Selasa, 20 Maret 2018

Apakah yang diceritakan dalam Hikayat Hang Tuah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hikayat (haka = cerita) adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
Hikayat adalah karya sastra kuno sehingga kebanyakan ceritanya mengambil latar kerajaan. Untuk menjaga kelestarian sejarah, hikayat telah dibawa turun-temurun dari nenek moyang dengan tidak meninggalkan kekhasan hikayat itu sendiri. Sehingga banyak cerita berbentuk hikayat yang telah tersebar di bangsa Melayu maupun dunia. Salah satu hikayat yang terkenal di Indonesia adalah Hikayat Hang Tuah.
Hang Tuah adalah tokoh kepahlawanan melayu yang terdapat pada Hikayat Hang Tuah. Hang Tuah diceritakan sebagai petarung yang hebat dan sangat gagah berani dengan pangkat laksamana dari Kesultanan Malaka (1400-1511). Ia juga diceritakan telah menyebut sumpah yang berbunyi “Tak akan Melayu hilang di bumi” yang membuatnya terkenal dan dikagumi oleh beberapa kalangan dengan kisahnya.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1  Apakah yang diceritakan dalam Hikayat Hang Tuah?
1.2.2 Apakah Legenda Hang Tuah hanya sebuah imajinasi atau berdasarkan kisah nyata?
1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui tentang Legenda Hang Tuah
1.3.2 Apa saja unsur-unsur intrinsik dalam cerita Hang Tuah

1.4  Manfaat Penulisan
1.4.1 Menambah wawasan kepada para pembaca
1.4.2 Pembaca mengetahui cerita yang berbentuk Hikayat
1.4.3 Pembaca dapat memahami legenda Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah
1.4.4 Pembaca dapat mengetahui kebenaran Legenda Hang Tuah


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hikayat Hang Tuah
Merupakan sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur berbentuk hikayat yang memuat 28 bab dan ditulis dengan huruf arab berbahasa Melayu. Hikayat ini ditulis dalam bentuk buku dengan tulisan tangan. Dalam memperbanyak buku Hikayat Hang Tuah, buku ditulis ulang oleh juru tulis dengan tulisan tangan. Sehingga, Hikayat Hang Tuah memiliki beberapa versi Sulalatus Salatin yang berbeda. Hingga kini, Hikayat Hang Tuah telah diterjemahkan ke berbagai tulisan dan bahasa oleh para penerbit modern di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara Melayu lainnya.
Hikayat Hang Tuah mengambil setting kerajaan yaitu Kesultanan Melaka di Negeri Bentan pada abad ke-15. Diceritakan ayah Hang Tuah, Hang Mahmud, mendapat mimpi buruk yang melibatkan Hang Tuah, sehingga mereka dan ibu Hang Tuah, Dang Merdu Wati, berpindah dan menetap ke Negeri Bentan. Di Negeri Bentan, Hang Tuah tumbuh besar menjadi anak yang pintar dan berani. Ia juga memiliki 4 sahabat yaitu: Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Mereka dikabarkan selalu bersama.
Pada suatu ketika, kelima sahabat itu telah berhasil membunuh sekelompok pemberontak yang mencoba memporak-porandakan desa tempat kediaman Hang Tuah. Sultan Melaka yang takut akan pemberontak itu sontak kagum dengan aksi Hang Tuah dan kawan-kawan. Hang Tuah dan kawan-kawan kemudian diajak untuk bekerja di istana. Sultan sangat menyayangi mereka, sampai akhirnya Hang Tuah diberi gelar Laksamana. Hang Tuah dan kawan-kawan sering diutus oleh Sultan Melaka untuk mengunjungi negara lain.
Salah satu bagian yang terkenal dalam Hikayat Hang Tuah adalah tentang keris Hang Tuah, keris Taming Sari. Konon keris itu diambil dari seorang petarung bernama Taming Sari di Kerajaan Majapahit. Keris itu memberikan kekuatan pada pemiliknya menjadi pandai berkelahi, kebal senjata dan dapat menghilang. Mengetahui hal itu, Hang Tuah merebut kerisnya dan membunuh Taming Sari. Sehingga keris itu dapat memberikan kekuatan yang sama pada Hang Tuah.
Pada akhir cerita, Hang Tuah dituduh berzinah dengan pelayan Raja, dan di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara. Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, Hang Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua rakyat di situ banyak yang terbunuh dan keaadan menjadi kacau-balau. Raja menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk membunuh Hang Jebat yang membuat kerusuhan. Secara tiba-tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah daripada tempat persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh dari hukumannya oleh raja. Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya di dalam pertarungannya. Setelah teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.
Dalam bahasan cerita di atas, dapat diketahui bahwa Hang Tuah terkenal karena memiliki watak yang pemberani dan setia pada sultan. Hang Tuah dalam ceritanya juga merupakan tokoh yang tak bisa ditindas, ia selalu menentang orang-orang yang mencoba menindasnya. Yang membuat Hikayat Hang Tuah dikenal luas oleh bangsa Melayu salah satunya adalah sumpahnya yang berbunyi “Tak akan Melayu hilang di bumi” yang berarti dia bersumpah bahwa suku Melayu tidak akan punah di bumi ini.
2.2 Apa saja unsur-unsur intrinsik dalam cerita
- Tema : Keberanian seorang pemuda.
- Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu   
- Alur : Alur maju  
- Tokoh : Hang Tuah, Raja, Tumenggung, Dang Merdu, Pemberontak, Hang Mahmud, Pegawai Raja, 4 kawan Hang Tuah (Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, Hang Lekui).
- Watak :
 a.Hang Tuah : Berani, Baik, Berbakti pada orang tua.
 b. Raja : Emosional, Baik hati, Sopan, Mudah percaya pada orang lain.
 c. Tumenggung : Iri hati, Pembual, Licik
 d. Dang Merdu : Perhatian, Penyayang, Lembut.
 e. Pemberontak : Sadis
 f. Hang Mahmud : Perhatian, Penyayang
 g. Pegawai Raja : Iri hati,Jahat.
 h. 4 kawan Hang Tuah (Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, Hang Lekui):   Selalu ingin tahu.
- Latar :        
 a. Tempat : Sungai Duyung, Negeri Bintan, Sungai Perak, Pasar, Istana
 b. Suasana: Menegangkan dan menyenangkan.
 c. Waktu : Malam hari dan Siang hari
- Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu             
- Amanat : Sebagai seorang Pemimpin, kita jangan hanya mendengar keterangan dari pihak 1 saja, melainkan harus dari 2 pihak yang terlibat masalah (jangan mudah percaya pada orang lain).
1. Kekuatan Pengarang
Hikayat Hang Tuah mempunyai kekuatan tersendiri dari pada segi gaya penulisan.
 Pengarang Hikayat Hang Tuah telah memuatkan unsur-unsur puisi dalam karyanya sebagaimana prosa Melayu yang lain. Selain itu, kekuatan pengarang terserah apabila banyak memaparkan aspek-aspek kemasyarakatan, kemanusiaan, kebudayaan, nilai-nilai moral, dan sebagainya. Aspek kemasyarakatan dapat dilihat apabila watak-watak dalam Hikayat Hang Tuah ini mengamalkan sikap kerjasama, gotong-royong, bersatu-padu, dan sebagainya. Sebagai contoh sikap gotong-royong terpamer apabila rakyat jelata bersama-sama membina istana Melaka menyiapkan sebuah kapal atau jong untuk kenaikan raja. Bagi aspek kebudayaan pula dapat diperhatikan dalam pelbagai bentuk sama ada melalui adat resam yang diamalkan seperti adat pertabalan raja, menyambut tetamu, adat bertemu dengan raja atau pembesar kerajaan, adat kenduri, dan sebagainya. Nilai-nilai moral pula dapat ditunjukkan melalui watak Hang Tuah sendiri iaitu seorang yang merendah diri, rajin dalam menuntut ilmu, semangat kesetiaan kepada raja dan sahabat, hormat-menghormati, dan sebagainya.
2. Motif Pengarang
Ingin mengetengahkan sifat-sifat positif yang ada dalam diri Hang Tuah itu sendiri. Jati diri Melayu terserlah melalui sifat peribadi Hang Tuah yang dianggap sebagai wira unggul Melayu dan sangat berwibawa. Sikap Hang Tuah telah dipaparkan oleh pengarang dalam pelbagai segi sama ada fizikal, mental, dan rohani. Contohnya, Hang Tuah mempunyai sifat keberanian yang tinggi dan luar biasa. Beliau mampu mengalahkan seramai 70 orang yang mengamuk ketika di Majapahit. Hal ini demikian dapat dibuktikan apabila Hang Tuah dilihat begitu bijak dalam mengatur strategi ketika berhadapan dengan 70 orang penjurit walaupun keseorangan disebabkan beliau mempunyai ilmu pengetahuan yang luas dalam dunia persilatan untuk mempertahankan diri daripada musuh.
Selain itu, pengarang menunjukkan kepentingan menuntut ilmu sebagai suntikan semangat kepada generasi seterusnya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan. Hang Tuah telah memantapkan diri dengan mempelajari berbagai ilmu sama ada secara zahir dan batin. Hal ini demikian dapat dibuktikan oleh Hang Tuah apabila beliau mampu bertutur dalam 12 bahasa asing, fasih berkata-kata, dan mempunyai raut wajah yang manis serta sopan.





















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Legenda Hang Tuah adalah sebuah cerita yang menceritakan perjalanan Hang Tuah dan disebarluaskan dalam bentuk Hikayat. Hikayat Hang Tuah ditulis dengan huruf arab berbahasa Melayu dan memuat 28 bab. Hang Tuah ssmerupakan seorang Laksamana dari Kesultanan Melaka di Negeri Bentan yang mempunyai watak pemberani dan setia pada Sultan. Hang Tuah sering melakukan sesuatu bersama 4 sahabatnya yaitu: Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu, walaupun di akhir cerita Hang Tuah membunuh Hang Jebat karena kesetiaannya pada Sultan.
Dengan menganalisis unsur intrinsik cerita dalam Hikayat Hang Tuah, pembaca mendapatkan kejelasan tentang keberadaan Hang Tuah pada masa lampau. Lalu, dengan melestarikan sejarah dan mempercayainya, pembaca dapat menghargai unsur budaya dan kepercayaan pada Legenda Hang Tuah. Oleh karena itu penulis menyimpulkan, Hang Tuah merupakan tokoh terkenal saat jaman Kesultanan Melaka yang terbukti benar keberadaannya

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, maka penulis menyarankan dalam memahami suatu cerita atau legenda, perlu adanya analisis yang mendalam. Sehingga, pembaca dapat menambah wawasan tentang cerita itu dan juga dapat mengetahui kebenaran dari tokoh yang ada dalam cerita. Dalam mengetahui cerita, pembaca disarankan untuk menganalisis unsur instrinsik maupun ekstrinsik suatu cerita tersebut. Lalu, dalam mengetahui kebenaran dari suatu cerita, pembaca juga perlu mengumpulkan referensi dan bukti sebanyak-banyaknya, agar dapat meyakinkan diri sendiri dan bahkan orang lain.



DAFTAR PUSTAKA

-          http://hijaupohon.blogspot.com/2011/05/hang-tuah.html
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Hang_Tuah
 



Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda