Selasa, 19 April 2016

Karya Tulis Ku

BAB I
PEDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
                   Museum Gunung Merapi yang terletak di Yogyakarta tepatnya di Jln. Boyong, Dusun Banteng, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sekitar lima kilometer dari kawasan obyek Wisata Kaliurang.

                   Terlebih museum ini masih baru jadi belum banyak dikunjungi oleh para penulis karena jauhnya lokasi museum, serta disana pemandu untuk mengawasi dan menjelaskan koleksi-koleksi museum masih sedikit, jadi ketika banyak pengunjung sulit untuk mengawasinya dan ketika menjelaskan koleksi-koleksi berupa gambar atau benda terlalu cepat sehingga siswa yang mengumpulkan data disana sulit memahami dan mencatatnya. Belum lagi tidak adanya buku panduan tentang Museum Gunung Merapi sebagai bahan pokok bagi siswa maupun orang dewasa yang sedang mengadakan penelitian dan pengamatan untuk dijadikan sebuah karya.

     Oleh karena itu Penulis mengambil judul “Membuka Wawasan Museum Gunung Merapi” gunanya untuk memperkenalkan dan mendokumentasikannya menjadi sebuah karya yang dapat dibaca agar masyarakat, sahabat dan teman-teman dapat mengetahui dan mengerti tentang gunung berapi di Indonesia.

1.2     Batasan Pembahasan
                   Dalam penyusunan Karya Tulis ini yang berjudul,  Membuka Wawasan Museum Gunung Merapi, penulis membuat batasan pembahasan sebagai    sebagai berikut ini:
              1.2.1  Sejarah Museum Gunung Merapi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan judul
             
1.3     Tujuan Penulis
                   Tujuan Karya Tulis ini disusun sedemikian rupa agar memberikan manfaat antara lain:
              1.3.1  Melengkapi salah satu syarat Ujian Nasional (UN)/ Ujian Madrasah (UM) Madrasah Aliyah Negeri Poncowati Tahun Pelajaran 2013/2014;
              1.3.2  Sebagai tolak ukur kemampuan penulis dalam menelaah serta mengambil kesimpulan dari hasil penelitiannya;
              1.3.3  Menarik kepedulian serta minat masyarakat untuk lebih banyak mengenal warisan sejarah tentang Gunung Berapi di Indonesia;
              1.3.4  Melatih agar penulis dapat berpikir kritis, Kreatif dan Inovatif.

1.4     Metode Pengumpulan Data
                   Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data antaralain  sebagai berikut:
              1.4.1  Observasi
                                 Metode observasi adalah metode yang  dilakukan  secara langsung pada obyek yang diteliti  atau diamati.
         Pada selasa, 25 Juni 2013 penulis melaksanakan kunjungan ke tempat observasi secara langsung di Museum Gunng Merapi Sleman Yogyakarta tepatnya di Jln. Boyong, Dusun Banteng, Desa Harjobinagun, Kec. Pakem, Kab. Sleman Yogyakarta sekitar Lima kilo meter dari kawasan obyek wisata Kaliurang.
               1.4.2  Pustaka Dokumentasi
                                 Merupakan metode penelitian dengan bahan-bahan yang telah disimpan sebagai Arsip atau Dokumen.
                                 Di ambil dari:
            -   Lukman, Faril, Museum Gunung Berapi Sleman Yogyakarta, Template Blog, 26 Agustus 2011.
            -  Caniago, Amran.Ys, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jilid V, CV Pustaka Setia, Jakarta, 1995, 672 halaman.
              1.4.3  Wawancara
                                 Merupakan berdialog secara langsung bersama pengurus atau pegawai ditempat observasi.
                                 Berguna agar dapat mengetahui dan menyimpan penjelasan saat berada di tempat observasi yang dikunjungi untuk disimpan.( Nugroho, Adi. Drs, Museum Gunung Merapi Sleman Yogyakarta, 08:00 wib sampai 17:00 wib, Selasa, 25 Juni 2013).
1.5     Visi Dan Misi
          1.5.1  Terwujudnya pengetahuan masyarakat tentang pemahaman kegunungapian dan ilmu kebencanaan;
          1.5.2  Meningkatkan mutu pemahaman tentang  Geowisata Gunung Api diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan sarana edukasi ilmu kebumian;
          1.5.3  Meningkatkan geowisata bernilai edukasi tentang ilmu kegunungapian  di Daerah Istimewa Yogyakarta
1.6     Dasar Pembuatan Paper
          1.6.1  Keputusan Dir.Jen Bimbingan Agama Islam Depag. RI. No. 000/ 107/ 90. Bab. VII Pasal 27 tentang Karya Tulis sebagai syarat mengikuti EBTA/ EBTANAS/ UN.
          1.6.2  Keputusan Ka. Kanwil Depag. Prov. Lampung No. Wh/ SIK/ 23/ PP/ 0011/ 1990. Tentang Tugas dan Tanggung Jawab pengelolaan madrasah yang berhubungan dengan Karya Tulis (KT) sebagai persyaratan mengikuti EBTA/ EBTANAS/ UN.

1.7     Alasan Memilih Judul
                   Sesuai dengan hasil Observasi yang penulis lakukan di Museum Gunung Merapi. Maka penulis mempunyai alasan-alasan sebagai berikut:
          2.2.1  Untuk membuka wawasan tentang berdirinya Museum Gunung Merapi;
          2.2.2  Ingin melihat secara langsung isi atau koleksi yang dimiliki oleh   Museum Gunung Merapi;
          2.2.3  Untuk menambah cakrawala ilmu pengetahuan di Museum Gunung Merapi;
          2.2.4  Ingin mengetahui tentang terjadinya Erupsi dari Gunung Merapi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian Judul
                   Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis mengambil judul ”MEMBUKA WAWASAN MUSEUM GUNUNG MERAPI” yang mengandung arti sebagai berikut:
          MEMBUKA      :    Menjadikan tidak tertutup atau tidak bertutup (seperti menyingkap penutupnya,  tudungnya, pagarnya). Merintis, mengungkapkan, memperlihatkan.
          WAWASAN      :    Hasil mewawas, tinjauan, pandangan.
          MUSEUM               :     Bangunan tempat menyimpan benda-benda bersejarah.
          GUNUNG               :     Bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m).
          MERAPI            :    Gunung yang masih aktif mengeluarkan api dan sekam terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
 Jadi, dapat di simpulkan dari judul diatas “MEMBUKA WAWASAN MUSEUM GUNUNG MERAPI” adalah mengungkap tinjauan digedung tempat penyimpanan benda–benda tentang gunung berapi dan  hasil Erupsi Gunung Merapi di Museum Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta.




 BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI

3.1     Sejarah Museum Gunung Merapi
                   Demi hasrat untuk mengabdikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa–peristiwa bersejarah di Gunung Merapi Sleman Yogyakarta.
                   Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang memiliki nilai sosial tersendiri di mata masyarakat sekitar. Terlebih lagi gunung ini juga menjadi sebuah simbol bagi Keraton Yogyakarta. Dikatakan bahwa antara Gunung Merapi, Tugu Yogya Kembali, Keraton Kasepuhan Yogyakarta, dan Istana Ratu Kidul berada pada satu garis imajiner yang lurus dan oleh sebab itu dibangunlah Museum Gunung Merapi. Museum yang mengambil tema “MERAPI JENDELA BUMI” ini mulai dibangun pada tahun 2005 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Pembangunan museum merupakan kerja sama antara Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yangmengucurkan dana sekitar Rp. 3,86 milyar, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp. 3 milyar dan Pemerintah Kabupaten Sleman sekitar Rp. 345,5 juta yang pada tahun 2006 menyediakan lagi anggaran sebesar Rp. 3,82 milyar. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 2009 museum mulai beroperasi yang ditandai dengan peresmian oleh Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, R. Shukyar, mewakili Menteri ESDM yang tidak dapat hadir.
                   Peresmian juga dihadiri oleh Asisten I Pemprov DIY, T. Agus Rayanto dan Wakil Bupati Sleman, Sri Purnomo. Setelah diresmikan dan dibuka penggunaannya bagi masyarakat umum, operasionalisasi Museum Gunung Merapi berada di bawah koordinasi Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman. Rencananya, pada tahun 2010 museum yang menempati lahan seluas 3,5 hektar ini pengelolaannya akan berpindah pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman.

3.2     Bentuk Bangunan
                   Dengan bentuk dasar kerucut, museum ini memang mengadopsi bentuk dasar Gunung Merapi dengan puncak berbentuk tugu runcing seperti halnya tugu kota Jogja. Sementara palataran dan tangga-tangga di depan dan di samping museum dihasilkan dari study terhadap bentuk-bentuk bangunan candi ternama seperti Prambanan, Ratu Boko dan Sambi Sari. Sementara secara khusus bentuk pintu utama museum ini mengadopsi arsitektur Candi Ratu Boko.


3.3     Koleksi – Koleksi Museum Gunung Merapi
                   Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda koleksi yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai sarana preservasi dan konservasi (memelihara dan melindungi suaka alam dan budaya), informasi (memberikan dan mengembangkan pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi (mengumpulkan dan mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat dokumentasi masyarakat), edukasi (memberikan ilmu pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian), serta wahana rekreasi.
          3.3.1  Ruang Utama
                             Berisi maket Gunung Merapi yang terus menerus mengelurkan asap dan magma, suara gemuruh dibuat sedimikian rupa agar maket gunung merapi ini terlihat seperti aslinya, walaupun berukuran mini. Maket  ini juga bisa menceritakan kronologis letusan gunung merapi dipadu dengan musik jawa, membawa anda masuk kedalam suasana mencekam. Terdapat juga tiga tombol yang masing- masing bertuliskan tahun terjadinya letusan gunung merapi, mulai dari tahun  1969, 1994 dan 2006. Anda bisa melihat kronologi letusan gunung merapi dari maket tersebut berdasarkan tombol tahun yang Anda pencet. Aliran magma pada maket akan berubah sesuai tombol tahun. Didalam ruang utama juga terdapat ruang–ruang yang menarik antaralain:
                   a.  Ruang Peraga I
                                 Diruangan ini terdapat tentang pengetahuan pembentukan lempeng Benua dan pengetahuan Gunung Api secara umum. Disalah satu panel terdapat peta lokasi gunung api yang ada di seluruh Dunia dan Indonesia.
                   b.  Ruang Peraga II
                                 Terdapat replika gunung berapi dalam bentuk kecil dan pengetahuan umum mengenai gunung berapi .
                   c.  Ruang Peraga III
                                 Berisi foto kunjungan presiden ke Museum Gunung Merapi, sketsa penyelamatan diri dari bencana Erupsi gunung api dan pemahaman tentang mitigasi bencana.
                   d.  Ruang Peraga IV
                                 Berisi peralatan yang di gunakan dalam pengamatan Gunung Merapi: seperti radio, komputer tua, teropong, sensor gempa, seismograf, dan masih banyak lagi yang dipajang dalam etalase kaca.
                  


                   e.  Ruang Peraga V
                                 Berisi benda-benda peninggalan Erupsi Gunung Merapi, seperti peralatan masak yang rusak, rangka kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi. Di area ini juga terdapat lukisan–lukisan mengenai Gunung Merapi.
                   f.  Ruang Peraga Di Lantai II
                                 Ruang ini belum dibuka untuk umum karena jumlah pengawas masih terbatas. Dikhawatirkan jika terdapat rombongan akan sulit untuk mengawasinya, padahal diruangan ini banyak terdapat barang-barang yang antik dan menarik akan tetapi mudah rusak.
          3.3.2  Ruang Simulasi Gempa
                            Didalamnya hanya berisi replika pohon dan kondisi pegunungan setelah terjadi Erupsi Gunung Merapi.
          3.3.3 Ruang Konferensi
                            Digunakan  untuk acara seminar, konferensi, kunjungan dan presentasi.
          3.3.4  Ruang Dokumentasi
                            Berisi foto-foto dokumentasi aktifitas dan Erupsi Gunung Merapi.
          3.3.5  Ruang Audio-Visual (MINI THEATER)
                            Pengunjung dapat menyaksikan pemutaran film atau video mengenai Gunung Merapi.

          3.3.6  Ruang Pengamatan Gunung Merapi (Tim Peneliti)
                            Ruangan ini berada dilantai III khusus untuk mengamati dan meneliti aktifitas Gunung Merapi. Ruangan ini hanya boleh dimasuki oleh tim peneliti.
          3.3.7 Ruang Pengamatan Gunung Merapi (Pengunjung)
                            Ruangan ini berada dilantai IV dimana pengunjung dapat ikut mengamati aktifitas Gunung Merapi menggunakan peralatan yang tersedia, seperti teropong dan media visual lainya.





 BAB IV
KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP

4.1     Kesimpulan
                   Setelah menyelasaikan penyusunan Karya Tulis ini. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
          4.1.1  Museum Gunung Merapi merupakan salah satu museum yang menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan Geologi;
          4.1.2  Serta Museum Gunung Merapi sebagai peninggalan sejarah sebagai   tempat pariwisata, dan juga menjadi pusat penelitian dari mana- mana;
          4.1.3  Gunung Merapi mempunyai banyak sekali dayatarik untuk meneliti dan mengamati tentang terjadinya gunung meletus serta meninjau pergerakannya.4.2     Saran
                   Dengan terbentuknya Karya Tulis ini, penulis berharap kepada pihak pengelola Museum Gunung Merapi supaya mengutamakan hal-hal sebagai berikut:
          4.2.1  Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada para pengunjung, karena pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang baikpula;
4.2.2  Memperbanyak informasi penting tentang Museum Gunung Merapi melalui media cetak atau elektronik;
4.2.3  Jaga dan rawatlah hasil Erupsi Gunung Merapi yang telah disimpan agar selalu dibersihkan dan jangan membuat kerusakan.

4.3     Penutup
                   Dengan mengucap alhamdulillahirobbil‘alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat serta taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis yang berjudul Membuka Wawasan Museum Gunung Merapi ini.
                   Namun disisi lain penulis juga sangat menyadari akan keterbatasan dan kemampuan didalam penyusunan Karya Tulis ini yang masih banyak kesalahan, kekeliruan dan kejanggalan. Oleh karna itu, saran dan kritik yang bersifat Konstruktif sangat penulis harapkan guna perbaikan Karya Tulis yang akan datang.

                   Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis ini sehingga dapat selesai tanpa suatu halangan apapun. Penulis juga mengharapkan ridho Allah SWT semoga kita diberikan kemudahan dalam menjalani hidup.

Payungrejo …,……….2013
Penulis

NANANG ARIFIN
NIS / NISN. 1024 / 9957903561

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda