Selasa, 20 Maret 2018

Analisis Struktur Puisi Bayangan karya Ajip Rosidi


BAYANGAN
Bayanganmu terekam pada permukaan piring, pada dinding
Pada langit, awan, ah, ke mana pun aku berpaling:
Dan di atas atap rumah angin pun bangkit berdesir
Menyampaikan bisikmu dalam dunia penuh bisik.

Masihkah dinihari Januari yang renyai
Suatu tempat bagi tanganku membelai?
Telah habis segala kata namun tak terucapkan
Rindu yang berupa suatu kebenaran.

Bayangan, ah, bayanganmu yang menagih selalu
Tidakkah segalanya sudah kusumpahkan demi Waktu?
Tahun-tahun pun akan sepi berlalu, kutahu
Karena dunia resah 'kan diam membisu.


ANALISIS
A.    STRUKTUR FISIK

1.      Diksi
Dalam menulis puisi, pengarang sangat memperhatikan diksi yang akan digunakan. Diksi akan membuat suatu puisi menjadi indah. Selain itu, diksi juga menimbulkan kesan dan makna tersendiri bagi pembaca.
Pada puisi `BAYANGAN ` karya Ajip Rosidi, penggunaan diksinya sangat bagus dan indah. Pengarang dengan pandainya menggunakan diksi yang menimbulkan makna semakin kuat. 
Misalnya pada bait dua disebutkan kata `renyai` yang berarti baru, membuat rangkaian kata dalam satu baris menjadi indah. Antara kata `renyai` dan `baru` mempunyai makna yang sama, namun kata `renyai` terkesan lebih indah. Selain itu juga ada kata ‘langit dan awan’ pada bait pertama yang menandai memandang ke atas ‘’ kata tersebut membuat rangkaian kata menjadi lebih indah. Oleh karena itu, pengarang menggunakan permainan kata.  
Puisi yang berjudul `bayangan` mencerminkan suatu perjalanan hidup yang keras. Untuk itu, pengarang berusaha memilih kata yang terkesan indah dan menekan. Hal itu dibuktikan adanya kata-kata yang menekan yaitu ` Rindu yang berupa suatu kebenaran. ’.


2.            Bahasa Figuratif (Bahasa kiasan)
a)      Personifikasi
Bahasa kiasan yang menganggap benda mati seolah-olah hidup.
Pada kalimat “permukaan piring”, dapat terlihat bahwa benda-benda mati memiliki sifat seperti manusia. piring yang seolah-olah menempel didinding.

b)      Hiperbola
Hiperbola dalah kiasan yang berlebih-lebihan yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu.
Dalam ungkapan  Bayanganmu terekam pada permukaan piring, pada dinding
Pada langit, awan, ah, ke mana pun aku berpaling:
’, ada hal yang sangat berlebih-lebihan sekali yakni pada kalimat tersebut pada kata bayanganmu terekam pada permukaan piring. Pada langit,awan,ah, ke mana pun aku berpaling terdapat penekanan dalam peryataan tersebut dan pada kenyataan sebenarnya hanya bayangan dirinya di piring padahal piring  digunakan untuk alat makan karena dia berupa alat bukan manusia yang bisa berkaca. Kemudian pada bait kedua yaitu ‘Telah habis segala kata namun tak terucapkan
’, hal ini dianggap berlebihan karena seseorang itu  pasti bias mengungkapkan perasaan . 

3.      Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk merujuk kepada arti yang menyeluruh.
Dalam puisi ‘Bayangan’ kita dapat melihat gambaran yang sangat jelas dari cara penyair dalam memilih diksi. Kita dapat mengetahui bahwa situasi yang tergambar dalam puisi tersebut yaitu kesedihan sebuah kehidupan kesendirian, yang dimana iya merasa bahwa semua yang dia lakukan selalu hanya bisa terdiam sepi karna dia melakukan hanya terhadap bayangannya.

4.      Citraan
Menurut Wachid (2002:131) citraan dinyatakan sebagai pengalaman indera dan merupakan bentuk bahasa yang diperguanakan untuk menyampaikan pengalaman indera tersebut.
a)      Citraan suasana
Dalam sajak tersebut, penyair hendak menampilkan kisah tentang kesepian kehidupan “rindu yang berupa suatu kebenaran. Karena hidup” sebagai proyeksi dari keadaan diri yang dari sisi manapun hidupnya selalu terancap oleh bahaya, namun ia terus berusaha untuk bertahan karena iya merasa kehidupannya memang layak utuk dipertahankan.

5.      Versifikasi (Rima dan Ritma)
Versifikasi berkaitan dengan bunyi-bunyi yang diciptakan dari dalam puisi.
Dalam puisi tersebut, dipenuhi dengan bunyi-bunyian yang sangat indah bila dibaca. Puisi tersebut berisi tentang sebuah kesendirian hidup yang luar biasa berat, kata-kata yang digunakan sangat menarik, pembacaan dilakunan dengan penekanan, intonansi yang lantang dan pengahyatan yang baik, sehingga menimbulkan irama yang indah.

6.      Wujud Visual
Tata visual adalah bentuk tampilan puisi yang ditulis oleh penyair. Wujud visual merupakan salah satu hal yang menjadi tanda kemampuan penyair dalam mengukuhkan pengalaman-pengalaman kemanusiaannya dalam puisi yang ditulisnya.
a)      Pembaitan
Dari puisi diatas terdapat perbedaan yang dapat ditemukan terkait dengan pembaitan yang dilakukan oleh penyair. Pada puisi “Bayangan” tampak jelas bahwa pembaitan yang dipilih adalh pembaitan terikat. Artinya bait-bait yang terdapat dalam puisi tersebut  memiliki kesamaan banyaknya baris dan tiap-tiap baitnya. Bait pertama terdiri dari empat baris, bait kedua terdiri dari 4 baris, dan bait ke tiga terdiri dari empat baris juga.

b)      Enjebemen
Dari penggalan-penggalan puisi diatas kita akan menemukan enjebemen yang dilakukan penyair. Kalimat ’ Bayanganmu terekam pada permukaan piring, pada dinding Pada langit, awan, ah, ke mana pun aku berpaling: Dan di atas atap rumah angin pun bangkit berdesir, Menyampaikan bisikmu dalam dunia penuh bisik.’. Namun kalimat tersebut juga seolah dapat menjadi bagian dari baris selanjutnya yaitu ‘Bayangan, ah, bayanganmu yang menagih selalu dan Tahun-tahun pun akan sepi berlalu, kutahu.

’.

B.     STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Puisi milik Ajip Rosidi berjudul “BAYANGAN” bertemakan kesedihan, yakni bercerita tentang perjuangan hidup seseorang dalam memperjuangkan hidupnya, yang dipenuhi dengan cobaan dan ujian yang datang bertubi-tubi. Namun ia tetap berusaha untuk bertahan demi mempertahankan hidupnya.

2.      Nada
Merupakan bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi.
Nada yang terbentuk dalam puisi tersebut adalah dengan adanya sederetan huruf /u/ pada beberapa kata.

3.      Suasana
Suasana yang terdapat dalam puisi “bayangan” adalah dalam keadaan yang mencekam. Kita bisa merasakannya pada bait ke-2 ‘Telah habis segala kata namun tak terucapkan’.

4.      Amanat
Merupakan ajaran moral yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Amanat yang terkandung didalmya adalah menceritakan tentang kepedihan kesendirian kehidupan.











HARITUAKU
Pabila harituaku tiba, kelak suatu masa
Kacamata tebal atas hidung, bersenandung
Menembangkan lelakon lama. La1u tersenyum
Memandang bayangan atas kaca jendela
Yang putih warnanya, sampai pun alis, bulu mata ...

Maka namamu 'kan kusebut, dengan bibir gemetar
Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar
Namun kala itu yang empunya nama entah di mana
Apakah lagi menyulam, duduk bungkuk atas kursi rotan
Ataukah sedang menimang cucu, mungkin pula telah lama
Aman berbaring dalam tilam penghabisan.

Dan pabila giliranku tiba, telentang
Dengan kedua belah tangan bersilang
Sebelum Sang Maut menjemput
Sekali lagi namamu 'kan kusebut, lalu diam,mati
.






ANALISIS
A.    STRUKTUR FISIK

1.      Diksi
Dalam menulis puisi, pengarang sangat memperhatikan diksi yang akan digunakan. Diksi akan membuat suatu puisi menjadi indah. Selain itu, diksi juga menimbulkan kesan dan makna tersendiri bagi pembaca.
Pada puisi `Harituaku ` karya Ajip Rosidi, penggunaan diksinya sangat bagus dan indah. Pengarang dengan pandainya menggunakan diksi yang menimbulkan makna semakin kuat.  Misalnya pada bait pertama yaitu ‘bagai ayat kitab suciyang berarti al-quran membuat rangkaian kata dalam satu baris menjadi indah.
2.      Bahasa Figuratif
a)      Metafora
Dalam puisi tersebut metafora terlihat pada ungkapan ‘Maka namamu 'kan kusebut’ sebenarnya dalam ungkapan tersebut ada kata-kata seperti ‘Maka namamulah kan kusebut’.

3.      Citraan
a)      Citraan suasana
Dalam puisi tersebut, penyair hendak menyampaikan sebuah ungkapan yang berisi sebuah doa yang ditujukan untuk sang pencipta.

4.      Versifikasi (Rima dan Ritma)
Dalam sajak tersebut, dipenuhi dengan bunyi-bunyian yang sangat indah bila dibaca. Ada kesamaan bunyi yang apbila dibaca akan seperti mantera yang sedang dilantunkan.

5.      Wujud Visual
a.       pembaitan
Pada puisi “Harituaku” pembaitan yang digunakan tidak terikat , artinya bahwa bait-bait yang terdapat dalam puisi tersebut tidak sama, bait pertama terdiri dari lima baris, bait kedua enam baris dan bait yang ketiga empat baris.

b.      Enjabemen
Dari puisi diatas kita akan menemukan ejabemen yang dilakukan oleh penyair kalimat Pabila harituaku tiba : kelak suatu masa’ terasa belum selesai dan memiliki kelanjutannya yaitu ‘ Kacamata tebal atas hidung, bersenandung
Menembangkan lelakon lama
’.

B.     STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukan oleh penyair.
Puisi milik Ajip Rosidi berjudul “Harituaku” bertemakan religi (keagamaan). Yakni mengungkapkan bahwa kita harus selalu mengingat-Nya.

2.      Nada
merupakan bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi.
Nada yang terbentuk dalam puisi tersebut adalah dengan adanya sederetan huruf /m/ /i/ /n/ pada beberapa kata.hal ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebagai hal yang disengaja ketika dibaca ada bunyi yang teratur.

3.      Suasana
Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang tercipta akibat adanya interaksi antara pembaca dengan puisi yang dibaca.
Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu situasi yang tenang hening penuh hikmat karena puisi tersebut berisikan sebuah doa.

4.      Amanat
Amanat adalah ajaran moral yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut adalah kita sebagai manusia harus selalu bersyukur, selalu mengingat-Nya atas karunia yang diberikan tak lupa doa yang dipanjatkan untuk-Nya untuk apa yang telah diberikan oleh  sang pencipta.




Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda