Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Bahasa Lampung
Dosen Pengampu:
Amy Sabilla, S.Pd
Di susun
Kelompok 8
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan
doa.
Tidak lupa pula
penulis mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah penulis ini, di
karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.
Pringsewu, Oktober
2017
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kalimat
Majemuk
B. Kalimat
Majemuk Setara
C. Kalimat
Majemuk Bertingkat
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nama lampung
berasal dari kata “anjak lambung” yang artinya dari atas. Menurut catatan
residen lampung pertama (1829-1834) yang diperoleh dari keterangan rakyat yang
menyatakan bahwa nama lampung itu berasal dari nama Poyang di lampung yang
diceritakan dalam sebuah kitab yang berjudul “sejarah majapahit” yang
diketemukan di daerah lampung pada tahun 1818. Di dalam bahasa lamoung terdapat
kalimat majemuk. Kalimat majemuk aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa
atau lebih,. Klausa adalah satuan gramatikal yang minimal subjek dan predikat.
Dilihat dari kedudukan klausa-klausa yang membentuknya, kalimat majemuk dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu (1) kaliat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk
bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya
sejajar, kalusa-klausanya bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya,
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kalimat majemuk?
2. Apa
maksud kalimat majemuk setara?
3. Apa
maksud kalimat majemuk bertingkat?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian kalimat majemuk.
2. Untuk
mengetahui apa maksud kalimat majemuk setara.
3. Untuk
mengetahui apa maksud kalimmat majemuk bertingkat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa atau lebih,. Klausa adalah
satuan gramatikal yang minimal subjek dan predikat. Dilihat dari kedudukan klausa-klausa
yang membentuknya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi 2 yaitu (1) kaliat
majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat.
B.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk
setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya sejajar, kalusa-klausanya
bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya, sebagai hulu. Dilihat dari makna
hubungan antar klausa yang membentuknya, kalimat majemuk setara digolongkan
menjadi:
a. Kalimat
majemuk setara penjumlahan (aditif)
b. Kalimat
majemuk setara pemilihan (alternatif)
c. Kalimat
majemuk setara perlawanan (opositif)
d. Kalimat
majemuk setara perturutan
e. Kalimat
majemuk setara perwatasan
1) Kalimat
Majemuk Setara Penjumlahan (aditif)
Dalam kelimat
mejemuk ini terdapat konjungsi: jama (dengan), khik (dan), khik munih (dan
juga), sisamping seno (isamping itu)
Contoh:
a. Diah
ngakuk buku seno0 khik nyerakhahkonni jama bu siti.
(diah mengambil
buku itu dan menyerahkannya paa bu siti)
b. Ngupok
hulun mak ngeduk guna, jama munih ingkah nambah dusa kham.
(menggunjing
orang tiaa guna, dan hanya menambah dosa kita)
2) Kalimat
Majemuk Setara Pemilihan (alternatif)
Kalimat majemuk
setara memilih konjungsi yang digunakan adalah “atau”
Contoh:
a. Niku
haga mit sekula atau mit kebun
(kamu mau
sekolah atau ke kebun)
b. Adikmu
khatong jemoh aau sawai
(adikmu dating
besok atau lusa)
3) Kalimat
Majemuk Setara Berlawanan (opositif)
Dalam kalimat
majemuk setara konjungsi yang digunakan adalah: kidang (tetapi), padahal,
sedangkan.
Contoh:
a. Isi
ceritamu betik, kidang bahasani kukhang tepat.
(isi ceritamu
baik, tetapi bahasanya kurang tepat)
b. Ulun
tuhanu jelma mak ngedok kidang anakni radu sarjana unyinni
(orang tuanya
orang ta mampu, tetapi anaknya sudah sarjana semuanya)
4) Kalimat
Majemuk Setara Perturunan
Dalam kalimat
majemuk setara perturunan konjungsi yang dipergunakan adalah: jak seno
(kemudian), sekhaduni (sesudahnya), khadu jak seno (sesudah itu)
Contoh:
a. Amanah
mulang jak sekula, khadu jak seno ya bebasuhan di apokh
(amanah pulang
dari sekolah, setelah itu ia mecuci piring di dapur)
b. Pak
Aziz beguwai di sabah sampai tegi khani, jak seno ya mulang mit lamban
(Pak Aziz
bekerja di sawah hingga siang hari, kemudian ia pulang ke rumah)
5) Kalimat
Majemuk Setara Perwatasan
Dalam kalimat
majemuk setara perwatasan konjungsi yang dipergunakan adalah: kidang (tetapi)
Contoh:
a. Khiku
diterima jadi PNS, kidang ya makkung massa sukhat panggilan
(temanku
diterima menjadi PNS, tetapi ia belum dapat surat panggilan)
b. Lambanni
lunik, kidang khadu dibeton
(rumahnya kecil,
tetapi sudah ditembok)
C.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat yang salah satu klausanya menjadi bagian atau bawahan
dari kausa yang lainnya, klausa yang menjadi bagian atau bawahan dari klausa
lainnya itu merupakab klausa bukan itu atau pokok, sedangkan klausa lainnya
sebagai klausa inti/ pokok. Kadang-kadang klausa bukan inti disebut klausa
bawahan. Jadi, kalimat majemuk bertingkat terdiri dari klausa inti dan bukan
inti(bawahan), sedangkan dalam kalimat majemuk setara terdiri dari klausa inti
semua.
Dilihat dari
fungsi, klausa bawahan dapat menduduki fungsi subjek (S), fungsi objek (O)
fungsi pelengkap (pel), dan fungsi keterangan (K).
Perhatikan
contoh berikut:
a) Klausa
bawahan yang mendudui fungsi subjek (S)
-
Adi
sai sanak malas udi mawat cakak kelas
(adi yang anak
mala situ tidak naik kelas)
-
Pak
ali gukhu fisika sikam diangkat kepala
sekolah
(pa kali guru
fisika kami diangkat kepala sekolah)
b) Klausa
bawahan menduduki fungsi objek (O)
-
Pak amran nyepoi tono sai nimbi mak kukhuk sekola
(pak amran mencari
tono yang kemarin tidak masuk sekolah)
-
Pejabat sina lagi
ngebutongi pegawaini mani khesok mak
kukhuk kantokh
(pejabat itu
sedang memarahi pegawainya karena sering tidak masuk kantor).
c) Klausa
bawahan yang menduduki fungsi keterangan (K)
-
Amin haga bekhangkat amun makni ngijinji
(amin mau
berangkat kalau ibunya mengijinkan)
-
Lamban amin di hadap toko
sai kutani ticat hujan
(rumah amin dodepan
rumah toko yang pagarnya dicat hijau)
Dilihat dari segi hubungan makna antara klausa yang
satu dengan lain, kalimat majemuk bertingkat (KMB) terdiri dari:
1) KMB
hubungan lebih, dengan konjungsi yang dipergunakan adalah : bahkan,
malah,malahan dll.
Contoh:
Ya butong-butong
jama Ari, bahkan ya nuduhni ingkar janji.
2) KMB
hubungan waktu yan menggunakan konjungsi waktu, ketika, sekhadu, kanjak dll.
Contoh:
Noni khatong
kanjak makni makhuyuh
(noni dating
sejak ibunya sakit)
3) KMB
hubungan perbandingan yang menggunakan konjungsi: ketimbang/daripada, gegoh (seperti).
Seolah-olah dll.
Contoh:
Tiyan lebih
gekhing nyegok duwit jak nyegog barang di lamban
(mereka lebih
suka menyimpan uang dari pada menyimpan barang di rumah)
4) KMB
hubungan sebab dengan menggunakan konjungsi: ulah, mani (karena), ulah hina
(karena itu),lantaran, berhubung, berkat, akibat, dll.
Contoh:
Adi Sandra mak
nahan minok di lamban tamong mani mak ngedik khik
5) KMB
hubungan akibat dengan konjungsi: akibatni (akibatnya) sappai (sehingga)
Contoh:
Ya minok dikebun
sapai pakhini digetas
(dia tidur di
kebun sampai padinya diketam)
6) KMB
hubungan syarat dengan konjungsi: asal, kik (jika)
Contoh:
Cita-citamu
dapat tercapai asal niku khajin belajar.
(cita-citamu
dapat tercapau asal kamu rajin belajar)
7) KMB
hubungan syarat engan menggunakan konjungsi:walau, kippak
Contoh:
Kippak ya mak
khatong, rencaka nekham tilajuko
(walaupun dia
tidak datang, rencana kita diteruskan)
8) KMB
hubungan pengadaian dengan konjungsi: andaini, umpama
Contoh:
Umpamani Amri ji
radu tamat sekula, tantu ya mulang mit dija
(umpamanya amri
ini sudah tamat sekolah, tentu dia pulang kesini)
9) KMB
hubungan harapan, dengan menggunakan konjungsi: nyin.
Contoh:
Buwukni amri
digunting hendi nyin mawat lamon sampo
(rambut amri
diguntuing hendi agar tidak banyak sampo)
10) KMB
hubungan penerang dengan konjungsi: sai (yang), khang
Contoh:
Semakkung pedom
nyak ngesonko buku sai haga tiusung jemoh
(sebelum tidur
saya mengumpulakan buku yang akan dibawa besok)
Tika nyilai
tamong di pekon khang ya sekola SD tumbai
(tika menjenguk
nenek di desa tempat dia sekolah SD dulu)
11) KMB
hubungan isi dengan konjungsi: bahwa, kekalau, kintu bang
Contoh:
Bu siti berdoa
kekalau nihan anakni yang sekolah di yogya selesai tepat waktu
(bu siti berdoa
sekiranya anaknya yang sekolah di yogya selesai tepat waktu)
Kintu bang ya
samapai mena, cawako ilung ya tunggupai khikni
(kalaulah dia
sampai dulu, katakana padanya tunggu dulu temannya)
12) KMB
hubungan cara dengan konjungsi: jama (dengan), daleh (sambil)
Contoh:
Astini belanja
ihing pecan daleh singgah di lamban khikni
(astini
berbelanja di pasar sambil siggah di rumah temannya)
13) KMB
hubUngan pengecualian dengan konjungsi: selain, kecuali
Contoh:
Nuli sina mak
haga merima hidayah, kecuali kik khasan khadu jadi
(gadis itu tidak
mau menerima hidayah, kecuali telah terjadi kesepakatan)
Masalah sinji
mek ngedok sai dapok nyelasikonni selayin pepakat unyinni
(masalah ini
tidak ada yang dapat menyelesaikannya selain mufakat semua)
14) KMB
hubungan kegunaan dengan konjungsi: guna, pakai
Contoh:
Ya nyepok duit
tenggalan guwai nuntut ilmu sai beguna
(ia mencuri duit
sendiri guna menuntut ilmu yang berguna)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat majemuk
aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa atau lebih,. Klausa adalah satuan
gramatikal yang minimal subjek dan predikat. Dilihat dari kedudukan
klausa-klausa yang membentuknya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi 2
yaitu (1) kaliat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat. Kalimat
majemuk setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya sejajar, kalusa-klausanya
bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya, sebagai hulu. Kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat yang salah satu klausanya menjadi bagian atau bawahan
dari kausa yang lainnya, klausa yang menjadi bagian atau bawahan dari klausa
lainnya itu merupakab klausa bukan itu atau pokok,
B.
Saran
Mengharapkan setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan
agar lebih berperan aktif dalam pendidikan, agar jalan menuju pendidikan yang
dicita-citakan dapat segera terwujud. Dan berusaha memulai hal-hal positif yang
dapat membantu proses pendidikan sedini mungkin atau secepat mungkin. Serta
pendidikan jangan dianggap sesuatu hal yang sepele tapi jadikanlah pedidikan
itu sebagai kewajiban kita sebagai anak bangsa yang harus kita laksanakan.