BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemahaman klausa sebagai salah satu satuan sintaksis, memberikan
dasar yang mendalam
tentang
seluk
beluk
kalimat.
Sebagai
satuan
sintaksis, klausa
berbeda
dengan
satuan-satuan
sintaksis yang lain, baik
strukturnya
maupun
hubungan, serta
jenisnya. Hal ini
perlu
dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk beluk kaimat.
Dengan mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman yang benar
tentang
konsep
dan
jenis
makna.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian kalusa?
2.
Apa saja unsur-unsur kalusa?
3.
Apa saja jenis-jenis klausa?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian klausa.
2.
Untuk mengetahui unsur-unsur kalusa.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis klausa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Klausa
Klausa adalah
satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurang terdiri atas
subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat (
Zaenal Arifin & Junaiyah, 2009 : 34).
Menurut Chaer (1994
: 231) klausa adalah satuan sintaksis
berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam
konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai
predikat; dan yang lain berfungsi sebagai objek, sebagai objek, dan sebagai
keterangan. Selain fungsi yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, fungsi
subjektif boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak
wajib.
Klausa
berpotensi menjadi kalimat. Hal ini disebabkan di dalam konstruksi klausa sudah
terdapat unsur kalimat, yaitu berfungsi subjek dan predikat yang harus hadir
dalam konstruksi klausa. Perhatikan contoh berikut :
(a)
Ali membaca buku itu...
(b)
Ali dan Ani membaca buku itu...
(c)
Ali mahasiswa...
(d)
Ali pemberani...
(e)
Ali melihat ani datang...
Konstruksi (a) Ali sebagai subjek, membaca
sebagai predikat. Pada konstruksi (b) Ali dan Ani sebagai subjek, predikatnya
adalah membaca. Konstruksi (c) Ali sebagai subjek, dan mahasiswa
sebagai predikat. Konstruksi (d) Ali sebagai subyek, dan
predikatnya adalah pemberani. Konstruksi (e) Ali melihat dan Ani datang
yang masing-masing terdiri dari Ali sebagai subjek, melihat sebagai predikat dan Ani
sebagai subjek, datang sebagai predikat. Dapat dinyatakan bahwa (a),
(b), (c), dan (d) masing-masing adalah sebagai klausa karena memiliki dua unsur
wajib yaitu S dan P. Sedangkan unsur (e) terdiri dari dua klausa karena
memiliki dua rangkaian unsur wajib yaitu S-P dan S-P.
B.
Unsur-unsur
Klausa
Secara umum
unsur-unsur kalusa dibedakan atas unsur inti dan unsur bukan inti.
Yang tergolong unsur inti klausa adalah S dan P, sedangkan yang tergolong unsur
bukan inti adalah O, Pel, dan K.
1.
Subjek
dan Predikat
Subjek adalah
bagian klausa yang berwujud nomina atau frase nominal yang menandai apa yang
dinyatakan oleh pembicara. Predikat ialah bagian klausa yang menandai apa yang
dinyatakan oleh pembicara tentang subjek. Subjek dapat terwujud nomina, verba,
ajektiva, numeralia, pronominal atau frase preposisional.
Subjek
dan predikat dibedakan menurut hal-hal berikut :
a)
Urutan
Dalam klausa subjek mendahului
predikat.
b)
Ciri morfologi
Predikat (yang terletak dibelakang
subjek) sering ditandai oleh afiks seperti me- dan ber- (dalam hal predikat
verbal)
c)
Ketakrifan leksem
Subjek diisi oleh leksem yang
takrif, sedangkan predikat (terutama predikat nominal) oleh leksem tidak
takrif.
Contoh : Mohammad Ali petinju
Mohammad Ali
sebagai subjek dan petinju sebagai predikat. Memperhatikan
urutannya S terletak di depan P, atau S mendahului P. Subjek klausan di atas
yaitu Mohammad Ali termasuk leksem yang takrif. Sebaliknya apabila dibalik
menjadi Petinju Mohammad Ali, ini bukanlah klausa. Kata petinju bukan nomina
takrif, dan agar menduduki fungsi S, kata petinju harus diikuti demonstrativa
itu, sehingga menjadi Petinju itu Mohammad Ali.
2.
Objek
Objek adalah
bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nomina yang melengkapi verba
transitif. Objek dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Objek
dapat dibagi menjdi objek langsung dan tidak langsung.
Objek langsung
adalah objek yang langsung dikenai perbuatan yang disebut dalam predikat
verbal, objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerimaan atau yang
diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.
Contoh objek langsung:
a. Bibi
sedang menanak nasi
b. Ibu
membawa minuman
Nasi pada contoh
diatas merupakan objek bgi verba menanak dan minuman menjadi objek bagi verba
membawa
Contoh
objek tak langsung:
a. bibi
sedang menanakkan nasi untuk kita semua
b. ibu
membawakan minuman untuk ayah
kita semua objek tak langsung bagi verba menanakkan, sedangkan untuk ayah objek tak langsung bagi verba membawakan.
3.
Pelengkap
Klausa pelengkap adalah
klausa yang berdiri atas nomina, frasa nominal, ajektiva, atau fra sa
adjektival yang merupakan bagian dari predikat verbal, seperti:
1)
Abangku menjadi pilot
2)
Kami bermain bola
3)
Aku dianggap patung
4)
Persoalan itu dianggap sepi
5)
Adik menari Bali
6)
Paman berdagang kain
7)
Negara kita berdasarkan Pancasila
Kata-kata
yang dicetak miring diatas berfungsi sebagai pelengkap.
4.
Keterangan
Keterangan
adalah yang menjadi bagian luar inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi
makna subjuek atau makna predikat. Berikut dijelaskan secara singkat semua
keterangan yang terdapat dalam bahasa indonesia. Contohnya :
a.
Keterangan akibat, penjahat itu dihukum mati
b.
Keterangan sebab: karena sakit, ia tidak jadi ikut
c.
Keterangan jumlah: bagai pinang dibelah dua
d.
Keterangan alat: dinaikan dengan mesin pengangkat
e.
Keterangan cara: diterima dengan baik, disetujui dengan musyawarah
f.
Keterangan kualitas: berlari bagai kilat, menggelegar seperti Guntur
g.
Keterangan modalitas: tidak mungkin itu terjadi, mustahil ia berbohong
h.
Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut, diceritakan lebih
detail
i.
Keterangan subjek: guru yang baik, rumah yang bersih, anak yang rajin
j.
Keterangan syarat: tolonglah kalau kau bisa, angkatlah jika kuat
k.
Keterangan objek: mencari pengusaha yang
jujur, menjadi istri yang baik
l.
Keterangan tujuan: bekerja untuk hidup, makan demi kesehatan
m. Keterangan
tempat: datang dari Barat, pergi ke Lampung
n.
Keterangan waktu : ditunggu sampai besok pagi, berangkat masih subuh
o.
Keterangan perlawanan : meskipun lambat, selesai juga dikerjakannya
Kata-kata yang bercetak miring
berfungsi sebagai keterangan.
C.
Jenis-jenis
Klausa
Klausa dapat
dibedakan berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki
fungsi P, dan ada tidaknya bentuk negative pada Predikat.
‘
1.
Jenis
Klausa Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan
strukturnya klausa dibedakan atas klausa bebas dan klausa terikat. Yang
dimaksud dengan klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya
mempunyai subjek dan predikat. Oleh karena itu, klausa bebas berpotensi menjadi
kalimat.
Contoh:
a. Badan
orang itu sangat besar
b. Ayahku
sedang tidur
c. Kakakku
gagah perkasa
d. Para
tamu duduk di ruang depan
Kontruksi
tersebut adalah klausa bebas, karena tiap kontruksi memiliki unsur yang lengkap
yaitu S dan P, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat apabila tiap
kontruksi itu diberikan intonasi final.
Klausa terikat
adalah klausa yang memiliki struktur tidak lengkap. Unsur yang ada dalam klausa
ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objek saja atau hanya berupa
keterangan saja. Oleh karena itu, klausa terikat ini tidak mempunyai potensi
untuk menjadi kalimat.
Contoh:
a. Tadi
malam
Konstruksi tadi malam bisa
menjadi jawaban untuk kalimat tanya “kapan Ibu pulang?”.
b. Memotongi
kain
Konstruksi memotongi ikan bisa
menjadi jawaban atas kalimat tanya “Apa yang dilakukan Ibu di kamar ?”
Dalam realisasi ujaran klausa
terikat biasanya dapat dikenali dengan adanya konjungsi subordinatif di depannya.
Contoh :
a. Ketika
mereka sedang makan dia datang
b. Kalau
diizinkan oleh Ayah saya akan ikut Ibu
Ketika mereka sedang makan dan
kalau diizinkan oleh Ayah adalah klausa terikat yang didahului oleh konjungsi
subordinatif yaitu ketika dan kalau.
2.
Jenis
Klausa Berdasarkan Kategori Kata Pengisi Predikat
Berdasarkan
kategori kata pengisi predikat, klausa dapat dibedakan atas, klausa nominal,
klausa verbal, klausa adjektival, klausa adverbia, klausa preposisional, dan
klausa numeralia.
a.
Klausa
Nominal
Klausa nomina adalah klausa yang
predikatnya berupa nomina atau nominal.
Contoh :
1)
Ayahku
purnawirawan ABRI
2)
Kakakku
pengusaha
angkutan di kota itu
3)
Tetanggaku
karyawan Bank Bumi
Daya
4)
Ricky
dan Reky
juara
Jepang
terbuka
5)
Ricky
dan Resky
juara
ganda
terbuka
Kontruksi di atas
masing-masing
adalah
klausa
nomina, karena
predikatnya
kategorin
omina. Untuk
contoh (1) predikatnya adalah purnawirawan ABRI, merupakan frase
nomina. Untuk
contoh (2) predikatnya adalah pengusaha angkutan adalah kelas kata nomina. Untuk
contoh (3) predikatnya adalah karyawan Bank Bumi
Daya
adalah
frase
nomina, sedangkan
untuk
contoh (4) dan (5) predikatnya kedua-duanya frase nomina, yaitu juara Jepang terbuka dan juara ganda terbuka.
b.
Klausa
Verbal
Klausa
verbal adalah klausa yang predikatnya verba Contohnya:
1) Saya
makan
2) Adik
mandi
3) Ibu
menyiapkan makanan
Klausa verbal terdiri atas klausa verbal aktif
transitif, dan klausa verbal aktif taktransitif. Klausa verbal aktif adalah
yang menunjukan bahwa subjek melakukan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam
predikat verbalnya. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan meng- atau ber-. Contohnya:
1) Adik
menangis
2) Adik
bermain bola
Klausa verbal aktif transitif adalah klausa yang
predikat verbalnya mempunyai sasaran dan atau mempunyai objek verba yang
menjadi predikatnya berimbuhan men-, meng-/-kan. Contohnya:
1) Bibi
menjual makanan
2) Aku
mengirimkan surat
Selain itu, ada juga verbal aktif yang tidak
menyebutkan objek objek itu amat dipahami masyarakat pemakai bahasa. Misalnya pemakai
bahasa Indonesia dapat memahami bahwa klausa mereka makan bersama berarti ‘ mereka makan nasi bersama ‘ dan kelakuanya sanagat menarik berarti
‘kelakuanya sangat menarik hati’.
Klausa verbal aktif transitif resiprokal adalah
klausa klausa yang subjeknya melakukan pekerjaan yang disebutkan predikat
verbalnya, tetapi secara secara berbalasan atau klausa yang subjeknya saling
melakukan pekerjaan yang disebutkan predikat verbalnya.
Klausa jenis ini ada yang bersubjek tunggal dan ada
juga yang bersubjek jamak
1)
Subjek tunggal : ia berpandangan dengan
ibunya
2)
Bersubjek jamak : mereka
berbantah, anak-anak berkelahi, mahasiswa berdebat
Klausa verbal
pasif adalah klausa yang menunjukan bahwa subjek dikenai pekerjaan atau sasaran
perbuatan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Verba yang menjadi
predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ber-, ke-/-an, atau diawali dengan kata
kena
1) Dikenai
pekerjaan, seperti:
a)
Kakak
bercukur
b)
Korban tertembak
c)
Kami
kehujanan
2) Dikenai
sasaran perbuatan
a)
Melarikan diri
b)
Memperkaya diri
c)
Melepaskan diri
Selain
itu, terdapat juga klausa verbal pasif yang tidak dapat dijadikan klausa aktif,
seperti:
1)
Pengunjung dilarang merokok
2)
Penumpang
diharap tenang
Klausa verbal aktif taktransitif adalah klausa yang
predikat verbalnya tidak mempunyai sasaran dan tidak mempunyai objek.
Contohnya:
1)
Kelakuannya menjadi-jadi
2)
Anak-anak berangkat (tadi pagi)
3)
Pengetahuan kita bertambah
c.
Klausa
Adjektifa
Klausa adjektifa adalah klausa yang predikatnya
berkategori
adjektif
baik
berupa kata maupun
frase.
Contoh :
1)
Ibu
guru itu cantik sekali
2)
Air
sungai itu kotor sekali
3)
Bangunan
sekolah
itu
sudah
usak
4)
Gedung itu sangat kokoh
5)
Langit
itu
sangat
jernih
Cantik
sekali, sangat kotor, sudah rusak, sanagat kokoh, sanagt jernih
adalah
predikat adjektival, karena berkategori adjektif.
d.
Klausa
Adverbial
Klausa adverbial adalah
klausa yang predikatnya
berupa kata atau
frase adverbial.
Contoh :
1)
Bandelnya teramat
sangat
Teramat
sangat adalah predikat yang terdiri
dari
klausa adverbial. Oleh
karena
itu
kontruksi
merupakan
klausa adverbial.
e.
Klausa
Preposisional
Klausa preposional adalah klausa yang predikatnya
berupa
frase yang kategorinya berkategori preposisi.
Contoh :
1)
Ayah
di kamar
2)
Kakek dari Medan
3)
Ibu ke pasar pagi
4)
Beras
itu
dari
solo
Kontruksi 1), 2), 3), dan 4) adalah klausa-klaussa prepoposional, karena predikat klausa-klausa tersebut adalah katergori prepoposional yaitu, di kamar,
dari Medan, ke
pasar, dari solo.
f.
Klausa
Numeralia
Klaus numeralia
adalah
klausa yang predikatnya
berupa kata atau
frase
numeralia.
Contoh :
1)
Gajinya
sepuluh
juta
setahun
2)
Anaknya
empat orang
Contoh di atas termasuk klausa numeralia, karena
predikatnya berupa yaitu sepuluh juta
dan
empat orang.
3.
Jenis
Klausa Berdasarkan Ada Tidaknya Bentuk Negatif pada Predikat
Berdasarkan ada tidaknya bentuk negative pada
predikat. Klausa
dibedakan
atas
klausa
positif dan klausa negatif:
a.
Klausa
positif
Klausa positif yaitu klausa yang tidak
memiliki kata-kata yang
menyatakan negatif.
Contoh :
1)
Dia naik kelas
2)
Mereka
bekerja
3)
Anak itu lucu
4)
Dia
pegawai
negeri
Konstruksi
1), 2), 3), dan 4) merupakan klausa positif, karena predikatnya tidak
menggunkana kata-kata negatif.
b.
Klausa
Negatif
Klausal negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatikal menegatifkan predikat. Kata-kata yang mengtakan negatif antara lain, tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan
jangan.
Contoh :
1)
Dia
tidak
naik
kelas
2)
Mereka
tidak
bekerja
3)
Anaknya
tak
mau
belajar
4)
Musuh
itu
tiada
berdaya
5)
Dia
bukan
pegawai
negeri
Klausa-kalusa di atas adalah termasuk klausa negatif. Hal ini dapat dicermati dari digunakannya bentuk-bentuk negasi yang mendahului
setiap
predikatnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klausa
adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurang terdiri
atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi
kalimat. Di dalam klausa terdapat unsur-unsur klausa dan jenis-jenis klausa. Unsur-unsur
kalusa dibedakan atas unsur inti dan unsur bukan inti. Klausa
dapat dibedakan berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki
fungsi P, dan ada tidaknya bentuk negative pada Predikat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad HP. 2002 .Sintaksis bahasa Indonesia,Jakarta:Manasco
Offset.
Arifin, E. Zaenal & Junaiyah. 2009.
Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.