PERIODISASI SASTRA INDONESIA
Indonesia
kaya dengan karya sastra. mulai dari Periode Pujangga lama sampai angkatan 2000 -an.nah untuk tahu lebih lanjut, saya paparkan semuanya
dibawah ini.
1.
PUJANGGA LAMA
Pujangga
lama merupakan bentuk pengklasifikasikan karya sastra Indonesia yang dihasilkan
sebelum abad ke-20, pada masa ini karya sastra didominasi oleh syair, pantun,
gurindam, dan hikayat. Di Nusantara budaya melayu klasik dengan pengaruh Islam
yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan semenanjung malaya.
Di Sumatra bagian utara muncul karya-kaya penting berbahasa melayu terutama
karya-karya keagamaan.
Hamzah Pansuri adalah yang pertama diantara penulis angkatan pujangga lama
dari istana kesultanan Aceh pada abad ke-17 muncul karya klasik selanjutnya
yang paling terkenal adalah karya Syamsudin
Pasai dan Abdul Rauf Singkir serta
Nuruddin Arraniri.
·
Karya
sastra pujangga lama
1.
Hikayat
Hikayat Abdullah Hikayat
Kalia dan Damina
Hikayat
Aceh Hikayat masyidullah
Hikayat
Amir Hamzah Hikayat Pandawa jaya
Hikayat Andaken Panurat Hikayat Panda Tonderan
Hikayat
Bayan Budiman Hikayat Putri Djohar Munikam
Hikayat
Hang Tuah Hikayat Sri Rama
Hikayat Iskandar Zulkarnaen Hikayat Jendera
Hasan
Hikayat Kadirun Tasibul Hikayat
2.
Syair
Syair
Bidasari
Syair Ken Tambuhan
Syair Raja Mambang
Jauhari
Syair Raja Siam
3.
Kitab Agama
Syarab Al Asyidiqin (minuman para pecinta) oleh Hamzah Panzuri
Asrar Al-arifin (rahasia-rahasia gnostik) oleh Hamzah Panzuri
Nur ad-duqa’iq (cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsudin Pasai.
Bustan as-salatin (taman raja-raja) oleh Nuruddin Ar-Raniri.
2.
SASTRA MELAYU LAMA
Karya
satra yang dihasilkan antara tahun 1870-1942 yang berkembang dilingkungan
masyarakat sumatra seperti “Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan Sumatra
lainnya”, orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang
terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan
novel barat.
Karya
Sastra Melayu Lama
§
Robinson Crousoe (terjemahan)
§
Lawan-lawan Merah
§
Grauf de Monte Cristo (terjemahan)
§
Rocambole (terjemahan)
§
Nyui Dasima oleh G. Prancis (indo)
§
Bung Rampai oleh A.F. Bewali
§
Kisah Perjanan Nahkoda Bontekoe
§
kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
§
Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R. Komer
(indo)
§
Cerita Nyonya Kong Hong Nio
§
Nona Leonie
§
Warna Sari Melayu oleh Kat. S.J
§
Cerita Si Conat oleh F.D.J
3.
ANGKATAN BALAI PUSTAKA
Angkatan
Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Balai Pustaka”.
Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan
mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah
sastra di Indonesia pada masa ini
Balai
Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul
dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian
(cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan
karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda,
dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa
Madura.
“Nur Sultan Iskandar” dapat disebut
sebagai “raja angkatan balai pustaka” karna karya-karya tulisnya pada masa
tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapat dikatakan
bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah novel Sumatera dengan Minangkabau sebagai
titik pusatnya.
Pada
masa ini novel “Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan” menjadi karya cukup penting,
keduanya mengkritik adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu.
·
Penulis
dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka
.
1)
Merari Siregar
·
Azab dan Sengsara (1920)
·
Binasa Karna Gadis Priangan (1931)
·
Cinta dan Hawa Nafsu
2)
Marah Roesli
·
Siti Nurbaya (1922)
·
Laihami (1924)
·
Anak dan Kemanakan (1956)
3)
Muhammad Yamin
·
Tanah Air (1922)
·
Indonesia Tumpah Darahku (1928)
·
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
·
Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
4)
Nur Sultan Iskandar
·
Apa Dayaku
Karna Aku Seorang Perempuan
(1923)
·
Cinta Yang
Membawa Maut (1926)
·
Salah
Pilih (1928)
·
Tuba
Dibalas Dengan Susu (1933)
·
Hulubalung
Raja (1934)
-
5)
Lulis Sutan Suti
·
Tak Disangka (1923)
·
Sengsara Membawa Nikmat (1928)
·
Tak Membalas Guna (1932)
·
Memutuskan Pertalian (1932)
6)
Djamaluddin Adinegoro
·
Dara Muda (1927)
·
Asmara Jaya (1928)
·
Abas Soetan Pamoentjak
·
Pertemuan (1927)
7)
Abdul Muis
·
Salah Asuhan (1928)
·
Pertemuan Jodoh (1933)
8)
Aman Datuk Madjoindo
·
Menebus Dosa (1932)
·
Sicebol Merindukan Bulan (1934)
·
Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)
4.
PUJANGGA BARU
Pujangga
Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap
karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra
Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elistik.
Pada
masa itu, terbit pula majalah pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra Indonesia setelah zaman Balai Pustaka
(tahun 1930–1942), dipelopori oleh Sutan
Takdir Alisjahbana. Karyanya layar terkembang, menjadi salah satu novel
yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel
Tengelamnya Kapal Vander Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting
sebelum perang.
Pada
masa ini dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu :
1. Kelompok “Seni Untuk Seni” yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.
2. Kelompok “Seni Untuk Pembangunan Masyarakat” yang dimotori
oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn
Pane, dan Rustam Effendi.
· Penulis dan Karya Sastra Pujangga
Baru
I. Sutan Takdir Alisjabana
·
Dian Tak Kunjung Padam (1932)
·
Tebaran Mega- kumpulan sajak (1935)
·
Layar Terkembang (1936)
·
Anak Perawan di Sarang Penyuman
(1940)
II. Hamka
·
Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)
·
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
(1939)
·
Tuan direktur (1950)
·
Di Dalam Lembah Kehidupan (1940)
.
III.
Armijn Pane
·
Jiwa Berjiwa Gamelan Djiwa- kumpulan
sajak (1960)
·
Djinak-djinak Merpati- sandiwara
(1950)
·
Kisah Antara Manusia (1953)
IV.
Sanusi Pane
·
Pancaran Cinta (1926)
·
Puspa mega (1927)
·
Sandhykala Ning Majapahit (1933)
·
Kertajaya (1932)
V. Tengku Amir Hamzah
·
Nyanyi Sunyi (1937)
·
Begawat Gita (1933)
·
Setanggi Timur (1939)
5.
ANGKATAN 1945
Pengalaman
hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan
“45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan
Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini
banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya
puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan
angkatan “45 memiliki konsep yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”
konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan “45 ingin bebas berkarya
sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Menguak Takdir dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis
dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.
· Penulis dan Karya Sastra Angkatan
1945
1.
Chairil Anwar
§ Kerikil Tajam (1949)
§ Deru Campur Debu (1949)
2.
Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
§ Tiga Menguak Takdir (1950)
3.
Idrus
§ Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
§ Aki (1949)
§ Perempuan Dan Kebangsaan
4. Achdiat K. Mihardja
§
Atheis (1949)
5. Trisno Sumardjo
§
Katahati dan Perbuatan (1952)
6.Utuy Tatang Sontani
§
Suling (drama) (1948)
§
Tambera (1949)
§
Awal dan Mira – drama satu babak
(1962)
7. Suman Hs
§ Kasih ta’ Terlarai (1961)
§ Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
-
6.
ANGKATAN 1950-1960-an
Angkatan
’50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra
yang didominasi oleh cerita pendek dan kompulan puisi. Majalah tersebut
bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada
angkatan ini muncul gerakan komunis di kalangan sastrawan, yang bergabung dalam
Lembaga Kebudajaan Rakjat (lekra) yang berkonsep sastra Realisme-Sosialis.
Timbulnya perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di kalangan sastrawan
Indonesia pada awal tahun 1960, menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karna
masuk ke dalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya
G30S di Indonesia.
· Penulis dan Karya Sastra Angkatan
1950 – 1960-an
1.
Pramoedya Ananta Toer
-
Keranji dan Bekasi Jatuh (1947)
-
Bukan Pasar Malam (1951)
-
Di Tepi Kali Bekasi (1951)
-
Keluarga Gerilya (1951)
-
Mereka Yang Dilumpuhkan (1951)
-
Cerita Dari Blora (1952)
-
Gadis Pantai (1965)
2. Nh. Dini
·
Dunia Dunia (1950)
·
Hati Jang Damai (1960)
3. Sitor Situmorang
·
Dalam Sadjak (1950)
·
Djalan Mutiara: kumpulan tiga
sandiwara (1954)
·
Pertempuran dan Saldju di Paris
(1956)
·
Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak
(1953)
·
Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak
(1955)
4. Muchtar Lubis
·
Tak Ada Esok (1950)
·
Jalan Tak Ada Ujung (1952)
·
Tanah Gersang (1964)
·
Si Djamal (1964)
5. Marius Ramis Dayoh
·
Putra Budiman (1951)
·
Pahlawan Minahasa (1957)
6. Ajip Rosidi
·
Tahun-tahun Kematian (1955)
·
Di Tengah Keluarga (1956)
·
Sebuah Rumah Untuk Hari Tua (1957)
·
Cari Muatan (1959)
·
Pertemuan Kembali (1961)
7. Ali Akbar Navis
·
Robohnya Surau Kami- 8 cerita pendek
pilihan (1955)
·
Bianglala- kumpulan cerita pendek
(1963)
·
Hujan Panas (1964)
-
7.
ANGKATAN 1966 – 1970-an
Angkatan
ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis. Semangat avant-garde
sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang
sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran
surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbitan Pustaka Jaya
sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini.
Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Montiggo Busye, Purnawan Tjondronegoro,
Djamil Suherman, Bur Rusanto, Goenawan Mohamad, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo
dan termasuk paus sastra Indonesia H.B.
Jassin.
Beberapa
sastrawan pada angkatan ini antara lain : Umar
Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C.Noer, Darmanto Jatman, Arif Budiman,
Goenawan Muhamad, Budi Darma, Hamsat Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing
Kardjo, Taufik Ismail, DLL.
·
Penulis
Dan Karya Sastra Angkatan 1966
1. Taufik Ismail
- Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
- Tirani dan Benteng
- Buku Tamu Musim Perjuangan
-
·
Sajak Ladang Jagung
·
Kenalkan
·
Saya Hewan
2. Sutardji Calzom Bachri
·
O
·
Amuk
·
Kapak
3. Abdul Hadi WM
·
Meditasi (1976)
·
Potret Panjung Pengunjung Pantai
Sanur (1975)
·
Tergantung Pada Angin (1977)
4. Supardi Djoko Damono
·
Dukamu Abadi (1969)
·
Mata Pisau (1974)
5. Goenawan Muhamad
·
Perikesit (1969)
·
Interlude (1971)
·
Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)
·
Seks, Sastra, dan Kita (180)
6. Umar Kayam
·
Seribu Kunang-kunang di Manhattan
·
Sri Sumara dan Bawuk
·
Lebaran Di Karet
·
Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
·
Kelir Tanpa Batas
·
Para Priyayi
·
Jalan Manikung
7. Danarto
·
Godlob
·
Adam Makrifat
·
Berhala
8. Nasjah Djamin
·
Hilanglah Si Anak Hilang (1963)
·
Gairah Untuk Hidup dan Mati (1968)
9. Putu Wijaya
·
Bila Malam Bertambah Malam (1971)
·
Telegram (1973)
·
Pabrik
·
Stasiun (1977)
·
Gres dan Bom
8.
ANGKATAN 1980 – 1990-an
Karya
sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya
roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut
yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia
pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa
sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an antara lain adalah : Rami Sylado,Yudistria Ardinugraha, Noorca
Mahendra, Seno Gumira Aji Darma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad
Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Efendi Tarsyad, Noor Aini
Cahaya Khairani, dan Tajuddin Noor
Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada
dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Huriko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas
yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari
budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran
timur.
Mira W
dan Marga T adalah dua sastrawan
wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri
novel mereka. Pada umumnya tokoh utama pada novel mereka adalah wanita.
Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh
sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan
rasa romantisme dan idealisme, karya-kaya pada era 1980-an biasanya selalu
mengalahkan peran antagonisnya.
Namun
yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang
beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang
ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik
membaca karya-karya yang lebih dan berat.
Ada
nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Wanita yang
dikomandoi Titie Said, antara lain: La
Rose, Lastri Fardanhi, Diah Hadaning, Yvonne De Fretes, dan Oka Rusmini.
·
Penulis
dan Karya Sastra Angkatan 1980 – 1990-an
1. Ahmadun Yosi Herfanda
·
Ladang Hijau (1980)
·
Sajak Penari (1990)
·
Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
·
Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)
·
Sembahyang Rerumputan (1997)
2.Y.B Mangunwijaya
·
Burung-burung Manyar (1981)
3. Darman Moenir
·
Bako (1983)
·
Dendang (1988)
4. Budi Darma
·
Olenka (1983)
·
Rafilus (1988)
5. Sundhunata
·
Anak Bajang Menggiring Angin (1984)
6. Arswendo Atmowilito
·
Canting (1986)
7. Hilman Hariwijaya
·
Lupus – 28 novel (1986-2007)
·
Lupus Kecil – 13 novel (1989-2003)
·
Olga Sepatu Roda (1992)
8.Dorothea Rosa Herliany
·
Nyanyian Gaduh (1987)
·
Matahari Yang Mengalir (1990)
·
Kepompong Sunyi (1993)
·
Nikah Ilalang (1995)
·
Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
9.Gustaf Rizal
·
Segi Empat Patah Sisi (1990)
·
Segitiga Lepas Kaki (1991)
·
Ben (1992)
·
Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta
(1999)
10. Remy Silado
·
Ca Bau Kan (1999)
·
Kerudung Merah Kirmizi (2002)
11. Afrizal Malna
·
Tonggak Puisi Indonesia Modern 4
(1987)
·
Yang Berdiam Dalam Mikrofon (1990)
·
Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir
(1991)
·
Dinamika Budaya dan Politik (1991)
·
Arsitektur Hujan (1995)
·
Pistol Perdamaian (1996)
·
Kalung Dari Teman(1998)
9.
ANGKATAN REFORMASI
Seiring
terjadinya pergeseran kekuasaran politik
dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdulrahman Wahid (Gusdur)
dan Megawati Soekarno Putri, muncul wacana tentang “Sastrawan Angkatan Reformasi”.
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi,
cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi.
Di rubik sastra harian Repoblika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubik
sajak-sajak peduli Bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan
sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema
sosial-politik.
Sastrawan
angktan Reformasih merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada
akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses Reformasi
politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran
karya-karya sastra, puisi, cerpen dan novel pada masa itu. Bahkan
penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi
Herfanda, Acep zamzam Noer, dan
Hartono Beny Hidayat dengan media online: duniasastra.com-nya , juga ikut meramaikan suasana dengan
sajak-sajak sosial-politik mereka.
·
Penulis
dan Karya Sastra Angkatan Reformasi
1. Widji Thukul
- Puisi Pelo
- Darman
10.
ANGKATAN 2000-an
Setelah
wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasih muncul, namun tidak
berhasil dikukuhkan karna tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang
lahirnya “Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang angkatan 2000 yang
disusunnya diterbitkan oleh Gramedia,
Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan
kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka yang
sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal
Malna, Ahmad Yosi Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada
1990-an seperti Ayu Utami, dan Dhorotea Rosa Herliany.
·
Penulis
dan Karya Sastra Angkatan 2000
1. Ayu Utami
·
Saman (1998)
·
Larung (2001)
2.Seno Gumira Ajidarma
·
Atas Nama Malam
·
Sepotong Senja Untuk Pacarku
·
Biola Tak Berdawai
3. Dewi Lestari
·
Supernova 1: Ksatria Putri dan
Bintang Jatuh (2001)
·
Supernova 2.1: Akar (2002)
·
Supernova 2.2: Petir (2004)
4. Raudal
Tanjung Banua
·
Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
·
Ziarah Bagi Yang Hidup (2004)
·
Perang Tak Berulu (2005)
·
Gugusan Mata Ibu (2005)
5.Habiburrahman El Shirazy
·
Ayat-ayat Cinta (2004)
·
Di Atas Sajadah Cinta (2004)
·
Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
·
Pudarnya Pesona Cleopatra(2005)
·
Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
·
Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
·
Dalam Mihrab Cinta (2007)
6.
Andrea Hirata
·
Laskar Pelangi (2005)
·
Sang Pemimpi (2006)
·
Edensor (2007)
·
Maryamah Karpov (2008)
·
Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas
(2010)
7. Ahmad Faudi
·
Negeri Lima Menara (2009)
·
Ranah Tiga Warna (2011)
8.Tosa
·
Lukisan Jiwa (puisi) (2009)
·
Melan Conis (2009)
11.
CYBERSASTRA
Era
internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia
yang tidak dipublikasi melalui buku namun termagtub di dunia maya (internet),
baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs
pribadi. Ada beberapa sistus Sastra Indonesia di dunia maya misalnya: duniasastra.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar