Selasa, 20 Maret 2018

Struktur Wacana Menurut para Ahli


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Wacana adalah teks yang berupa rangkaian proposisi sebagai hasil pengungkapan ide/gagasan. Pada komunikasi secara lisan (seperti percakapan) wacana merupakan proses komunikasi secara lisan yang berupa rangkaian ujaran. Pada Webster, wacana berarti, (1) komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan, koversi atau percakapan; (2) komunikasi secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah; (3) risalah tulisan, disertasi formal, kuliah, ceramah, kutbah (Tarigan, wacana dalam Wijana: 66).

Dari sudut pandang linguistik, wacana adalah suatu rangkaian sinambung bahasa (khususnya lisan) yang lebih luas dari kalimat. Sudut pandang psikolinguistik memandang wacana sebagai suatu proses dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur orang dalam interaksi kebahasaan (Crystal dalam Wijana, 2010: 67)

Sementara itu menurut Tarigan (dalam Wijana, 2010:67), mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tulis.

Koherensi adalah keseharian hubungan antar unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana, sedangkan koherensi adalah kepaduan wacana sehingga  komunikatif mengandung suatu ide. (Djajasudarma dalam Wijana, 2010: 67)
Lebih lanjut dijelaskan wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan.

Hoed mengatakan bahwa wacana adalah bangun teoritis abstrak yang maknanya dikaji dalam kaitannya dengan konteks dan situasi komunikasinya. Yang dimaksud konteks adalah unsur bahasa yang dirujuk oleh suatu ujaran, sedangkan situasi adalah unsur nonbahasa yang dirujuk oleh suatu ujaran. Dengan demikian, wacana ada dalam tataran langue, sedangkan teks adalah realisasi sebuah wacana dan ada pada tataran parole. Untuk memperjelas pengertian wacana tersebut, Hoed (1994: 128) memberi contoh sebagai berikut. Jika ada ujuran (teks), misalnya “kanan’ maka ujuran tersebut akan dapat dipahami maknanya jika dikaji dalam kaitannya dengan situasi komunikasi yang mengiringi ujaran itu. Jika untuk ujaran itu diandaikan adanya suatu situasi komunikasi di ucapkan dalam mobil oleh seorang kepada orang lain yang mengemudikan mobil itu dan yang duduk di sampingnya, maka ujaran “kanan” tersebut berproposisi ‘beloklah ke kanan’. Dengan demikian, menurut Hoed, pengertian wacana dalam contoh tersebut adalah bangun teoritis yang membentuk hubungan antara leksem kanan dengan seluruh situasi komunikasi yang mengiringinya Menurut Wijaya (2010: 68) wacana adalah (1) rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur wacana Hoed?
2. Bagaimana struktur wacana Tarigan?

C. Tujuan
 1. Mendeskripsikan struktur wacana menurut Hoed!
 2. Mendeskripsikan struktur wacana menurut Tarigan!

D. Metode Penulisan
Dari sekian banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman moderen ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi keperpustakaan, tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik atau pun materi yang penulis gunakan untuk makalah ini.

E. Ruang Lingkup
Penulis mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan tentang “Struktur Wacana”.

PEMBAHASAN

A. Struktur Wacana Hoed
Setiap kalimat yang mempunyai struktur linear subjek-predikat-objek, wacana juga mempunyai struktur. Sinclair dan Coulthard (1975) yang merintis kajian mengenai struktur wacana interaksi kelas (classroom interaction) mengungkapkan bahwa struktur wacana tersebut adalah tata urutan interaksi antara guru dan siswa didalam proses belajar-mengajar, yaitu transaksi-prtukaran-gerak-tindak. Lanzimnya pelajaran (lesson) diawali dengan transaksi (transaction) yang berupa pengajaran guru kepada siswa, diikuti oleh pertukaran (exchange) yang dapat berupa diskusi, lalu dapat dilanjutkan dengan gerak (move) atau tindak (act) yang dapat berupa perilaku, kegiatan atau tindakan lain di dalam kelas.
Dalam hal struktur wacana berita, Hoed (1976) mengambarkannya sebagai piramida terbalik seperti yang tampak pada gambar(3).
Bagian kesimpulan merupakan porsi terbesar dan terpenting berita yang mengawali berita dan biasanya berisikan informasi tentang apa dan siapa dalam suatu peristiwa. Bagian penjelas berisikan informasi lebih lanjut, seperti kapan dan dimana peristiwa terjadi. Bagian analisis mengakhiri berita, yang biasanya diisi dengan informasi mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa terjadi.





                                                   



B. Struktur Wacana Tarigan
Struktur wacana yang dimaksud ada tiga, yaitu awal/abstrak, tengah/orientasi, dan akhir/koda.

1. Awal
Pada bagian awal/abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan yang berisi tentang sapaan dan pemaparan. Dalam struktur wacana muncul adanya sapaan dari pembawa acara kepada penonton sebagai penanda dibukanya sebuah acara dan dilanjutkan dengan pemaparan tema yang akan dibicarakan.
(a) D : ”Hai… Assalamu’alaikum Wr. Wb.”
P : ”Wa’alaikumsalam Wr. Wb.”
D : ....”Kalau puasa bawaannya makanan aja Bu...Apa kabar, Bu?”
P : ”Baek-baek.” (serempak)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada bagian awal diawali  munculnya  presenter  yang  bersamaan  dengan  penggunaan sapaan untuk membuka acara.

2. Tengah
Pada bagian tengah wacana muncul adanya pertukaran dan transaksi. Pertukaran berupa prakarsa dalam bentuk pengantar yang menuju ke sebuah pertanyaan, jawaban dari sebuah pertanyaan, dan  umpan  balik  berdasarkan jawaban yang berupa pertanyaan. Transaksi dimulai dengan penutur menerangkan suatu hal pada mitra tutur, penutur mengarahkan  mitra tutur untuk fokus dalam pembicaraan,  dan penutur memancing  mitra tutur untuk memberikan  tanggapan mengenai apa yang dibicarakan.
(a) D: “Teman saya yang satu ini, kalau secara fisik kita memang tidak boleh menghina orang. Dia tidak pernah tahu dan tidak pernah meminta. Dia mempunyai fisik yang kecil tapi dengan fisik yang seperti itu dia mampu membesarkan anak-anaknya dan  juga  istrinya  dan  juga  keluarganya.  Dia  berjuang  dari daerah menuju Jakarta dengan penuh perjuangan dan akhirnya sukses.”

Dari  data  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  pada  bagian  tengah  wacana diawali dengan sebuah prakarsa sebagai pengantar menuju kepada pembicaraan sesuai tema yang dibawakan.
Data  no  (a)  ditandai  dengan  mendeskripsikan  bintang  tamu  yang  akan hadir sebagai narasumber.

c. Akhir
Pada bagian akhir wacana merupakan bagian penutup wacana. Akhir wacana ditandai dengan pembawa acara yang mulai menutup acara. Pembawa acara menutup dengan memaparkan sebuah kesimpulan dari tema yang sudah dibicarakan. Selanjutnya,  diakhiri  dengan  salam  penutup  dari  pembawa  acara kepada bintang tamu dan penonton.
(a) D : Nang, Nang prestasi terus dan jangan putus asa. Bunda tetap mendoakan. Amin.“…”
“Penonton yang ada di studio dan yang ada di rumah, terima kasih atas perhatiannya.”

Pada contoh data di atas dapat diketahui bahwa bagian akhir merupakan bagian  penutup.  Pembawa acara mengucapkan doa, harapan, ucapan terima kasih dan sampai jumpa sebagai penanda bahwa pembicaraan sudah berakhir.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari dua pendapat mengenai struktur wacana di Atas dapat kami simpulkan bahwa antara pendapat Hoed terdapat tiga bagian. Kesimpulan merupakan porsi terbesar dan terpenting berita yang mengawali berita dan biasanya berisikan informasi tentang apa dan siapa dalam suatu peristiwa. Penjelas berisikan informasi lebih lanjut, seperti kapan dan dimana peristiwa terjadi. Analisis mengakhiri berita, yang biasanya diisi dengan informasi mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa terjadi.
Tarigan membaginya menjadi tiga bagian. Awal/abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan yang berisi tentang sapaan dan pemaparan. Tengah wacana muncul adanya pertukaran dan transaksi. Pertukaran berupa prakarsa dalam bentuk pengantar yang menuju ke sebuah pertanyaan, jawaban dari sebuah pertanyaan, dan  umpan  balik  berdasarkan jawaban yang berupa pertanyaan. Akhir wacana merupakan bagian penutup wacana. Akhir wacana ditandai dengan pembawa acara yang mulai menutup acara.

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda