BAHASA
LAMPUNG
MAKALAH
Disusun Oleh :
PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2017
KATA
PENGANTAR
Terlebih
dahulu kami mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT, Tuhan Alam Semesta, Tuhan
yang telah mengajarkan apa yang tidak diketahui oleh manusia, dan Tuhan yang
menggenggam nyawa setiap insan di dunia. Salawat dan Taslim tak lupa kami
haturkan kepada Baginda Rasulullha SAW, seorang Rasul yang diutus kepermukaan
bumi ini untuk menjadi pengajar bagi setiap manusia yang tidak tahu, menjadi
pembela bagi setiap manusia yang tertindas, dan sebagai penunjuk bagi setiap
manusia yang tersesat. Kami menyusun Makalah Bahasa Lampung ini, dengan judul “Kalimat Tunggal” guna menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu untuk mata kuliah Bahasa Lampung, Amy
Sabila, M.Pd. Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami mengalami banyak
kesulitan mulai dari kesulitan mencari sumber refrensi yang benar-benar tepat
dengan kebutuhan kami, sampai dengan kesulitan-kesulitan lainnya. Namun semua
kesulitan itu menjadi tidak berarti lagi, tatkala kami membangun kerjasama
kelompok yang baik, dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak lainnya.
Maka dari itu kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Pada akhirnya kami
berharap dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
dan utamanya kepada kami, sehingga dapat menambah wawasan kita khususnya dalam
bidang Bahasa Lampung.
Pringsewu, 14 November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kalimat tunggal adalah
kalimat yang terdiri dari sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P), susunannya
dapat berpola SP.
Subjek yaitu pokok
kalimat, biasanya diduduki oleh kata benda (KB), kata ganti (KG). Predikat
adalah bagian kalimat yang menjelaskan subjek, maksudnya bagaimana atau mengapa
itu dijelaskan oleh predikatnya. Predikat biasanya diduduki oleh Kata Benda,
Kata Keadaan/Kata Sifat, atau dapat pula diduduki oleh kata Kerja.
Dalam Kalimat Tunggal terdapat
beberapa macam, Menurut Gorys Keraf (1998) kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya apa itu Kalimat
Tunggal dan memahami nya supaya tidak
terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian Kalimat Tunggal khususnya dalam
Bahasa Lampung maka dari itu kami membahas topik Kalimat Tunggal .
A.
Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kalimat Tunggal?
2. Apa sajakah macam-macam yang terdapat dalam Kalimat
Tunggal?
B.
Tujuan
Dalam penyusun makalah ini kelompok kami memiliki beberapa tujuan:
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kalimat Tunggal
2.
Untuk mengetahui macam-macam dalam Kalimat Tunggal
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri dari sebuah subjek (S) dan sebuah predikat
(P), susunannya dapat berpola SP.
A. Subjek
(S)
Subjek yaitu pokok
kalimat, biasanya diduduki oleh kata benda (KB), kata ganti (KG). Untuk menentukan
subjek pada suatu kalimat gunakan kata Tanya api (apa) dapat pula digunakan
kata tanya “sapa” (siapa). Perhatikan contoh berikut!
1. Mubil
sina halom (Mobil itu hitam)
Manakah subjek dari
kalimat di atas? Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata Tanya “api” atau
apa.
Pertanyaannya : Api sai halom? Apa yang hitam?
Jawabnya : “Mubil sina”
“Mubil sina”, adalah
jawaban dari “Api sai halom”, maka “Mubil sina”
disebut subjek (S).
2. “Amin
bulajakh” (Amin belajar).
Manakah subjek dari
kalimat di atas? Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata Tanya “sapa” atau
“siapa”
Pertanyaannya : Sapa sai belajar? Siapa yang
belajar?
Jawabnnya : “Amin”
“Amin”, adalah jawaban
dari “sapa sai belajar”, maka “Amin” disebut Subjek (S) dari kalimat tersebut.
B. Predikat
(P)
Predikat adalah bagian
kalimat yang menjelaskan subjek, maksudnya bagaimana atau mengapa itu
dijelaskan oleh predikatnya. Predikat biasanya diduduki oleh Kata Benda, Kata
Keadaan/Kata Sifat, atau dapat pula diduduki oleh kata Kerja.
Untuk menentukan predikat
suatu kalimat dapat digunakan kata Tanya “Api cara” (bagaimana) atau kata Tanya
“ulah api” (mengapa).
Misalnya:
1. Mubil
sina halom (Mobil itu hitam)
Manakah Predikat (P)
dari kalimat di atas? Predikat dapat dicari dengan menggunakan kata Tanya “api
cakha” (bagaimana).
Pertanyaannya : api cakha mubil hina? Bagaimana
mobil itu?
Jawabnya : “halom”
Karena ‘halom”, adalah
jawaban dari pertanyaan “api cakha” maka “halom” disebut Predikat (P).
2. “Amin
bulajakh” (Amin belajar).
Manakah Predikat dari
kalimat di atas? Predikat (P) dapat dicari dengan menggunakan kata Tanya “ulah
api” (mengapa)
Pertanyaannya : Ulah api Amin? Mengapa Amin?
Jawabnnya : “belajar”
“belajar”, adalah
jawaban dari “Mengapa Amin”, maka “belajar” disebut Predikat (P) dari kalimat
tersebut.
C. Objek
(O)
Objek yaitu bagian
kalimat yang erat hubungannya dengan predikat, dan objek terkena langsung
perbuatan yang disebutkan predikat. Oleh karena itu objek selalu berada sesudah
predikat.
Misalnya:
-
Amin nyepok iwa (Amin mencari ikan)
“iwa” disebut objek,
karena terkena langsung perbuatan yang disebutkan predikat. Predikat kalimat
tersebut ‘nyepok”, “iwa” terkena langsung perbuatan “nyepok”(mencari), karena
itu “iwa” adalah objek kalimat tersebut. “iwa” letaknya sesudah predikat
“nyepok”.
D. Keterangan
(K)
Keterangan yaitu bagian
kalimat yang menerangkan bagian kalimat lainnya atau yang menerangkan seluruh
kalimat, letaknya dapat di depan kalimat dan dapat pula di belakang kalimat.
-
Keterangan dapat berbentuk tempat, lazim
disebut keterangan tempat, yang ditandai dengan kata depan: di, dari (di, jak),
ke (mit).
Misalnya: di dakhak (di
ladang), jak lamban (dari rumah), mit sabah (ke sawah).
-
Keterangan waktu, yang ditandai dengan
kata penunjuk waktu, seperti:Tanno/ganta (sekarang), jemoh (besok), nimbi (kemarin).
Jeno (tadi), debi (sore), pagi, bingi (malam), semakkung (sebelum), ampai
(baru).
Contoh dalam kalimat:
1. Pagi
hayu
tiyan khadu minjak (Pagi buta mereka telah bangun)
KW S P
2. Zaenal
nulung ulun tuhani di
lamban bidang khani
S
P O KT KW
(Zaenal membantu
orangtuanya dirumah setiap hari).
3. Unggal
pagi
Helda nyani mi gukhing
KW S
P O
(Tiap pagi Helda
membuat nasi goreng).
4. Pak
Saleh mak ngantor khani minggu
S P KW
(Pak Saleh tidak
ngantor hari minggu).
2.
Macam-macam
Kalimat Tunggal
Menurut Gorys Keraf
(1998) kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 3 yaitu kalimat berita, kalimat
tanya, dan kalimat perintah.
A. Kalimat
Berita
Kalimat berita yaitu
kalimat yang berisi rangkuman peristiwa, ciri-ciri kalimat berita tampak pada
intonasinya yang netral dan mendatar, dan dalam tulisan bertanda baca titik
(.). dilihat dari cara menyampaikannya kalimat berita ada 2 macam yaitu berita
ucapan langsung atau lazim disebut kalimat langsung dan berita ucapan tak
langsung lazim disebut kalimat langsung.
1) Kalimat
Langsung
Kalimat langsung yaitu
kalimat yang secara langsung diucapkan oleh si pembicara, dalam tulisan
bertanda baca petik pada bagian yang diucapkannya itu.
Contohnya:
·
Hulun hina cawa, “Nyak haga lapah mit
kebun”.
(Orang itu berkata,
“Saya mau jalan ke kebun”).
·
Rusli ngelulih jama adikni, “Haga mit
dipa niku dek?”.
(Rusli bertanya pada
adiknya, “Mau kemana kamu dek?”)
2) Kalimat
Tak Langsung
Kalimat tak langsung
adalah kalimat berita yang tidak diucapkan langsung oleh pembicara pertama,
tetapi kita yang mengucapkannya, tentu saja terjadi perubahan pada kata ganti
orangnya, misalnya kata ganti orang
“nyak” pada kalimat langsung berubah menjadi “ya” pada kalimat tak
langsung.
Contoh:
Kalimat Langsung:
1.
Ya cawa, “ Nyak haga kuliah”.
2.
Ria cawa, “Nyak jemoh mak dapok ratong
nyilau”
Kalimat
tak langsung:
1.
Ya cawa bahwa ya haga kuliah.
2.
Ya cawa bahwa ya jemoh mak dapok ratong
nyilau.
Dalam
kalimat tak langsung tidak digunakan tanda petik. Jika kalimat itu berisi
pemberitahuan, digunakan kata penghubung “bahwa”, selanjutnya jika kalimat
langsung itu berisi pernyataan, maka kalimat tak langsungnya tanda petik dan
tanya dihilangkan dan kata gantinyapun berubah.
Kalimat
Langsung:
1.
Rusli ngelulih adikni, “Haga mit dipa
niku dik?”
2.
Ria ngelulih ayahni, “Kiknya juara kelas
hadiahni api yah?”
Kalimat
tak langsung:
1.
Rusli ngelulih adikni haga mit dipa niku
dik.
2.
Ria ngelulih ayahni “Kiknya juara kelas
hadiahni api yah.
Demikian
halnya jika kalimat langsung itu berisi perintah, maka kalimat tak langsungnya
tanda petik dan tanda seru dihilangkan, dan kita gunakan kata penghubung “nyin’
(supaya).
Contoh:
Kalimat
Langsungn:
1.
Pak Kesuma nganyun anakni, “Belajakhdo kuti sai betik!”
2.
Gukhu nugasko mukhidni, “Sepok kuti
tetanoman sai dikotile!”
Kalimat
Langsung:
1
Pak Kesuma nganyun anakni nyin tiyan belajakh sai betik!”
2
Gukhu nugasko mukhidni nyin tiyan nyepok
tetanoman sai dikotile!”
B.
Kalimat Tanya
Kalimat
tanya yaitu kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberi tahu
sesuatu karena kita tidak mengetahuinya. Pada umumnya kalimat tanya mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Intonasi yang digunakan intonasi tanya
b)
Sering menggunakan kata tanya
c)
Dapat pula menggunakan partikel kah.
1)
Kata tanya yang digunakan dalam kalimat
tanya biasa.
a)
Yang menanyakan tentang manusia: sapa,
jak sapa,
Sapa
sai ngusung limau mit dija? (Siapa yanhg membawa jeruk kemari)
b)
Yang menanyakan tentang benda atau hal:
api jak api, guwai api.
Tisani
jak api kik buak sinji? (Dibuat dari bahan apa kue ini)
c)
Yang menanyakan tentang jumlah: pikha
Pikha
regani selomji sepasang? (Berapa harga sendal ini sepasang)
d)
Yang menanyakan tentang pilihan: sepa
Sepa
sai bagianku? (Mana yang bagian saya)
e)
Yang menanyakan tentang tempat: dipa,
mit dipa, jak ipa,
Dipa
khang lambanmu? (Dimana tempat rumahmu)
f)
Yang menanyakan tentang waktu: kesaka
Kesaka
niku khatong? (Kapan kamu datang)
g)
Yang menanyakan tentang keadaan: khepa,
khepa pik, khepa cara
Khepa
kabakh kutti sang menak? (Bagaimana kabar kalian anak-beranak)
h)
Yang menanyakan tentang sebab: api
ngeba, ngapi
Api
ngebani sanak sinji miwang mak takhu-takhu? (apa sebab anak ini menangis tiada
henti-hentinya).
2)
Kalimat Tanya Retoris
Kalimat
tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban karena si
penanya sudah tahu jawabannya. Kalimat tanya retoris biasanya dipergunakan
dalam pidato-pidato atau percakapan-percakapan lain dimana pendengar sudah
mengetahui jawabannya atau dianggap sudah mengetahui jawabannya.
Contoh:
Api
nekham haga jadi jelma bugu sampai tuha?
Dapak
mawat jelma pintakh kidang mak belajar?
3)
Kalimat Tanya Senilai Perintah
Kalimat
tanya senilai perintah adalah kalimat tanya yang sebenarnya sama nilainya
dengan perintah, dimana sipenanya sudah mengetahui jawabnnya.
Contoh:
Kutti
ji sebagai sanak sekula, mestini belajar?
Nikukan
jelma Islam, khadu jak sholat?
C.
Kalimat Perintah
Kalimat
perintah yaitu kalimat yang berisi agar orang yang diajak bicara malakukan
sesuatu sesui dengan keinginan si pembicara, lalu kalimatnya meninggi sesuai
dengan isi perintahnya dalam tulisan diberi tanda baca seru (!). Macam-macam
kalimat perintah:
1)
Kalimat perintah biasa (pada umumnya)
Belajarlah
niku nyin jadi jelma sai beguna
2)
Kalimat suruh (yang segera harus
dilakukan)
Lapah!
Tuyun! Tandak!
3)
Kalimat larangan (berisi perintah untuk
tidak melakukan)
Dang
ngekhukuk dilom lamban
4)
Kalimat ajakan (mengguakan kata-kata apah/lapah,
payu)
Payu
kham jejama ngehampangko babani pebalakji
5)
Kalimat harapan (menggunakan kata-kata
kekalau, kintu nihan)
Pekhkilu
kham jama Tuhan kekalau kham dikenini mukhah khejeki.
6)
Kalimat permintaan (berisi permintaan
ditandai dengan kata: tulung, kik dapok)
Kik
dapok nyak ngeharap niku khatong bingi kanah.
7)
Kalimat ancaman (berisi ancaman,
ditandai dengan kata awas)
Awas
kik niku masih menakal lagi!
8)
Kalimat sindiran (berisi sindiran atas
kemampuan seseorang)
Amun
niku temon sana sai bani, arau ya segungan!
9)
Kalimat syarat (berisi perintah
bersyarat, ditandai penggunaan kata: kik, asalkan)
Motokhji
kukeniko kik niku ditekhima di UGM!
10)
Kalimat perintah membiarkan (berisi
perintah untuk membiarkan suatu peristiwa)
Taganko
adikmu belajar lapah!
PENUTUP
KESIMPULAN
Kalimat tunggal adalah
kalimat yang terdiri dari sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P), susunannya
dapat berpola SP.
Subjek yaitu pokok
kalimat, biasanya diduduki oleh kata benda (KB), kata ganti (KG). Predikat
adalah bagian kalimat yang menjelaskan subjek, maksudnya bagaimana atau mengapa
itu dijelaskan oleh predikatnya. Predikat biasanya diduduki oleh Kata Benda,
Kata Keadaan/Kata Sifat, atau dapat pula diduduki oleh kata Kerja.
Dalam Kalimat Tunggal
terdapat beberapa macam, Menurut Gorys Keraf (1998) kalimat tunggal dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.
Kalimat berita yaitu
kalimat yang berisi rangkuman peristiwa, ciri-ciri kalimat berita tampak pada
intonasinya yang netral dan mendatar, dan dalam tulisan bertanda baca titik
(.). Kalimat tanya yaitu kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita
diberi tahu sesuatu karena kita tidak mengetahuinya. Kalimat perintah yaitu
kalimat yang berisi agar orang yang diajak bicara malakukan sesuatu sesui
dengan keinginan si pembicara, lalu kalimatnya meninggi sesuai dengan isi
perintahnya dalam tulisan diberi tanda baca seru (!).
DAFTAR PUSTAKA
Muntazir, M.M., dkk. 2017. Bahasa Lampung. STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar