Selasa, 20 Maret 2018

Pengertian, Unsur-unsur dan Jenis-jenis Klausa


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pemahaman klausa sebagai salah satu satuan sintaksis, memberikan dasar yang mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaksis, klausa berbeda dengan satuan-satuan sintaksis yang lain, baik strukturnya maupun hubungan, serta jenisnya. Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk beluk kaimat.
Dengan mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman yang benar tentang konsep dan jenis makna.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian kalusa?
2.         Apa saja unsur-unsur kalusa?
3.         Apa saja jenis-jenis klausa?

C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian klausa.
2.         Untuk mengetahui unsur-unsur kalusa.
3.         Untuk mengetahui jenis-jenis klausa.











BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat ( Zaenal Arifin & Junaiyah, 2009 : 34).
Menurut Chaer (1994 : 231) klausa adalah  satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai objek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, fungsi subjektif boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.
Klausa berpotensi menjadi kalimat. Hal ini disebabkan di dalam konstruksi klausa sudah terdapat unsur kalimat, yaitu berfungsi subjek dan predikat yang harus hadir dalam konstruksi klausa. Perhatikan contoh berikut :
(a)      Ali membaca buku itu...
(b)       Ali dan Ani membaca buku itu...
(c)       Ali mahasiswa...
(d)      Ali pemberani...
(e)      Ali melihat ani datang...
Konstruksi (a) Ali sebagai subjek, membaca sebagai predikat. Pada konstruksi (b) Ali dan Ani sebagai subjek, predikatnya adalah membaca. Konstruksi (c) Ali sebagai subjek, dan mahasiswa sebagai predikat. Konstruksi (d) Ali sebagai subyek, dan predikatnya adalah pemberani. Konstruksi (e) Ali melihat dan Ani datang yang masing-masing terdiri dari Ali sebagai subjek,  melihat sebagai predikat dan Ani sebagai subjek, datang sebagai predikat. Dapat dinyatakan bahwa (a), (b), (c), dan (d) masing-masing adalah sebagai klausa karena memiliki dua unsur wajib yaitu S dan P. Sedangkan unsur (e) terdiri dari dua klausa karena memiliki dua rangkaian unsur wajib yaitu S-P dan S-P.

B.       Unsur-unsur Klausa
Secara umum unsur-unsur kalusa dibedakan atas unsur inti dan unsur bukan inti. Yang tergolong unsur inti klausa adalah S dan P, sedangkan yang tergolong unsur bukan inti adalah O, Pel, dan K.

1.    Subjek dan Predikat
Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frase nominal yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara. Predikat ialah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara tentang subjek. Subjek dapat terwujud nomina, verba, ajektiva, numeralia, pronominal atau frase preposisional.
Subjek dan predikat dibedakan menurut hal-hal berikut :
a)         Urutan
Dalam klausa subjek mendahului predikat.
b)        Ciri morfologi
Predikat (yang terletak dibelakang subjek) sering ditandai oleh afiks seperti me- dan ber- (dalam hal predikat verbal)
c)         Ketakrifan leksem
Subjek diisi oleh leksem yang takrif, sedangkan predikat (terutama predikat nominal) oleh leksem tidak takrif.
Contoh : Mohammad Ali petinju
Mohammad Ali sebagai subjek dan petinju sebagai predikat. Memperhatikan urutannya S terletak di depan P, atau S mendahului P. Subjek klausan di atas yaitu Mohammad Ali termasuk leksem yang takrif. Sebaliknya apabila dibalik menjadi Petinju Mohammad Ali, ini bukanlah klausa. Kata petinju bukan nomina takrif, dan agar menduduki fungsi S, kata petinju harus diikuti demonstrativa itu, sehingga menjadi Petinju itu Mohammad Ali.

2.    Objek
Objek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang melengkapi verba transitif. Objek dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Objek dapat dibagi menjdi objek langsung dan tidak langsung.
Objek langsung adalah objek yang langsung dikenai perbuatan yang disebut dalam predikat verbal, objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerimaan atau yang diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.
Contoh objek langsung:
a.    Bibi sedang menanak nasi
b.    Ibu membawa minuman
Nasi pada contoh diatas merupakan objek bgi verba menanak dan minuman menjadi objek bagi verba membawa
Contoh objek tak langsung:
a.    bibi sedang menanakkan nasi untuk kita semua
b.    ibu membawakan minuman untuk ayah
kita semua objek tak langsung bagi verba menanakkan, sedangkan untuk ayah objek tak langsung bagi verba membawakan.
3.    Pelengkap
Klausa pelengkap adalah klausa yang berdiri atas nomina, frasa nominal, ajektiva, atau fra sa adjektival yang merupakan bagian dari predikat verbal, seperti:
1)        Abangku menjadi pilot
2)        Kami bermain bola
3)        Aku dianggap patung
4)        Persoalan itu dianggap sepi
5)        Adik menari Bali
6)        Paman berdagang kain
7)        Negara kita berdasarkan Pancasila
Kata-kata yang dicetak miring diatas berfungsi sebagai pelengkap.

4.    Keterangan
Keterangan adalah yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjuek atau makna predikat. Berikut dijelaskan secara singkat semua keterangan yang terdapat dalam bahasa indonesia.  Contohnya :
a.         Keterangan akibat, penjahat itu dihukum mati
b.         Keterangan sebab: karena sakit, ia tidak jadi ikut
c.         Keterangan jumlah: bagai pinang dibelah dua
d.        Keterangan alat: dinaikan dengan mesin pengangkat
e.         Keterangan cara: diterima dengan baik, disetujui dengan musyawarah
f.          Keterangan kualitas: berlari bagai kilat, menggelegar seperti Guntur
g.         Keterangan modalitas: tidak mungkin itu terjadi, mustahil ia berbohong
h.         Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut, diceritakan lebih detail
i.           Keterangan subjek: guru yang baik, rumah yang bersih, anak yang rajin
j.           Keterangan syarat: tolonglah kalau kau bisa, angkatlah jika kuat
k.         Keterangan objek: mencari pengusaha yang jujur, menjadi istri yang baik
l.           Keterangan tujuan: bekerja untuk hidup, makan demi kesehatan
m.       Keterangan tempat: datang dari Barat, pergi ke Lampung
n.         Keterangan waktu : ditunggu sampai besok pagi, berangkat masih subuh
o.         Keterangan perlawanan : meskipun lambat, selesai juga dikerjakannya
Kata-kata yang bercetak miring berfungsi sebagai keterangan.
C.      Jenis-jenis Klausa
Klausa dapat dibedakan berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki fungsi P, dan ada tidaknya bentuk negative pada Predikat.
1.    Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan atas klausa bebas dan klausa terikat. Yang dimaksud dengan klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat. Oleh karena itu, klausa bebas berpotensi menjadi kalimat.
Contoh:
a.    Badan orang itu sangat besar
b.    Ayahku sedang tidur
c.    Kakakku gagah perkasa
d.   Para tamu duduk di ruang depan
Kontruksi tersebut adalah klausa bebas, karena tiap kontruksi memiliki unsur yang lengkap yaitu S dan P, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat apabila tiap kontruksi itu diberikan intonasi final.
Klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objek saja atau hanya berupa keterangan saja. Oleh karena itu, klausa terikat ini tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.

Contoh:
a.       Tadi malam
Konstruksi tadi malam bisa menjadi jawaban untuk kalimat tanya “kapan Ibu pulang?”.
b.      Memotongi kain
Konstruksi memotongi ikan bisa menjadi jawaban atas kalimat tanya “Apa yang dilakukan Ibu di kamar ?”

Dalam realisasi ujaran klausa terikat biasanya dapat dikenali dengan adanya konjungsi subordinatif  di depannya.
Contoh :
a.       Ketika mereka sedang makan dia datang
b.      Kalau diizinkan oleh Ayah saya akan ikut Ibu
Ketika mereka sedang makan dan kalau diizinkan oleh Ayah adalah klausa terikat yang didahului oleh konjungsi subordinatif yaitu ketika dan kalau.

2.    Jenis Klausa Berdasarkan Kategori Kata Pengisi Predikat
Berdasarkan kategori kata pengisi predikat, klausa dapat dibedakan atas, klausa nominal, klausa verbal, klausa adjektival, klausa adverbia, klausa preposisional, dan klausa numeralia.

a.    Klausa Nominal
Klausa nomina adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau nominal.
Contoh :
1)        Ayahku purnawirawan ABRI
2)        Kakakku pengusaha angkutan di kota itu
3)        Tetanggaku karyawan Bank Bumi Daya
4)        Ricky dan Reky juara Jepang terbuka
5)        Ricky dan Resky juara ganda terbuka
Kontruksi di atas masing-masing adalah klausa nomina, karena predikatnya kategorin omina. Untuk contoh (1) predikatnya adalah purnawirawan ABRI, merupakan frase nomina. Untuk contoh (2) predikatnya adalah pengusaha angkutan adalah kelas kata nomina. Untuk contoh (3) predikatnya adalah karyawan Bank Bumi Daya adalah frase nomina, sedangkan untuk contoh (4) dan (5) predikatnya kedua-duanya frase nomina, yaitu juara Jepang terbuka dan juara ganda terbuka.

b.   Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba Contohnya:
1)   Saya makan
2)   Adik mandi
3)   Ibu menyiapkan makanan
Klausa verbal terdiri atas klausa verbal aktif transitif, dan klausa verbal aktif taktransitif. Klausa verbal aktif adalah yang menunjukan bahwa subjek melakukan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan meng- atau ber-. Contohnya:
1)   Adik menangis
2)   Adik bermain bola
Klausa verbal aktif transitif adalah klausa yang predikat verbalnya mempunyai sasaran dan atau mempunyai objek verba yang menjadi predikatnya berimbuhan men-, meng-/-kan. Contohnya:
1)      Bibi menjual makanan
2)      Aku mengirimkan surat
Selain itu, ada juga verbal aktif yang tidak menyebutkan objek objek itu amat dipahami masyarakat pemakai bahasa. Misalnya pemakai bahasa Indonesia dapat memahami bahwa klausa mereka makan bersama berarti ‘ mereka makan nasi bersama ‘ dan kelakuanya sanagat menarik berarti ‘kelakuanya sangat menarik hati’.
Klausa verbal aktif transitif resiprokal adalah klausa klausa yang subjeknya melakukan pekerjaan yang disebutkan predikat verbalnya, tetapi secara secara berbalasan atau klausa yang subjeknya saling melakukan pekerjaan yang disebutkan predikat verbalnya.
Klausa jenis ini ada yang bersubjek tunggal dan ada juga yang bersubjek jamak
1)      Subjek tunggal            :          ia berpandangan dengan ibunya
2)      Bersubjek jamak :        mereka berbantah, anak-anak berkelahi, mahasiswa berdebat
Klausa verbal pasif adalah klausa yang menunjukan bahwa subjek dikenai pekerjaan atau sasaran perbuatan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ber-, ke-/-an, atau diawali dengan kata kena
1)      Dikenai pekerjaan, seperti:
a)        Kakak bercukur
b)        Korban tertembak
c)        Kami kehujanan
2)      Dikenai sasaran perbuatan
a)        Melarikan diri
b)        Memperkaya diri
c)        Melepaskan diri
Selain itu, terdapat juga klausa verbal pasif yang tidak dapat dijadikan klausa aktif, seperti:
1)        Pengunjung dilarang merokok
2)        Penumpang diharap tenang
Klausa verbal aktif taktransitif adalah klausa yang predikat verbalnya tidak mempunyai sasaran dan tidak mempunyai objek. Contohnya:
1)        Kelakuannya menjadi-jadi
2)        Anak-anak berangkat (tadi pagi)
3)        Pengetahuan kita bertambah

c.    Klausa Adjektifa
Klausa adjektifa adalah klausa yang predikatnya berkategori adjektif baik berupa kata maupun frase.
Contoh :
1)        Ibu guru itu cantik sekali
2)        Air sungai itu kotor sekali
3)        Bangunan sekolah itu sudah usak
4)        Gedung itu sangat kokoh
5)        Langit itu sangat jernih
Cantik sekali, sangat kotor, sudah rusak, sanagat kokoh, sanagt jernih  adalah predikat adjektival, karena berkategori adjektif.

d.   Klausa Adverbial
Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase adverbial.
Contoh :
1)        Bandelnya teramat sangat
Teramat sangat adalah predikat yang terdiri dari klausa adverbial. Oleh karena itu kontruksi merupakan klausa adverbial.

e.    Klausa Preposisional
Klausa preposional adalah klausa yang predikatnya berupa frase yang kategorinya  berkategori preposisi.
Contoh :
1)        Ayah di kamar
2)        Kakek dari Medan
3)        Ibu ke pasar pagi
4)        Beras itu dari solo
Kontruksi 1), 2), 3), dan 4) adalah klausa-klaussa prepoposional, karena predikat klausa-klausa tersebut adalah katergori prepoposional yaitu, di kamar, dari Medan, ke pasar, dari solo.

f.     Klausa Numeralia
Klaus numeralia adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia.
Contoh :
1)        Gajinya sepuluh juta setahun
2)        Anaknya empat orang
Contoh di atas termasuk klausa numeralia, karena predikatnya berupa yaitu sepuluh juta dan empat orang.

3.    Jenis Klausa Berdasarkan Ada Tidaknya Bentuk Negatif pada Predikat
Berdasarkan ada tidaknya bentuk negative pada predikat. Klausa dibedakan atas klausa positif dan klausa negatif:

a.    Klausa positif
Klausa positif yaitu klausa yang tidak memiliki kata-kata yang menyatakan negatif.
Contoh :
1)        Dia  naik kelas
2)        Mereka bekerja
3)        Anak itu lucu
4)        Dia pegawai negeri
Konstruksi 1), 2), 3), dan 4) merupakan klausa positif, karena predikatnya tidak menggunkana kata-kata negatif.

b.   Klausa Negatif
Klausal negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatikal menegatifkan predikat. Kata-kata yang mengtakan negatif antara lain, tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan jangan.
Contoh :
1)        Dia tidak naik kelas
2)        Mereka tidak bekerja
3)        Anaknya tak mau belajar
4)        Musuh itu tiada berdaya
5)        Dia bukan pegawai negeri
Klausa-kalusa di atas adalah termasuk klausa negatif. Hal ini dapat dicermati dari digunakannya bentuk-bentuk negasi yang mendahului setiap predikatnya.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat. Di dalam klausa terdapat unsur-unsur klausa dan jenis-jenis klausa. Unsur-unsur kalusa dibedakan atas unsur inti dan unsur bukan inti. Klausa dapat dibedakan berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki fungsi P, dan ada tidaknya bentuk negative pada Predikat.



















                                        

DAFTAR PUSTAKA
Achmad HP. 2002 .Sintaksis bahasa Indonesia,Jakarta:Manasco Offset.
Arifin, E. Zaenal & Junaiyah. 2009. Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda