Ciri Pembeda Bahasa Retorika Lisan dan Retorika Tulisan
Seperti telah
diungkapkan di depan bahwa salah satu unsur pokok retorika adalah bahasa.
Bahasa boleh dikatakan sebagai media utama dalam komunikasi lisan maupun
tulisan. Tuntunan retorika terhadap bahasa sebagai unsur pembentuk wacana
retorik adalah pilihan kata, istilah, ungkapan, kalimat yang tepat untuk
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan ide. Dalam hubungan dengan komunikasi
lisan dan tulisan, pilihan dan penggunaan pilihan kata, istilah, ungkapan, dan
kalimat dapat pula ditentukan oleh jalur komunikasi itu, yaitu lisan dan
tulisan. Oleh karena itu, jika kita perhatikan secara cermat, maka kita temukan
ciri pembeda retorika lisan dan retorika tulisan tersebut.
5. 1 PENYEBAB
RETORIKA LISAN BERBEDA DENGAN RETORIKA TULISAN
Jalur
komunikasi dapat mempengaruhi struktur bahasa dari retorika retorika lisan dan
retorika tulisan. Implikasinya adalah bahwa orang harus memilih dan menentukan
struktur bahasa jika komunikasi lisan atau tulisan. Bahwa struktur bahasa lisan
dan tulisan itu berbeda, sudah dikaji sejak dulu. Ada dua jenis perbedaan pokok
yang menandai kedua jenis retorika itu. Pertama, jika seseorang
berkomunikasi secara tulisan, maka ia berpraanggapan bahwa orang yang diajak
berkomunikasi tidak ada dihadapannya. Akibatnya, struktur bahasanya pun lebih lengkap
dan lebih jelas, karena uraiannya tidak dapat di sertai dengan gerak-gerik,
pandangan, atau anggukan sebagai tanda penegas. Itu sebabnya, kalimat dalam
retorika tulisan lebih eksplisit sifatnya. Struktur bahasa dalam retorika
tulisan bagi penutur yang cermat sering dikaji, dinilai dan disunting sebelum
disajikan dalam bentuknya yang terakhir. Kedua, retorika tulisan tidak
dapat menggambarkan dengan sempurna tinggi rendahnya nada atau panjang
pendeknya suara yang berperan dalam retorika lisan ---- dan sering memberikan
nuansa arti ---- sehingga penulis acapkali perlu merumuskan kembali struktur
bahasanya jika ia ingin menyampaikan jangkauan makna yang sama lengkapnya atau
ungkapan perasaan yang sama ditelitinya. Singkatnya, unsur supra segmental dan
kinesik dapat dinyatakan dalam penegasan maksud dalam retorika lisan. Sementara
itu, dalam retorika tulisan, unsur itu tidak mungkin bisa ditunjukkan. Oleh
karena itu, struktur bahasa dalam retorika tulisan lebih mengutamakan adanya kelengkapan
unsur bahasa dan kejelasan urutan daripada struktur bahasa yang dinyatakan
dalam retorika lisan.
5.2 CIRI
PEMBEDA BAHASA RETORIKA LISAN DAN RETORIKA TULISAN
Ada sejumlah
ciri pembeda bahasa antara retorika lisan dengan retorika tulisan. Ciri pembeda
itu adalah;
1. Kalimat-kalimat
dalam retorika lisan kurang lengkap strukturnya jika dibandingkan dengan
retorika tulisan misalnya: 1) retorika lisan, kalimat-kalimatnya tidak lengkap
dan frasenya lebih sederhana, 2) retorika lisan berisi lebih sedikit
subordinasi, dan 3) dalam konversasi pada retorika lisan, lebih banyak
diperoleh kalimat aktif deklaratif dibandingkan dengan kalimat aktif.
2. Di dalam
retorika tulisan, penanda hubungan klausa, seperti: yang, sementara, di mana,
dan lain-lain digunakan dengan cukup, tetapi di dalam retorika lisan hal itu
jarang digunakan.
3. Dalam
retorika tulisan, pengorganisasian retorik dalam wacana, seperti penggunaan
kata: mula-mula, lebih penting daripada, pada kesimpulannya, dan lain-lain
digunakan dengan cukup, tetapi dalam retorika lisan hal itu jarang digunakan.
4. Di dalam
retorika tulisan, menantangkan frase yang berintikan kata benda sangat umum
didapatkan, sedangkan dalam retorika lisan jarang ditemukan. Kalaupun
direntangkan, paling banyak ditambah dengan dua kata sifat, dan karena itu
tetap berupa frase pendek. Demikian juga tentang predikat, sering dinyatakan
secara pendek saja. Dalam bahasa Indonesia, misalnya; “Bapak pergi ke Surabaya”
sering hanya diungkapkan dengan “Bapak ke Surabaya” dalam retorika lisan. Kata
“pergi” dihilangkan atau ditinggalkan. Selain itu, retorika tulisan cenderung
beranak, bercucu, bercicit, sehingga informasinya terkonsentrasinya pada subjek
kalimat induk. Contoh kalimat bahasa indonesia, misalnya “Sepatu kuat dan mahal
biasanya terbuat dari kulit rusa Afrika yang banyak digunakan oleh kalangan the
have dibuat di Itali.”
5. Dalam
retorika lisan, terutama dalam percakapan informal, tidak banyak digunakan
bentuk pasif, tetapi dalm retorika tulisan, apalagi tulisan ilmiah, banyak
digunakan bentuk pasif,.
6. Dalam
membicarakan lingkungan yang dekat dengan kegiatan berbicara, kadang-kadang
pembicaraan menggunakan pandangan sajadalam menunjukkan acuan, tanpa perlu
menyebut nama barang atau bendanya. Hal ini menyebabkan retorika lisan lebih
lebih sederhana daripada retorika tulisan.
7. Dalam
retorika lisan, pembicara kadang-kadang mengulang-ulangi kali-matnya beberapa
kali. Misalnya; “Saya melihat dia datang, saya melihat dia masuk dan saya
melihat dia mengambil barang-barangnya.”
8. Dalam
retorika lisan, pembicara dapat mengulagi atau memperbaiki ucapannya. Misalnya;
“Orang itu (anak yang baru naik gadis) sering keluar malam.” Dalam retorika
tulisan tidak ada kesempatan untuk memperbaiki ucapan.
9. Dalam retorika
lisan, pembicara dapat mengisi sela-sela percakapannya dengan kata-kata
pengisi, seperti: baik, bisa, tentu saja, oh ya, ya sebaiknya, saya kira, dan
lain-lain.
5.3 LAFAL, TATA
BAHASA, KOSAKATA, DAN EJAAN SEBAGAI ASPEK PEMBEDA RETORIKA LISAN DAN RETORIKA
TULISAN
Lafal merupakan
aspek pembeda retorika lisan dari retorika tulisan, sedangkan ejaan merupakan
aspek pembeda retorika tulisan dari retorika lisan. Jadi dalam retorika lisan
kita banyak berurusan dengan lafal, sedangkan retorika tulisan kita banyak
berurusan dengan tata cara penulisan atau ejaan. Ragam tulisan yang unsur
dasarnya adalah huruf, melambangkan retorika lisan. Meskipun keliatannya
berimpitan, retorika lisan dan retorika tulisan masing-masing memiliki
perangkat kaidah yang tidak bisa disamakan. Pada aspek tata bahasa dan kosakata
pun kedua jenis retorika itu tidak bisa disamakan. Hal tersebut dapat kita
perhatikan dalam contoh-contoh nyata yang diberikan oleh sugono (1986) sebagai
berikut.
1. Dalam Aspek Tata
Bahasa:
a. Bentuk Kata:
1. Retorika Lisan, contoh:
a) Nia sedang baca surat
kabar.
b) Ari mau nulis surat.
c) Tapi kau tak boleh tolak
lamaran itu.
2. Retorika Tulisan, menjadi:
a) Nia sedang membaca surat
kabar.
b) Ari mau menulis surat.
c) Tetapi engkau tidak boleh menolak
lamaran itu.
B. Struktur Kalimat
1) Retorika Lisan, contoh:
a) Mereka tinggal di Menteng.
b) Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalulintas.
c) Saya ingin tanyakan soal itu.
2. Retorika Tulisan, menjadi:
a) Mereka bertempat tinggal di Menteng.
b) Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
c) Ingin saya tanyakan soal itu.
2. Dalam Aspek Kosakata:
a) Retorika Lisan, contoh:
1) Ariani bilang kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.
b) Retorika Tulisan, menjadi:
1) Ariani
mengatakan bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus
membuat karya tulis.
3) Rasanya
masih terlalu muda buat saya, Pak.
Contoh-contoh
diberikan di atas mengindikasikan bahwa dalam retorika lisan penutur tampaknya
akan memanfaatkan gerak tangan, air muka /mimik, tinggi rendah suara atau
tekanan untuk membantu pemahaman topik tuturnya terhadap lawan bicaranya. Dalam
retorika tulisan, hal semacam itu tidak dapat dijangkau. Oleh karena itu, dalam
retorika tulisan dituntut adanya unsur tata bahasa yang lengkap, baik bentuk
kata, susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, maupun penggunaan ejaanuntuk
membantu kejelasan pengungkapan diri di dalam retorika tulisan.
Rangkuman
Bahasa
merupakan media utama dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Tuntutan retorika
terhadap bahasa sebagai unsur pembentuk wacana retorik adalah pilihan kata,
istilah, ungkapan, kalimat yang tepat untuk mengungkapkan gagasan, pendapat,
dan ide. Dalam hubungannya dengan komunikasi lisan dan tulisan, pilihan dan
penggunaaan pilihan kata, istilah, ungkapan, dan kalimat dapat pula ditentukan
oleh jalur komunikasi itu, yakni atau tulisan. Oleh karena itu, jika kita
perhatikan secara cermat, maka kita temukan ciri pembeda retorika lisan dan
retorika tulisan dalam pemakaian bahasanya.
SOAL-SOAL
Setelah Anda
mempelajari materi diatas, selanjutnya kerjakanlah soal-soal berikut ini!
1. Coba
tunjukkan dalam hal apa ada perbedaan antara retorika lisan dengan retorika
tulisan!
2. Beri
contoh-contoh perbedaan penampilan bahasa, antara retorika lisan dan retorika
tulisan!
KUNCI JAWABAN
Jawaban:
1. Dalam hal:
kalimat, penanda hubungan, pengorganisasian retorik, perentangan frase, bentuk
aktif -pasif, cara mengacu, pengulangan-pengulangan, revisi kesalahan,
pengisian sela-sela percakapan.
2 1. Retorika Lisan,
contoh:
a) Nia sedang baca surat
kabar.
b) Ari mau nulis surat.
c) Tapi kau tak boleh tolak
lamaran itu.
2. Retorika Tulisan, menjadi:
a) Nia sedang membaca surat
kabar.
b) Ari mau menulis surat.
c) Tetapi engkau tidak boleh menolak
lamaran itu.
UMPAN BALIK
Setelah Anda
menguasai materi tersebut diatas dengan baik, selanjutnya kerjakanlah
tugas-tugas berikut!
1. Coba
kemukakan apa latar belakang yang menyebabkan adanya perbedaan antara retorika
lisan dan retorika tulisan.
2. Berilah
contoh-contoh perbedaan antara retorika lisan dengan retorika tulisan dalam
bentuk kompleksitas kalimatnya.
DAFTAR RUJUKAN
Brown, G. And
G. Yuli. (1985). Discourse Analysis. Gambridge. Gambridge Univesity
Press.
Keraf, Gorys.
(1980). Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Mills, Gordon
H. and Walter, John A. (1978). Technical Writing. New York: Holt
Rinehart and Winston.
Sugono, D.
(1986). Besrbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: CV Kilat Grafika.
Warriner’s
(1965). Grammar and Composition. New York: Holt Rinehart and Winston.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar