PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana adalah
teks yang berupa rangkaian proposisi sebagai hasil pengungkapan ide/gagasan.
Pada komunikasi secara lisan (seperti percakapan) wacana merupakan proses
komunikasi secara lisan yang berupa rangkaian ujaran. Pada Webster, wacana
berarti, (1) komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau
gagasan, koversi atau percakapan; (2) komunikasi secara umum terutama sebagai
suatu subjek studi atau pokok telaah; (3) risalah tulisan, disertasi formal,
kuliah, ceramah, kutbah (Tarigan, wacana dalam Wijana: 66).
Dari sudut
pandang linguistik, wacana adalah suatu rangkaian sinambung bahasa (khususnya
lisan) yang lebih luas dari kalimat. Sudut pandang psikolinguistik memandang
wacana sebagai suatu proses dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur
orang dalam interaksi kebahasaan (Crystal dalam Wijana, 2010: 67)
Sementara itu
menurut Tarigan (dalam Wijana, 2010:67), mengatakan bahwa wacana adalah satuan
bahasa terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi
yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan
secara lisan atau tulis.
Koherensi
adalah keseharian hubungan antar unsur yang satu dan unsur yang lain dalam
wacana, sedangkan koherensi adalah kepaduan wacana sehingga komunikatif mengandung suatu ide. (Djajasudarma
dalam Wijana, 2010: 67)
Lebih lanjut
dijelaskan wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu kesatuan.
Hoed
mengatakan bahwa wacana adalah bangun teoritis abstrak yang maknanya dikaji
dalam kaitannya dengan konteks dan situasi komunikasinya. Yang dimaksud konteks
adalah unsur bahasa yang dirujuk oleh suatu ujaran, sedangkan situasi adalah
unsur nonbahasa yang dirujuk oleh suatu ujaran. Dengan demikian, wacana ada
dalam tataran langue, sedangkan teks
adalah realisasi sebuah wacana dan ada pada tataran parole. Untuk memperjelas pengertian wacana tersebut, Hoed (1994:
128) memberi contoh sebagai berikut. Jika ada ujuran (teks), misalnya “kanan’
maka ujuran tersebut akan dapat dipahami maknanya jika dikaji dalam kaitannya
dengan situasi komunikasi yang mengiringi ujaran itu. Jika untuk ujaran itu
diandaikan adanya suatu situasi komunikasi di ucapkan dalam mobil oleh seorang
kepada orang lain yang mengemudikan mobil itu dan yang duduk di sampingnya,
maka ujaran “kanan” tersebut berproposisi ‘beloklah ke kanan’. Dengan demikian,
menurut Hoed, pengertian wacana dalam contoh tersebut adalah bangun teoritis
yang membentuk hubungan antara leksem kanan dengan seluruh situasi komunikasi
yang mengiringinya Menurut Wijaya (2010: 68) wacana adalah (1) rentetan kalimat
yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan dengan proposisi
yang lain, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat-kalimat itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur wacana Hoed?
2. Bagaimana struktur wacana Tarigan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan struktur wacana menurut
Hoed!
2. Mendeskripsikan struktur wacana menurut
Tarigan!
D. Metode Penulisan
Dari
sekian banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode
kepustakaan. Pada zaman moderen ini metode kepustakaan tidak hanya berarti
pergi keperpustakaan, tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet
(warnet). Penulis menggunakan metode ini karena lebih praktis, efektif,
efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik
atau pun materi yang penulis gunakan untuk makalah ini.
E. Ruang Lingkup
Penulis
mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka ruang
lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan tentang “Struktur Wacana”.
PEMBAHASAN
A. Struktur Wacana Hoed
Setiap kalimat
yang mempunyai struktur linear subjek-predikat-objek, wacana juga mempunyai
struktur. Sinclair dan Coulthard (1975) yang merintis kajian mengenai struktur
wacana interaksi kelas (classroom interaction) mengungkapkan bahwa struktur
wacana tersebut adalah tata urutan interaksi antara guru dan siswa didalam
proses belajar-mengajar, yaitu transaksi-prtukaran-gerak-tindak. Lanzimnya
pelajaran (lesson) diawali dengan transaksi (transaction) yang berupa
pengajaran guru kepada siswa, diikuti oleh pertukaran (exchange) yang dapat
berupa diskusi, lalu dapat dilanjutkan dengan gerak (move) atau tindak (act) yang
dapat berupa perilaku, kegiatan atau tindakan lain di dalam kelas.
Dalam hal
struktur wacana berita, Hoed (1976) mengambarkannya sebagai piramida terbalik
seperti yang tampak pada gambar(3).
Bagian
kesimpulan merupakan porsi terbesar dan terpenting berita yang mengawali berita
dan biasanya berisikan informasi tentang apa dan siapa dalam suatu peristiwa.
Bagian penjelas berisikan informasi lebih lanjut, seperti kapan dan dimana
peristiwa terjadi. Bagian analisis mengakhiri berita, yang biasanya diisi dengan
informasi mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa terjadi.
B. Struktur Wacana Tarigan
Struktur
wacana yang dimaksud ada tiga, yaitu awal/abstrak, tengah/orientasi, dan
akhir/koda.
1. Awal
Pada bagian
awal/abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan yang berisi
tentang sapaan dan pemaparan. Dalam struktur wacana muncul adanya sapaan dari
pembawa acara kepada penonton sebagai penanda dibukanya sebuah acara dan
dilanjutkan dengan pemaparan tema yang akan dibicarakan.
(a) D :
”Hai… Assalamu’alaikum Wr. Wb.”
P :
”Wa’alaikumsalam Wr. Wb.”
D : ....”Kalau
puasa bawaannya makanan aja Bu...Apa kabar, Bu?”
P :
”Baek-baek.” (serempak)
Dari data di
atas dapat diketahui bahwa pada bagian awal diawali munculnya
presenter yang bersamaan
dengan penggunaan sapaan untuk
membuka acara.
2. Tengah
Pada bagian
tengah wacana muncul adanya pertukaran dan transaksi. Pertukaran berupa
prakarsa dalam bentuk pengantar yang menuju ke sebuah pertanyaan, jawaban dari
sebuah pertanyaan, dan umpan balik
berdasarkan jawaban yang berupa pertanyaan. Transaksi dimulai dengan
penutur menerangkan suatu hal pada mitra tutur, penutur mengarahkan mitra tutur untuk fokus dalam
pembicaraan, dan penutur memancing mitra tutur untuk memberikan tanggapan mengenai apa yang dibicarakan.
(a) D:
“Teman saya yang satu ini, kalau secara fisik kita memang tidak boleh menghina
orang. Dia tidak pernah tahu dan tidak pernah meminta. Dia mempunyai fisik yang
kecil tapi dengan fisik yang seperti itu dia mampu membesarkan anak-anaknya
dan juga
istrinya dan juga
keluarganya. Dia berjuang
dari daerah menuju Jakarta dengan penuh perjuangan dan akhirnya sukses.”
Dari data
di atas dapat
diketahui bahwa pada
bagian tengah wacana diawali dengan sebuah prakarsa sebagai
pengantar menuju kepada pembicaraan sesuai tema yang dibawakan.
Data no (a) ditandai
dengan mendeskripsikan bintang
tamu yang akan hadir sebagai narasumber.
c. Akhir
Pada bagian
akhir wacana merupakan bagian penutup wacana. Akhir wacana ditandai dengan
pembawa acara yang mulai menutup acara. Pembawa acara menutup dengan memaparkan
sebuah kesimpulan dari tema yang sudah dibicarakan. Selanjutnya, diakhiri
dengan salam penutup
dari pembawa acara kepada bintang tamu dan penonton.
(a) D : Nang, Nang prestasi
terus dan jangan putus asa. Bunda tetap mendoakan. Amin.“…”
“Penonton yang
ada di studio dan yang ada di rumah, terima kasih atas perhatiannya.”
Pada contoh
data di atas dapat diketahui bahwa bagian akhir merupakan bagian penutup.
Pembawa acara mengucapkan doa, harapan, ucapan terima kasih dan sampai
jumpa sebagai penanda bahwa pembicaraan sudah berakhir.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
dua pendapat mengenai struktur wacana di Atas dapat kami simpulkan bahwa antara
pendapat Hoed terdapat tiga bagian. Kesimpulan merupakan porsi
terbesar dan terpenting berita yang mengawali berita dan biasanya berisikan
informasi tentang apa dan siapa dalam suatu peristiwa. Penjelas berisikan
informasi lebih lanjut, seperti kapan dan dimana peristiwa terjadi. Analisis mengakhiri berita,
yang biasanya diisi dengan informasi mengenai mengapa dan bagaimana peristiwa
terjadi.
Tarigan
membaginya menjadi tiga bagian. Awal/abstrak dalam struktur wacana merupakan bagian pembukaan
yang berisi tentang sapaan dan pemaparan. Tengah wacana muncul adanya pertukaran
dan transaksi. Pertukaran berupa prakarsa dalam bentuk pengantar yang menuju ke
sebuah pertanyaan, jawaban dari sebuah pertanyaan, dan umpan
balik berdasarkan jawaban yang
berupa pertanyaan. Akhir wacana merupakan bagian penutup wacana. Akhir wacana
ditandai dengan pembawa acara yang mulai menutup acara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar