
            Peralatan                              baru               sekolah          Ani
            Frase (30) yaitu sepeda baru anak itu, terdiri dari konstituen frase yaitu sepeda baru dan anak itu. Tiap-tiap frase dibentuk oleh dua kata, yaitu frase sepeda baru, oleh kata, yaitu sepeda dan baru, sedangkan frase anak itu, dibentuk oleh dua unsur kata yaitu anak dan itu. Proses gramatikal frase (30) digambarkan sebagai berikut:
(30)                                        sepeda baru anak itu

                        Sepeda baru                                                anak itu

Sepeda                                  baru               anak                           itu
            Di atas telah dijelaskan bahwa frase dibentuk oleh kata atau farse sebagai unsur. Di dalam kenyataan ujaran terdapat pula frase yang unsur pembentuknya terdiri dari gabungan kata dan frase, seperti ternyata pada contoh (31), (32), (33), (34) dan (35) berikut ini:
(31) gedung sekolah itu
(32) gedung perpustakaan itu
(33) yang sedang menulis
(34) di tanah lapang
(35) koran kemarin pagi
            Untuk dapat menentukan unsur-unsur yang membentuk tiap frase tersebut di atas, harus diperhatikan adalah prinsip hirarki dalam bahasa, untuk frase (31) misalnya yang terdiri dari tiga kata, ialah gedung, sekolah, dan itu. Kata itu mungkin berkaitan dengan gedung, hingga frase itu terdiri dari dua unsur, yaitu frase gedung sekolah dan kata itu, atau mungkin juga kata itu berkaitan dengan kata sekolah, sehingga frase gedung sekolah itu terdiri dari unsur, ialah kata gedung dan frase sekolah itu. Jadi diagramnya mungkin dua macam:
(31)                a. gedung sekolah itu

            Gedung sekolah                  itu

Gedung                     sekolah

                        b. gedung sekolah itu

            gedung                                  sekolah itu

                                                sekolah                      itu
            Demikian juga halnya dengan frase (32) yaitu gedung perpustakaan itu terdiri dari tiga kata yaitu gedung, perpustakaan dan kata itu. Kata itu mungkin juga berkaitan dengan kata gedung, atau mungkin juga dengan kata perpustakaan. Jadi diagramnya mungkin dua macam:
(32)                            a. gedung perpustakaan itu

                        Gedung perpustakaan                  itu

                                    b. gedung perpustakaan itu

                        gedung perpustakaan                   itu
                                                            perpustakaaan                    itu
            Akan halnya frase (33) yaitu yang sedang menulis, berbeda dengan frase (31) dan (32) yang memiliki dua kemungkinan, konstruksi frase (33) hanya memiliki satu kemungkinan konstruksi. Hal ini disebebkan kata yang hanya memiliki kemungkinan berkaitan dengan menulis, dan bukan dengan sedang, sehingga diagramnya pun berbeda dengan (32).
(33)                                        yang sedang menulis

                                    Yang                           sedang menulis

                                                            Sedang                      menulis
            Demikianlah pula halnya dengan frase (34) yaitu di tanah lapang, terdiri dari tiga kata yaitu di, tanah dan kata lapang. Kata di hanya berkaitan dengan kata tanah, dan tidak dengan kata lapang. Oleh karena itu diagramnya pun hanya satu kemungkinan:
(34)                            di tanah lapang

                        di                                 tanah lapang

                                                tanah                         lapang
            Untuk frase (35), yaitu frase Koran kemarin pagi, kata pagi mungkin berkaitan dengan kata koran, sehingga menjadi Koran pagi, dan mungkin juga berkaitan dengan kata kemarin, sehingga menjadi kemarin pagi.
Diagram proses gramatikalisasi frase seperti berikut ini.


(35)                            a. Koran kemarin pagi

                        Koran kemarin                    pagi

            Koran                         kemarin

                                    b. Koran kemarin pagi

                        Koran                         kemarin pagi

                                    Kemarin                                pagi
2.2 Penjenisan Frase Berdasarkan Distribusinya dalam Kalimat
            Berdasarkan distribusinya dalam kalimat frase dibedakan atas frase endosentris dan frase eksosentris.
a. Frase endosentris
            frase endosentris adalah farse yang keseluruhan komponennya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu komponennya. Atau frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya tersebut. Salah satu komponen atau unsurnya itu dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya. Kesamaan distribusi itu diperlihatkan oleh contoh (36), (37), (38), (39) dan (40) berikut ini.
(36) ia tidak memiliki rumah pekarangan
(37) suami isteri pergi ke tanah suci
(38) dua tiga hari lagi kapal itu tiba
(39) pembinaan dan pengembangan bahasa perlu digiatkan
(40) mereka sudah datang sebelum pukul 18.00
            Frase rumah pekarangan dalam (36) memiliki distribusi yang sama dengan rumah pada (36a) atau dengan distribusi pekarangan pada (36b).
(36) ia tidak memiliki rumah pekarangan
(36a) ia tidak memiliki rumah
(36b) ia tidak memiliki pekarangan
            Demikian halnya frase suami isteri pada (37) memiliki distribusi yang sama dengan suami pada (37a) dan isteri pada (37b).
(37) suami isteri ke tanah suci
(37a) suami ke tanah suci
(37b) isteri ke tanah suci
            Akan halnya frase dua tiga pada (38) memiliki distribusi yang sama dengan dua pada (38a) dan tiga pada (38b).
(38) dua tiga hari lagi kapal itu tiba
(38a) dua hari lagi kapal itu tiba
(38b) tiga hari lagi kapal itu tiba
            Pada (39) frase pembinaan dan pengembangan memiliki distribusi yang sama dengan pembinaan pada (39a) dan pengembangan pada (39b).
(39) pembinaan dan pengembangan bahasa perlu digiatkan
(39a) pembinaan bahasa perlu digiatkan
(39b) pengembangan bahasa perlu digiatkan
            Pada (40) frase sudah datang pada (40) memiliki distribusi yang sama dengan datang pada (40a).
(40a) mereka datang sebelum pukul 18.00

b. Frase eksosentris
            Frase eksosentris adalah frase yang sebagian atau seluruh komponennya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan komponen-komponennya. Atau dapat juga dikatakan frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Ketidaksamaannya dapat dilihat dari jajaran (41), (42), (43), (44) dan (45) berikut ini.
(41) dia membaca di perpustakaan
(42) ia datang dari Solo
(43) demi hidup ia berjuang
(44) ibu pergi ke pasar
(45) mereka duduk-duduk di samping rumah
            Frase di perpustakaan  pada (41) yang terdiri dari di dan perpustakaan secara utuh dapat mengisi fungsi keterangan pada (41). Akan tetapi baik komponen di dan perpustakaan tidak dapat menggantikan keseluruhan komponen sebagai pengisi fungsi keterangan, sebab konstruksi (41a) dan (41b) tidak berterima.
(41) dia membaca di perpustakaan
(41a) dia membaca di*
(41b) dia membaca perpustakaan*
            Jadi frase di perpustakaan tidak digantikan oleh di atau perpustakaan secara terpisah.
            Frase dari Solo  pada (42) yang terdiri dari dari dan Solo secara bersama-sama mengisi fungsi keterangan. Akan tetapi baik komponen dari dan Solo secara sendiri-sendiri tidak dapat menggantikan keseluruhan distribusi frase dari  dan Solo pada (42). Hal ini seperti diperlihatkan oleh konstruksi (42a) dan (42b) yang tidak terima.
(42) dia datang dari Solo
(42a) dia datang dari*
(42b) dia datang Solo*
            Frase demi hidup pada (43) yang terdiri dari demi dan hidup secara keseluruhan komponennya dapat mengisi fungsi keterangan. Akan tetapi secara sendiri-sendiri seperti tampak pada konstruksi (43a) dan (43b) tidak dapat menggantikan frase demi hidup.
(43) demi hidup ia berjuang
(43a) demi ia berjuang*
(43b) hidup ia berjuang*
            Frase ke pasar pada (44) yang terdiri dari ke  dan pasar secara keseluruhan komponennya dapat mengisi fungsi keterangan. Akan tetapi secara sendiri-sendiri seperti tampak pada konstruksi (44a) dan (44b) tidak dapat menggantikan frase ke pasar.
(44) ibu pergi ke pasar
(44a) ibu pergi ke*
(44b) ibu pasar*
            Frase di samping rumah pada (45) yang terdiri dari gabungan unsur kata dan frase yaitu unsur katanya adalah samping dan rumah secara keseluruhan komponennya dapat mengisi fungsi keterangan. Akan tetapi unsur-unsurnya tidak dapat menggantikan fungsi keterangan pada (45), seperti tampak pada konstruksi (45a) dan (45b).
(45) mereka duduk-duduk di samping rumah
(45a) mereka duduk-duduk di*
(45b) mereka duduk-duduk samping rumah*

2.3 Penjenisan Frase Berdasarkan Kelas Katanya
            Telah dijelaskan bahwa frase dibentuk oleh satuan atau unsur yang berupa kata dan ada pula yang berupa frase, atau gabungan antara kata dan frase. Unsur-unsur itu, misalnya kata mengisi frase yang memiliki distribusi tertentu dalam kalimat, baik sebagai frase endosentris maupun frase eksosentris. Jika dicermati lebih mendalam ternyata terdapat persamaan distribusi frase dengan kelas kata yang menjadi unsur frase tersebut. Berdasarkan itu frase dapat digolong-golongkan menurut kelas katanya menjadi empat golongan, yaitu frase golongan N atau frase nominal, frase golongan V atau frase verbal, frase golongan A atau frase ajektival, frase golongan Bil atau frase bilangan, dan frase golongan Ket atau frase keterangan. Di samping empat frase tersebut terdapat frase yang tidak memiliki distribusi yang sama dengan kategori kelas katanya, yaitu frase depan atau frase preposisional.
a. Frase Nominal
            frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal, atau frase yang induknya adalah kelas nominal. Persamaan distribusi itu diperlihatkan oleh konstruksi (46), (46a), (47), (47a), (48), (48a), (49), (49a) dan (50), (50a).
(46) mahasiswa lama sedang ujian
(46a) mahasiswa yang sedang ujian
(47) ia membeli baju baru
(47a) ia membeli baju
(48) kakak saya sedang pergi
(48a) kakak sedang pergi
(49) dua kertas kerja perlu diperbanyak
(49a) kertas kerja perlu diperbanyak
(50) ia membeli sepasang cincin emas
(50a) ia membeli cincin
            Frase mahasiswa lama pada (46), adalah frase nominal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kelas nominal, yaitu mahasiswa, seperti terdapat pada (46a).
            Frase baju baru pada (47), adalah frase nominal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kelas nominal, yaitu baju, seperti terdapat pada (47a).
            Frase kakak saya pada (48), adalah frase nominal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kelas nominal, yaitu kakak, seperti terdapat pada (48a).
            Frase dua kertas kerja pada (49), adalah frase nominal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kelas nominal, yaitu kertas kerja, seperti terdapat pada (49a).
            Frase cincin emas pada (50), adalah frase nominal, karena memiliki distribusi yang sama dengan nominal, yaitu cincin, seperti terdapat pada (50a).

b. Frase Verbal
            frase verbal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal. Persamaan distribusi itu diperlihatkan oleh deretan (51), (51a), (52), (52a), (53), (53a), (54), (54a) dan (55), (55a).
(51) ia akan pergi ke Sukabumi
(51a) ia pergi ke Sukabumi
(52) tamu itu sudah datang sejak pagi
(52a) tamu itu datang sejak pagi
(53) Tuti dapat menyanyi dengan baik
(53a) Tuti menyanyi dengan baik
(54) mereka makan dan minum di warung itu
(54a) mereka makan minum di warung itu
(55) ia sering berlari setiap pagi
(55a) ia berlari setiap pagi
            Frase akan pergi pada (51), adalah frase verbal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal, yaitu pergi, seperti terdapat pada (51a).
            Frase sudah datang pada (52), adalah frase verbal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal, yaitu datang, seperti terdapat pada (52a).
            Frase dapat menyanyi pada (53), adalah frase verbal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal, yaitu menyanyi, seperti terdapat pada (53a).
            Frase makan dan minum pada (54), adalah frase verbal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal, yaitu makan minum seperti terdapat pada (54a).
            Frase sering berlari pada (55), adalah frase verbal, karena memiliki distribusi yang sama dengan kata verbal, yaitu berlari, terdapat pada (55a).

c. Frase Ajektival
            Frase Ajektival adalah frase yang distribusinya sama dengan kata ajektival. Persamaan distribusi itu diperlihatkan oleh contoh (56), (56a), (57), (57a), (58), (58a), (59), (59a), dan (60), (60a).
(56) minuman teh ini kurang manis
(56a) minuman teh ini manis
(57) negeri ini sekarang aman tentram
(57a) negeri ini sekarang aman
(58) warna bajumu biru langit
(58a) warna baju biru
(59) anak itu sedikit manja
(59a) anak itu manja
(60) ia seorang kuat iman
(60a) ia seorang kuat
            Frase kurang manis adalah frase ajektival pada (56), karena memiliki distribusi yang sama dengan kata ajektival, yaitu manis, seperti terdapat pada konstruksi (56a).
            Frase aman tentram adalah frase ajektival pada (57), karena memiliki distribusi yang sama dengan kata ajektival, yaitu aman, seperti terdapat pada konstruksi (57a).
            Frase biru langit adalah frase ajektival pada (58), karena memiliki distribusi yang sama dengan kata ajektival, yaitu biru, seperti terdapat pada kontruksi (58a).
            Frase sedikit mania adalah frase ajektival pada (59), karena memiliki distribusi yang sama dengan kata ajektival, yaitu mania, seperti terdapat pada konstruksi (59a).
            Frase kuat iman adalah frase ajektival pada (60), karena memiliki distribusi yang sama dengan kata ajektival, yaitu kuat, seperti terdapat pada konstruksi (60a).

d. Frase Bilangan
            Frase bilangan adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Kesamaan distribusi itu seperti yang tampak pada konstruksi (61), (61a), (62), (62a), (63), (63a), (64), (64a), dan (65), (65a).
(61) dua buah mobil itu telah terjual
(61a) dua mobil itu telah terjual
(62) lima botol minuman keras telah disita
(62a) lima minuman keras telah disita
(63) ia membeli lima helai kain
(63a) ia membeli lima kain
(64) tiga ekor gajah telah dilatih
(64a) tiga gajah telah dilatih
(65) lima kwintal karung beras terjual
(65a) lima karung beras terjual
            Kata dua, tiga, dan lima. Dalam contoh-contoh di atas, adalah kata bilangan, sedangkan kata-kata buah, botol, helai, ekor, kwintal dan karung disebut kata satuan. Jadi frase bilangan selalu diikuti kata satuan.
            Frase dua buah pada (61), adalah frase bilangan karena memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan, yaitu dua, seperti yang terdapat pada contoh (61a).
            Frase lima botol pada (62), adalah frase bilangan karena memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan, yaitu lima, seperti yang terdapat pada contoh (62a).
            Frase lima helai pada (63), adalah frase bilangan karena memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan, yaitu lima, seperti yang terdapat pada contoh (63a).
            Frase tiga ekor pada (64), adalah frase bilangan karena memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan, yaitu tiga, seperti yang terdapat pada contoh (64a).
            Frase lima kwintal pada (65), adalah frase bilangan karena memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan, yaitu lima, seperti yang terdapat pada contoh (65a).

e. Frase Keterangan
            Frase keterangan adalah frase yang distribusinya sama dengan kata keterangan, yaitu kata yang memiliki kecenderungan fungsi keterangan (Ket). Persamaan distribusi tersebut seperti tampak pada contoh (66), (66a), (67), (67a), (68), (68a), (69), (69a), dan (70), (70a).
(66) sekarang ini Doni baru mandi
(66a) sekarang Doni baru mandi
(67) tadi pagi ibu membeli roti
(67a) tadi ibu membeli roti
(68) mereka akan tiba besok pagi
(68a) mereka akan tiba besok
(69) nanti malam acara tivi sangat menarik
(69a) nanti acara tivi sangat menarik
(70) kemarin pagi ayah menerima surat
(70a) kemarin ayah menerima surat
            Frase sekarang ini pada (66), adalah frase keterangan karena memiliki distribusi yang sama dengan keterangan, yaitu sekarang, seperti yang terdapat pada contoh (66a).
            Frase tadi pagi pada (67), adalah frase keterangan karena memiliki distribusi yang sama dengan keterangan, yaitu tadi, seperti yang terdapat pada contoh (67a).
            Frase besok pagi pada (68), adalah frase keterangan karena memiliki distribusi yang sama dengan keterangan, yaitu besok, seperti yang terdapat pada contoh (68a).
            Frase nanti malam pada (69), adalah frase keterangan karena memiliki distribusi yang sama dengan keterangan, yaitu nanti, seperti yang terdapat pada contoh (69a).
            Frase kemarin pagi pada (70), adalah frase keterangan karena memiliki distribusi yang sama dengan keterangan, yaitu kemarin, seperti yang terdapat pada contoh (70a).

1. Frase Depan
            Frase depan adalah sebagai penanda, diikuti oleh kata/frase nominal ajektival, verbal, bilangan, atau keterangan sebagai petandanya. Frase depan atau frase preposional ini seluruh komponennya tidak berperilaku sintaksis sama dengan komponen-komponen, baik dengan preposisinya maupun sumbunya. Perhatikan contoh (71), (72), (73), (74), dan (75).
(71) dengan tangkas ia menangkap bola itu
(72) di sekeliling kebun ditanami cabe
(73) dari antara tiga puluh siswa, Ani anak terpandai
(74) nasehat itu meresap ke dalam hati
(75) ia bergeser ke sebelah kanan
            Frase dengan tangkas pada (71) terdiri dari preposisi dengan sebagai penanda dan diikuti ajektiva tangkas sebagai petanda.
            Frase di sekeliling kebun pada (72) terdiri dari preposisi di sekeliling sebagai penanda dan diikutu nomina kebun sebagai petanda.
            Frase di antara tiga puluh siswa (73) terdiri dari frase tiga puluh sebagai penanda dan siswa sebagai petanda.
            Frase ke dalam hati pada (74) terdiri dari frase depan yang dibentuk oleh ke dalam sebagai petanda dan hati sebagai nomina.
            Frase ke sekolah pada (75) terdiri dari preposisi di sekeliling sebagai penanda dan diikuti nomina sekolah sebagai petanda.




Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda