BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Stilistika
tidak terbatas dalam bahasa dan sastra. Dalam pengertian yang lebih luas, gaya
juga dibicarakan dalam karya seni yang lain, termasuk bentuk-bentuk karangan
bebas pada umunya, seperti sosial, politik, ekonomi, media dan sebagainya,
bahkan juga dalam kehidupan praktis sehari-hari (Ratna, 2010: vi). Dalam karya
seni gaya berkaitan dengan cara-cara pemanfaatan secara khas medium
masing-masing, yang kemudian dapat menimbulkan aliran-aliran. Dalam bidang ilmu
pengetahuan dikenal gaya ilmiah popular, gaya selingkung. Dalam bidang olahraga
dikenal gaya bebas, gaya dada. Dalam media massa dan kehidupan sehari-hari
dikenal gaya hidup, gaya orde lama, gaya kapitalis, gaya bintang pop, gaya
keratin, dan sebagainya.
Dalam
pengertian yang lebih luas sesungguhnya stilistika juga diperlukan bagi ilmu
humaniora pada umumnya. Dikaitkan dengan masyarakat kontemporer, di dalamnya
terjadi perkembangan berbagai aspek kehidupan secara dinamis, khususnya sebagai
akibat kemajuan teknologi komunikasi, stilistika memasuki hampir keseluruhan
aspek kehidupan masnusia. Meskipun demikian, khususnya dalam kaitanya dengan
teori sastra, stilistika kurang memeperoleh perhaitan. Pada umumnya stilistika
lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, yaitu dalam bentuk deskripsi
berbagai jenis gaya bahasa, sebagai majas.
B. Rumusan
Masalah
Masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi stilistika.
2. Mendeskripsikan tujuan stilistika.
3. Mendeskripsikan manfaat stilistika.
C. Tujuan
Tujuan yang
akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian stilistika?
2. Apakah tujuan materi stilistika?
3. Apakah manfaat mempelajari stilistika?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Stilistika
Secara harfiah
stilistika berasal dari bahasa inggris: stylistics, yang berarti studi mengenai
style’ gaya bahasa’ atau bahasa bergaya’. Secara istilah, stilistika adalah
ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra
(Abrams, 1979: 165-167). Dapat dikatakan bahwa stilistika adalah proses
menganalisis karya sastra dengan mengkaji unsur-unsur bahasa sebagai medium
karya sastra yang digunakan sastrawan sehingga terlihat bagaimana perlakuan sastrawan
terhadap bahasa dalam rangka menuangkan gagasannya. Selanjutnya Ratna (2007: 236)
menyatakan stilistika ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra
dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahaannya. Bagi Simpons (2004: 2),
stilistika adalah sebuah metode interpretasi tekstual karya sastra yang
dipandang memiliki keunggulan dalam pemberdayaan bahasa.
Leech dan Short
(1984: 13) menyatakan bahwa stilistika adalah studi tentang wujud perfomansi
kebahasaaan, khususnya yang terdapat dalam karya sastra. Bagi Chapman (1977: 15),
stilistika juga bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dan dalam hal apa
bahasa yang digunakan dalam sastra memperlihatkan penyimpangan, serta bagaimana
pengarang menggunakan tanda-tanda linguistik untuk mencapai efek khusus.
Menurut Junus (1989: 17), hakikat stilistika adalah studi mengenai pemakaian
bahasa dalam karya sastra. Stilistika dipakai sebagai ilmu gabung, yakni
linguistik dan ilmu sastra. Seperti dinyatakan Kridalaksana (1988: 157),
stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya
sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik pada penelitian gaya bahasa.
Menurut Tuener
(1977: 7-8), stilistika tidak hanya merupakan studi gaya bahasa dalam
kesusastraan saja, melainkan juga studi gaya dalam bahasa pada umumnya meskipun
fokus perhatiannya pada bahasa kesusastraan yang paling sadar dan kompleks.
Cuuming dan Simons (1986: 16) menambahkan stilistika merupakan cabang
linguistik dan analisisnya berorientasi kepada linguistik.
Berdasarkan beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa stilistika merupakan ilmu yang
mengkaji wujud pemakaian bahasa dalam karya sastra yang meliputi seluruh
pemberdayaan potensi bahasa, keunikan dan kekhasan bahasa serta gaya bunyi,
pilihan kata, kalimat, wacana, citraan, hingga bahasa figuratif. Stilistika
sebagai ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa dalam karya sastra yang
berorientasi liuguistik atau menggunakan parameter linguistik dapat dilihat
pada batasan stilistika sebgai berikut:
a. Pertama,
stilistika merupakan bagian linguistik yang menitikberatkan kajiannya kepada
variasi penggunaan bahasa dan kadangkala memberikan perhatian kepada penggunaan
bahasa yang kompleks dalam karya sastra (Turner, 1977:7).
b. Kedua,
stilistika dapat dikatakan sebagai studi yang menghubungkan antara bentuk
linguistik dengan fungsi sastra (Leech dan Short, 1984: 4)
c. Ketiga,
stilistika adalah ilmu kajian gaya yang digunakan untuk menganalisis karya
sastra (Keris Mas, 1990: 3)
d. Keempat,
stilistika mengkaji wacana sastra dengan berorientasi linguistik dan merupakan
pertalian antara linguistik dan kritik sastra. Secara morfologis, dapat
dikatakan bahwa komponen style berhubungan dengan kritik sastra, sedangkan
komponen istic berkaitan dengan linguistik (Widdowson, 1979: 3).
B. Tujuan
Stilistika
Dalam
kedudukannya sebagai teori dan pendekatan penelitian karya sastra yang
berorientasi linguistik, stilistika mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
menghubungkan perhatian kritikus sastra dalam apresiasi estetik dengan perhatian
linguis dalam deskripsi linguistik, seperti yang dikemukakan oleh Leech &
Short (1984: 13).
2. Untuk
menelaah bagaimana unsur-unsur bahasa ditempatkan dalam menghasilkan
pesan-pesan aktual lewat pola-pola yang digunakan dalam sebuah karya sastra (Widdowson,
1979: 202).
3. Untuk
menghubungkan intuisi-intuisi tentang makna-makna dengan pola-pola bahasa dalam
teks (sastra) yang dianalisis.
4. Untuk
menuntun pemahaman yang lebih baik terhadap makna yang dikemukakan pengarang
dalam karyanya dan memberikan apresiasi yang lebih terhadap kemampuan bersastra
pengarangnya (Brooke, 1970: 131).
5. Untuk
menemukan prinsip-prinsip artistik yang mendasai pemilihan bahasa seorang
pengarang. Sebab, setiap penulis memiliki kualitas individual masing-masing
(Leech dan Short, 1984: 74).
6. Kajian
stilistika akan menemukan kiat pengarang dalam memanfaatkan kemungkinan yang
tersedia dalam bahasa sebagai sarana pengungkapan makna dan efek estetik bahasa
(Sudjiman, 1995: 56).
Dalam
aplikasinya, kajian stolistika karya sastra ditinjau dari kompleksitasnya
terbagi menjadi dua macam. Pertama, kajian stilistika karya sastra
difokuskan pada pemberdayaan segenap potensi bahasa melalui ekploitasi dan
manipulasi bahasa sebagai tanda-tanda linguistik semata. Tanda-tanda linguistik
itu meliputi keunikan dan kekhasan bunyi bahasa, diksi, kalimat, wacana, bahasa
figuratif dan citraan. Kedua, kajian stilistika yang secara lengkap
mengkaji pemanfaatan berbagai bentuk kebahasaan yang sengaja diciptakan oleh
sastrawan dalam karya sastra sebagai media ekspresi gagasannya.
C. Manfaat
Stilistika
Berbagai
manfaat diperoleh dari stilistika bagi pembaca sastra, guru sastra, kritikus
sastra, dan sastrawan. Manfaat menelaah sebagai berikut:
1) Mendapatkan atau membuktikan ciri-ciri
keindahan bahasa yang universal dari segi bahasa dalam karya sastra lebih.
2) Menerangkan secara baik keindahan sastra
dengan menunjukkan keselarasan penggunaan ciri-ciri keindahan bahasa dalam
karya sastra.
3) Membimbing pembaca menikmati karya sastra
dengan baik
4) Membimbing sastrawan memperbaiki atau
meninggikan mutu karya sastranya.
5) Kemampuan membedakan bahasa yang digunakan
dalam satu karya sastra dengan karya sastra yang lain.
BAB
III
SIMPULAN
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Stilistika
merupakan ilmu yang mengkaji wujud pemakaian bahasa dalam karya sastra yang
meliputi seluruh pemberdayaan potensi bahasa, keunikan dan kekhasan bahasa
serta gaya bunyi, pilihan kata, kalimat, wacana, citraan, hingga bahasa
figuratif.
Dalam
aplikasinya, kajian stolistika karya sastra ditinjau dari kompleksitasnya
terbagi menjadi dua macam. Pertama, kajian stilistika karya sastra
difokuskan pada pemberdayaan segenap potensi bahasa melalui ekploitasi dan
manipulasi bahasa sebagai tanda-tanda linguistik semata. Tanda-tanda linguistik
itu meliputi keunikan dan kekhasan bunyi bahasa, diksi, kalimat, wacana, bahasa
figuratif dan citraan. Kedua, kajian stilistika yang secara lengkap
mengkaji pemanfaatan berbagai bentuk kebahasaan yang sengaja diciptakan oleh
sastrawan dalam karya sastra sebagai media ekspresi gagasannya.
Manfaat
menelaah sebagai berikut: 1) Mendapatkan atau membuktikan ciri-ciri keindahan
bahasa yang universal dari segi bahasa dalam karya sastra lebih. 2) Menerangkan
secara baik keindahan sastra dengan menunjukkan keselarasan penggunaan
ciri-ciri keindahan bahasa dalam karya sastra. 3) Membimbing pembaca menikmati
karya sastra dengan baik. 4) Membimbing sastrawan memperbaiki atau meninggikan
mutu karya sastranya. 5) Kemampuan membedakan bahasa yang digunakan dalam satu
karya sastra dengan karya sastra yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar