Senin, 19 Maret 2018

macam-macam dan makna kata ulang dalam bahasa lampung


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat di wilayah Lampung. Bahasa Lampung telah mengalami perkembangan sedemikian rupa. Dalam bahasa Lampung dapat kita lihat sistem morfologi, yaitu ilmu linguistik yang mempelajari tentang kata. Bentuk kata yang dimaksud adalah unsur-unsur yang membentuk suatu kata. Bentuk kata dapat dibedakan atas : a. Kata dasar, b. Kata berimbuhan, c. Kata ulang, dan d. Kata majemuk.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja partikel dalam bahasa lampung ?
2.      Apa saja macam-macam dan makna kata ulang dalam bahasa lampung ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Partikel Bahasan Lampung
Partikel adalah imbuhan yang diletakkan pada ujung kata, tetapi bukan akhiran. Dalam bahasa Indonesia partikel terdiri dari : lah, kah, tah, pun. Sedangkan bahasa Lampung partikel-partikel itu adalah : ta, la, lah, do, pai, da, gi, po, kah, pun, ga, dan wih/we.
Partikel dalam bahasa Lampung berfungsi :
1)      Mempertajam atau mengeraskan predikat dalam kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat harapan atau kalimat permintaan.
2)      Memperluas ucapan terutama terhadap orang yang dihormati atau terhadap binatang atau roh halus yang ditakuti.
3)      Mempertajam atau mengeraskan objek kalimat yang terdiri dari kata keadaan.

Pemakaian pertikel setiap daerah banyak yang sama, hanya ada diantaranya yang khusus. Umpamannya :
Partikel “gi” :       lebih banyak dipakai oleh masyarakat Kotaagung (Semaka) dan Lampung Barat.
Partikel “po” :      lebih banyak dipakai oleh masyarakat Kalianda.
Partikel “ga” :       lebih banyak dipakai oleh masyarakat Way Lima, Talang Padang, dan Cukuh Balak.

Perhatikan contoh-contoh dalam kalimat berikut ini :
1.      Partikel “ta”
-          Mengan ta kuti kakuani mi lagi panas !
(makanlah kalian karena nasinya masih panas !)
-          Sekhbong ta kawaimu!
(pakailah bajumu !)
2.      Partikel “la”
-          Mandi la nyin dang kehasangan !
(mandilah supaya jangan kepanasan!)
-          Lapah-lapah la nyin tidak kesal di rumah.
(jalan-jalanlah supaya tidak kesal dirumah.)

3.      Partikel “pai”
-          Semakkang pedom, jenganan tipekhiksa pai !
(sebelum tidur, periksalah tempat sekitarnya!)
-          Basuh culuk pai, ampai mujuk mi!
(cuci tangan dulu, sebelum makan nasi!)
4.      Partikel “lah”
-          Khesanlah nukhut isi hatiku.
(demikianlah menurut isi hatiku.)
-          Jadiklah regani!
(sepakatilah harganya!)
5.      Partikel “do”
-          Ia do singakuk dumpetku.
(dialah yang mengambil dompetku.)
-          Sapado muli pilihanmu?
(siapakah gadis pilihanmu?)
6.      Partikel “doh”
-          Lelagaan doh, asal dang khigu.
(main-mainlah, asal jangan berkelahi.)
-          Miwangdoh kikmak lium di halinumu!
(menangislah jika tidak malu dengan bayanganmu)
7.      Partikel “gi”
-          Khanno carani gi.
(demikianlah caranya.)
-          Dang haki gi, mawat hamu.
(janganlah kataku, tidak katamu)
8.      Partikel “po”
-          Khesan po.
(begitulah.)
-          Mawat po!
(enggaklah)
9.      Partikel “kah”
-          Khappakah cara muna?
(bagaimanakah cara kamu itu?)
-          Dang go khesankah!
(jangan seperti itulah!)
10.  Partikel “da”
-          Kapanda niku ngebayar hutang?
(kapankah kamu membayar hutang?)
-          Dipada pilih pikekhmu sai betik?
(manakah pendapatmu sai betik?)
11.  Partikel “ga”
-          Nyani kopi dang tokhga!
(bikin kopi jangan terlalu manis!)
-          Mengan dang hawakga!
(makan jangan terlalu lahap!)
12.  Partikel “pun”
Untuk orang yang dihormati:
-          Kham kanikpai pun, babuak sai wat.
(mari kita makan dulu tuan, kueh yang ada)
-          Tabik pun, sikindua haga nyampaiko amanah.
(mohon maaf saya akan menyampaikan amanah.)
Untuk hewan, benda atau roh halus yang ditakuti:
-          Kesekh-kesekh kuti pun, sikindua haga macul.
(pindahlah, saya mau mencangkul.)
-          Tabik-nabik pun, sikindua nupang khuruk di khimba sinji.
(maaf permisi numpang masuk e dalam rimba)
13.  Partikel “wi/wih/we”
-          Haga dipa we, jak lapah bugegat.
(mau kemana laj, kok jalan bergegas.
-          Nginum pai we, kanah sai beguwaino.
(minum dulu lah, nanti kerjanya itu.)

B.     Kata Ulang/ Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara pengulangan kata dasar. jadi, prinsip reduplikasi adalah kata dasar yang diulang.
1.      Macam-macam kata ulang
a)      Kata ulang utuh
Yaitu pengulangan sebuah kata seluruhnya.
Contoh :
Jama-jama                        =          sama-sama
Sanak-sanak                     =          anak-anak
Lamban-lamban               =          rumah-rumah
Kayu-kayu                       =          kayu kayu
Bebai-bebai                      =          perempuan-perempuan
Handak-handak               =          putih-putih
Sikop-sikop                      =          cantik-cantik

b)      Kata ulang dwipurwa
Yaitu kata ulang atas suku awalnya saja.
Contoh :
Tanoman-tanoman           : tetanoman     = tanaman
Guling-giling                    : gegulingan     = berguling
Kijok-kijok                       : kekijok          = kedip
Lanja-lanja                       : lelanja            = digoda
Luakh-liakh                      : leluakhan       = keluar

c)      Kata ulang berimbuhan
Contoh:
Ngeliyak-liyak                  = melihat
Netos-tetos                       = memukul
Nyecah-cecah                   = membabat
Nuntong-tuntung             = memandang
Mikir-pikir                        = memikir
Bebatu-batu                     = berbatu
Segalai-galaian                 = bergelut

d)     Kata ulang semu
Kata ulang semua adalah bentuk kata yang menyerupai kata ulang murni, namun sebenarnya ia adalah bentuk kata dasar. makna bentuk kata ulang murni ini tidak menunjukkan arti jamak, biasanya bentuk ini tidak mendapat imbuhan. Dalam bahasa Lampung bentuk kata ulang semu ini dapat diulang murni atau diulang sebagian.
Contoh :
Siku-siku / sasiku             = siku-siku
Kuda-kuda / kakuda        = kuda-kuda (bagian atap rumah)
Khaba-khaba / khekhaba = memperkirakan

2.      Makna reduplikasi
a)      Menunjukkan arti banyak tak tentu
Contoh :
-          Lamon sanak-sanak sai tegakh di tengebah
(banyak anak-anak yang berlarian dihalaman)

b)      Menunjukkan arti bermacam-macam
Contoh :
-          Tanom-tanoman / tetanoman = banyak dan bermacam-macam tanaman

c)      Menunjukkan arti menyerupai
Contoh :
-          Lamban-lamanan / lelambanan     = rumah-rumahan
-          Sepida-sepidahan / sesepidaan     = sepeda-sepedahan

d)     Menunjukkan arti saling
Contoh:
-          Sebedak-bedakan / sebebedakan = saling kejar
-          Sesipak-sipakan / sesipakan         = saling tendang

e)      Menunjukkan arti dilakukan berulang-ulang
Contoh :
-          Netuk-tetuk          = memukul-mukul
-          Ngilik-ilik             = menginjak-injak
-          Mgisut-isut           = merambat

f)       Melemahkan arti kata dasarnya
Contoh :
-          Mengan-mengan              = makan-makan
-          Mejong-mejong                = duduk-duduk

g)      Menyatakan arti kata dibuat jadi atau dalam keadaan
Contoh :
-          Lunik-lunian / lelunian                 = kecil-kecilan
-          Balak-lakanan / bebalakan           = besar-besaran

h)      Menyatakan arti dalam keadaan kondisi paling
Contoh :
-          Kehelau-helauan              = kondisi terbaik
-          Kebangik-bangikan          = rasa yang terenak

































BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Partikel adalah imbuhan yang diletakkan pada ujung kata, tetapi bukan akhiran. Dalam bahasa Indonesia partikel terdiri dari : lah, kah, tah, pun. Sedangkan bahasa Lampung partikel-partikel itu adalah : ta, la, lah, do, pai, da, gi, po, kah, pun, ga, dan wih/we. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara pengulangan kata dasar. jadi, prinsip reduplikasi adalah kata dasar yang diulang.
Macam-macam kata ulang : a) kata ulang dwipurwa, b) kata ulang berimbuhan ,dan c) kata ulang semu. Makna reduplikasi : a) menunjukkan arti banyak tak tentu, b) menunjukkan arti bermacam-macam, c) menunjukkan arti menyerupai, d) menunjukkan arti saling, e) menunjukkan arti dilakukan berulang-ulang, f) melemahkan arti kata dasarnya, g) menyatakan arti kata dibuat jadi atau dalam keadaan, dan h) menyatakan arti dalam keadaan kondisi paling.


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda