Jumat, 15 Maret 2019

STRATEGI LAYANAN BK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Layanan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need assesment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk tiga tahun meso satu tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus program menjadi landasan yang jelas terukur layanan professional yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diperuntukkan untuk semua individu (baik yang mempunyai masalah maupun tidak) yang sedang berkembang. Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengenal, memahami dirinya dan mengembangkan potensi yang ada dan pada akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya secara utuh.
Selama ini masih berkembang bahwa layanan bimbingan dan konseling hanya diperuntukkan pada individu yang sedang mempunyai masalah, sehingga citra (image) seorang konselor adalah tempat mengadunya individu yang bermasalah saja. Dan, jika konselor di sekolah sebutannya adalah “polisi sekolah”, padahal tugas dan wewenang konselor di sekolah bukan hanya mengurusi secara administrasi saja melainkan segala aspek dan seharusnya konselor dapat menangani.
Pada masa sekarang bidang bimbingan dan konseling sudah mulai berkembang baik dari mulai memahami konsep bimbingan dan konseling, materi layanan yang akan diberikan, subyek layanan yang masih menjadi wewenang seorang konselor, strategi bimbingan dan konseling, kompetensi seorang konselor berdasarkan pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia (SKKI) yang dibuat oleh ABKIN, dan evaluasi dari program bimbingan dan konseling maupun evaluasi untuk seorang konselor.
Struktur program bimbingan diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif; (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Kelompok kami akan membahas tentang salah satu dari jenis layanan bimbingan konseling yaitu layanan dasar bimbingan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian layanan dasar bimbingan dan konseling?
b.      Apa tujuan dari layanan dasar bimbingan konseling?
c.       Apa sajakah materi yang di berikan pada layanan dasar bimbingan?
d.      Bagaimana strategi layanan dasar bimbingan?
e.       Apa saja jenis layanan dasar bimbingan dan konseling?

C.    Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui  pengertian layanan dasar bimbingan dan konseling
b.      Untuk mengetahui tujuan dari layanan dasar bimbingan konseling
c.       Untuk mengetahui materi yang di berikan pada layanan dasar bimbingan
d.      Untuk mengetahui strategi layanan dasar bimbingann dan konseling
e.       Untuk mengetahui jenis layanan dasar bimbingan dan konseling




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua sissa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.

B.     Tujuan Dari Layanan Dasar Bimbingan
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar:
1)      Memiliki kesadaran (pemahaman)ntentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
2)      Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3)      Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
4)      Mampu mengembangkan dirinya  dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

C.    Materi Layanan Dasar Bimbingan
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan,disamping masalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir. Materi-materi tersebut, diantaranya yaitu :
1)      Fungsi agama bagi kehidupan.
2)      Pemantapan pilihan program studi.
3)      Keterampilan kerja professional.
4)      Kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan.
5)      Kerkembangan dunia kerja.
6)      Iklim kehidupan dunia kerja.
7)      Cara melamar pekerjaan.
8)      Kasus-kasus kriminalitas.
9)      Bahayanya perkelahian masal (tawuran).
10)  Dampak pergaulan bebas.
Materi lainnya yang dapat diberikan  kepada para siswa adalah sebagai berikut:
a)      Pengembangan self-esteem
b)      Pengembangan motif berprestasi
c)      Keterampilan pengambilan keputusan
d)     Keterampilan pemecahan masalah
e)      Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
f)       Memahami keragaman lintas budaya
g)      Perilaku yang bertanggung jawab



D.    Strategi Layanan Dasar Bimbingan
a.       Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b.      Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
c.       Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :
1)      Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa.
2)      Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
3)      Menandai siswa yang diduga bermasalah.
4)      Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching.
5)      Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
6)      memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa.
7)      Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja).
8)      Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa).
9)      Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

d.      Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti :
a.       Kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor.
b.      Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa.
c.       Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

E.     Jenis layanan dasar Bimbingan dan Konseling
a.    Layanan Orientasi
Layanan Orientaasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat beerlangsung dengan mudah dan menyenangkan.
b.    Layanan Informasi
Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
c.    Layanan Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang- orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
d.   Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan- kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi desebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap- tahap : (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab- sebab timbulnya masalah belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.
e.    Layanan Konseling Perorangan
Konseling ini dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antar konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat- dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien.
f.     Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efesiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok semakin menarik.
g.   Referal (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
h.  Kolaborasi dengan Guru atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (2) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (3) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (4) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (5) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (6) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (7) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (8) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi peserta didik); dan (9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
i.    Kolaborasi dengan Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti: (1) kepala Sekolah/Madrasah atau komite Sekolah/Madrasah mengundang para orang tua untuk datang ke Sekolah/Madrasah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah/Madrasah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke Sekolah/Madrasah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
j.    Kolaborasi dengan pihak – pihak terkait
Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar Sekolah/Madrasah ; Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing),
k.    Konsultasi
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan Sekolah/Madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
l.    Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
m.    Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
n    Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menggentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.
      o.   Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial adalah upaya pembimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Pengajaran remedial dapat didefiniskan sebagai upaya guru untuk menciptakan situasi yang memungkinkan individu atau sekelompok siswa tertentu agar  lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin  sehingga dapat memenuhi criteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi,terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan linhkungannya.
p.    Kolaborasi dengan ahli lain
Kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang untuk bekerja sama dengan menggabungkan pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat saling ketergantungan di dalamnya.


Tujuan kolaborasi dengan ahli lain secara umum
1. Menjalin hubungan baik antar konselor, konseli serta pihak lain.
2. Konselor mampu membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadap
3.  Memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan konseli melalui ahli-ahli lain






BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat kami simpulkan bahwa, layanan dasar bimbingan bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
Kemudian, materi dalam layanan dasar di antaranya : fungsi agama bagi kehidupan,  keterampilan kerja professional, kesiapan pribadi (fisik dan psikis) dalam menghadapi pekerjaan, dan lain sebagainya.
Dalam layanan dasar terdapat beberapa strategi yang dapat dilaksanakan yaitu : dimdingan klasikal, bimbingan kelompok dan berkolaborasi dengan orang tua.

B.     Saran
Diharapkan bagi konseli dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian atau masalah yang dialami seperti yang diangkat dalam makalah ini dan setelah melewati beberapa pertemuan konseling diharapkan pula agar konseli tidak lagi perbuatannya dan mampu mengatasi masalah yang serupa dan masalah yang lain secara mandiri.
Bagi pembaca diharapkan dapat menambah sedikit wawasan yang dimiliki setelah membaca makalah ini dan mampu memberikan informasi untuk pembelajaran bagi orang lain.





DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas. 2008. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Syamsu, Yusuf . 2006. Bimbingan Konseling Di Sekolah. Bandung: Maulana
Juntika, A. & Sudianto, A. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP. Jakarta: Grasindo.
Prayitno, Amti Erman. Dasar-dasar bimbingan dan konseling, Rineka Cipta.
http://adhhasan.blogspot.com/2013/05/layanan dasar_11.html.Strategi%20Bimbingan%C2%A0Konseling%20_%20tentang%20PENDIDIKAN~.html
http://eunchasiluets.wordpress.com/2012/05/08/strategi-layanan-bimbingan-dan-konseling-layanan-responsif/


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda