Selasa, 19 April 2016

Karangan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyusunan karangan adalah sebuah kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam mewujudkan sebuah karangan yang utuh. Dalam penyusunan karangan itu harus memiliki kemampuan menyusun draf karangan, penyuntingan draf karangan, dan pengungkapan gagasan dalam sebuah karangan.

Dalam menyusun sebuah karangan yang utuh kita haruf bisa menulis draf karangan secara utuh terlebih dahulu. Supaya karangan tersebut nantinya tidak terlihat rancu dan supaya karangan tersebut tersusun secara sistematis penyusunan yang sesuai.

1.2  Rumusan Masalah
Permasalah yang menjadi dasar penyusunan makalah ini
1.      Apa itu draf karangan ?
2.      Apa saja langkah-langkah menulis draf karangan?
3.      Bagaimana cara mengungkapkan gagasan dalam karangan?

1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui apa itu draf karangan.
2.      Dapat mengerti mengenai langkah-langkah penulisan draf karangan.
3.      Dapat mengungkapkan gagasan dalam karangan dengan benar.




BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Penulisan Draf Karangan
Penulisan draf, atau aktifitas menyusun karangan secara utuh, dimulai dengan menata buturan-butur gagasan secara herarkis dan sistematis. Penataan butir-butir gagasan dilakukan secara herarkis untuk menempatkan sifat hubungan antar komponen tulisan. Dengan penataan itu, dapat ditempatkan hubungan antar komponen yang setara. Penataan butir-butir gagasan dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan keteraturan antar komponen. Keteraturan yang berlaku dalam karangan tampak pada pola penalaran yang diterapkan, kelengkapan komponen gagasan dan kepanduan hubungan antar komponen gagasan.
Penulisah draf merupakan aktivitas menyusun karangan secara utuh. Dengan kata lain, penulisan draf artikel itu merupakan proses pengungkapan butir-butir gagasan yang sudah tertata secara herarkis dan sistematis seperti yang sudah dituangkan dalam karangan. Sehubungan dengan itu, ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Tetapi yang paling penting adalah segera menuliskan karangan berdasarkan kerangka karangan yang sudah dibuat.
Penulisan draf karangan, sebagaimana dinyatakan oleh Brown (1978:144 dalam http://applikasi.wordpress.com/2008/06/06/karangan) dimana penulisan draf karangan merupakan salah satu kegiatan setelah persiapannya dilakukan. Untuk melihat posisi langkah penulisan draf karangan, rangkaian langkah kegiatan yang disebut Brown adalah sebagai berikut:
1.      Membaca semua kartu catatan
2.      Mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan
3.      Memperhatikan kerangka tulisan
4.      Mengelompokkan bahan-bahan tulisan berdasarkan topik dan menempatkan kelompok-kelompok bahan tulisan itu kedalam kerangka tulisan
5.      Menulis draf kasar tulisan
Selain bersifat verbal, yaitu berupa pengungkapan menggunakan kataa, frase, kalimat dan untaian kaliamt, pengungkapan suatu gagasan dapat juga dilakukan dengan cara lain yang bersifat visual yaitu berwujud tampilan visual seperti tabel, diagram, figuratif, organigram, dan poligam. Pertimbangan penggunaan tampilan visual dalam karangan:
1.      Berfungsi sebagai materi suplemen
2.      Menjadi bagian integral teks (sebagai rujukan)
3.      Tidak mengganggu tampilan verbal
Perlu disadari bahwa pengungkapan gagasan dalam karangan harus mempertimbangkan tujuan kejelasan komunikasi. Untuk mencapai tujuan itu, persyaratan pengungkapan gagasan dengan runtut, lancar, hemat, dan tepat layak untuk diperhatikan.
Belajarlah mengarang dengan menggunakan pertimbangan persyaratan tersebut. Banyak pengalaman kurang baik dalam proses penulisan draf sebuah karangan. Pertama, penulisan draf tidak bertolak dari kerangka yang relatove matang. Akibatnya terjadi kesalahan-kesalahan yang sebenarnya dapat dapat dicegah dari awal. Karena itu penulisan draf karangan harus berdasarkan kerangka yang relative matang. Periksalah kerangka karangan kalian sebelum kalian menulis sebuah karangan.
Kedua, sifat malas untuk segera menukis draf lazim menjadi sebab tidak segera terwujudnya draf karangan. Biasanya ada ketidak jelasan apa yang akan dituliskan baik secara parsial jika sebuah tulisan belum diwujudkan. Selama tidak ada niat untuk segera menulis ketidak jelasan itu tidak segera dipecahkan. Bahkan terkadang ada masalah yang baru diketahui ketika draf sedang dan sudah ditulis.
Ketiga, ada keengganan dan kekurang cermatan dalam mengumpulkan dan menata bahan-bahan tulisan. Salah satu penanda akibat keengganan itu adalah sibuknya kalian dalam mengumpulkan bahan tulisan.
Sehubungan dengan penulisan draf awal, berikut yang perlu diperhatikan, segeralah memulai menulis, jangan berlama-lama dengan judul atau tulisan awal yang baik. Apabila anda memiliki suatu tulisan awal dalam pikiran, hal itu merupakan gagasan yang baik untuk segera dituliskan . kemudian jika gagasan sudah jelas dalam tulisan, kita dapat kembali ke tulisan awal dan menulis yang lebih baik lagi.

1.2 Perbaikan Draf Karangan
Menurut Abdul Wahab (1989) Perbaikan draf karangan atau merevisi karangan dilakukan setelah penulisan draf karangan telah selesai dilakukan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek isi, aspek bahasa, aspek ejaan, dan tanda baca dan aspek teknis.
Aspek isi menyangkut gagasan yang dikemukakan dalam karangan. Pegangan dalam aspek isi, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat kita gunakan sebagai pedoman.
1.      Apakah  isi karangan sudah sistematis?
2.      Apakah isi karangan sudah lengkap?
3.      Apakah isi karangan sudah akurat dalam arti bahwa butir – butir gagasan sudah benar diukur dari gagasan yang dibutuhkan.

Aspek kedua adalah aspek bahasa.pertanyaan-pertanyaan berikut dapat kalian pakai sebagi pemandu.
1.      Apakah ragam bahasa yang gunakan sesuai dengan ragam yang dibutuhkan ?
2.      Apakah kata-kata yang pakai sudah termasuk kata-kata yang tepat?
3.      Apakah kalimat-kalimatnya sudah termasuk kalimat efektif?
Aspek ketiga adalah aspek ejaan dan tanda baca. Untuk memperbaiki ejaan dan tanda baca, pertanyaan-pertanyaan berikut berguna bagi kalian .
1.      Apakah ejaan yang digunakan dalam draf  sudah sesuai dengan kaidah penggunaan kaidah ejaan yang berlaku?
2.      Apakah tanda baca yang digunakan sudah mengikuti kaidah penggunaan tanda baca yang benar ?
Aspek yang keempat yang perlu kalian perbaiki adalah aspek teknik penulisan. Hal – hal teknis itu menyangkut teknik penggunaan margin(baik kiri,kanan,atas,bawh),teknik penomoran, teknik penulisan pustaka, teknik pengutipan, dan teknik penulisan visual. Pertanyaan berikut dapat kalian jadikan pedoman sebagai perbaikan.
1.      Apakah nomor yang digunakan sudah baik ?
2.      Apakah penulisan daftar pustaka sudah benar ?
3.      Apakah kutipan yang dibuat sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku ?

1.3 Ejaan dan Tanda Baca
Dalam penulisan draf karangan harus memperhatikan ketentuan ejaan dan tanda baca dan juga harus menerapkan ketentuan pembentukan istilah yang sesuai pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Contoh kesalahan umum:
Penulisan Huruf Salah
Benar
A.N. Rektor
Saijah Dan Adinda
Pada Bulan Maret
Bahasa Jawa
ke-Inggris-Inggris-an
pertanggung-jawaban
diputar-balikkan
a.n. Rektor
Saijah dan Adinda
pada bulan Maret
bahasa jawa
keinggris-inggrisan
pertanggungjawaban
diputarbalikkan
Penulisan Kata Unsur Terikat Salah
Benar
pasca panen
antar kota
inter disiplin
Pascapanen
antarkota
interdisiplin
Penulisan Singkatan dan Akronim Salah
Benar
P.T. (Perseroan Terbatas)
A.P.B.N.
R.T dan R.W
Unnes (Universitas Negeri Semarang)
KaDin (Kepala Dinas)
PT
APBN
RT dan RW
Unnes
Kadin
Penulisan Tanda Baca
Salah
Benar
·      Semua orang sudah tahu, bahwa…
·      orang miskin tidak mampu
·      Mas. Duduklah!
·      Siapakah teman Anda!
·      uang rupiah ( Rp. )
·      nilai rata – rata
·      ada dua alasan yakni: waktu dan…
·      Rp. 5000,-
·      Babak pertama selesai. Babak ke dua …
·     Semua orang sudah tahu bahwa…
·     orang miskin/tidak mampu
·     Mas! Duduklah!
·     Siapakah teman Anda?
·     uang rupiah (Rp)
·     nilai rata-rata
·     ada dua alasan yakni waktu dan…
·     Rp5000,00
·     Babak pertama selesai. Babak kedua …




2.1 Pengungkapan Gagasan Dalam Karangan
Menurut Bryrn (Haryadi dan Zamzani, 1996:77) mengarang adalah menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis menurut The Liang Gie (1995:17-18) harus memiliki empat unsur yaitu:
1.      Gagasan
Dapat berupa pendapat, pengalaman atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang.
2.      Tuturan
Bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca dalam kepustakaan teknik mengarang telah lazim dibedakan empat bentuk berikut:
a.       Penceritaan (narration)
Bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca.
b.      Pelukisan (description)
Bentuk pengungkapan yang menggambarkan berbagai serapan pengarang dengan segenap indranya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca.
c.       Pemaparan (exposition)
Bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis,dan terpadu, yang terutama bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan.
d.      Perbincangan (argumentation)
Bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat atausikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.
3.      Tatanan
Yaitu pengaturan dan penyusunan gagasan dengaan mengindahkan berbagai asas aturan, dan teknik.
4.      Wahana
Yaitu sasarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatikal, dan retorika. Bahasa tulis merupakan kendaraan angkut untuk menyampaikan gagasan seseorang kepada pembaca.

Dalam pengungkapan gagasan didalam sebuah karangan bahasa tulis itu dituangkan kedalam bentuk sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang membentuk sebuah paragraf. Dimana didalam sebuah paragraf itu antara kalimat-kalimat membentuk sebuah gagasan yang dituangkan dalam bentuk yang bermacam-macam seperti menurut Semi (1993:5) dimana bahasa tulis itu dituangkan kedalam bentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.      Paragraf narasi
Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiw sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan satu atu beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut.
Isi paragraf narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi, boleh pula tentang sesuatu yang khayal. Otobiografi atau biografi seseorang tokoh kerkenal biasanya ditulis dalam bentuk narasi, dan isi karangan itu memang benar-benar nyata atau berdasarkan fakta sejarah yang bukan dibuat-buat. Tetapi berbeda dengan novel,cerpen, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain sering hanyalah hasil kreasi dan khayalan seorang pengarang.
2.      Paragraf deskripsi
Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetail sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek. Paragraf ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehinggaa pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Paragraf deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula disajikan dalam bentuk deskripsi.
3.      Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sebuah ide pokok, kita dapat menjelaskan dan melengkapinya dengan memberi keterangan yang cukup atau dapat pula menggambarkannya sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Memeaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi.
Berisi uraian atau penjelasaan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapai dengan grafik, gambar atau statistik.
4.      Paragraf argumentasi
Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Karangan inibertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, jugaa fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Paragraf argumentasi merupakan jenis karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan tiga jenis yang lain. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa jenis karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga dari pada jenis karangan yang lain.
5.      Paragraf persuasi
Paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Karangan yang berisi ajaka kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan beredia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak.
Jika dilihat dari peletakan gagasan utamanya atau ide pokoknya paragraf dibedakan menjadi:
1.      Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan penjelas-penjelas khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan lain-lain. Karena paragraf deduktif dekembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya umum ke khusus.
2.      Paragraf induktif
Kalimat utama paragraf induktif terletak pada bagian akhir paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun bukti-bukti yang kemudian disimpulkan atau digeneralisasikan kedalam satu kalimat pada akhir paragraf. Paragraf induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.
3.      Paragraf campuran
Paragraf campuran adalahparagraf yang diawali dengan mengemukakan kalimat utama kemudian di dukung oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan pada bagian akhir paragraf. Dengan kata lain paragraf ini memiliki dua kalimat utama.



BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
jadi dalam tahapan penyusunan karangan kita harus menulis draf karangan terlebih dahulu supaya hasil dari penulisan karangan tersebut tersusun secara sistematis dan hirarkis. Sehingga karangan tersebut tidak melenceng dari tema penulisan karangan.
2.1    Saran

Untuk menyusun sebuah karangan yang utuh harus memperhatikan kesatuan antara tiap-tiap hal yang mendukung terciptanya suatu karangan yang baik. Jadi dalam penulisan sebuah karangan harus memperhatikan hal-hal yang mendukung

Tidak ada komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda