Senin, 19 Maret 2018

Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat Bahasa Lampung


MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Bahasa Lampung
Dosen Pengampu:
Amy Sabilla, S.Pd

Di susun
Kelompok 8




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula penulis mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah penulis ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah  ini.


Pringsewu,   Oktober  2017


Kelompok 8






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                     i
KATA PENGANTAR                                                                                   ii
DAFTAR ISI                                                                                                  iii
BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                        
B.     Rumusan Masalah                                                                                   
C.     Tujuan Penulisan                                                                                     
BAB II   PEMBAHASAN
A.    Kalimat Majemuk                                                                                   
B.     Kalimat Majemuk Setara                                                                        
C.     Kalimat Majemuk Bertingkat                                                                 
BAB III   PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                             
B.     Saran                                                                                                       
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Nama lampung berasal dari kata “anjak lambung” yang artinya dari atas. Menurut catatan residen lampung pertama (1829-1834) yang diperoleh dari keterangan rakyat yang menyatakan bahwa nama lampung itu berasal dari nama Poyang di lampung yang diceritakan dalam sebuah kitab yang berjudul “sejarah majapahit” yang diketemukan di daerah lampung pada tahun 1818. Di dalam bahasa lamoung terdapat kalimat majemuk. Kalimat majemuk aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa atau lebih,. Klausa adalah satuan gramatikal yang minimal subjek dan predikat. Dilihat dari kedudukan klausa-klausa yang membentuknya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi 2 yaitu (1) kaliat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya sejajar, kalusa-klausanya bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya,

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kalimat majemuk?
2.      Apa maksud kalimat majemuk setara?
3.      Apa maksud kalimat majemuk bertingkat?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian kalimat majemuk.
2.      Untuk mengetahui apa maksud kalimat majemuk setara.
3.      Untuk mengetahui apa maksud kalimmat majemuk bertingkat.
                              

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa atau lebih,. Klausa adalah satuan gramatikal yang minimal subjek dan predikat. Dilihat dari kedudukan klausa-klausa yang membentuknya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi 2 yaitu (1) kaliat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat.

B.     Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya sejajar, kalusa-klausanya bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya, sebagai hulu. Dilihat dari makna hubungan antar klausa yang membentuknya, kalimat majemuk setara digolongkan menjadi:
a.       Kalimat majemuk setara penjumlahan (aditif)
b.      Kalimat majemuk setara pemilihan (alternatif)
c.       Kalimat majemuk setara perlawanan (opositif)
d.      Kalimat majemuk setara perturutan
e.       Kalimat majemuk setara perwatasan

1)      Kalimat Majemuk Setara Penjumlahan (aditif)
Dalam kelimat mejemuk ini terdapat konjungsi: jama (dengan), khik (dan), khik munih (dan juga), sisamping seno (isamping itu)
Contoh:
a.       Diah ngakuk buku seno0 khik nyerakhahkonni jama bu siti.
(diah mengambil buku itu dan menyerahkannya paa bu siti)
b.      Ngupok hulun mak ngeduk guna, jama munih ingkah nambah dusa kham.
(menggunjing orang tiaa guna, dan hanya menambah dosa kita)
2)      Kalimat Majemuk Setara Pemilihan (alternatif)
Kalimat majemuk setara memilih konjungsi yang digunakan adalah “atau”
Contoh:
a.       Niku haga mit sekula atau mit kebun
(kamu mau sekolah atau ke kebun)
b.      Adikmu khatong jemoh aau sawai
(adikmu dating besok atau lusa)

3)      Kalimat Majemuk Setara Berlawanan (opositif)
Dalam kalimat majemuk setara konjungsi yang digunakan adalah: kidang (tetapi), padahal, sedangkan.
Contoh:
a.       Isi ceritamu betik, kidang bahasani kukhang tepat.
(isi ceritamu baik, tetapi bahasanya kurang tepat)
b.      Ulun tuhanu jelma mak ngedok kidang anakni radu sarjana unyinni
(orang tuanya orang ta mampu, tetapi anaknya sudah sarjana semuanya)

4)      Kalimat Majemuk Setara Perturunan
Dalam kalimat majemuk setara perturunan konjungsi yang dipergunakan adalah: jak seno (kemudian), sekhaduni (sesudahnya), khadu jak seno (sesudah itu)
Contoh:
a.       Amanah mulang jak sekula, khadu jak seno ya bebasuhan di apokh
(amanah pulang dari sekolah, setelah itu ia mecuci piring di dapur)
b.      Pak Aziz beguwai di sabah sampai tegi khani, jak seno ya mulang mit lamban
(Pak Aziz bekerja di sawah hingga siang hari, kemudian ia pulang ke rumah)


5)      Kalimat Majemuk Setara Perwatasan
Dalam kalimat majemuk setara perwatasan konjungsi yang dipergunakan adalah: kidang (tetapi)
Contoh:
a.       Khiku diterima jadi PNS, kidang ya makkung massa sukhat panggilan
(temanku diterima menjadi PNS, tetapi ia belum dapat surat panggilan)
b.      Lambanni lunik, kidang khadu dibeton
(rumahnya kecil, tetapi sudah ditembok)

C.    Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang salah satu klausanya menjadi bagian atau bawahan dari kausa yang lainnya, klausa yang menjadi bagian atau bawahan dari klausa lainnya itu merupakab klausa bukan itu atau pokok, sedangkan klausa lainnya sebagai klausa inti/ pokok. Kadang-kadang klausa bukan inti disebut klausa bawahan. Jadi, kalimat majemuk bertingkat terdiri dari klausa inti dan bukan inti(bawahan), sedangkan dalam kalimat majemuk setara terdiri dari klausa inti semua.
Dilihat dari fungsi, klausa bawahan dapat menduduki fungsi subjek (S), fungsi objek (O) fungsi pelengkap (pel), dan fungsi keterangan (K).
Perhatikan contoh berikut:
a)      Klausa bawahan yang mendudui fungsi subjek (S)
-          Adi sai sanak malas udi mawat cakak kelas
(adi yang anak mala situ tidak naik kelas)
-          Pak ali gukhu fisika sikam diangkat kepala sekolah
(pa kali guru fisika kami diangkat kepala sekolah)
b)      Klausa bawahan menduduki fungsi objek (O)
-          Pak amran nyepoi tono sai nimbi mak kukhuk sekola
(pak amran mencari tono yang kemarin tidak masuk sekolah)
-          Pejabat sina lagi ngebutongi pegawaini mani khesok mak kukhuk kantokh
(pejabat itu sedang memarahi pegawainya karena sering tidak masuk kantor).
c)      Klausa bawahan yang menduduki fungsi keterangan (K)
-          Amin haga bekhangkat amun makni ngijinji
(amin mau berangkat kalau ibunya mengijinkan)
-          Lamban amin di hadap toko sai kutani ticat hujan
(rumah amin dodepan rumah toko yang pagarnya dicat hijau)
Dilihat dari segi hubungan makna antara klausa yang satu dengan lain, kalimat majemuk bertingkat (KMB) terdiri dari:
1)      KMB hubungan lebih, dengan konjungsi yang dipergunakan adalah : bahkan, malah,malahan dll.
Contoh:
Ya butong-butong jama Ari, bahkan ya nuduhni ingkar janji.
2)      KMB hubungan waktu yan menggunakan konjungsi waktu, ketika, sekhadu, kanjak dll.
Contoh:
Noni khatong kanjak makni makhuyuh
(noni dating sejak ibunya sakit)
3)      KMB hubungan perbandingan yang menggunakan konjungsi: ketimbang/daripada, gegoh (seperti). Seolah-olah dll.
Contoh:
Tiyan lebih gekhing nyegok duwit jak nyegog barang di lamban
(mereka lebih suka menyimpan uang dari pada menyimpan barang di rumah)
4)      KMB hubungan sebab dengan menggunakan konjungsi: ulah, mani (karena), ulah hina (karena itu),lantaran, berhubung, berkat, akibat, dll.
Contoh:
Adi Sandra mak nahan minok di lamban tamong mani mak ngedik khik
5)      KMB hubungan akibat dengan konjungsi: akibatni (akibatnya) sappai (sehingga)
Contoh:
Ya minok dikebun sapai pakhini digetas
(dia tidur di kebun sampai padinya diketam)
6)      KMB hubungan syarat dengan konjungsi: asal, kik (jika)
Contoh:
Cita-citamu dapat tercapai asal niku khajin belajar.
(cita-citamu dapat tercapau asal kamu rajin belajar)
7)      KMB hubungan syarat engan menggunakan konjungsi:walau, kippak
Contoh:
Kippak ya mak khatong, rencaka nekham tilajuko
(walaupun dia tidak datang, rencana kita diteruskan)
8)      KMB hubungan pengadaian dengan konjungsi: andaini, umpama
Contoh:
Umpamani Amri ji radu tamat sekula, tantu ya mulang mit dija
(umpamanya amri ini sudah tamat sekolah, tentu dia pulang kesini)
9)      KMB hubungan harapan, dengan menggunakan konjungsi: nyin.
Contoh:
Buwukni amri digunting hendi nyin mawat lamon sampo
(rambut amri diguntuing hendi agar tidak banyak sampo)
10)  KMB hubungan penerang dengan konjungsi: sai (yang), khang
Contoh:
Semakkung pedom nyak ngesonko buku sai haga tiusung jemoh
(sebelum tidur saya mengumpulakan buku yang akan dibawa besok)
Tika nyilai tamong di pekon khang ya sekola SD tumbai
(tika menjenguk nenek di desa tempat dia sekolah SD dulu)
11)  KMB hubungan isi dengan konjungsi: bahwa, kekalau, kintu bang
Contoh:
Bu siti berdoa kekalau nihan anakni yang sekolah di yogya selesai tepat waktu
(bu siti berdoa sekiranya anaknya yang sekolah di yogya selesai tepat waktu)
Kintu bang ya samapai mena, cawako ilung ya tunggupai khikni
(kalaulah dia sampai dulu, katakana padanya tunggu dulu temannya)
12)  KMB hubungan cara dengan konjungsi: jama (dengan), daleh (sambil)
Contoh:
Astini belanja ihing pecan daleh singgah di lamban khikni
(astini berbelanja di pasar sambil siggah di rumah temannya)
13)  KMB hubUngan pengecualian dengan konjungsi: selain, kecuali
Contoh:
Nuli sina mak haga merima hidayah, kecuali kik khasan khadu jadi
(gadis itu tidak mau menerima hidayah, kecuali telah terjadi kesepakatan)
Masalah sinji mek ngedok sai dapok nyelasikonni selayin pepakat unyinni
(masalah ini tidak ada yang dapat menyelesaikannya selain mufakat semua)
14)  KMB hubungan kegunaan dengan konjungsi: guna, pakai
Contoh:
Ya nyepok duit tenggalan guwai nuntut ilmu sai beguna
(ia mencuri duit sendiri guna menuntut ilmu yang berguna)











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kalimat majemuk aadalah kalimat yang terdiri arti 2 klausa atau lebih,. Klausa adalah satuan gramatikal yang minimal subjek dan predikat. Dilihat dari kedudukan klausa-klausa yang membentuknya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi 2 yaitu (1) kaliat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang antar klausanya sejajar, kalusa-klausanya bersifat bebas dan semua klausa pembentuknya, sebagai hulu. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang salah satu klausanya menjadi bagian atau bawahan dari kausa yang lainnya, klausa yang menjadi bagian atau bawahan dari klausa lainnya itu merupakab klausa bukan itu atau pokok,

B.     Saran
Mengharapkan setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan agar lebih berperan aktif dalam pendidikan, agar jalan menuju pendidikan yang dicita-citakan dapat segera terwujud. Dan berusaha memulai hal-hal positif yang dapat membantu proses pendidikan sedini mungkin atau secepat mungkin. Serta pendidikan jangan dianggap sesuatu hal yang sepele tapi jadikanlah pedidikan itu sebagai kewajiban kita sebagai anak bangsa yang harus kita laksanakan.


  

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda