BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa yang
digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat di wilayah Lampung. Bahasa
Lampung telah mengalami perkembangan sedemikian rupa. Dalam bahasa Lampung
dapat kita lihat sistem morfologi, yaitu ilmu linguistik yang mempelajari
tentang kata. Bentuk kata yang dimaksud adalah unsur-unsur yang membentuk suatu
kata. Bentuk kata dapat dibedakan atas : a. Kata dasar, b. Kata berimbuhan, c.
Kata ulang, dan d. Kata majemuk.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja partikel dalam bahasa lampung ?
2. Apa
saja macam-macam dan makna kata ulang dalam bahasa lampung ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Partikel
Bahasan Lampung
Partikel adalah imbuhan yang diletakkan pada ujung
kata, tetapi bukan akhiran. Dalam bahasa Indonesia partikel terdiri dari : lah,
kah, tah, pun. Sedangkan bahasa Lampung partikel-partikel itu adalah : ta, la,
lah, do, pai, da, gi, po, kah, pun, ga, dan wih/we.
Partikel dalam bahasa Lampung berfungsi :
1) Mempertajam
atau mengeraskan predikat dalam kalimat berita, kalimat perintah, kalimat
tanya, kalimat harapan atau kalimat permintaan.
2) Memperluas
ucapan terutama terhadap orang yang dihormati atau terhadap binatang atau roh
halus yang ditakuti.
3) Mempertajam
atau mengeraskan objek kalimat yang terdiri dari kata keadaan.
Pemakaian pertikel
setiap daerah banyak yang sama, hanya ada diantaranya yang khusus. Umpamannya :
Partikel “gi” : lebih
banyak dipakai oleh masyarakat Kotaagung (Semaka) dan Lampung Barat.
Partikel
“po” : lebih banyak dipakai oleh masyarakat
Kalianda.
Partikel “ga” : lebih banyak dipakai oleh masyarakat Way Lima, Talang Padang,
dan Cukuh Balak.
Perhatikan
contoh-contoh dalam kalimat berikut ini :
1. Partikel
“ta”
-
Mengan ta kuti kakuani mi lagi panas !
(makanlah kalian karena nasinya
masih panas !)
-
Sekhbong ta kawaimu!
(pakailah bajumu !)
2. Partikel
“la”
-
Mandi la nyin dang kehasangan !
(mandilah supaya jangan kepanasan!)
-
Lapah-lapah la nyin tidak kesal di
rumah.
(jalan-jalanlah supaya tidak kesal
dirumah.)
3. Partikel
“pai”
-
Semakkang pedom, jenganan tipekhiksa pai
!
(sebelum tidur, periksalah tempat
sekitarnya!)
-
Basuh culuk pai, ampai mujuk mi!
(cuci tangan dulu, sebelum makan
nasi!)
4. Partikel
“lah”
-
Khesanlah nukhut isi hatiku.
(demikianlah menurut isi hatiku.)
-
Jadiklah regani!
(sepakatilah harganya!)
5. Partikel
“do”
-
Ia do singakuk dumpetku.
(dialah yang mengambil dompetku.)
-
Sapado muli pilihanmu?
(siapakah gadis pilihanmu?)
6. Partikel
“doh”
-
Lelagaan doh, asal dang khigu.
(main-mainlah, asal jangan
berkelahi.)
-
Miwangdoh kikmak lium di halinumu!
(menangislah jika tidak malu dengan
bayanganmu)
7. Partikel
“gi”
-
Khanno carani gi.
(demikianlah caranya.)
-
Dang haki gi, mawat hamu.
(janganlah kataku, tidak katamu)
8. Partikel
“po”
-
Khesan po.
(begitulah.)
-
Mawat po!
(enggaklah)
9. Partikel
“kah”
-
Khappakah cara muna?
(bagaimanakah cara kamu itu?)
-
Dang go khesankah!
(jangan seperti itulah!)
10. Partikel
“da”
-
Kapanda niku ngebayar hutang?
(kapankah kamu membayar hutang?)
-
Dipada pilih pikekhmu sai betik?
(manakah pendapatmu sai betik?)
11. Partikel
“ga”
-
Nyani kopi dang tokhga!
(bikin kopi jangan terlalu manis!)
-
Mengan dang hawakga!
(makan jangan terlalu lahap!)
12. Partikel
“pun”
Untuk orang yang dihormati:
-
Kham kanikpai pun, babuak sai wat.
(mari kita makan dulu tuan, kueh
yang ada)
-
Tabik pun, sikindua haga nyampaiko
amanah.
(mohon maaf saya akan menyampaikan
amanah.)
Untuk hewan, benda atau
roh halus yang ditakuti:
-
Kesekh-kesekh kuti pun, sikindua haga
macul.
(pindahlah, saya mau mencangkul.)
-
Tabik-nabik pun, sikindua nupang khuruk
di khimba sinji.
(maaf permisi numpang masuk e dalam
rimba)
13. Partikel
“wi/wih/we”
-
Haga dipa we, jak lapah bugegat.
(mau kemana laj, kok jalan
bergegas.
-
Nginum pai we, kanah sai beguwaino.
(minum dulu lah, nanti kerjanya
itu.)
B.
Kata
Ulang/ Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan
cara pengulangan kata dasar. jadi, prinsip reduplikasi adalah kata dasar yang
diulang.
1.
Macam-macam
kata ulang
a) Kata
ulang utuh
Yaitu pengulangan sebuah kata
seluruhnya.
Contoh :
Jama-jama = sama-sama
Sanak-sanak = anak-anak
Lamban-lamban = rumah-rumah
Kayu-kayu = kayu
kayu
Bebai-bebai = perempuan-perempuan
Handak-handak = putih-putih
Sikop-sikop = cantik-cantik
b) Kata
ulang dwipurwa
Yaitu kata ulang atas suku awalnya
saja.
Contoh :
Tanoman-tanoman : tetanoman = tanaman
Guling-giling : gegulingan = berguling
Kijok-kijok : kekijok =
kedip
Lanja-lanja : lelanja =
digoda
Luakh-liakh : leluakhan =
keluar
c) Kata
ulang berimbuhan
Contoh:
Ngeliyak-liyak = melihat
Netos-tetos = memukul
Nyecah-cecah = membabat
Nuntong-tuntung = memandang
Mikir-pikir = memikir
Bebatu-batu = berbatu
Segalai-galaian = bergelut
d) Kata
ulang semu
Kata ulang semua adalah bentuk kata
yang menyerupai kata ulang murni, namun sebenarnya ia adalah bentuk kata dasar.
makna bentuk kata ulang murni ini tidak menunjukkan arti jamak, biasanya bentuk
ini tidak mendapat imbuhan. Dalam bahasa Lampung bentuk kata ulang semu ini
dapat diulang murni atau diulang sebagian.
Contoh :
Siku-siku / sasiku = siku-siku
Kuda-kuda / kakuda = kuda-kuda (bagian atap rumah)
Khaba-khaba / khekhaba = memperkirakan
2.
Makna
reduplikasi
a) Menunjukkan
arti banyak tak tentu
Contoh :
-
Lamon sanak-sanak sai tegakh di tengebah
(banyak anak-anak yang berlarian
dihalaman)
b) Menunjukkan
arti bermacam-macam
Contoh :
-
Tanom-tanoman / tetanoman = banyak dan
bermacam-macam tanaman
c) Menunjukkan
arti menyerupai
Contoh :
-
Lamban-lamanan / lelambanan = rumah-rumahan
-
Sepida-sepidahan / sesepidaan = sepeda-sepedahan
d) Menunjukkan
arti saling
Contoh:
-
Sebedak-bedakan / sebebedakan = saling
kejar
-
Sesipak-sipakan / sesipakan = saling tendang
e) Menunjukkan
arti dilakukan berulang-ulang
Contoh :
-
Netuk-tetuk = memukul-mukul
-
Ngilik-ilik = menginjak-injak
-
Mgisut-isut = merambat
f) Melemahkan
arti kata dasarnya
Contoh :
-
Mengan-mengan = makan-makan
-
Mejong-mejong = duduk-duduk
g) Menyatakan
arti kata dibuat jadi atau dalam keadaan
Contoh :
-
Lunik-lunian / lelunian = kecil-kecilan
-
Balak-lakanan / bebalakan = besar-besaran
h) Menyatakan
arti dalam keadaan kondisi paling
Contoh :
-
Kehelau-helauan = kondisi terbaik
-
Kebangik-bangikan = rasa yang terenak
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Partikel
adalah imbuhan yang diletakkan pada ujung kata, tetapi bukan akhiran. Dalam
bahasa Indonesia partikel terdiri dari : lah, kah, tah, pun. Sedangkan bahasa
Lampung partikel-partikel itu adalah : ta, la, lah, do, pai, da, gi, po, kah,
pun, ga, dan wih/we. Reduplikasi adalah
proses pembentukan kata dengan cara pengulangan kata dasar. jadi, prinsip
reduplikasi adalah kata dasar yang diulang.
Macam-macam kata ulang : a) kata ulang dwipurwa, b)
kata ulang berimbuhan ,dan c) kata ulang semu. Makna reduplikasi : a) menunjukkan
arti banyak tak tentu, b) menunjukkan arti bermacam-macam, c) menunjukkan arti
menyerupai, d) menunjukkan arti saling, e) menunjukkan arti dilakukan
berulang-ulang, f) melemahkan arti kata dasarnya, g) menyatakan arti kata
dibuat jadi atau dalam keadaan, dan h) menyatakan arti dalam keadaan kondisi
paling.