Selasa, 20 Maret 2018

ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP BAHRUL MAGFIROH PAGELARAN


ANALISIS KETIDAKPADUAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP BAHRUL MAGFIROH PAGELARAN


Nanang Arifin
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu


Abstrak

Tujuan penelitian ini ada dua. (1) Wujud ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa kelas VII SMP Bahrul Magfiroh Pagelaran. (2) kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa ketika membuat paragraf yang padu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode catat. Analisis data dilakukan dengan metode baca markah. Hasil penelitian ini: (1) ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa tersebut disebabkan tidak adanya kalimat transisi, dan urutan rincian paragraf yang tidak runtut. Dan pengulangan kata (2) kesulitan yang dihadapi siswa ketika membuat paragraf yaitu menentukan gagasan utama dalam sebuah paragraf dan kesulitan dalam mengembangkan kalimat utama menjadi kalimat-kalimat penjelas.

Kata kunci: Paragraf, ketidakpaduan, karangan


I. PENDAHULUAN
Setiap siswa mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan sikapnya. Kemampuan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti artikel, wacana, sketsa, puisi maupun bentuk karangan. Melalui menulis, penulis akan memberikan masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada pembaca dari hasil tulisannya. Isi yang terdapat dalam tulisan menceritakan hubungan yang menyakut manusia dengan alam semesta maupun hubungan antar manusia. Bisa juga berisi tentang kegiatan sehari–hari yang pernah dilakukan.
Kemampuan menulis sangat penting untuk dimiliki atau dikuasai oleh siswa SMP sebagai penanam dasar menulis kejenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan kemampuan yang lain, kemampuan menulis menuntun siswa untuk membangun pemahaman tentang tata cara menulis. Artinya, siswa sekolah menengah pertama dituntut mampu menggunakan ejaan, kosakata, serta mampu membuat kalimat yang efektif sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP.
Penggunaan kalimat efektif dalam sebuah karya tulis masih mengalami kerancuan. Hal ini menyebabkan pembaca sulit memahami isi tulisan. Sering muncul permasalahan yang sangat mendasar, seperti kalimat topik dan kalimat pendukung yang tidak berkaitan. Selain itu sebuah paragraf dan hubungan kalimat yang tidak koheren.
Paragraf yang baik yaitu paragraf yang memiliki kepaduan antar teksnya, baik kepaduan bentuk maupun kepaduan maknanya. Pertalian bentuk memegang peran penting dalam pemahaman makna suatu tulisan. Kohesi adalah kepaduan bentuk  unsur–unsur internal didalam tulisan. Kalau koherensi atau pertalian makna adalah kontinuitas makna dalam teks (Handayani dkk,2013:141-143). Kemudian kalimat–kalimat pendukung yang tidak menambahkan gagasan baru dalam paragraf, tetapi hanya menjelaskan gagasan yang sudah ada. Paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan pokok bukan yang baik. Semua itu hanya sebagai deretan kalimat yang tidak berhubungan. Penambahan gagasan baru seperti itu dianggap penyimpangan.
Membentuk paragraf yang baik dan padu, sebaiknya penulis harus trampil berbahasa selain itu juga harus menguasai teori kebahasaan. Keterampilan berbahasa diperoleh lewat latihan menulis yang intensif dan kemampuan bahasa lewat pembelajaran. Jadi agar trampil menulis perlu dipadukan antara teori dan praktik. Seseorang yang sering menulis biasanya akan menentukan terlebih dahulu topiknya. Selanjutnya kalimat topik itu akan dikembangkan oleh beberapa kalimat penjelas sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP. Kegiatan menulis paragraf yang dilakukan siswa SMP khususnya kelas VII bertujuan menulis paragraf yang padu dan saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainya. Rendahnya tulisan siswa tampak pada hasil tulisan siswa ketika guru memberikan tugas menulis. Disamping itu, dikarenakan rendahnya kemampuan menulis siswa.
Pengembangan paragraf yang dilakukan siswa banyak yang tidak berdasarkan pada teori–teori. pengembangan paragraf yaitu berdasarkan gagasan pokoknya. Kebanyakan pengembangan gagasan pokok tersebut tidak dilakukan siswa dengan baik. Hal ini merupakan kasus tersendiri yang dapat memunculkan permasalahan yang sangat mendasar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisisnya. Karena ketidakpaduan paragraf dalam bahasa indonesia menurut peneliti layak mendapatkan perhatian. Saat ini banyak karangan siswa yang tidak memiliki keterpaduan paragraf. Peneliti memilih  karangan siswa sebagai objek penelitian. Penelitian ini berjudul “Analisis   Ketidakpaduan Paragraf pada Karangan Siswa Kelas VII SMP Bahrul Magfiroh Pagelaran”.

II. METODE PENELITIAN
Metode berarti cara yang digunakan seseorang peneliti di dalam usaha memecahkan masalah yang diteliti. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010: 160). Penelitian ini termasuk penelitian linguistik yang menekankan pada analisis wacana karangan siswa. Wacana yang berisi kalimat-kalimat yang berkaitan dan membentuk satu kesatuan informasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Artinya penelitian ini bertujan mendeskripsikan objek yang diteliti berdasarkan faktor-faktor linguistik. Dianalisis sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif   karena data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka secara statistik. Penelitian ini hanya memaparkan gambaran mengenai objek dan hasil kajian dalam  bentuk narasi  yang diuraikan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu  bagaiman wujud ketidakpaduan dalam karangan siswa kelas VII SMP Bahrul Magfiroh Pagelaran tersebut.
Teknik pngumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan metode catat. Hal ini sesuai dengan pendapat mahsun (2012: 92) mengatakan metode simak digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa, sedangkan metode catat adalah suatu teknik dengan melakukan pencatatan dengan kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi teori. Trianggulasi teori adalah suatu teknik triangulasi dengan membandingkan teori atau penjelasan yang satu atau yang lainnya. Berdasarkan trianggulasi teori, peneliti melakukan pengkajian terhadap teori-teori yang telah dikumpulkan dan membandingkan antar teori yang berkaitan dengan paragraf.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan, mengelompokan data.  Pada  tahap  ini teknik  analisis  data  pada  penelitian  ini adalah baca markah. Menurut sudaryanto, (2010: 95) Baca markah atau BM yang dimaksud adalah pemarkah itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu dan kemampuan membaca peranan pemarkah  itu (marker) berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud.




III. PEMBAHASAN

A. Wujud ketidakpaduan paragraf pada karangan siswa kelas VII SMP Bahrul Magfiroh Pagelaran

Kepaduan paragraf yaitu Kalimat yang membangun paragraf biasanya terdiri dari empat sampai delapan kalimat.Ramlan (dalam rohmadi 1993:1) mengatakan pada umunya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat.Jumlah empat sampai delapan kalimat dalam sebuah paragraf memang tergolong ideal sebab informasinya cukup  lengkap.Dalam  hal ini,  jumlah empat  sampai delapan kalimat  dalam sebuah paragraf dapat  dijadikan parameter sebagai paragraph yang baik.
Kalimat–kalimat  dalam paragraf itu  harus memiliki kepaduan yang dibangun dari kalimat topik.Kepaduan antar kalimat dalam paragraf meliputi dua macam yakni kepaduan makna dan kepaduan bentuk.Kepaduan makna adalah kepaduan informasi yang disebut koherensi dan kepaduan dibidang bentuk disebut kohesi (Rohmadi dkk, 2010: 45-46).
(1) Liburan kemarin, saya dapat kesempatan berkunjung kepantai parangtritis. Saya  mengunjungi neneknya, saya  menyempatkan diri mengunjungi daerah yang beberapa tahun lalu tertimpa bencanatsunami saya sangat tidak menyangka meskipun bencana itu sangat terjadi beberapa tahun yang lalu tetapi akibat yang ditimbulkannya sangat luar biasa.
(2) Pada bulan kemarin saya dan keluarga saya berkunjung ke  surabaya.
Sesampainya disana saya dan kedua adik saya rino dan arlan. Saya dan keluarga tiba (take off) di bandara sekitar pukul 09.30. Adik saya arlan membeli sebuah buku yang berjudul petualangan hidup.
(3) Tujuan    utama    dalam    perjalanan    keluarga    saya    adalah berkunjung kerumah kakek saya tepatnya di desa tanjungharjo surabaya. Dengan menempuh jarak udara kira-kira 3 jam dari kota semarang nyampai dikota surabaya. Nama saya wahyu utami saya kelas 8 SMP N 2 Banyudono, saya berlibur ke surabaya mengunjungi nenek saya yang sedang sakit.
(4) Kami  mencari  oleh-oleh  dikota  surabaya  sekitar  pukul  14.00. surabaya  ditempat  nenek,  saya  disambut  oleh  saudara  saya  yaitu ana,risa dan anton. Mereka sudah lebih dulu tiba dirumah kakek. Saya merasa senang dapat menjenguk kakek yang sedang sakit saat liburan.
(5) Saat setelah lebaran aku sekeluarga pergi kejogja yaitu kembiro loka zoo. Berangkatnya terlalu siang dan jalanan macet sekali. Aku sampai sana terlalu sore aku dari rumah pukul 09.00 sampai sana pukul 15.00. pada saat dijalanan banya kempes saat keluar dari kabupaten klaten.
(6) Saat aku mau keluar sama ibuku aku mencari nenek aku yang tidak ikut mengelilingi kebun binatang. Teryata nenek aku sudah nunggu diparkiran. Sebelum aku keparkiran aku membeli sandalsama keluargaku lalu aku keparkiran untuk pulang.
(7) Pada suatu hari saya dengan bude saya pergi ke gunung lawu.
Saya  melewati  waduk  bayut.  Waktu  waduk  bayut  tidak  ada airnya. Waduk bayut buat balapan saya melihat pemandangan yang sangat indah. Saya ke gunung lawu bersama adik saya, bude saya, dan paman saya. Saya ke gunung lawu  naik mobil, terus pulang malam soalnya bawa mobil bak.
(8) Adik saya fitri di depan sama bude saya dan paman saya. Saya di belakang. Saya sangat ketakutan karena tempatnya seram sekali. Sudut tempatnya gelap sekali. Saya berangkat pukul 16.30-sampai gunung lawu pukul 17.08 kerena berhenti-berhenti terus. Saya pulang pukul
19.00 sampai dirumah pukul 22.00. waktu saya pulang salah jalan sampai rumah saya langsung mandi. Saya sangat sayang dengan adik saya/saudara saya.
(9) Pada suatu hari saya naik sepeda dengan adik saya. Pada saat itu saya dengan adik saya berkeliling kampung dengan sepeda ontel saya. Saat itu hari sudah tenggah siang, saya dengan adik saya tetap bersepeda. Saya mengendarai sepeda itu dengan santainya dan adik saya. Pada saat itu saya suruh adik saya mengendarai di depan dan saya bonceng dibelakang.  Samapai  akhirnya  sepeda  itu  oleng  dan  saya  terkejut karena sepeda itu mau ajtuh ke sungai itu. Setelah itu saya mendorong sepeda itu  ke jalan dan badan saya sakit dan gatal sekali. Pada waktu itu saya dan adiksaya langsung pergi pulang dan mandi karena badan terasa sangat gatal. Inilah pengalaman yang mengesankan dan tak kan terlupakan.
(10)Liburan kemarin, aku mendapat kesempatan berkunjung ke semarang.
Aku mengunjungi kakekku yang memang tinggal di sana. Aku menyempatkan diri mengunjungi daerah yang tahun lalu terkena bencana banjir.
(11)Pada suatu hari aku pergi barsama teman-teman ke sangiran untuk liburan  sekolah.  Pertama-tama  aku  dan  teman-temanmenunggu bus di sekolah. Kemudian setelah menunggu beberapa menit busnya datang .akhirnya aku dan teman-teman  segera bergegas naik ke bus.  Sesudah  itu  kami  pun  berangkat  sampaidisana  aku  dan teman-teman membeli karcis untuk melihat fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba.Pertama-tama menonton film kegiatan manusia dalam memburu hewanuntuk dimakan. Sesudah menonton film lalu pergi kemusium untuk melihat fosil-fosil manusia purba  dan  hewan  purba.  Kemudian  setelah  menonton  fosil-fosil manusia  purba  lalu  kembali  pulang.  Begitulah  pengalamanku  saat jalan-jalan ke sangiran.
(12)Disana aku dan sodaraku naik semua wahana disana. Waktu mau pulang tiba-tiba pakdhe saya  sakit.  Dan perjalanan pulang  agak tersendat dan dijalan macet tapi untungnya saya sekeluarga selamat samapi rumah.
(13)Pada tanggal 12 Desember 2013 aku bersama keluargaku. Berwisata ke pantai parangtritis dengan bis sewaan yang disewa ayahku. Berangkat jam 08.00,  wisata pertamaku  kepusat oleh-oleh  aku disana membeli gethuk dan dodol lalu aku pergi ke pantai parangtritis disana aku menaiki ATV dan delman lalu aku masuk ke dalam  bis  aku  membeli  handseat  dan  musik  boxes  terbuat  dari minuman lasegar sesudah itu pengalaman yang tidak aku lupakan.
(14)Disana aku bersama teman-temandisana aku bertemu dengan orang turis anehnya aku ditanyai dengan orang turis tadi tapi aku tidak bisa menjawabnya.lalu aku lari kencang sekali sampai aku kelelahan .aku dan teman-teman bertemu lagi dengan orang turis itu tiba-tiba orang  turis  itu  juga  bisa  bahasa  indonesia.lalu  aku  malu  sekali dengan  teman-teman.  Sesudah  itu  lalu  aku  pulang  bersama-sama teman-teman aku dikasih foto orang turis.
(15)       Pada  hari  minggu  saya  dirumah  menonton  televisi. Pada pagi hari jam 06.00 sampai 09.00 setelah selesai menonton TV saya bermain sepak bola sampai sore. Sesudah bermain bola saya jajan dan saya bermain sepeda sampai magrib

Data 1 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena bercerita tentang pengalaman bermain ke pantai parangtritis. Namun dalam kalimat selanjutnya siswa  justru  malah  menceritakan  tentang  tempat  neneknya  yang  pernah terkena tsunami. Kalimat tersebut dinilai tidak padu karena antara kalimat utama dan kalimat penjelas tidak berhubungan sama sekali. Seharusnya ada kalimat lain yang menjadi kalimat transisi antara kalimat 1(kepantai parangtritis) dengan kalimat selanjutnya. Misalnya “Setelah selesai menikmati keindahan pantai parangtritis, saya mengunjungi rumah nenek”.
Liburan kemarin, saya dapat kesempatan berkunjung kepantai parangtritis.Setelah selesai menikmati keindahan pantai parangtritis, Saya mengunjungi nenekku,saya menyempatkan diri mengunjungi daerah yang beberapa tahun lalu tertimpa bencana tsunami saya sangat tidak menyangka meskipun bencana itu sangat terjadi beberapa tahun yang lalu tetapi akibat yang ditimbulkannya sangat luar biasa.
Data 2 diatas dinilai tidak padu, karena tidak memenuhi kreteria kepaduan bentuk (kohesi).Hal itu dibuktikan dengan pengulangan kata-kata tertentu yang sering digunakan.misalnya pada kata saya, keluarga saya dan adik saya. Seharusnya kata saya itu bisa diganti dengan kata ganti aku.padakeluarga   saya   dan  adik   saya   bisa   diganti  dengan  kata   ganti keluargaku dan adikku. Karena pemakaian kata ganti dalam paragraf berfungsi untuk menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang membina paragraf.
Pada bulan kemarin aku dan keluargaku berkunjung ke surabaya. Tiba dibandara sekitar pukul 09.30. Sesampainya disana aku dan kedua adikku membeli sebuah buku yang berjudul pertualangan.
Data 3 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena bercerita tentang perjalananya kerumah kakek di surabaya. Namun dalam kalimat selanjutnya siswa malah memperkenalkan diri dan mengunjungi rumah nenek yang sedang sakit.Padahal tujuan  mereka  adalah  liburan  bukan  menjenguk  nenek  yang sedang sakit. Kalimat tersebut dinilai tidak padu karena antara kalimat utama dan  kalimat  penjelas  tidak  berhubungan  sama  sekali.  Sudah  keluar  dari gagasan utama. Seharusnya penyebutan nama dalam paragraf tersebut tidak perlu.
Tujuan  utama  dalam  perjalanan  keluarga  saya  adalah  menjenguk kakek  yang  sedang  sakit  tepatnya  di desa  tanjungharjo  surabaya.  Dengan menempuh jarak udara kira-kira 3 jam dari kota semarang nyampai dikota surabaya.
Data 4 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena kalimat utama dan kalimat terakhir tersebut tidak padu.Kalimat terakhir tersebut tidak sesuai dengan gagasan utamanya.Hal ini terlihat pada kalimat pertama yang menceritakan sedang mencari oleh-oleh tetapi pada kalimat terakhir saya merasa senang menjenguk kakek yang sedang sakit.
Pada saat liburan sekolah saya menjenguk kakek yang sedang sakit, dan saya membeli oleh-oleh buat kakekku. Setelah sampai disana kami disambut oleh saudaraku yaitu ana,risa dan anton. Mereka sudah lebih dulu tiba dirumah kakek.Saya merasa senang dapat menjenguk kakek yang sedang sakit saat liburan.
Data 5 diatas menunjukkan ketidakpaduan,  hal ini disebabkan oleh pengulangan kata aku pada kalimat ketiga dan tidak adanya kata transisi untuk menghubungkan  kalimat  ketiga  dan  keempat.  Kata  transisi  tertentu  dan susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang disampaikan.
.Saat setelah lebaran aku sekeluarga pergi kejogja yaitu kembiro loka zoo.  Aku  dari  rumah  pukul  09.00  sampai  disana  pukul  15.00.  akibatnya sampai sana terlalu sore. Selain itu juga disebabkan jalannya macet dan ban mobilnya kempes saat keluar dari kabupaten klaten.
Data 6 diatas dinilai tidak padu karena bentuk tidak memenuhi kreteria kepaduan bentuk (kohesi).Hal itu dibuktian dengan pengulangan kata-kata tertentu yang terlalu sering digunakan.misalnya pada satat pengunaan kata aku. Seharusnya aku tersebut tidak perlu diulang-ulang dalam sebuah paragraf bisa diganti dengan kata ganti.Kata ganti tersebut berfungsi untuk menjaga kepaduan antar kalimat-kalimat yang membina paragraf.
Seharusnya Saat aku mau keluar sama ibuku untuk mencari nenekku yang tidak ikut mengelilingi kebun binatang. Teryata nenekku sudah nunggu diparkiran. Sebelum keparkiran aku membeli sandal sama keluargaku lalu aku keparkiran untuk pulang.
Data 7 diatas menunjukkan paragraf yang tidakpadu.Karena berceritapengalamanya ke gunung lawu.Tetapi yang diceritakan disini malah waduk bayut nya.Paragraf tersebut tidak padu karena antara kalimat utama dan kalimat penjelas tidak koheren.Seharusnya setelah kalimat utama misalnya”untuk melihat keindahan pemandangan di gunung lawu”.
Pada  suatu  hari  aku,  adikkubeserta  paman  dan  budeku    pergi  ke gunung lawu. Disana Saya melewati waduk bayut. Waktu waduk bayut tidak ada airnya.Waduk bayut buat balapan saya melihat pemandangan yang sangat indah.Saya ke gunung lawu   naik mobil, terus pulang malam soalnya bawa mobil bak.
Data  8  diatas  tidak  padu  disebabkan  oleh  dua  faktor  yaitu,  yang pertama  disebabkan  oleh  pengulangan  kata  saya  dan  faktor  yang  kedua kalimat terakhir tidak ada hubunganya sama sekali dengan kalimat selanjutnya atau tidak sesuai dengan gagasan utamanya. Seharusnya kata saya tersebut tidak perlu diulang-ulang bisa diganti dengan kata ganti.
Misalnya Adikku fitri di depan sama budeku dan pamanku. Saya di belakang.Saya sangat ketakutan karena tempatnya seram sekali.Sudut tempatnya  gelap  sekali.kami  berangkat  pukul  16.30-sampai  gunung  lawu pukul 17.08 kerena berhenti-berhenti terus. Kami pulang pukul 19.00 sampai dirumah pukul 22.00.waktu saya pulang salah jalan sampai rumah saya langsung mandi. Setelah itu saya istirahat.
Data  9  diatas  tersebut  dinilai  tidak  padu  karena  tidak  memenuhi kreteria kepaduan suatu paragraf.Hal ini terlihat pada kata saya yang sering digunakan pada  setiap  kalimat.  Seharusnya kata  saya  tersebut  tidak  perlu diulang-ulang  hal  ini  akan  menyebabkan  paragaraf tersebut  kurang  padu.
Misalnya bisa diganti dengan kata” adikku atau bisa diganti dengan kata aku”.
Pada suatu hari saya naik sepeda dengan adikku.Pada saat itu saya dengan adikku berkeliling kampung dengan sepeda ontel saya.Saat itu hari sudah tenggah siang, aku dengan adikku tetap bersepeda.Saya mengendarai sepeda  itu dengan santainya dan adikku. Pada saat  itu saya suruh adikku mengendarai di depan dan aku bonceng dibelakang. Samapai akhirnya sepeda itu oleng dan saya terkejut karena sepeda itu mau ajtuh ke sungai itu. Setelah itu saya mendorong sepeda itu  ke jalan dan badan saya sakit dan gatal sekali. Pada waktu itu saya dan adikku langsung pergi pulang dan mandi karena badan terasa sangat gatal. Inilah pengalaman yang mengesankan dan tak kan terlupakan.
Data 10 diatas menu jukkan ketidakpaduan karena bercerita tentang pengalaman  berkunjung  kerumah  nenek  yang  berada  disemarang.Namun dalam kalimat selanjutnya siswa justru malah menceritakan tentang daerah yang  terkena  bencana  banjir.  Paragraf  tersebut  dinilai  tidak  padu  karena kalimat utama dan kalimat penjelas tidak hubunganya sama sekali. Seharusnya ada kalimat lain yang menjadi kalimat transisi antara kalimat kedua (kerumah nenek) dengan kalimat selanjutnya. Liburan kemarin, aku mendapat kesempatan berkunjung ke semarang. Setelah selesai  berkunjung kerumah  nene,  saya  mengunjungi daerah  yang terkena banjir tahun lalu. Aku mengunjungi kakekku yang memang tinggal di sana. Aku menyempatkan diri mengunjungi daerah yang tahun lalu terkena bencana banjir.
Data 11 diatas menunjukkan ketidakpaduan, karena dalam   paragraf tersebut banyak mengulang kata pertama-tama. Seharusnya ada kata transisi yang menghubungakan dengan kalimat selanjutnya.
Misalnya”pada kalimat  ini Sesudah itu kami pun berangkat sampai disana aku dan teman-teman membeli karcis untuk melihat fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba.Selanjutnya menonton film kegiatan manusia dalam memburu hewan untuk dimakan”.
Data 12 diatas  menunjukkan ketidakpaduan, karena kalimat  utama dengan kalimat selanjutnya tidak berhubungan sama sekali. Seharusnya lebih menceritakan pada saat ia bermain di wahana tersebut. Tetapi disini malah tiba-tiba pakde sakit. Diantara kalimat tersebut harus ada kalimat transisi agar paragraf tersebut tetap padu.
Disana aku dan sodaraku naik semua wahana disana. Setelah selesai bermain diwahana kami pulang tiba-tiba pakde sakit Waktu Dan perjalanan pulang agak tersendat dan dijalan macet tapi untungnya saya sekeluarga selamat sampai rumah.
Data 13 diatas dinilai tidak padu karena menceritakan liburan ke pantai parangtritis tetapi malah membeli oleh-oleh.Jadi antara kalimat  utama dan kalimat penjelasnya tidak saling berhubungan atau menyimpang dari kalimat utamanya.Seharusnya” kalimat  penjelasnya  itu  menceritakan perjalanannya menuju pantai parangtritis” baru kemudian membeli oleh-oleh.
Pada tanggal 12 Desember 2013 aku bersama keluargaku. Berwisata ke pantai parangtritis dengan bis sewaan yang disewa ayahku. Berangkat jam 08.00, disana aku melihat indahnya pemandangan di pantai, ombaknya begitu besar. Disana  aku  menaiki  ATV  dan delman  lalu  aku  masuk  ke  dalam  bis  aku membeli handseat dan musik boxes terbuat dari minuman lasegar sesudah itu aku membeli oleh-oleh. Pengalaman yang tidak aku lupakan.
Data 14 diatas menunjukkan tidak padu karena ada beberapa kata atau benda yang tidak menggunakan kata ganti.Kata ganti tersebut berfungsi untuk membina suatu kepaduan dalam paragraf.Misalnya pada kata-kata teman- teman, orang turis dan foto.
Seharusnya  menjadi  disana  aku  bersama  teman-temanku  disana  aku bertemu dengan orang turis anehnya aku ditanyai dengan orang turis tadi tapi aku tidak bisa menjawabnya.lalu aku lari kencang sekali sampai aku kelelahan. aku dan teman-temanku bertemu lagi dengan orang turis itu tiba-tiba ia juga bisa bahasa indonesia.lalu aku malu sekali dengan teman-teman. Sesudah itu lalu aku pulang bersama-sama teman-teman aku dikasih fotonya.Jadi ada sebagian kata yang harus memakai kata ganti agar paragraf tersebut padu.
Data 15 Paragraf tersebut dinilai tidak padu karena menceritakan pada hari minggu melakukan kegiatan dirumah yang sedang menonton televisi.Tetapi pada kalimat penjelas atau kalimat berikutnya ada kata pada pagi hari. Seharusnya setelah kalimat pertama  dengan kalimat berikutnya harus ada kata transisi untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat. Misalnya “pada hari minggu saya dirumah menonton televisi   darijam 06.00 sampai09.00. Pada hari minggu saya dirumah menonton televise dari jam 06.00 sampai 09.00 setelah selesai menonton TV saya bermain sepak bola sampai sore.  Sesudah  bermain  bola  saya  jajan  dan  saya  bermain  sepeda  sampai magrib.
B. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam membuat paragraf yang padu
1. Kesulitan dalam menentukan gagasan utama
Kebanyakan dari mereka, kesulitan menentukan gagasan utama yang sulit.Hal itu terlihat pada karangan yang telah dibuat siswa.Ada sebagian siswa dalam membuat karangan tidak ada gagasan utama.Jadi cerita dalam karangan  tersebut  dalam  satu  paragraf  menceritakan  lebih  dari  satu kejadian yang dialaminya.Seharusnya dalam karangan itu harus memeiliki satu pokok gagasan utama.
2. Kesulitan Siswa  belum  memahami  bahwa  dalam  satu  paragraf  hanya terdiri dari satu kalimat utama dan satu gagasan pokok.
3. Kesulitan siswa belum memahami dalam mengembangkan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat  penjelas.  Sehingga dalam membuat  sehingga dalam membuat kalimat-kalimat penjelas sering menyimpang dari kalimat utamannya atau gagasan pokok. Dalam membuat sebuah karangan agar paragraf tetap padu, sebaikna dibuat kerangka karangan terlebih dahulu. Sehingga ketidakpaduan paragraf dapat dihindari.
4. Kesulitan siswa yang dihadapi siswa yaitu kurangnya menguasai kosa kata, atau kosa kata yang dimiliki kurang sehingga dalam membuat karangan tersebut anatara kalimat-kalimatnya menjadi kurang padu.

IV. SIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan sebgai berikut:
1. Wujud ketidakpaduan pada karangan siswa disebabkan oleh pengulangan kata, antara kalimat utama dan kalimat penjelas yang tidak saling berhubungan.
2.  Berbagai kesulitan yang dihadapi siswa ketika membuat paragraf yang padu antara lain kesulitan dalam menentukan gagasan utama, mereka kurang menyadari  bahwa  dalam  suatu  paragraf  itu  hanya  boleh  terdiri  dari  satu gagasan utama saja, kesulitan dalam mengembangkan kalimat utama menjadi kalimat-kalimat  penjelas  dan penguasaan kosa  kata  yang  kurang sehingga kata-kata yang dipilih dalam membuat karangan kurang baik atau tidak salingnberhubungan.

5. DAFTAR PUSTAKA

Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
……….2012.Metode   Penelitian   Bahasa:   Tahapan   Strategi,   Metode,   dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Rohmadi,  dkk.  2010.  Paragraf  Pengembangan  dan  Implementasi.Yogyakarta: Media Perkasa.
















Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda