KATA MAJEMUK
Oleh:
Kelompok
5
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
(STKIP-MPL)
2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah Wacana Bahasa
Indonesia ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam dimohonkan ke hadirat Allah
SWT yang telah membimbing umat manusia dari berbagai permasalahan menuju
kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia dengan tujuan meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa atau mahasiswi. Makalah ini
berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan
serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan
demi pembuatan makalah berikutnya.
Oleh karena itu dengan segala senang hati, kritik dan
saran serta pandangan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya saya sebagai pembuat makalah ini berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapan. Amin.
Pringsewu, November 2017
Penulis,
Kelompok 5
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.
Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kata Majemuk............................................................... 2
B.
Macam-macam Kata Majemuk........................................................ 2
C.
Fungsi dan Makna Kata Majemuk.................................................. 3
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ............................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
dan lain-lainnya. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menanggapnya.
Menurut Keraf (1998: 123) yang dimaksud dengan kata mjemuk adalah kata gabungan
dari dua buah kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan arti.
Bahasa Indonesia dengan
bahasa Lampung merupakan serumpun, oleh sebab itu terjadi kesamaan dalam hal
tatanan ketatabahasaannya. Untuk itu penggolongan kata majemuk diapat digunakan
tata bahasa Indonesia sebagai acuan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian kata majemuk?
2.
Apa saja macam-macam kata majemuk?
3.
Jelaskan fungsi dan makna kata majemuk?
1.3.TUJUAN
1. Mengetahui
pengertian kata majemuk.
2. Mengetahui
macam-macam kata majemuk.
3. Mengetahui
fungsi dan makna kata majemuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KATA MAJEMUK (KOMPOSITUM)
1. PENGERTIAN
Menurut
Keraf (1998: 123) yang dimaksud dengan kata mjemuk adalah kata gabungan dari
dua buah kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan arti.
Bahasa
Indonesia dengan bahasa Lampung merupakan serumpun, oleh sebab itu terjadi
kesamaan dalam hal tatanan ketatabahasaannya. Untuk itu penggolongan kata
majemuk diapat digunakan tata bahasa Indonesia sebagai acuan.
2. Macam-Macam
Kata Majemuk
Macam-macam
kata majemuk dlam bahasa Lampung adalah:
a) Kata
majemuk Dwanda
Yaitu penggabungan kata
itu mempunyai derajat yang sama (bersifat kopularif/ berpasangan). Pasangan
tersebut dapat bersinomin maupun yang berantonim. Diantara kata yang digabung
itu dapat disisipi kata “dan”/ “jama”.
Misalnya:
Bersinomin: huta
khimba, kaya khaya, mija kekhsi
Berantonim: muli
mekhanai, ragah bebai, dawah debingi, tuha ngukha.
b) Kata
majemuk tatpurusa
Yaitu kata majemuk yang
bagiannya yang kedua memberikan penjelasan pada bagian pertama. Sifatnya
indosentrik. Umumnya kata yang memberi penjelasan disebut yang menerangkan dan
kata yang diberi penjelasan disebut yang diterangkan. (Hkum DM atau MD). Kata
majemuk tatpurusa ini, kata bagian kedua terdiri dari kata benda, kata kerja, atau
kata tugas/ (biasanya diantara kata yang digabungkan dapat diantarai dengan
kata “untuk” atau “untuk yang”).
Misalnya:
Rumah sakit, rumah
sakit, matahari (matakhani), sabun madi, kamar tidur.
c) Kata
majemuk karma dharaya
Jika kata bagian kedua
menjelaskan bagian pertama, bagian yang menjelaskan itu terdiri dari kata
sifat. Kata majemuk jenis ini erat hubungannya, dan tidak dapat diberi kata
antara. Jika diberi maka akan merubah makna.
Contoh:
Ulun
tuha : orang tua (maksudnya
ayah dan ibu), jika beri sisipan kata “yang” menjadi yang tua, maknanya akan
berubah. Tidak setiap orang yang tua
Nuwo
balak : rumah adat (bukan rumah
besar)
Lamaban
tuha :rumah peninggalan orang tua
d) Kata
majemuk bahuvrihi
Kata majemuk bahuvrihi
sebenarnya merupakan pola struktur bahas sangsekerta yang berpola MD (kata pertama menerangkan kata kedua yang diterangkan adalah kata kedua).
Kata majemuk dipakai pula dalam struktur bahasa Indonesia. Misalnya dalam
bahasa Indonesia dijumpai bentuk:
·
Hulu
balang, yaitu kepala pengawal kerajaan
Bumiputra,
yaitu
anak-anak daerah/ putra daerah
·
Maharaja,
raja
diatas para raja-raja kecil
·
Perdana
mentri, utama mentri, maksudnya mentri utama pada kabinet
parlenter.
Dalam
bahasa Lampung dijumpai pula kata majemuk yang sejenis namun dalam bentuk kias.
Contoh:
Biyak
bekhik : berat pantat, orang yang
tidak maun menolong
Handak
mata : berputih mata, sangat
menginginkan sesuatu
Kejung
culuk : panjang panjang
3. Fungsi
dan makna kata majemuk
a. Subordinatif
subtantif
Yaitu sebagai pembentuk
kata benda (nomina), unsur pembentukannya bermacam-macam seperti KB-KB, KB-KK,
KK-KB, KB+ kata lain.
Arti yang diperoleh
adalah:
a) Menyatakan
urutan bagian keutuhan
Contoh
: Anak dayung, anak kunci, anak kunci, anak negeri, bekhik khayoh(pantat periyuk), biang keladi, ibu jari.
b) Menyatakan
urutan perbuatan sasaran.
Contoh : Alih
bahasa buku sina oleh Guntur Tarigan.
Balik nama,
lomba layar, tolak peluru, ulang tahun.
c) Menyatakan
urutan benda perlakuan
Contoh
: wangi angkon, wakhi tutuk, anak didik, bulu tangkis, mi guring, param kocok, rati bakar, senjata genggam.
d) Manyatakan
urutan perbuatan alat.
Contoh
: loncat galah, terjun payung, mandi uap, tusuk jarum, hormat senjata, panjat tebing.
e) Menyatakan
perbuatan cara
Contoh : Buku hina khadu di cetak ulang
pepikha kali.
Hukum gantung,
kerja lembur, loncat indah.
f) Menyatakan
urutan perbuatan tujuan.
Contoh : Unyi PNS sai
sampai mesti ngejalani sumpah jabatan.
Tukhum nginum,
temu wicara, tindak lanjut.
g) Menyatakan
urutan benda atau yang dibendakan tujuan/maksud.
Contoh : Akin ngejual
abu gosok.
Kapur sirih,
kamar pedom, ubat pedom, mija tulis, rumah sakit.
h) Menyatakan
urutan benda tempat.
Contoh : Abang
berangkat nit Jakarta cakak kapal tekhbang
Kapal laut,
angkutan darat, bajak laut, uang pangkal.
i)
Menyatakan urutan benda alat.
Contoh : Tiyan
nyeberang laok cakan kapal layakh.
Mesin uap,
kincir angin, kipas angin, sepatu bola.
j)
Menyatakan bagian pertama menghilangkan
bagian kedua.
Contoh : Ayah ngebeli
ubat batuk.
Ubat agas, ubat
caving, ubat rindu.
k) Menyatakan
urutan waktu kejadian.
Contoh : Tiyan haga
bulan madu di Bali.
Musim kemarau,
bulan puasa, hari jadi, musim penekhai
l)
Menyatakan urutan kejadian waktu
Contoh : Bidang pagi
tiyan hadir waktu kuliah subuh
Sholat zuhur,
sholat jum’at
b. Sub
Ordinatif Atributif
Yaitu sebagai pembentuk
stributif tau predikatif, satuab maknanya bergabungan pada kata benda/ yang
dibedakan diluar pemajemukan itu. Arti yang diperoleh antara lain : (x = di luat
pemajemukan).
1) Menyatakan
urutan predikat x – sebab karena
Contoh : muli menganai
hina lagi mabuk asmara
Mabuk kapayang,
mabuk laut, mabuk arah, mabuk keringat.
2) Menyatakan
urutan predikat x – cara
Contoh : khencana kham
ji gagal total.
Kawin lari, mati
syahid, tekhima salah, harap-harap cemas.
3) Menyatakan
urutan predikat x – jumlah
Contoh : kembar tiga,
lipat ganda, tinggal satu.
4) Menyatakan
urutan predikat x – lawan/terhadap
Contoh : Ruangan hinji kedap suara
Tahan uji, tahan lama, tahan panas, tahan peluru.
5) Menyatakan
urutan predikat x – rupa/seperti
Contoh : wajah gadis
itu bulat telur
Kuning lansat,
bikhu laok, patah arang, tuha-yuha talos
6) Menyatakan
urutan predikat x – pelaku (...... oleh ......)
Contoh : Inane kukhuk
angin
Tembus pandang,
tembus peluru
7) Menyatakan
urutan predikat x – tempat (...... ke ......)
Contoh : kibau-kibau
hina khadu mulang kandang
Kukhuk aka,
mulang pekon, kukhuk sekula
8) Menyatakan
urutan predikat perubahan keadaan
Contoh : muli sina apai
kukhuk Islam
Jatuh cinta,
cakak haji, lulus ujian
9) Menyatakan
urutan predikat akibat (... sehingga ...)
Contoh : polisi
terpaksa menembak mati penjahat itu.
Dibagi khata,
dipul mundur, kasih tahu
10) Menyatakan
urutan predikat lengkap
Contoh : perusahaan
hina gulung tikar
Cuci gudang,
lapah cukut, adu pendapat, mengurung diri.
11) Menyatakan
urutan predikat atributif x
Contoh : bukul sini
disani asal jadi
Kalah, kuat, geguh gawoh, kurang ingatan
12) Menyatakan
urutan predikat subjek milik x – banyak terdapat pola ungkapan
Contoh : muli hina
sakik hati oleh cintanya mak kesampaian
Berat hati,
kejung culuk, kejung akal
13) Menyatakan
subjek milik x/ bagian x – predikat
Contoh : hudung belang,
mata keranjang, mata duitan, mulut manis.
c. Koordinatif
Yaitu sebagai pembentuk
urutan yang unsur-unsurnya tetap, dan tidak dapat dibalikkkan, unsur-unsurnya
itu berupa: KB-KB, KS-KS, KK-KK. Arti yang diperoleh antara lain:
1) “a”
sinonim “b”
Contoh : mekhanai sina
gagah pekhkasa
Fakir miskin,
malam kelam, hutan rimba, adat istiadat.
2) “a”
beoposisi/berantonim dengan “b”
Contoh : mekhanai sina
lagi bungkakh pasang jam
Untung rugi,
jauh dekat, jiwa raga, siang malam, naik turun.
3) “a”
dan “b” saling melengkapi
Contoh : asal muda
khatongni apui kung tipandai.
Budi bahasa, gagal
berani, senasip sepenanggungan.
4) “a”
lebih tua daripada “b”
Contoh : kakak adik
hina lapah mit sekula
Tua muda, anak
cucu, besar kecil, bulan bintang.
5) “a”
pria “b” wanita
Contoh : muli mekhanai
kumpul nyambai
Ayah bunda,
kakek nenek, putra putri
6) “b”
akibat “a”
Contoh : hatini hancokh
luluh ditinggal ulun tuhani mak lagi
Penuh sesak,
singkat padat, campur aduk, basah kuyup
7) “a”
lalu “b”
Contoh : sampaiko
sembah sujudku haguk mka khik bak.
Peluk cium,
tanya jawab, sana sini, sekali dua.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Bahasa
Indonesia dengan bahasa Lampung merupakan serumpun, oleh sebab itu terjadi
kesamaan dalam hal tatanan ketatabahasaannya. Untuk itu penggolongan kata
majemuk diapat digunakan tata bahasa Indonesia sebagai acuan. Macam-macam kata
majemuk dlam bahasa Lampung yaitu: 1) kata majemuk dwanda, 2) kata majemuk
tatpurusa, 3) kata majemuk karma dharaya, 4) kata majemuk bahuvrihi. Kemuadian
untuk Fungsi dan makna kata majemuk, yaitu: 1) subordinatif subtantif, 2) sub
ordinatif aributif, dan 3) koordinatif.
DAFTAR PUSTAKA
Muntazir,
dkk. (2017). Bahasa Lampung. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Pringsewu Lampung